HAPPY READING GAYS!!!
"Aku tidak pernah merebut mas Leonard dari kamu mbak, aku berkata jujur .aku juga sangat menderita di sini." jelas Qania menjelaskan kepada Helen karna ia terus menuduhnya sebagai pelakor.
"Aku tidak akan menikah dengan mas Leonard jika dari awal dia mengatakan jika dia sudah beristri. Tolong pahami aku mbak, aku korban di sini. "Qania terus menjelaskan pada Helen agar ia bisa mengerti bahwa ia juga korban di sini bukan hanya Helen yang tersakiti tapi juga ia dan anaknya.
" Aku bukan pelakor seperti yang mbak tuduhan, ." tutur Qania menjelaskan pada helen agar ia tidak terus salah paham seperti ini.
Parr...
Tangan Helen mendarat mulus di pipi Qania, helen sangat geram melihat Qania yang terlihat seolah-olah paling menderita padahal selama ini ia lah yang paling tersakiti. Cinta mas Leonard terbagi begitupun dengan perhatiannya walau sekarang Leonard telah kembali kepadanya namun tetap saja Helen merasa sangat sakit hati karna dari wanita pelakor yang ada di depannya ini Leonard mempunyai seorang anak yang mau tidak mau Leonard akan terus berhubungan dengannya.
Sheila tidak tinggal diam begitu ia Melihat mamanya di tampar oleh istri sah papanya . Sheila berjalan mendekati Helan dengan wajah penuh kemarahan , Sheila meraih bahu Helen dan membalikkannya kemudian menampar wajah Helan tak kalah kerasnya.
Parr...
Sheila menetap Helen dengan tatapan penuh kemarahan.
Helen meringis kesakitan memegang pipinya yang terasa panas karna tamparan seseorang yang tadi tidak sempat ia lihat dengan jelas.
"Jangan pernah tante menyentuh mama saya bahkan menyakitinya! "ucap Sheila penuh penekanan.
Helen yang tak terima dengan perlakuan Sheila pun membalas tamparan sheila namun Sheila dengan cepat menahan tangan Helen sebelum tangannya menyentuh wajah Sheila.
" Apa? Jangan tante pikir saya sama seperti mama saya yang menerima begitu saja perlakuan tante. "
Sheila mendekatkan wajahnya ke arah Helen "Says berbeda, saya jauh lebih berani untuk tante yang hanya mengutamakan mulut, kekerasan dan kekuasaan." Sheila meremas kuat tangan Helen "Tante tidak tau kan seberapa gilanya saya jika saya sudah sangat marah." ucap Sheila dengan mata yang memerah penuh kemarahan.
Helen mencoba melepaskan cekelan tangannya dari Sheila, dari mata Sheila Helen sudah tau betapa gilanya anak pelakor di hadapannya ini.
Sheila melirik tangan Helen yang ia cekal kuat lalu kembali melihat ke arah Helen" Ingin mencobanya? "tanya Sheila yang membuat Helen menggeleng cepat.
" Kamu jangan gila, kamu bisa saya tuntut dan saya penjarakan. "
Sheila tersenyum sinis," Saya sangat menantikan tuntutan tante. Karna dengan begitu suami kesayangan tante itu akan menemukan saya dan membela saya mati - matian. Dan satu hal lagi, publik pasti akan mengenal saya sebagai anak dari pimpinan perusahaan Leonard grup." jawab Sheila tertawa sinis sangat menakutkan.
Helen langsung terdiam dia seperti terhantam oleh kata - katanya sendiri. Wajah Helen berubah menjadi ketakutan, melihat Sheila yang terus menatapnya.
" Lepaskan saya." hentak Helen.
Sheila tidak menggubris ucapan Helen, Sheila masih mencekal tangan Helen kuat tanpa berniat untuk melepaskannya.
"Lepaskan saya dasar anak haram!. "umpat Helen meremas kuat tangan Sheila yang mencekal tangannya.
Mendengar ucapan Helen Sheila mejadi naik pitam, Sheila mendorong Helen hingga membuat tubuhnya menghantam lantai.
" Jangan pernah anda menyebut saya sebagai anak haram. Saya bukan anak haram!" bentak Sheila saat Helen merintis kesakitan di atas lantai.
"Mama saya bukan pelakor seperti yang anda katakan,mama saya tidak merebut suami anda. Suami anda lah yang sudah membodohi mama saya sampai - sampai dia masuk kedalam jebakan buayanya." bentak Sheila yang sangat frustasi dengan semua tuduhan tidak berdasar mama tirinya itu.
Padahal Helen tau bagaimana kejadian sebenarnya, bagaimana Leonard menjebak mamanya dengan mengaku lajang padahal sudah beristri dan memiliki anak.
Helen berusaha berdiri, tubuhnya terasa sangat sakit memar di tangan dan sikunya membuatnya berkali -kali meringis kesakitan.
" Kamu salah memahami selama ini, mama kamu itu pelakor dia sebenarnya sudah tau jika pria yang dia nikahi sudah beristri itu sebabnya dia mau menikah siri dengan suami saya. " ucap Helan sembari memegang tangannya yang kesakitan.
"Anda yang salah memahami,Anda melimpahkan semua sakit hati anda kepada mama saya padahal itu semua adalah kesalahan anda."
" Kalau anda bisa menjadi istri yang baik suami anda tidak akan mungkin mencari kenyamanan lain. "tutur Sheila lagi-lagi membalas hinaan Helen yang dari tadi tak mau kalah.
"Jadi, kalau suami anda berpaling, itu artinya ada yang salah dengan anda. Jadi jangan salahkan mama saya karna mama saya juga di tipu oleh suami sialan anda itu." sambung Sheila menyalahkan Helen.
Qania semakin berderai air mata menyaksikan pertengkaran antara putri dan istri sah suaminya itu. Rasa sakit hati juga rasa sakit karna penyakitnya saat ini beradu menjadi satu.
"Jaga ucapan kamu , kamu itu hanya anak haram yang tidak di akui di sini. " hujat Helen yang tak kalah ngegas dari Sheila.
"Saya bukan anak haram" tegas Sheila yang tak terima dengan tuduhan Helen.
"Kamu itu anak haram. "
"Saya bukan anak haram. "
"Kamu itu anak dari pelakor yang merebut suami saya jadi kamu itu anak haram." jelas Helen.
Sheila semakin geram dengan perkataan Helen membuatnya semakin marah, Sheila kembali mencengkram tangan Helen tidak peduli jika Helen semakin kesakitan"Jaga ucapan Anda, jika anda masih ingin memiliki tangan!"tegas Sheila yang benar-benar akan mematahkan tangan Helen.
" SHEILA SUDAH!" teriak Qania yang membuat Sheila menghentikan perbuatannya.
Qania merintih kesakitan saat ia selesai berteriak. Sheila langsung menghempaskan tangan Helen kasar kemudian berlari menuju mamanya.
" Mama, mama kenapa ma?" cemas Sheila.
Helen tertawa melihat kondisi istri gelap suaminya itu kesakitan,"Karma pelakor, bersiaplah mama jalang kamu itu akan segera di jemput oleh tuhan." ucap Helen melihat sinis ke arah Qania.
Mendengar hal itu sheila langsung mendorong Helen keluar dari ruangan mamanya.
"KELUAR!!!." tegas Sheila mengusir Helen.
" Kamu____"
" KELUAR!" tegas Sheila mendorong tubuh Helen keluar kemudian menutup pintu ruangan mamanya, ia tidak ingin mendengar ucapan Helen lagi yang ada nantinya ia akan kembali berdebat, dan jika adu jotos ini terus berlanjut maka kondisi mamanya juga akan semakin drop di buatnya.
Sheila menekan tombol darurat yang ada di atas tempat tidur mamanya untuk memanggil tim medis.
...§§§§§§§§§...
"Pokoknya mulai hari ini saya mau kamar inap mama saya di pindahin ke kamar yang paling mahal dan perawatan yang lebih baik lagi! "ucap Sheila berbicara pada salah satu suster yang tadi ikut membantu dokter memeriksa ibunya.
Suster tersebut terlihat agak kebingungan juga heran dengan ucapan ucapan Sheila.
" Kenapa suster takut kalo saya tidak bisa membayarnya? '' tanya Sheila yang mengerti dengan keheranan suster tersebut.
" Bukan begitu mbak____"
"Berapapun biayanya saya pasti akan bayar, pokoknya untuk saat ini saya mau mama saya di pindahkan! ." tegas Sheila lagi.
" Dan satu hal lagi, saya mau pihak rumah sakit tidak memberitahu siapapun terkait kamar mama saya pada siapapun selain saya! "sambung Sheila lagi, Sheila tidak ingin kejadian hari ini terulang lagi. Sheila tidak ingin terjadi apa-apa lagi pada mamanya.
"Maaf mbak tapi jika mbak ingin memindahkan kamar, mbak harus menyelesaikan pembayaran kamar sebelumnya terlebih dahulu. Baru kami bisa melakukan pemindahan kamar lagi "jelas perawat itu lagi.
" Saya akan menyelesaikannya nanti, pokonya sekarang juga saya mau kamar mama saya di pindahkan . Saya akan membayar semua perawatan mama saya hari ini juga! "tegas Sheila yang terlihat sangat yakin.
'' Baik mbak" ucap suster itu mengiyakan ucapan Sheila dan kemudian pamit untuk mengurus kepindahan kamar.
Setelah ini Sheila akan kekeh meminta bayaran uang yang di janjikan oleh Xavier kepadanya karna Hanya uang yang di janjikan oleh Xavier yang bisa membayar biaya rumah sakit mamanya, terlebih saat ini Sheila telah memindahkan ruang inap mamanya dan pasti biaya rawat mamanya pasti akan jauh lebih besar dari yang sebelumnya.
Sheila bukan bermaksud untuk menyulitkan atau membebani seseorang tapi jika tidak seperti ini maka ibunya akan terus di tindas dan di rendahkan oleh istri sah papanya. Dan jika itu terus - terusan terjadi maka kondisi mamanya akan semakin memburuk dan Sheila tidak mau itu terjadi, bagaimana pun dan apapun caranya Sheila akan menyelamatkan mamanya, hanya mamanya yang ia punya saat ini dan Sheila tidak ingin kehilangan mamanya. Lagi pula uang satu miliyar itu pasti sangat sedikit untuk seorang Xavier Alexander karna jabatannya sebagi CEO muda yang sukses dan terkenal. Sheila sangat yakin jika ia bersikeras untuk memintanya pasti dia akan mendapatkan uang itu dari Xavier. Apalagi mengingat hal yang sudah di lakukan Xavier kepadanya bisa ia jadikan ancaman .
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments