"Hallo lagi Rana!!!"
Hampir saja Rana menjatuhkan nampan berisi aneka roti yang sedang dipegangnnya. Dia sedang memasukkan roti ke dalam etalase, tetapi kemudian dia mengangkat badannya dan menemukan Vino sedang berdiri dibelakangnya. Seperti kemarin, lelaki itu terlihat tampan dengan setelan jas hitam yang dipakainya begitu elegan menempel pas ditubuhnya serta nampak memang seperti dijahit khusus untuknya, dan senyum manisnya itu yang seolah tidak pernah hilang sari wajah tampannya.
Apa yang dilakukan pria itu disini lagi?
"Aku datang untuk membeli aneka roti dan kue buatanmu, aku ingin membawanya pulang, apakah kira-kira ada roti atau kue yang pas untuk bersantai dan bisa dinikmati dengan kopi atau teh?"
"Kurasa semua roti atau kue sangat cocok dinikmati untuk teman ngeteh atau ngopi, ini yang ada ditanganku adalah roti yang baru saja keluar dari oven"
"Baiklah berikan itu satu, aku juga ingin puff pastry juga pie"
"Baiklah aku akan mengambilkannya, kau bisa duduk dan menunggu"
Rana kembali benerapa saat kemudian dan membawa pesanan Vino. Lelaki itu langsung membayar semua pesanannya dan juga mengeluarkan sebuah kertas berwarna cokelat yang terlihat begitu elegan dan memberikannya pada Rana. Ternyata itu adalah sebuah undangan pesta, Rana menerima itu dengan perasaan bingung dan heran.
"Aku harap kau besok lusa kau bisa datang ke acara pestaku, aku akan menunggumu disana"
"Pesta??? Kau mengundangku??"
"Ya, aku ingin kau datang dan jangan menolaknya, aku akan sangat kecewa padamu jika ku tidak datang, sampai jumpa Rana" Vino pun pergi keluar meninggalkan Rana yang berdiri terpaku memegang undangan itu.
Entah apa yang ada dipikiran lelaki itu, kenapa dia memberi Rana undangan pesta yang diadakannya padahal mereka baru bertemu dua kali itupun kemarin lelaki itu memesan kue buatannya dan sekarang datang membeli roti sekaligus memberinya undangan. Rana tidak mungkin datang ke pesta itu, dia tidak mengenal siapapun disana membayangkannya saja membuat Rana bergidik ngeri, dia pasti akan tampak seperti orang yang bodoh berdiri sendirian dipesta itu.
*****
Hari ini Rana disibukkan dengan mempersiapkan aneka pesanan kue untuk pesta yang diadakan oleh Vino. Rana dibantu oleh tiga karyawannya didapur. Semua pesanan itu harus selesai tepat waktu dan rasanya harus enak karena Rana tidak ingin mengecewakan customernya. Jika semua sesuai dengan permintaan tentu itu akan menjadi nilai plus untuk usahanya dimana mereka pasti akan kembali lagi untuk memesan atau membelinya.
Saat sedang sibuk dengan adonan kue nya sekali lagi Rana dikejutkan dengan dengan kedatangan Vino ke Bakery nya. Entah apa yang membuat laki-laki itu senang sekali datang kesini dan sekarang kedua tangannya dia memegang 3 paperbag besar dan tersenyum ke arah Rana.
"Hai cantik, apa aku mengganggumu?" Tanya Vino dengan senyumannya yang tidak pernah hilang dari wajahnya.
Rana hanya membalas dengan senyum tipis lalu berbalik arah dan mencuci tangannya yang putih karena tepung diwastafel. Rana kembali menghampiri Vino.
"Kenapa anda kesini lagi???"
"Aku datang membawa sesuatu untukmu, ambilah ini dan jangan lupa kau besok harus datang ke pestaku memakai ini"
"Saya tidak bisa menerimanya, saya juga tidak mungkin menghadiri pesta anda, maaf" Rana menolak secara halus.
"Kenapa?"
"Maaf bukan bermaksud apa-apa tapi saya tidak bisa menerimanya, kurasa ini terlalu berlebihan, anda adalah pelanggan saya dan tidak sepatutnya saya menerima lebih dari yang seharusnya"
Vino diam dan hanya memandang Rana, perempuan ini ternyata sedikit keras kepala. Tetapi bukan Vino namanya jika tidak berhasil membujuk orang lain agar mau menuruti kemauannya. Dia telah berhasil melakukan banyak proyek besar dan meyakinkan semua klien nya untuk bekerja sama dengannya, akan sangat memalukan jika hanya membujuk seorang gadis saja dia tidak bisa.
Sampai akhirnya Rana pun bersedia untuk datang ke pesta itu setelah Vino mengeluarkan berbagai bujukan dan bahkan menawari perempuan itu untuk dijemput oleh supirnya. Selain itu Vino juga memberikan penawaran kerja samma kepada Rana yang akhirnya bisa membuat perempuan itu menyerah kepadanya.
Rana sampai dirumahnya cukup larut karena dia harus menyelesaikan pekerjaannya. Rana membuka pemberian Vino yang berlogo merk terkenal dari Vino dan sangat terkejut menemukan apa yang ada disana. Sebuah kotak berisi sepatu yang begitu cantik dari merk terkenal dan jangan ditanya harganya sangatlah mahal, sedangkan yang satunya berisi tas yang juga dari merk yang sama, sedangkan satu lagi berisi gaun berwarna pastel yang terlihat begitu elegan tetapi dengan merk berbeda dan tetap saja itu juga dari brand terkenal. Rana hanya menggelengkan kepalanya tidak menyangka dia menerima pemberian semahal itu bahkan harganya jika ditotal mencapai ratusan juta.
"Aku tidak bisa menerima ini, ini terlqlu berlebihan untuk sebuah hadiah, aku harus mengembalikannya besok, dan karena aku sudah berjanji untuk datang, aku akan datang dengan memakai pakaianku sendiri" Gumam Rana.
Dengan hati-hati Rana menaruh kembali ke dalam gift box masing-masing agar tidak membuat kerusakan pada barang mewah itu. Rana kemudian pergi ke kar mandi membersihkan tubuhnya dan harus segera beristirahat karena besok masih harus menyelesaikan seluruh pesanan Vino.
*****
Sebuah mobil sport mewah berwarna putih itu berhenti didepan sebuah rumah yang sangat besar. Seorang laki-laki berkacamata hitam turun dari mobil itu, dia memakai Tshirt putih, bercelana panjang warna khaki dan telinga nya bertindik. Wajahnya sangat tampan walau penampilannya biasa saja dan sedikit urakan. Dia adalah Vittorio Prakarsa atau yang akrab disapa Vitto, putra pertama dari pendiri Prakarsa Corporate yang tak lain adalah kakak dari Vino.
Vitto sangat jauh berbeda dengan adiknya Vino, dia lebih suka hidup bebas, dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk travelling dan menjelajah dunia dengan cara mendaki gunung dibanding harus menghabiskan waktunya untuk mengurus perusahaan milik Ayahnya, dan dia tidak suka jika setiap hari harus memakai jas dan dasi karena itu bukanlah gayanya. Dia sangat beruntung adiknya itu mau mengurusnya dan mengelola perusahaan keluarga mereka. Vitto lebih suka berpenampilan santai dan sangat ramah kepada semua orang sementara Vino selalu tampil dengan setelan jas dan juga sangat dingin dan tegas.
Pembagian warisan itu sudah dilakukan, dan Vitto hanya meminta bagiannya berupa uang dan menyerahkan sepenuhnya perusahaan itu pada Vino, dan dari hasil pembagian itu Vitto sudah bisa menikmati kemewahan seumur hidupnya tanpa harus bekerja. Tetapi tentu saja Vitto tidak bisa hanya menghabiskan waktunya hanya untuk mendaki gunung, dia memiliki pekerjaan sebagai seorang aktor dan model, ya walaupun dia melakukannya hanya untuk mengisi waktu luangnya saja, dan tidak benar-benar fokus dengan pekerjaan itu tentu saja dia juga memiliki banyak penggemar diluar sana, tetapi dia masa bodoh dengan wanita-wanita yang selalu mengejarnya. Pesona Vitto memang sangat luar biasa, dia selalu dikelilingi oleh penggemar dan wanita-wanita cantik, tetapi Vitto selalu mengabaikannya. Dan juga Vitto tidak terlalu peduli dengan pekerjaannya, dia terkenal cukup pilih-pilih dalam menerima tawaran, yaitu hanya saat ketika dia mau saja karena baginya kebebasan dan kebahagiaan hatinya adalah hal yang utama daripada harus selalu disibukkan dengan pekerjaan.
Vitto berjalan memasuki rumah mewah itu yang tak lain adalah tempat tinggal Adiknya. Hari ini hari libur pasti adiknya itu sedang berada dirumah. Vitto mengunjunginya karena dia mendengar adiknya itu akan mengadakan pesta, tentu saja Vitto harus datang ke pesta itu, karena selain pesta itu akan sangat meriah dan luar biasa, Vitto bisa bertemu dengan banyak gadis-gadis cantik yang bisa dia ajak kencan atau yang lainnya.
...VITTO...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 374 Episodes
Comments
Tiwik Firdaus
memangnya pesta apa yang diadakan vino
2022-12-28
0
Nana Fajar
viito kan yg ad di film Jan dara yg jadi Ken
2022-08-01
1
Fitriyani
visual Vitto ga kalah keren dari Vino😁
2022-03-01
0