Bab 5.keputusan

Helen menatap mata Sheila yang terlihat sangat yakin dengan ucapannya. Setiap kata yang di ucapkannya penuh dengan penekanan membuat Helen merasa cukup terkejut dan takut dalam beberapa saat.

"Kamu yakin?." Helen tertawa sembari menatap balik ke arah Sheila. "Apa yang bisa kamu lakukan untuk membalas saya? ,Memanfaatkan om- om simpananmu itu? .Atau mau menjual diri ke orang yang lebih kaya lagi?."

Helen mengangguk angguk, "Itu mungkin saja, taktik pelakor memang lebih menggoda." bisik Helen ke samping wajah sheila.

Sheila mengatup giginya, kepalan tangan Sheila semakin kuat ucapan Helen lagi - lagi menyakiti harga dirinya.

Helen memandang remeh Sheila"Kamu tidak punya apa - apa, tidak usah sok mengancam saya. Omong kosong kamu tidak akan pernah bisa menghentikan saya. "Helen mendorong kepala Sheila dengan telunjuknya" Ancaman kamu hanya akan terwujud di dalam mimpi kamu. "ucapnya ,karna ancaman Sheila terdengar seperti ancaman yang tidak ada artinya sama sekali bagi Helen. Kekuasaan, pangkat, kekayaan serta derajatnya lebih tinggi dari pada Sheila yang tidak mempunyai apa-apa. Ia bisa melakukan apapun dengan kekuasaannya tidak ada satupun orang yang bisa memuatnya menderita bahkan terhina seperti ancaman yang di ucapkan Sheila.

"Tidak usah belagu hanya karna kamu punya uang sekarang, uangmu tidak sebanding dengan uang saya. Jadi bersikap baiklah sebelum kamu benar-benar saya hancurkan!. "ucap Helen menyadarkan Sheila supaya tidak merasa tinggi hanya karna uang yang ia miliki sekarang.

"Ingat baik-baik dan simpan dalam otakmu, kamu hanya anak haram selingkuhan suami saya. Kamu adalah aib terbesar dalam sejarah keluarga besar saya. Jadi jangan sok punya kekuasaan di depan saya, kamu hanya anak yang tidak di anggap. Keberadaan kamu di sini tidak ada artinya sama sekali . " sambungnya lagi.

Sheila semakin sakit hati mendengar penghinaan dari ibu tirinya itu.

" Benarkah? ."tanya Sheila mengangkat kedua alisnya" Tapi kenapa saya merasa jika anda terganggu dengan keberadaan saya dan mama saya di sini, padahal kami tidak pernah menemui ataupun berniat untuk menemui suami anda. "

" Perlukah saya menemuinya?." Sheila berdecak "Aaaa.. Tidak - tidak sepertinya saya harus mengundangnya ke rumah sakit ini agar ia bisa bertemu dengan saya dan mama saya secara langsung."

Sheila melangkah mendekat ke arah Helen"Saya penasaran bagaimana respon seorang Leonard melihat istri yang sangat ia cintai ini terbaring lemah di rumah sakit. "

Lagi - lagi tatapan tajam di layangkan Sheila pada Helen" Aku yakin suami anda pasti dengan sangat senang hati membiayai pengobatan mama saya, bahkan mungkin saya akan di akui dan mendapatkan beberapa kekuasaannya. "

Sheila mengalihkan pandangannya," Atau mungkin dia akan memberikan semua kekuasaannya dan kekayaannya kepada saya. Mengingat jika anda adalah istri yang tak dianggap. "Sheila enggan menatap mata Helen yang ia yakini kini sedang menatapnya penuh murka.

Sebenarnya Sheila tidak ingin mengatakan apapun tentang papanya. Sheila sangat membenci Leonard jangankan untuk menemuinya bahkan untuk berpapasan saja Sheila enggan. Sheila sangat membenci keluarga serta apapun bersangkutan dengan Leonard.

Parr

Tamparan keras melayang di wajah Sheila tanpa sempat ia tepis. Sheila yang lengah membuat Helen berhasil menamparnya.

"Beraninya kamu mengatakan itu di hadapan saya." ucap Helen setelah menampar Sheila.

Sheila memegang pipinya yang terasa sangat panas.

"Kamu akan tau akibat dari ucapanmu. "Helen merogoh tasnya mengambil ponsel lalu menghubungi seseorang yang berpengaruh di sana.

" Usir pasien yang bernama Qania sekarang juga dari rumah sakit Medical Center." ucap Helen kemudian mematikan telfonnya.

Sheila terbelalak begitu mendengar teriakan Helen. Sheila tidak tau dengan siapa Helen berbicara namun dari nada ucapan Helen ia tidak main - main dengan ucapannya.

Helen memandang Sheila dengan tatapan remeh."Sebentar lagi kamu akan tau bagaimana pengaruh kekuasaan saya di sini. Kamu dan ibumu akan menerima akibat dari semua yang kalian lakukan. Aku pastikan kalian tidak akan di terima di rumah sakit manapun."

"Lihat saja nanti!. "

Sheila semakin panik, Sheila mulai cemas ucapan Helen tidak main - main.

Tak berselang lama ada suster yang datang menemui Sheila dan menyuruh Sheila dan mamanya untuk berkemas dan meninggalkan rumah sakit.

"Maaf mbak kami mendapatkan perintah dari kepala rumah sakit untuk menyuruh mbak dan ibu mbak keluar dari rumah sakit ini. "

Jelas suster tersebut.

Sheila syok mendengar penjelasan itu, Sheila melihat ke arah Helen yang tersenyum sinis ke arahnya.

"Selamat menderita!." bisik Helen yang kemudian pergi dari sana.

Sheila menatap benci kepergian Helen lalu kembali beralih menatap suster tersebut"mama saya tidak bisa di usir begitu saja sus, suster halus jelaskan kenapa mama saya bisa di usir seperti ini? ."tanya Sheila menanyai alasan kenapa ia dan ibunya harus pergi.

" Karna mbak tidak bisa melunasi biaya rumah sakit." jawab suster tersebut.

"Tapi sayakan sudah bilang saya akan melunasi biaya rumah sakit ini. "Sheila tidak terima ia di perlakukan tidak adil seperti ini. Apalagi saat ini kondisi mamanya sedang tidak stabil dan sangat membutuhkan perawatan.

" Jika mbak ingin tetap di sini mbak harus melunasi biayanya sekarang juga!"

" Sus saya hanya minta waktu, saya pasti melunasi itu semua bahkan hari ini juga pasti saya lunasi tolong beri saya waktu sus."

"Maaf mbak kepala rumah sakit yang menyuruh kami untuk mengusir mbak. Ini sudah kebijakan rumah sakit jadi kami tidak bisa melakukan apa-apa lebih baik sekarang juga mbak mengemas barang -barang mbak sebelum security sendiri yang mengusir mbak juga ibu mbak! "jelasnya kemudian pergi.

Sheila sangat marah air matanya membasahi wajahnya. Ternyata mama tirinya tadi benar-benar melakukannya. Sheila sangat marah juga benci terhadap kekuasaan ibu tirinya itu. Dan lebih sakit hatinya lagi pihak rumah sakit malah menyetujui perintah ibu tirinya itu. Kepala rumah sakit macam apa yang dengan gampangnya termakan hasutan dari mama tirinya itu. Sheila sangat marah ingin rasanya Sheila membunuh kepala rumah sakit itu sekarang juga. Dimana hati nuraninya sampai ia tega-teganya melakukan ini kepada pasiennya sendiri.

"Aaaaakkkh..."kesal Sheila menjatuhkan barang-barang yang ada di sekitar koridor.

Sheila duduk di kursi koridor sambil terus menangis, Sheila menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dia sangat marah karna di kondisinya seperti ini tidak ada yang bisa ia lakukan selain menerima penindasan dari ibu tirinya itu.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? "gumam Sheila meremas rambutnya sambil terus menangis. Sheila tidak bermaksud mempersulit mamanya seperti ini. Sheila hanya tidak tahan dengan semua penindasan yang di lakukan mama tirinya itu. Apa salah ia melawan sesekali setelah sekian lama ia diam dan menerima caci maki mama tirinya itu.

"Bagaimana sekarang, kemana aku harus membawa mamaku.Mama tidak akan bertahan lama jika aku merawatnya di rumah. "pikir Sheila yang tidak tau harus bagaimana lagi. Di tengah kebingungan melanda Sheila sheila tiba - tiba teringat dengan CEO bejat yang ia temui kemarin.

"CEO itu...."ucap Sheila begitu ingat dengan Xavier. Sheila langsung menelfon Xavier untuk menanyakan tawaran Xavier tadi pagi.

" Halo," ucap Sheila begitu telfonnya di angkat oleh Xavier.

"Apa tawaranmu tadi pagi masih berlaku?. "Sheila bertanya tanpa menunggu Xavier berbicara.

Xavier cukup tercengang mendengar pertanyaan dari Sheila. Namun mendengar suara Sheila yang serak membuat Xavier merasa ingin tau tentang apa yang terjadi dengan sheila.

" Kau menangis?."

'' Tidak usah mengalihkan pembicaraan, saya tanya tawaraan kamu tadi pagi masih berlaku atau tidak? ."kekeh Sheila. Sheila hanya ingin mendengar jawaban itu dari Xavier.

" Masih." jawab Xavier menuruti kemauan Sheila walau sebenarnya Xavier sangat heran kenapa Sheila menanyai soal tawarannya tadi pagi padahal Sheila sendiri yang menolak mentah-mentahan tawarannya.

"Baiklah saya akan menerima tawaran kamu tadi pagi. Saya akan menikah denganmu tapi sebelum itu saya ingin menanyakan satu hal pada kamu."

"Apa yang akan ku lakukan jika mertuamu di usir dan di permalukan di rumah sakit dalam keadaannya yang sedang sakit parah? ." tanya Sheila masih dalam emosinya yang tidak stabil.

"Hah?. "Xavier terkejut dengan pertanyaan Sheila yang secara tiba-tiba membahas perihal ibu mertua.

" Saya tidak paham dengan ucapan kamu. Apa yang sedang kamu bicarakan?. " ucap Xavier yang tidak mengerti kemana arah pembicaraan Sheila.

"Jika calon istri kamu di hina apa yang akan kau lakukan?" lagi - lagi Xavier di buat tercengang dengan pertanyaan Sheila kepadanya. Xavier bertanya-tanya apa sebenarnya maksud Sheila menanyakan ini kepadanya.

"Sebenernya apa maksudmu menanyakan ini semua kepada saya?." tanya Xavier yang sangat penasaran dari tadi.

"Aku ingin kamu membantu saya untuk membunuh kepala rumah sakit di sini dan juga orang yang menyuruhnya untuk mengusir saya serta mama saya dari sini. . "jawab Sheila mengungkapkan kemarahannya pada Xavier.

" Apa?." Xavier terkejut bukan main bagaimana bisa gadis seperti Sheila bisa berpikir sekejam itu.

'' Membunuh kepala rumah sakit? Kamu gila?" tanya Xavier masih tidak percaya dengan ucapan Sheila.

" Ya, saya memang sangat gila sekarang. Yang ada di pikiran saya saat ini hanya ingin membunuh orang - orang yang sudah menindas dan bersikap tidak adil kepada saya dan mamak saya !. "

" Apa kamu yakin bisa melakukannya? ."

"Ya saya sangat yakin!."

"Kau akan di penjara seumur hidupmu jika kau benar-benar melakukannya."

"Saya tidak peduli. "

"Tapi bagaimana dengan mamamu, dia pasti akan sangat sedih melihat putrinya melakukan hal semacam itu."

Sheila terdiam untuk beberapa saat, ucapan Xavier menyadarkan dari emosi yang sedari tadi menguasainya.

"Mau bagaimanapun pembunuhan tidak akan pernah di benarkan apapun alasan yang kamu katakan. Sekalipun dia bersikap tidak adil ataupun menyakitimu kau tidak akan pernah bisa di benarkan jika kamu membunuhnya."

"Aku akan membantumu, aku pastikan kau tidak akan bertemu ataupun melihatnya di sana lagi. Sekarang juga kirimkan alamat rumah sakit yang kau maksud aku akan ke sana dan menyelesaikan sakit hatimu!"ucap Xavier yang kemudian menutup telfonnya.

Sheila menepis air matanya lalu mengirimkan alamat rumah sakit yang di minta oleh Xavier.

.

.

.

Bersambung.

Episodes
1 Bab 1.Pertemuan
2 Bab 2.apa yang terjadi?
3 Bab 3.Kedatangan istri sah
4 Bab 4.Ancaman!
5 Bab 5.keputusan
6 Bab 6.Rumah sakit
7 Bab 7.Salah paham
8 Bab 8.Telfon
9 Bab 9.Kemarahan qania
10 Bab 10.Pertengkaran
11 Bab 11.Bar
12 Bab 12.Balas Dendam
13 Bab 13.Cek cok
14 Bab 14.Penghinaan
15 Bab 15.Pertemuan pertama
16 Bab 16.Latar belakang sheila
17 Bab 17.Bingung
18 Bab 18.Pujian
19 Bab 19.Kedatangan Sheila
20 Bab 20.Dugaan yang salah
21 Bab 21.luka lama
22 Bab 22.Papa
23 Bab 23.Ciuman Manis
24 Bab 24.Perusak suasana
25 Bab 25.Bodoh!
26 Bab 26.Kok bisa?
27 Bab 27.Kekaguman yang salah
28 Bab 28.Rencana apa?
29 Bab 29. Perlakuan istimewa
30 Bab 30.Pesta
31 Bab 31.pertengkaran
32 Bab 32.Rapuh
33 Bab 33.Apa yang salah?
34 Bab 34. Kehawatiran
35 Bab 35.Rashel pembuat masalah
36 Bab 36.Fakta yang menyakitkan
37 Bab 37. Kata-kata menyakitkan
38 Bab 38.Permintaan maaf
39 Bab 39.Saran tak berguna
40 Bab 40.tempat yang tak terduga!
41 Bab 41. Makan malam
42 Bab 42.Sikap aneh!?
43 Bab 43.Kecewa
44 Bab 44.Melindungi diam - diam
45 Bab 45.terabaikan
46 Bab 46.Dari mata turun ke hati
47 Bab 47.undangan
48 Bab 48.Rapat keluarga
49 Bab 49.Leonard?!
50 Bab 50.Malam pertama
51 Bab 51.Rahasia!
52 Bab 52.Pertemuan buruk
53 Bab 53.Hari pernikhan!
54 Bab 54.bulan madu!
55 Bab 55.Si Brengsk Frans!
56 Bab 56.Susunan rencana
57 Bab 57.kejadian itu
58 Bab. 58.Misi pertama
59 Bab 59.Mendekati musuh
60 Bab 60. Melancarkan rencana
61 Bab 61.Membunuh Frans
62 Bab. 62.Semua berjalan lancar
63 Bab 63.Kehancuran yang di janjikan
64 Bab 64.Pelukan
65 Bab 65. Kabar duka
66 Bab 66.Casandra?!
67 Bab 67.Rencana tersembunyi
68 Bab 68.awal penyelidikan
69 Bab 69.kunjungan yang meresahkan!
70 Bab 70.Kotak kecil?
71 Bab 71.sangat kesal!
72 Bab 72.tidak bisa di biarkan lagi.
73 Bab 73.image
74 Bab 74. Tuduhan yang tak di lakukan
75 Bab 75.Hamil?
76 Bab 76.Bukti
77 Bab 77.Bukti
78 Bab 77.Entah apa?
79 Bab 78.Sedikit - demisedikit
80 Bab 79.Cerita?!
81 Bab 80.Rumah Qania
82 Bab 81.Berkebun
83 Bab 82.malu yang luar biasa
84 Bab 83.rencana gila
85 Bab 84.Ketenangan
86 Bab 85.tidak mau hamil!
87 Bab 86.Tak tau lagi
88 Bab 87.Kesal yang tak jadi!
89 Bab 88.ada apa dengan sandra?
90 Bab 89.berbaikan
91 Bab 90.kerasukan?
92 Bab 91.pengakuan cinta.
93 Bab 92.Teror di mulai.
94 Bab 93.Jauh di luar dugaan.
95 Bab 94.Cinta dan kecewa
96 Bab 95. Hubungan ini!?,
97 Bab 96.bingung
98 Bab 97.Perusak mood!
99 Bab 98.siapa yang menyelidiki?
100 Bab 99.Stiven di kelurkan dari kantor!
101 Bab 100.Mati!
102 Bab 101.Hancur
103 Bab 102.sepi
104 Bab 103.bujukan sandra
105 Bab 104. Surat itu nyata
106 Bab 105.perjalanan panjang
107 Bab 106.Makan malam.
108 Bab 107.Target penyelidikan
109 Bab 108.Mempengaruhi
110 109.Menata kembali
111 110.Pelan - pelan
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1.Pertemuan
2
Bab 2.apa yang terjadi?
3
Bab 3.Kedatangan istri sah
4
Bab 4.Ancaman!
5
Bab 5.keputusan
6
Bab 6.Rumah sakit
7
Bab 7.Salah paham
8
Bab 8.Telfon
9
Bab 9.Kemarahan qania
10
Bab 10.Pertengkaran
11
Bab 11.Bar
12
Bab 12.Balas Dendam
13
Bab 13.Cek cok
14
Bab 14.Penghinaan
15
Bab 15.Pertemuan pertama
16
Bab 16.Latar belakang sheila
17
Bab 17.Bingung
18
Bab 18.Pujian
19
Bab 19.Kedatangan Sheila
20
Bab 20.Dugaan yang salah
21
Bab 21.luka lama
22
Bab 22.Papa
23
Bab 23.Ciuman Manis
24
Bab 24.Perusak suasana
25
Bab 25.Bodoh!
26
Bab 26.Kok bisa?
27
Bab 27.Kekaguman yang salah
28
Bab 28.Rencana apa?
29
Bab 29. Perlakuan istimewa
30
Bab 30.Pesta
31
Bab 31.pertengkaran
32
Bab 32.Rapuh
33
Bab 33.Apa yang salah?
34
Bab 34. Kehawatiran
35
Bab 35.Rashel pembuat masalah
36
Bab 36.Fakta yang menyakitkan
37
Bab 37. Kata-kata menyakitkan
38
Bab 38.Permintaan maaf
39
Bab 39.Saran tak berguna
40
Bab 40.tempat yang tak terduga!
41
Bab 41. Makan malam
42
Bab 42.Sikap aneh!?
43
Bab 43.Kecewa
44
Bab 44.Melindungi diam - diam
45
Bab 45.terabaikan
46
Bab 46.Dari mata turun ke hati
47
Bab 47.undangan
48
Bab 48.Rapat keluarga
49
Bab 49.Leonard?!
50
Bab 50.Malam pertama
51
Bab 51.Rahasia!
52
Bab 52.Pertemuan buruk
53
Bab 53.Hari pernikhan!
54
Bab 54.bulan madu!
55
Bab 55.Si Brengsk Frans!
56
Bab 56.Susunan rencana
57
Bab 57.kejadian itu
58
Bab. 58.Misi pertama
59
Bab 59.Mendekati musuh
60
Bab 60. Melancarkan rencana
61
Bab 61.Membunuh Frans
62
Bab. 62.Semua berjalan lancar
63
Bab 63.Kehancuran yang di janjikan
64
Bab 64.Pelukan
65
Bab 65. Kabar duka
66
Bab 66.Casandra?!
67
Bab 67.Rencana tersembunyi
68
Bab 68.awal penyelidikan
69
Bab 69.kunjungan yang meresahkan!
70
Bab 70.Kotak kecil?
71
Bab 71.sangat kesal!
72
Bab 72.tidak bisa di biarkan lagi.
73
Bab 73.image
74
Bab 74. Tuduhan yang tak di lakukan
75
Bab 75.Hamil?
76
Bab 76.Bukti
77
Bab 77.Bukti
78
Bab 77.Entah apa?
79
Bab 78.Sedikit - demisedikit
80
Bab 79.Cerita?!
81
Bab 80.Rumah Qania
82
Bab 81.Berkebun
83
Bab 82.malu yang luar biasa
84
Bab 83.rencana gila
85
Bab 84.Ketenangan
86
Bab 85.tidak mau hamil!
87
Bab 86.Tak tau lagi
88
Bab 87.Kesal yang tak jadi!
89
Bab 88.ada apa dengan sandra?
90
Bab 89.berbaikan
91
Bab 90.kerasukan?
92
Bab 91.pengakuan cinta.
93
Bab 92.Teror di mulai.
94
Bab 93.Jauh di luar dugaan.
95
Bab 94.Cinta dan kecewa
96
Bab 95. Hubungan ini!?,
97
Bab 96.bingung
98
Bab 97.Perusak mood!
99
Bab 98.siapa yang menyelidiki?
100
Bab 99.Stiven di kelurkan dari kantor!
101
Bab 100.Mati!
102
Bab 101.Hancur
103
Bab 102.sepi
104
Bab 103.bujukan sandra
105
Bab 104. Surat itu nyata
106
Bab 105.perjalanan panjang
107
Bab 106.Makan malam.
108
Bab 107.Target penyelidikan
109
Bab 108.Mempengaruhi
110
109.Menata kembali
111
110.Pelan - pelan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!