Beberapa jam lalu...
Lynn mengemasi semua pakaiannya, dia sudah tidak betah tinggal di rumah ini lagi, Lynn tinggal dirumah hanya semata-mata karena ingin bertemu dengan Papa nya yang hanya pulang sebulan sekali kerumah.
Disaat Lynn ingin menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya, Papanya selalu saja sibuk dengan berbagai alasan dan berjalan pergi meninggalkan dirinya sendirian, mau tidak mau Lynn harus bertahan sendiri.Jika ada kedua Kakak kembarnya Lynn mungkin bisa bersandar sedikit pada mereka berdua.
Tapi hati Lynn sudah tidak mampu menahannya dan menanggungnya sendiri lagi, dirinya tidak masalah disuruh melakukan pekerjaan rumah tapi kali ini sudah keterlaluan. Lynn muak dan kesal, dia tidak mau menikah apalagi itu dengan cara dijodohkan, Lynn lebih menanti cinta sejatinya walau pun hatinya pernah hancur sekali.
"Lebih baik kabur dari pada menikah." Gumam Lynn, berjalan ke pintu dan memunculkan kepalanya dibalik pintu memeriksa situasi.
Tidak ada siapa pun, keputusan yang tepat Lynn keluar jam sekarang, biasanya Aila akan bangun saat jam 8 dimana dia hanya duduk menunggu sarapan yang dibuatkan Lynn untuknya.
Lynn menarik kopernya keluar dari kamar, langkah kakinya berhenti diruang tamu, matanya sibuk mengamati setiap sudut ruangan yang ada dirumah ini.
Setetes cairan bening mengalir dimatanya, Lynn merasa sesak harus meninggalkan rumah yang penuh kenangan dengan keluarganya, di rumah inilah Lynn mendapatkan kenangan terakhir dari Mamanya.
Mungkin keluarganya akan tetap harmonis seperti dulu jika saja Mama Lynn masih hidup dan Papanya pasti tidak akan bersikap dingin pada mereka bertiga dan tidak akan menyalahkan diri sendiri.
Kakak kembar pertamanya dibawa pergi Paman dari pihak Mama yang ada di Jerman karena sikap Papa Lynn yang makin berubah, Papa Lynn makin lama makin berubah menjadi lebih dingin dan gila kerja, mengabaikan anak-anaknya.
Papa Lynn memukul Kakak kembarnya yang kedua karena wajah mereka yang sama dan wajah Kakak kedua lebih dominan mirip Papa, Lynn tidak pernah mendapatkan pukulan, tapi Papanya selalu mengacuhkan Lynn hanya karena Lynn yang sangat mirip dengan ibunya.
Papa Lynn mulai meminum minuman keras dan hal itu yang menyebabkan Aila ada disini, Lynn tidak tau apa yang terjadi antara mereka. Lynn menghapus air matanya kasar melupakan masa lalu, dia harus segera keluar dari neraka ini sebelum ada yang terbangun dari tidur nyenyak mereka.
Lynn menutup pintu depan dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara sedikit pun, berjalan cepat secepat mungkin.
"Lynn?!" Suara suara serak pria, membuat Lynn menghentikan langkah kakinya, berbalik memperhatikan. orang yang memanggil namanya.
"Kamu mau kemana?" Tanya pria itu yang tidak lain adalah Wendy Kernes dengan style baju santai, Lynn tidak menjawab memilih melanjutkan jalan kakinya.
"Aku harus cepat, ini masih disekitar rumah." Gumam Lynn, karena tidak fokus Lynn jadi menabrak tubuh Wendy yang menghalangi jalanannya.
Dan mereka berdua tidak sadar kalau ada mobil hitam yang berada tidak jauh dari sana sedang mengamati mereka berdua.
Lynn bengong tersadar karena mendengar suara tepukkan yang berasal dari Wendy yang dipukul seseorang. Wendy menatap orang itu sinis tapi itu hanya berlaku sejenak setelah dia tau siapa orang itu.
"Kakak." Gumam Wendy pelan, Alfred meraih tangan Lynn, tersenyum meledek pada Wendy.
"Apa yang kamu lakukan dengan 'calon istriku', Wendy?" Tanya Alfred, Lynn yang mendengar apa yang Alfred katakan menatap Alfred dengan tatapan aneh.
"Anda siapa?." Tanya Lynn melepaskan tangannya dari genggaman tangan Alfred.
Wendy mencoba menahan tawanya, menutup mulutnya agar Alfred tidak sadar, Alfred yang baru pertama kali ini ditolak merasa malu.
"Hei.. Nona kecil apa kamu tidak pernah melihat majalah atau berita?" Alfred menatap Lynn dengan tatapan mencemooh, melipat kedua tangannya diatas dada, memperhatikan pakaian Lynn dari bawah hingga keatas.
"Ini beneran gadis kemarin?" Tanya Alfred dalam hatinya, Alfred merasa kalau orang yang berdiri di depannya adalah orang yang sangat berbeda dengan kemarin.
"Tuan yang terhormat saya memang jarang menonton berita atau pun membaca majalah. Dan saya tidak peduli anda siapa, jadi minggir sebelum kedua nenek lampir itu bangun." Lynn mengangkat jarinya menunjuk wajah Alfred, membuang mukanya lalu berjalan pergi.
Wendy menepuk pundak Alfred, sebisa mungkin untuk menahan tawanya yang ingin keluar dari bibirnya, berlari mengejar Lynn yang sudah berjalan jauh.
"Sialan, baru pertama kali ini aku dipermalukan." Maki Alfred menghentakan kakinya ke jalan aspal, ada sesuatu yang menggelitik hati kecilnya.
"Lynn, tunggu!!." Teriak Wendy, Alfred memperhatikan adiknya yang mengejar Lynn tidak membalikkan wajahnya sama sekali.
"Lynn." Gumam Alfred pelan, menarik dasinya yang terikat kencang, dia baru ingat apa tujuannya datang kemari tapi karena ada Wendy, Alfred jadi lupa apa tujuan awalnya.
Alfred berlari ke mobil nya, mengeluarkan ponsel genggam yang berada disatu celananya, Pak supir yang tidak tau apa pun disuruh keluar dari mobil.
"Krisan, aku ingin kamu menyelidik seseorang yang bernama 'Lynn Kiranita'. Ingat kamu harus menyelidiki semuanya jangan sampai ada setitik pun yang tertinggal, dalam waktu 5 menit aku ingin laporan itu sudah ada ditanganku!" Alfred langsung memutuskan ponselnya secara sepihak tanpa mendengar jawaban apa pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Mei Rivani
menarik..lnjut
2022-05-12
0