Keesokan harinya, aku dan Iis sudah bersiap-siap untuk kembali manggung disebuah acara pesta pernikahan. Namun, saat akan berangkat, tiba-tiba muncul mobil hitam memasuki halaman kos kami. Aku hafal betul dengan mobil itu, itu mobilnya pak Marvel.
'Mau apa pak Marvel kesini?' gumamku.
Namun, saat melihat mas Toni yang keluar dari mobil itu aku merasa sedikit lebih lega.
"Hai Puja" sapa mas Toni.
"Mas Toni, tumben pagi-pagi kesini, ada apa?" tanyaku tanpa basa-basi.
"Enggak ada, cuma mampir aja" ucapnya sambil tersenyum hangat.
"Kok tau Puja disini?" tanyaku.
"Tadi pagi suami kamu nyariin ke rumah pak Marvel" ucapnya.
'Kang Sofyan sampai nyari kerumah pak Marvel?' tanyaku dalam hati.
"Oh" aku hanya menjawab singkat.
"Wajahnya kelihatan kusut, kalian lagi bertengkar?" tanya mas Toni.
"Enggak kok, cuma salah faham aja" bohongku.
"Eh, tapi mas Toni enggak kasih tahu alamat Puja disini kan?" tanya ku harap-harap cemas.
"Enggak, dia enggak nanya kok, cuma tanya kamu ada di rumah pak Marvel apa enggak" jelasnya.
"Syukurlah" aku bernafas lega.
"Kenapa emangnya? kayak anak kecil aja main kucing-kucingan" ucapnya sambil terkekeh kecil.
Aku hanya menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Saya ganggu ya? pada mau kemana nih?" tanyanya yang melihat penampilanku dan iis yang sudah siap dengan baju yang serba blink-blink. Pakaian khas biduan.
"Puja mau manggung lagi" jawabku jujur.
"Apa suami kamu enggak kasih nafkah sampai harus manggung lagi?" ucap mas Toni sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dikasih kok, cuma emang udah hobi aja" bohongku.
"Yang bener? kalau aku yang jadi suami kamu, enggak bakalan aku kasih izin buat nyanyi-nyanyi di organ tunggal kayak gitu" ucapnya.
"Mas Toni telat sih keduluan orang" jawabku sambil terkekeh.
"Ya udah ya mas, Puja duluan.. iis keburu ngambek nih, kelamaan nunggu" ucapku sambil melirik Iis. Mas Toni hanya mengangguk mengiyakan.
******
Setelah sampai, aku dan iis langsung menuju panggung di tempat hajatan orang yang menikah. Dan setelah itu aku mulai kerja seperti biasanya. Menyanyi dan menghibur para tamu undangan yang datang ke acara pernikahan itu. Biasanya pekerjaan ditempat hajatan seperti ini sampai malam hari.
Cukup lama aku disana, hari pun sudah sore. kini giliranku yang menyanyi, saat tengah asyik mendendangkan sebuah lagu, aku tak sengaja melihat salah satu tamu undangan diacara pernikahan itu. Aku membuang pandanganku, berpura-pura tidak kenal. Tak ingin rasanya bertemu dengan orang itu lagi. Ya, orang itu kang Sofyan.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki berbadan gemuk berkepala plontos naik ke atas panggung dan ikut bergoyang bersamaku. Entah kenapa aku malah meladeninya dan semakin menunjukkan sisi liarku ketika diatas panggung. Lelaki itu sesekali menyawerku, dengan senang hati aku menerima lembaran demi lembaran uang kertas yang diberi lelaki bertubuh tambun itu.
Sesekali aku melirik ke arah kang Sofyan yang tengah duduk dikursi tamu undangan. Terlihat jelas sorot kemarahan terpancar dari wajahnya. Tapi, aku menyukainya. Biarkan! biarkan dia marah, biar sekalian aku diceraikan, karena aku sudah capek terjebak dipernikahan konyol ini.
Maghrib menjelang malam, aku dan iis kembli ke kos-kosan untuk beristirahat. Kebetulan, lokasi acara dan juga kos-kosan kami tidak begitu jauh dari tempat acara.
Saat kami tengah menikmati makan malam, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
"Biar aku aja Is" ucapku. Lalu berdiri dan beranjak membuka pintu kamar kos.
"Siapa ya..." aku menggantung ucapanku saat melihat sosok kang Sofyan yang sudah berdiri didepan pintu.
"Mau apa kamu kesini?" ucapku dingin.
"Kenapa? kecewa ya, yang dateng bukan langganan kamu" ucapnya sinis.
"Iya, kecewa banget, padahal tadi udah ngasih dp" aku malah sengaja memancing kemarahannya.
"Is, saya mau bicara empat mata sama Puja didalam, kamu bisa keluar dulu kan, sebentar aja" ucap kang Sofyan pada iis. Ucapannya tersengar lembut dan sopan, berbeda jauh ketika sedang bicara denganku.
"Iya kang" iis menurut lalu pergi begitu saja keluar dari kamar kos.
Kini, tinggal aku dan kang Sofyan yang berada dikamar kos itu.
"Puja enggak mau basa-basi lagi, lebih baik secepatnya kang Sofyan ceraikan Puja" ucapku sambil membuang pandanganku.
"Dan setelah talak Puja, sebaiknya kang Sofyan langsung pergi" lanjutku.
"Oh, udah enggak sabaran ya mau jadi janda. Atau, takut om-om yang nyewa kamu keburu dateng kesini?" ucapnya pedas.
"Iya, kan Puja tadi udah bilang, Puja udah di dp in, jadi sebaiknya kang Sofyan cepetan pergi. Puja enggak mau diganggu" ucapku tak mau kalah. Biarkan dia mau mengataiku aku murahan, karena dimatanya aku tidak lebih dari seorang sampah yang suka menjual diri.
"Berapa? berapa sih dia bayar kamu? hmm! berapa?" kang Sofyan berjalan mendekat kearahku, aku reflek mundur saat kang Sofyan terus mendekatiku. Sampai akhirnya tubuhku terpentok dinding. Saat akan menghindar, kang Sofyan keburu mengungkung tubuhku. Dari tatapan matanya terlihat jelas dia sangat marah.
"Berapa tarif kamu?" tanyanya dingin.
"Yang jelas mahal, karena aku pintar diranjang!" aku malah semakin menantangnya. Semakin ingin menunjukkan ucapan yang dikatakannya benar, tuduhan-tuduhan yang dilayangkannya kepadaku selama ini tidak salah. Ya, aku Puja si biduan murahan!
"Dan laki-laki miskin kayak kamu enggak bakalan bisa bayar aku!" ucapku merendahkannya.
"Apa 50 juta kurang?" tanyanya.
"Ngelindur kamu? mau ngadain acara syukuran aja perhitungan, istri enggak pernah dinafkahin!. sekarang sok sok'an mau bayar 50 juta" ucapku sinis.
"Emang keputusan kak Ratna buat milih pak Marvel udah tepat, buat apa milih laki-laki miskin kayak kamu! yang ada makan hati, dan hidupnya melarat" aku semakin menantangnya. Sengaja membawa nama kak Ratna, agar dia semakin marah dan cepat menceraikanku.
"Jangan banyak omong kamu! buktikan kalau kamu bisa muasin saya!" bisiknya ditelingaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
doonag1
wadidawww 🤧🤧🤧
2023-04-30
0
Im10
nah lho kalau sudah begini mau bagaimana lagi,,,,puja sih pake mancing² segala,,,
2023-03-04
0
Lastri
nah gimana dahlia mau gas kana atau rem nih di boxing 50 juta oleh sofyan, kko bisa jangan ya
2023-03-01
0