Walau telah diusir oleh Sheila, Helen masih tetap berdiri di depan ruangan tempat mama Sheila di rawat. Helen menguping semua perkataan sheila dan perawat di dalam.
"Dari mana dia mendapatkan uang? "pikir Helen, karna tidak mungkin anak pelakor seperti Sheila bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat,apalagi untuk memesan kamar VVIP yang satu hari saja bisa menghabiskan uang jutaan.
Suster dari dalam ruangan itupun keluar, dengan cepat Helen menjauh dari ruangan tersebut.
Tak berselang lama beberapa rekan medispun datang kemudian membawa mama Sheila keluar dari ruangan, untuk di pindahkan ke kamar VVIP.
Helen pun mengikuti kemana Qania di pindahkan. Ia tidak akan semudah itu melepaskan perempuan perusak rumah tangganya itu begitu saja. Helen belum puas mencaci maki pelakor dan anaknya itu.
"Makasi sus. "ucap Sheila setelah mamanya telah di pindahkan ke ruangan yang jauh lebih besar juga sangat mewah menurutnya.
Di saat Sheila dan mamanya itu sedang menikmati ruangan baru mereka ,tiba-tiba Helen datang dan merusak suasana di dalam ruangan.
"Wau..." Helen bertepuk tangan sembari berjalan menghampiri Sheila dan Qania. "Hebat juga ya, anak pelakor seperti kamu bisa memindahkan ibu kamu yang penyakitan ini ke ruangan super mewah seperti ini. "Helen menatap Sheila dan mamanya dengan tatapan mengejek.
" Habis jualan ya ?di kasih berapa sama om- om nya? " tanya Helen, menuduh Sheila sebagai selingkuhan orang kaya. Karna tidak mungkin Sheila bisa mendapatkan uang sebanyak ini kalau bukan menjadi simpanan orang kaya.
Sheila menatap ibu tirinya itu dengan tatapan menusuk.
" Udah apa aja yang di kasih sampai dia mau membiayai perawatan ibu kamu seperti ini? "
"Jaga ucapan Kamu! "bentak sheila pada helen.
Helen beralih menatap Qania, ia tertawa sinis" kau lihat kan seberapa murahan anakmu ini? Saya tidak yakin dia bisa mendapatkan uang dalam waktu singkat kalau bukan menjadi simpanan, seperti yang kau lakukan dulu. "
Qania terdiam, lalu menatap ke arah Sheila. Qania memikirkan semua yang di katakan Helen, jika di pikir - pikir memang benar yang di katakan Helen tidak mungkin Sheila mendapatkan uang sebanyak ini dalam waktu singkat. Bahkan gaji Sheila di Bar pun tidak mungkin bisa melunasi pengobatannya secepat ini apalagi memindahkannya ke kamar semewah ini.
Sheila melihat ke arah Qania yang menatapnya, tatapan Qania membuat Sheila menggeleng. Sheila mengerti apa yang di pikirkan mamanya saat ini.
Qania menepis semua pikiran buruknya, ia percaya pada Sheila tidak mungkin anaknya melakukan hal keji seperti yang di tuduhkan Helen" Putri saya bukan perempuan murahan seperti yang kamu bilang. "Qania menatap lekat mata Helen, mata merah penuh amarah di layangkan Qania pada Helen.
" Tapi itulah kenyataannya, coba kamu fikir anakmu yang miskin ini bisa membiayai rumah sakit dengan kamar semewah ini ?"
Lagi-lagi Helen tertawa, "Yang benar saja? Itu tidak mungkin, kecuali dia menjadi pelakor seperti yang kamu lakukan. "
Sheila sudah tidak tahan dengan penghinaan ibu tirinya itu. Helen selalu saja menindas dan menghinanya seperti ini bahkan sekarang ia sudah berani menuduhkan sebagi simpanan om-om.
"Saya tau saya miskin, tapi saya dan putri saya tidak pernah melakukan apa yang kau tuduhkan! "tegas Qania memegang perut bagian kanannya.
"Sudah berapa kali saya bilang saya di tipu oleh mas Leonard. "
"Dan anak saya bukan murahan seperti yang kamu tuduhkan. "Qania tidak bisa lagi menahan amarahnya terhadap Helen. Dari tadi Helen selalu merecokinya bahkan sampai ia pindah ke ruangan baru pun tetap saja ia ikuti dan tidak membiarkannya untuk istirahat dengan tenang.
Padahal baru saja Sheila ingin berbicara tapi telah di dahului oleh mamanya.Sheila melihat ke arah mamanya Sheila bahagia karna Qania mempercayainya.
"Apa anda tidak punya pekerjaan sampai-sampai anda mengikuti saya dan mama saya seperti ini? "
"Ooohh.... atau mungkin suami anda itu tidak mempercayakan pekerjaan apapun untuk anda?. Tidak salah memang prilaku anda yang seperti ini memang tidak pantas mendapatkan kepercayaan apapun. "
Helen memelototi Sheila, cara bicara Sheila sangat tidak sopan bahkan Sheila juga sudah berani beraninya menghinanya dari tadi.
" Kenapa? anda terkejut? Atau anda merasa tersindir dengan ucapan saya ?. "Sheila mendekat ke arah Helen amarahnya sudah meledak - ledak dari tadi.
Helen mundur tidak ingin kejadian di ruangan tadi terulang lagi. Tangannya sudah cukup memar untuk di hempaskan lagi.
" Akkhh She-Sheila!..." Rintih Qania yang membuat Sheila berbalik dan mendekat ke arah Qania.
Qania pingsan di saat Sheila belum sampai di tempatnya.
"Mama... "Histeris Sheila melihat mamanya yang tidak sadarkan diri.
" DOKTER!" teriak Sheila sambil terus menekan tombol darurat. Sheila memegang tangan mamanya menyuruh mamanya untuk bangun.
" SUSTER!"
" DOKTER!"
Teriak Sheila lagi karna rekan medis belum juga datang.
Tak berselang lama para dokter dan suster pun datang dan menyuruh Sheila untuk menjauh dari mamanya karna mereka akan melakukan pemeriksaan dan tindakan.
Sheila pun menjauh kemudian menatap tajam pada Helen yang masih berdiri di sana. Helen bersikap seolah dia tidak melakukan apapun. Tidak ada tampang bersalah sedikitpun di wajah Helen.
"Sekarang juga Anda keluar! ."Usir Sheila pada Helen dengan mendorongnya.
Setelah berhasil mengeluarkan ibu tirinya Sheila kembali melihat ke adaan mamanya.
" Dasar anak kurang ajar." umpat Helen di depan kamar inap.
" Gimana keadaan mama saya dok." tanya Sheila dengn wajah khawatirnya, menghampiri dokter yang baru selesai memeriksa keadaan mamanya.
"Mama kamu tidak apa-apa, saya sudah berikan obat penenang supaya mama kamu bisa beristirahat dan keadaannya kembali membaik. tapi___"
"Tapi kenapa dok?" Sheila memotong perkataan dokter tersebut sebelum dokter itu selesai menjelaskan.
" Tapi jika kondisi ini terjadi lagi maka akan berakibat fatal terhadap kesehatan mama kamu. "sambung dokter itu.
" Kamu harus lebih menjaga mamamu jangan sampai kejadian ini terulang lagi!." lanjutnya lagi mengingatkan pada Sheila.
" Baik dok." Jawab Sheila mengiyakan ucapan dokter tersebut .
"Aaakkkhh....Harusnya dia drop dan mati agar tidak ada pengganggu lagi di hidupku. "umpat Helen yang dari tadi menguping pembicaraan Sheila.
" Kalau begitu saya pamit dulu." ucap dokter tersebut mohon pamit pada Sheila.
Sheila pun mengangguk dan mengantar dokter tersebut sampai keluar ruangan.
Di luar ruangan Sheila terkejut dengan keberadaan ibu tirinya yang ternyata belum pergi dari rumah sakit.
" Anda tidak akan pergi? Apa belum cukup anda membuat mama saya berulang kali drop karna ulah anda!. "Sheila tidak habis pikir apa yang sebenarnya tujuan mama tirinya itu mencari keributan di sini.
" Saya tidak akan pernah puas sebelum kamu dan mamamu itu lenyap dari dunia ini. " jawab Helen.
Sheila menatap ibu tirinya itu dengan tatapan tajam dan dingin. Tatapan Sheila membuat Helen merinding. Namun dengan cepat Helen menormalkan kembali ekspresinya." Ada atau tidak adanya saya dan mama saya itu tidak akan berpengaruh pada anda. Karna anda akan tetap di cap sebagai istri yang tidak pernah di anggap."
Helen menunjuk sheila "JAGA UCAPAN KAMU! "ucap Helen penuh penekanan.
'' Jangan karna kamu punya uang sekarang kamu bisa mengatakan saya seperti ini. Kamu cuma punya uang bukan kekuasaan! . Jadi apapun yang kamu lakukan kamu akan tetap rendah dan tidak akan pernah sebanding dengan saya. "ucap Helen meremehkan Sheila.
Sheila masih menatap tajam Helen tangannya mengepal kuat jantungnya bergemuruh amarah Sheila sudah sampai di ubun - ubun saat ini.
" Saya punya kekuasaan di sini, saya pastikan kamu dan ibu kamu akan di usir dari rumah sakit ini."
Saat Helen mengatakan itu Sheila tiba-tiba teringat akan perkataan CEO bejat yang ia tolong kemarin. Ia akan bertanggung jawab atas apa yang telah di lakukannya pada Sheila.
" Saya juga bakal pastikan saya akan membalas penghinaan anda berkali-kali lipat dari ini. "tutur Sheila, Sheila telah memutuskan akan menerima tawaran CEO bejat tersebut untuk menikahinya dengan begitu ia akan menjadi nyonya CEO dan bisa membalas penghinaan ibu tirinya itu.
Sheila dan Helen saling menatap satu sama lain, Sheila menatap Helen dengan penuh kebencian sedangkan Helen sedikit terkejut dengan perkataan anak pelakor tersebut karna telah berani melawannya.
"Saya tidak akan pernah melepaskan anda sampai anda merasakan apa yang telah saya rasakan selama ini!" ucap Sheila penuh penekanan. Tatapan tajam dari Sheila menambah kesan seram di wajahnya. Tatapan Sheila tidak main -main Sheila benar-benar terlihat akan menghancurkannya.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments