Eps. 5 . Kekhawatiran Arga
Arga melajukan mobil sportnya dengan kencang. Dirinya pun sangat khawatir dengan kondisi Zee. Arga tanpa sadar menggenggam jemari Zee.
" Elu ga boleh sakit ". Batinnya sambil menoleh kearah wanita disampingnya yang terlihat pucat.
Sesampainya di Rumah Sakit Om nya, Arga segera memanggil para penjaga untuk mengambil bed dorong pasien.
Arga menggendong Zee dan meletakkan Zee diatas bed dorong pasien lalu segera membawanya ke UGD.
" Keponakan Om, siapa yang sakit? ". Tanya Rendra Adik kandung Mama Arga yang menjadi Dokter sekaligus pemilik Rumah Sakit.
" Temen gue Om ". Jawab Arga masih dengan panik melihat Zee yang mulai dipasang infus.
" Om.. sembuhin temen gue ya ". Pinta Arga dengan serius.
Rendra menoleh kearah Zee, lalu tersenyum kearah keponakannya.
" Om, ga janji ". Jawabnya sambil berlalu dari Arga untuk memeriksa Zee.
" Punya Om dari dulu kagak pernah ada baiknya ". Gerutu Arga.
Begitulah mereka berdua setiap bertemu bagai Kucing dan Tikus. Meski usia Arga dan Rendra tidak terpaut jauh tapi hubungan keponakan dan Om sudah seperti sahabat. Seperti saat ini, Rendra sedang menggoda Arga yang sedang panik. Rendra sendiri sebenarnya terkejut karena Arga membawa wanita lain dan anehnya sampai sepanik ini.
Akhirnya terbitlah ide untuk mengerjai Arga.
" Beautiful ". Batin Rendra saat melihat Zee dari dekat.
" Siapa nama pasien ini Suster? ". Tanya Rendra.
" Nona Breeze Dok ". Jawab Suster sambil mengambilkan suntikan.
" Bukannya yang lagi dekat dengan Arga bernama Moza? ". Batin Dokter Rendra semakin penasaran.
Dokter Rendra lalu menyuntikkan obat penurun demam. Setelah itu menyuruh para Suster melanjutkan sisanya.
" Ehm ". Rendra sengaja berdehem karena melihat Arga masih dengan wajah panik.
" Om.. gimana keadaan temen gue ". Tanya Arga buru - buru setelah melihat Rendra keluar ruangan.
" Sebentar lagi akan dipindahkan ke ruangan, kau tak perlu khawatir ". Rendra mengulas senyum dan itu langsung membuat wajah Arga tersenyum lega.
" Eh.. Om.. emang temen gue Sakit apa? ". Tanya Arga lagi.
" Sepertinya sedang mengalami beban mental yang sangat mendalam ". Rendra sengaja membuat Arga panik kembali.
" Busyet dah! apa gara - gara gue kasih kerjaan dia kayak penjajah ya ". Gumam Arga lirih tapi terdengar jelas oleh Rendra.
" Maksudnya? ". Kali ini nada suara Rendra sedikit meninggi.
" Dia salah satu karyawan gue di Cafe Om ".
" Om kira cewek tadi si Moza ".
" Udah ah Om.. ga usah bahas - bahas si Moza, kesel hati gue ".
" Lah.. emang napa Ga? Moza sudah bosan sama elu ". Sindir Rendra meski dia tau kalo itu kebalikannya.
" Punya Om kepo an repot ".
Rendra tertawa mendengar ejekan Arga.
" Cewek didalam Cantik, boleh tu buat Om ".
" Dasar genit ". Batin Arga ada rasa sedikit kesal saat Zee menjadi perhatian Omnya. Diusianya yang sudah mapan Rendra memang masih betah menjomblo. Entah wanita seperti apa kriterianya tak seorang pun tau termasuk Mama.
Jarak usia Mama dan Rendra bisa terbilang sangat jauh. Karena Rendra merupakan anak dari istri kedua Kakek Arga.
" Kalo Om tau aslinya tuh cewek, Arga jamin Om bakal menyesal seumur hidup ". Arga sengaja menakut - nakuti Rendra. Entah mengapa dalam hatinya ada rasa tak rela dengan ucapan Rendra tadi.
Rendra tertawa terbahak - bahak mendengar penuturan keponakannya.
" Sepertinya elu sangat menyukainya Ga ". Ucapan Rendra ini malah membuat Arga langsung salah tingkah.
" Serah Om dah ". Selorohnya sambil meninggalkan Omnya yang masih menertawainya.
" Awas Ga.. jatuh Cinta ". Teriak Rendra.
***
" APAAA!! ".
Ketiga cowok gaplek terkejut bersamaan saat mendengar jika Sahabatnya Zee berada di Rumah Sakit dari Amel.
" Ih.. kalian bertiga berisik tau! ". Amel sambil mengorek - ngorek telinganya.
Sebelumnya,
Setelah Bisma, Candra dan Ricki selesai dengan kuliah mereka masing - masing, Bisma yang mengecek ponselnya terkejut dengan banyaknya panggilan tak terjawab dari Zee dan Amel.
Zee memang tadi menghubungi Bisma untuk sekedar menanyakan kegiatan manggung mereka. Zee hanya ingin mereka menjemputnya, karena Zee sudah merasakan sedikit lelah di tubuhnya. Sayangnya Bisma tak mengaktifkan ponselnya.
" Elu napa kagak bilang yang sebenarnya kalau Zee Sakit sih Mel.. ". Ucap gemas Ricki sambil pura - puranya sedang mencubit lengan Amel.
Tapi entah mengapa Candra menghalangi tangan Ricki untuk menyentuh Amel. Amel yang sedikit malu sambil menunduk.
" Uda.. uda.. selesai manggung kita langsung ke Rumah Sakit nemenin Zee, kasihan dia tak punya keluarga satupun ". Bisma yang khawatir dengan keadaan Zee.
" Ta_ta_tapi Bisma.. ".
" Kalo ngomong jangan dipotong - posting dong Mel "
" Kita jangan kesana sekarang.. "
" Maksudnya? ".
" Tuan Arga disana menemani Zee ".
" APAAA! "
Kepala yang semakin nyut - nyut tan saat Amel mengucapkan jika ada Arga yang bersama Zee.
" Bukannya Bos Arga dan Zee bermusuhan? tapi kenapa ini__ ". Pendapat Ricki yang sama dengan pikiran Candra
" Atau jangan - jangan mereka ada hubungan khusus tanpa sepengetahuan kita ".
Pletak!
" Heh gaplek! jelas mereka ada hubungan lah.. hubungan PEKERJAAN ". Bisma menjitak dua kepala temannya.
" Hayo berangkat ga? mau gaji kalian dipotong 50% ". Bisma mengambil alat musiknya dan berlalu. Sedang Ricki ikut mengejar Bisma.
" Mel.. ".
" Emm_ "
" Besok gue jemput elu, kita bareng - bareng jengukin si Zee ". Ajak Candra.
Amel mengangguk malu.
" Tungguin gue Mel.. ". Teriak Candra yang begitu bahagia dengan jawaban Amel.
'Nah loh, ada hubungan apa antara Candra dan Amel??? Othor jadi curiga'.
**
" Papa.. Papa ". Zee yang mengigau membangunkan Arga yang tak sengaja tertidur sambil duduk disamping bed pasien.
Arga menggenggam jemari Zee dan mengusap keringat yang mengucur di dahi Zee dengan sapu tangan miliknya.
Zee merasa tenang saat tangan Arga membelai ujung kepalanya dan kembali tertidur dengan tenang.
" Papa? bukannya dia sudah tak memiliki siapa - siapa? ". Gumam Arga.
Dan kali ini entah mengapa Arga tak melepaskan pandangannya.Wajah cantik Zee mampu menghipnotis pria yang dianggap Zee seorang musuh.
" Om Rendra benar, elu cantik Zee ". Gumamnya lagi.
Arga mendekati wajah Zee lebih dekat, hembusan nafas Zee terasa hangat di wajah Arga. Arga mengecup kening Zee pelan.
" Elu harus sembuh Zee.. ".
Keesokan pagi, Trio Gaplek dan Amel sudah meramaikan ruangan pasien Zee.
Kondisi Zee saat ini sudah sedikit baikan, tapi anehnya dia malah semakin sedih.
" Elu napa Zee? masih ngerasa Sakit? ". Tanya Bisma yang melihat Zee sedih.
" Gue bingung Bisma.. kenapa gue dibawa ke Rumah Sakit? ".
" Gue kira kemarin elu mau Go on Zee ". Sahut Amel yang teringat saat Zee tak sadarkan diri.
" Untungnya Pak Arga cepat, tanggap, dan siaga. Kagak kayak mereka bilangnya best friend forever tapi di hubungi pada Game over ". Cibir Amel kepada tiga pria berlogo Gaplek.
" Pak Arga! ". Zee membelalakkan matanya saat mendengar nama Arga yang entah menjadi penolongnya atau deritanya. Pasalnya pagi tadi Zee berteriak sekeras - kerasnya saat Arga tertidur sambil memeluknya. Arga yang kaget terjatuh dari bed. Dan pastinya Zee tidak lupa berkhutbah dengan khusu'nya. Sehingga membuat Arga marah kepadanya.
" Elu seriusan Mel, Pak Arga yang nolongin gue? ". Zee memastikan sekali lagi.
Amel mengangguk, dan Zee yang langsung menepuk dahinya sambil memikirkan bagaimana cara minta maaf ke pemilik Cafe tempatnya bekerja.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Lee
Mampir jg ktmpatq y kak..
2022-03-09
1
Duwi Hariani
masih lnjut
2022-02-06
1