Keesokan harinya, pagi-pagi sekali emak dan bapak sudah berangkat ke ladang, sedangkan aku dan kang Sofyan masih berada dirumah. Toni, supir pribadi pak Marvel datang kesini membawa kardus dan tas besar yang entah apa isinya.
"Mas Toni kok pagi-pagi udah kesini" sambutku saat dia sudah didepan pintu.
"Ini nganterin barang-barang dari bu Ratna, katanya hadiah buat kamu" ucapnya. Aku dan mas Toni memang sudah saling kenal, dan dia tidak mau disebut pak karena masih single. Begitupula aku yang tidak mau disebut mbak, dan memintanya agar menyebut nama saja.
"Makasih ya mas udah nganterin kesini" ucapku sambil tersenyum.
"Iya sama-sama, oh iya selamat ya Puja atas pernikahan kalian, kemarin saya sampai lupa ngucapin selamat" ucapnya seraya tersenyum hangat.
"Iya mas, terimakasih. Ayo masuk dulu" ajakku.
"Enggak usah, mau duluan aja, masih ada kerjaan" tolaknya.
"Oh iya" jawabku.
"Saya dululan ya" pamitnya.
"iya mas, hati-hati dijalan" ucapku.
Setelah itu Mas Toni langsung beranjak pergi dari sini. Aku memasukkan satu persatu kardus dan juga tas besar itu ke kamar. Kang Sofyan yang baru selesai mandi langsung masuk begitu saja tanpa permisi.
"Keluar! saya mau ganti baju" ucapnya dingin.
"Iya kang" jawabku. Setelah merapikan kardus dan tas besar itu aku keluar dari kamar ini. Setelah beberapa menit kemudian, kang Sofyan keluar dengan pakaian santainya.
"Kang enggak kerja?" tanyaku.
"Enggak" jawabnya cuek.
"Oh" aku hanya ber oh ria.
"Puja boleh masuk ke kamar?" tanyaku.
"Hm" jawabnya singkat, lalu dia duduk dikursi tamu. Sepertinya kang Sofyan enggan berlama-lama satu ruangan denganku.
Aku tak mau ambil pusing dengan sikap cueknya kang Sofyan. Aku masuk dan membongkar isi kardus dan juga tas dari kak Ratna. Ternyata isinya, baju-baju baru dan juga beberapa alat make-up dan keperluan lainnya. Aku sangat senang, kak Ratna sampai sebegitu perhatiannya padaku. Bahkan, aku dihadiahi sebuah handphone baru.
Saat masih sibuk membongkar hadiah dari kak Ratna, kang Sofyan kembali masuk ke kamar.
"Dari mana itu?'' tanyanya.
"Dari kak Ratna, tadi mas Toni yang anterin kesini" jawabku.
"Ratna memang baik, sama adeknya sayang banget, hatinya lembut enggak punya rasa dendam. Tapi sayang, kebaikannya malah di salah gunakan" ucapnya menyindirku.
"Iya, kang Sofyan bener" jawabku acuh.
"Dan karena itu saya enggak bisa lupain Ratna. Selamanya hanya Ratna. Jadi, jangan berharap lebih dengan pernikahan gak jelas ini" ucapnya dingin.
"Iya, maaf sekali lagi, karena udah nyusahin kang Sofyan sampai harus nikahin Puja. Puja enggak akan berharap lebih kok. Dan untuk kebutuhan Puja, kang Sofyan tenang aja, Puja masih bisa nyari uang sendiri. Puja masih ikut nyanyi sama grup musik kang Iwan" ucapku.
"Oh, dapet uang hasil dari jadi biduan? kenapa enggak ngerayu Marvel aja, kan duitnya banyak" sindirnya.
"Mereka udah bahagia, enggak usah bahas-bahas orang lain" jawabku setenang mungkin.
"Oh, saya tahu. Pasti kamu udah punya mangsa baru. Iya kan? om-om apa suami orang?" ucapnya nyelekit.
"Itu bukan urusan kang Sofyan" jawabku sambil menggigit bibir bawahku menahan rasa sesak.
"Sekalinya murahan ya tetep murahan! rugi nikah sama kamu Puja! hadeeehh!! kenapa sih apes bener hidup saya!" ucapnya sambil melenggang pergi keluar dari kamar.
Brakk!!
Lagi-lagi kang Sofyan membanting pintu dengan keras.
Aku buru-buru mengelap air mataku yang menetes. Dan mulai menghidupkan ponsel baru dari kak Ratna. Sebab, ponselku malam itu hilang entah dimana. Aku menghubungi Iis sahabatku yang juga seorang biduan.
Setelah aku menelfon Iis, aku merasa lega, sebab Iis sudah baikan. Demamnya sudah turun. Setelah menelfon iis, aku menelfon kak Ratna untuk mengucapkan rasa terimakasih.
********
Siang harinya, emak dan bapak sudah pulang dari kebun.
"Puja, udah makan belum?" tanya emak.
"Udah mak" jawabku sambil membantu emak menyimpan kotak bekal dan peralatan kebunnya.
"Sofyan kemana?" tanya emak.
"Enggak tahu mak, tadi pergi enggak bilang mau kemana" jawabku.
"Lain kali ditanya ya, biar bagaimanapun kalian kan sudah suami istri" ucap emak.
"Iya mak" ucapku.
Saat akan masuk kedalam rumah, kang Sofyan sudah kembali.
"Dari mana Yan?" tanya emak.
"Rumah Mahmud" jawabnya singkat.
"Yan, kamu udah kasih tau uwak kamu belum kalau kita mau ngadain syukuran. Ini emak juga mau belanja"
"Enggak usah ngadain syukuran segala mak!" jawab kang Sofyan.
"Kan kamu udah nikah, biar orang pada tau Sofyan" ucap emak.
"Malah Sofyan seneng kalau orang enggak pada tahu, malu mak punya istri biduan, tukang rebut suami orang lagi!" ucapnya nyelekit.
"Sofyan!!!" emak terlihat murka.
"Sabar mak, udah..." aku coba menenangkan emak.
Brakk!!!
Kang Sofyan masuk ke kamar dan menutup pintunya dengan kencang.
"Maafin anak emak ya Puja..." lirih emak dengan mata berkaca-kaca.
"Enggak apa-apa mak. Udah, enggak usah ngadain syukuran segala. Puja enggak mau nanti malah ribut-ribut lagi. Uangnya dipake buat kebutuhan emak aja" ucapku.
"Tapi..."
"Emak istirahat dulu ya, apa mau makan? tadi puja goreng telor sama masak mie goreng, soalnya Puja cuma bisa masak itu aja. Enggak pinter masak" ucapku sambil nyengir.
"Enggak apa-apa. Segitu juga emak udah bersyukur ada yang masakin. Harusnya Puja istirahat aja dikamar" ucap emak lembut.
"Badan Puja pegel mak kalau enggak ngapa-ngapain" jawabku. Setelah itu kami makan siang bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
doonag1
Oooom Toni 🤭🤭🤭🤭
2023-04-29
0
Im10
sekarang aja marah² gak jelas sama puja,tapi lama lama pasti kang sofyan bucin deh sama puja
2023-03-04
0
Lastri
waduh sofyan galak bner ya, ngerasa rugi punya istri seorang biduan,
2023-03-01
0