25 Nopember 2019
Seperti biasa pada jam 5 sore di hari Sabtu kuliah ku tidak ada kelas malam. dan Mas Ardy mengajakku untuk menikmati malam Minggu bersama, dia mengajak ku kerumah nya sekedar untuk ngobrol dengan orang tuanya biasanya malam Minggu seperti ini mbak Lena Kakak perempuan nya akan ada disana bersama dengan suami serta anak-anaknya.
"Kok sepi" tanya ku pada mas Ardy
"Ga tahu, tumben mas tadi dari kantor langsung jemput adek di kampus"
Seperti biasa nya kalau dirumahnya tak ada orang kamu hanya akan mengobrol diteras rumahnya dimana biasa nya dijadikan tempat untuk ibu jualan Sayur pagi hari. Ibu nya mas Ardi berjualan sayur dan membuat kue jika ada pesanan. Sedangkan bapak bekerja sebagai security di hotel yang tidak jauh dari rumah nya.
"Mas mandi dulu ya udah itu kita cari nasi goreng mas baru gajian"
Ucapnya padaku sambil masuk kedalam rumah.
Tidak lama dia keluar sudah dengan baju kaos dan bau parfum yang semerbak, aku pun hanya geleng-geleng sambil berkata
"Mau ngapel ya Mas?"
Sambil tersenyum simpul menggoda nya.
"Iya ngapel pacarnya yang belum mandi"
Jawabnya sambil nyengir kuda karena menahan sakit dari cubitan ku.
15 menit kemudian
"Nasi goreng pakek ati 2 ya bang" mas Ardi memesan nasi goreng kesukaan kami berdua di tempat favorit.
"Dek mas pengen bilang sesuatu, ini menyangkut hubungan kita, bisa dibilang kabar baik bisa dibilang kabar buruk"
Ucap mas Ardi dan membuat ku sedikit menarik alis ke atas. Seakan bertanya kabar apa yang akan disampaikan pria manis ini kepada ku. Hampir 5 tahun kami bersama dia adalah pria yang manis menurut ku, dia selalu sopan, tidak pernah marah dan selalu dewasa serta mandiri walau memang irit bicara.
"Kabar apa mas? jangan bilang mas ngajak aku nikah ya?"
Jawab ku sambil senyum dan memasukan nasi goreng ku yang dari tadi sudah hampir habis ku lahap.
"Mas naik jabatan dari kantor tapi dengan syarat mas harus pindah tugas dek selama 2 tahun ke cabang Palembang setelah itu bisa mengajukan kembali ke sini jika ada cabang yang disini kosong posisi koordinator lapangan nya"
Aku terdiam masih memikirkan kata-kata apa dan mempertimbangkan apa yang akan terjadi dengan hubungan kami jika mas Ardi betul betul pindah tugas.
"Bagaimana menurut mu dek?"
Tanya mas Ardi.
"Ayah sama ibu gimana mas? klo mereka setuju menurut aku ini kesempatan untuk jenjang karir mas. Kesempatan ga datang 2 kali loh mas,"
Jawabku pasti sambil menatap wajahnya yang sedikit sendu mungkin memang berapa hari ini dirinya sering lembur dikantor.
"Ayah sama ibu terserah sama mas. tapi klo mas ambil kesempatan ini kita jadi LDR loh dek."
Katanya sambil menatapku balik sambil memasukan suapan terakhir nasi goreng yang ada di piringnya.
"Mas zaman sekarang udah canggih udah ada android bisa video call, iya kan? jawab ku.
"Baiklah klo begitu mas ambil ya kesempatan ini. kemungkinan awal tahun mas pindah tugas nya"
"Mudah2an ini awal kesuksesan mas ya."
Doaku sambil memegang tangannya. Aku tahu betul mas Ardy ini ingin sekali bisa mandiri dan mapan secara ekonomi mengingat ibu dan ayahnya hanya orang biasa.
30 Desember 2019
Malam ini aku kerumah nya mas Ardi karena tanggal 2 mas Ardi akan berangkat ke Palembang ke tempat tugasnya yang baru. begitulah perusahaan tempat mas Ardi memang ada jenjang karir nya tapi harua mengikuti aturan dimana 2 tahun ke daerah yang bukan domisili.
"Loh Bu, ibu mau kemana sama bapak?" mas Ardi bertanya kepada ibu dan ayahnya yang tampak sedang bersiap pergi dengan terburu-buru.
"Ibu dan bapak mau kerumah mbak Lena mu, ngobrolnya diteras aja, jangan malam-malam ga enak dilihat tetangga ya Mas."
Jawab dan pesan ibu pada mas Ardi.
"Apa mbak Lena bertengkar lagi dengan suami nya ya?"
Terlihat mas Ardi mengerutkan keningnya dan memijat nya seperti terasa pusing
"Mungkin ada acara mas, sana mandi GI aku tunggu disini aja, ga jadi bantu packing barangnya ya tadi ibu sama ayah pesan ngobrolnya diteras aja."
Kata ku sambil senyum sambil melihat handphone ku.
Selesai mas Ardi mandi, hari hujan angin deras, dan disertai kilat. Kebetulan teras rumah mas Ardi hanya Sekitar 2 x 3 yang membuat air hujan masuk ke teras. Mas Ardi mengajak ku kedalam ruang tamu karena tempat duduk ku pun mulai kecipratan air hujan.
Mas Ardi membuat kan aku teh dan kami minum teh sambil mengobrol. Aku memang biasa kerumah Mas Ardi tapi aku tidak pernah bertindak seolah rumah itu rumah ku. aku tahu batasan kecuali ketika ada acara dirumah mas Ardi seperti arisan keluarga atau yang lain nya.
"Dek, mas boleh minta sesuatu ga?"
Tanya mas Ardi pada ku sambil memegang gelas tehnya.
"Minta apa mas?"
Jawab ku padanya yang sekarang posisi duduknya sudah pindah ke sebelah ku.
"Hampir 5 tahun kita berpacaran kita hampir ga pernah kayak orang pada umum nya pacaran, bisakah mas minta sesuatu sebentar lagi kan mas akan tugas di tempat yang baru dan jauh dari sini mungkin satu tahun baru bisa pulang."
Ucapnya panjang lebar yang mulai membuat ku penasaran apa yang akan diminta mas Ardi segala Pacaran pada umumnya di bahas.
"Apa mas asal jangan kiss dan yang menjurus kesana."
Selidik ku sambil menatap nya dengan mata yang sedikit melotot.
"Give me your kissing please, mas cuma pengen ada kenangan dan semangat mas untuk kembali dek. Lima tahun kita pacaran mas ga pernah menuntut tapi besok mas pergi jauh dan lama apa kah tidak bisa mas merasakan seperti teman2 mas rasakan bersama pacarnya?"
Mas Ardi menatapku penuh harap.
Aku menarik napas panjang. cukup lama aku diam sambil memainkan gelas teh yang ada di depan ku. aku masih ingat betul pesan ibu ku saat aku akan masuk kuliah
"Ran., Mak tahu dirimu sudah bukan anak kecil, Mak pun tidak bisa mengawasi mu 24 jam karena kamu disini Mak di desa, tapi Mak cuma mengingatkan harta satu-satu nya kita perempuan adalah kehormatan dan kesucian kita Ran.
Jadi Mak e harap jaga itu baik-baik klo belum halal jangan sekali-sekali mendekati nya. nanti awal nya ya cuma pegang-pegang, setelah itu nanti naik lagi ke cium-cium, sudah itu pasti meningkat lagi. tolong jaga amanat Mak e ini. kita punya harga diri dan kehormatan maka itu dijaga jangan sampai kamu memalukan ibu dan keluarga dikampung"
"Mas tidak bisakah mas meminta yang lain, mas tahu dari awal, bahkan ketika masuk kuliah pun mas sudah aku cerita kan pesan Mak e kepadaku tunggulah sampai aku selesai kuliah lalu kita menikah klo mas mau lebih dari ini"
Aku menggenggam tangan mas Ardi erat. Memang selama kami berpacaran hanya sebatas menggenggam tangan saja lah. Atau diatas motor pun aku tidak pernah memeluk pinggangnya seperti umumnya anak muda. karena aku sadar betul pesan ibu untuk menjaga nama baik keluarga.
Mas Ardi hanya diam saja dan tak membalas genggaman tangan ku.
"Tunggulah akhir tahun depan mas akhir tahun depan aku usaha kan akan selesai skripsi ku lalu kita bisa ketahap yang halal."
Kata ku pada mas Ardi melihat dia hanya menatap kosong ke depan
"Ya sudah ga apa2 mas tahu pendirian mu, doakan mas mudah2an tidak ada yang menggoda mas disana"
Katanya sambil melirik ku.
"Oh... jadi punya rencana disana mau cari yang lain ya?? awas Lo mas ucapan doa Lo...."
Kataku sambil mencubit pinggang nya yang membuat dia meringis kesakitan
"Aduh aduh.... sakit dek.... "
Mas Ardi meringis kesakitan.
Februari 2020
Sudah satu bulan aku tidak bisa menghubungi mas Ardi dan dia pun tak menghubungi ku.
kulihat si medsosnya pun tidak aktif. Story WA nya pun tidak pernah aktif.
Tiba-tiba ada Akun baru menambahkan ku di pertemanan Facebook. kulihat namanya Melinda Ardiansyah dan kulihat foto profilnya bersama laki-laki yang ku kenal dan menghilang satu bulan ini ya itu adalah mas Ardi dan teman ku sewaktu SMA tetapi beda kelas Melinda.
Mereka tampak berfoto di Jembatan yang kulihat disana tertulis Jembatan AMPERA . Hati ku terasa hancur, air mataku mengalir tanpa ku minta dan aku menangis tanpa suara.
Seketika aku langsung pergi ke perpustakaan yang kurasa saat ini tempat yang bisa aman, untuk aku menutupi kesedihan ku tanpa orang tahu. karena jika sahabat-sahabat ku melihat kondisi aku begini pasti mereka akan penasaran.
Selama ini aku tidak pernah menangis dihadapan sahabat-sahabat ku dan aku dan mas Ardi pun tida pernah bertengkar. tapi ini tiba2 aku haru melihat foto mas Ardi yang begitu mesra dengan Melinda sedangkan aku sendiripun tidak pernah begitu.
Puas sudah aku berapa hari ini menangisi mas Ardi tanpa di beri penjelasan lewat sebuah foto pun aku tahu apa yang terjadi kenapa dia tidak membalas chat ku kenapa dia tidak menghubungiku. Inilah jawabnya. dan aku kembali mengingat pesan mas Ardi ketika akan berangkat menggunakan Bis ke Palembang
"Dek,mas sebenarnya kecewa dengan adek. hanya sekedar kissing saja tak mampu diberikan apakah kurang yakin klo mas ini begitu mencintaimu selama ini. Hampir 5 tahun kita pacaran tapi kita seperti tidak ada kontak fisik seperti teman2 mas"
Katanya sambil meminum air mineral yang kuberikan untuknya.
"Mas, aku paham perasaan mas. aku mau lebih dari kissing. tapi apa mas bisa kita langsung menikah saja?"
Tanya ku.
"Kalau menikah mas belum bisa dek, penghasilan mas kan belum tetap mas juga sudah terlanjur ambil cicilan bank untuk beli rumah, tahu sendiri mas dari dulu ingin beli rumah jadi ketika menikah sudah punya rumah, ayo kita ke loket bis nya sudah sampai mbak Lena udah ngasih kabar."
Jawabnya sambil beranjak dari bangku pinggir trotoar.
Aku paham sekarang mungkin aku tidak bisa memberikan apa yang diminta nya sewaktu dia akan berangkat ke tempat tugas barunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Yus Warkop
cuma alasan si ardi itumah gak bisa kis" teh dasar laki
Alloh akan ngasih jodo yg terbaik buatmu jngan resah
2023-06-27
1
Cahaya Warna
cinta ? hoax tuh.....klo cinta masa sebulan aja lgsg belok, untuuung aja nggak dikasih....
2022-12-05
3
Sulas Tri
bakalan meraton baca ni malming
2022-10-29
1