Di kamar tidur Alfred
Alfred Pov
Aku memandangi langit-langit kamarku yang berwarna navy, sambil berbaring terlentang memikirkan kejadian tadi pagi yang menurutku sangat tidak logis.
Sebenarnya aku udah kesal dan geram banget sama Momy, yang mendadak menyuruhku untuk tidak usah masuk kerja ke kantor hari ini. Aku udah sempat curiga sama Momy, jika sesuatu yang berhubungan dengan libur atau sesuatu yang aneh pasti itu ada kaitannya dengan pernikahan.
Keningku berkerut mengingat gadis yang dijodohkan denganku, gadis itu tidak banyak mengeluarkan respon dan reaksi wajahnya datar dan dingin seolah-olah itu tidak ada kaitannya dengan dirinya.
Aku rasa di pasti dipaksa juga, bukan hal sulit untuk membujuknya jika itu benar, aku hanya perlu menyuruhnya membatalkan pernikahan yang memuakkan ini.
Aku mengacak rambutku frustasi, kenapa aku harus ribet-ribet berpikir masalah ini, masalah akan beres kalau aku mengajak gadis tadi berbicara.
"S***." Umpatku, aku mengangkat lenganku dan menaruhnya diatas mataku, lebih baik tidur dan temui dia besok pagi dari pada pusing sendiri.
Pagi Harinya
Aku sudah siap seperti biasanya, aku pasti akan memakai style formal dan itu sudah menjadi rutinitas harian. Aku menuruni anak tangga, bisa aku lihat kalau Mama sibuk menyiapkan sarapan untuk kami, dan Papa sudah disofa membaca koran terbitan hari ini.
"Pagi Ma, Pa." Sapaku, aku duduk dikursi makan sambil menunggu Dady yang berjalan menghampiri Aku dan Momy.
"Pagi sayang."Jawab Mama seperti biasanya, dia mulai mengambilkan makanan ke piring Papa yang kosong menunggu seseorang yang mengisikan.
Aku sedikit celingukkan mencari seseorang, dan Mama yang menyadari tingkahku yang sangat jarang terjadi itu, mulai bertanya dengan kerutan kecil dikeningnya.
"Apa yang kamu cari Fredy?" Tanya Mama dengan nada lembut seperti nada ibu umumnya.
"Dimana Wendy? Apa dia tidak mau turun saparapan?" Tanya ku heran, biasanya anak itu pasti sudah duduk manis didepanku sambil melontarkan kata-kata manisnya.
"Wendy? Tadi dia pergi keluar, sangat pag. Kata nya dia ada urusan." Jawab Mama, duduk dikursinya.
Aku hanya menganggukan kepala paham, selesai sarapan aku langsung pamit. Sudah ada tukang supir yang menungguku didepan dan dia membukakan pintu ketika aku sudah berdiri didepannya.
"Pergi ketempat yang dikunjungi kemarin." Ucap ku, aku tidak tau letak tepatnya dimana posisi tempat itu.
Pak supir menjalankan mobil meninggalkan halaman rumah, aku memperhatikan pohon-pohon yang ditanam ditengah jalan berlarian melewati diriku, dan aku baru sadar kalau ternyata rumah ini adalah tempat dimana rencana ku membangun sebuah mini market.
Aku akui letak rumah ini sangat strategis tapi pemiliknya sama sekali tidak mau menjualkannya padaku padahal kami adalah rekan kerja, keningku mengerut karena pemandangan yang ada didepan mobilku ini.
"Wendy!" Gumam ku pelan setelah melihat wajah anak itu,dia sepertinya sedang menghadang sesuatu. Aku tersentak kaget, orang yang dihadangnya adalah gadis yang dijodohkan denganku kemarin.
Gadis itu membawa koper dan tas dipunggungnya, aku bingung kenapa gadis itu malah membawa koper sementara rumahnya tepat terletak dibelakangnya, apa dia mau melarikan diri dari perjodohan ini?
Menurutku itu adalah suatu keputusan yang sangat bijak, hanya saja aku heran kenapa Wendy bisa ada disini dan apa tujuannya datang kemari?
"Apa jangan-jangan gadis itu adalah cinta pertama yang selalu dia bicarakannya padaku selama ini?" Tebakku setelah memperhatikan situasi mereka yang terlihat saling mengenal satu sama lain.
"Ah..." Aku tertawa nyaring, membuat pak supir yang merinding karena suara tawaku. Bagaimana aku tidak tertawa ternyata itu alasan Wendy datang mencari ku semalam, senyuman menyunging tanpa aku sadari.
Kejadian semalam melintas di pikiranku, ternyata ini alasan kenapa semalam dia menghalangi aku memasuki kamar tidur dan menuntutku untuk menolak pernikahan ini.
"Kakak, lebih baik kakak batalkan saja pernikahan ini. Kakak sudah punya Kakak Lidya dan juga aku rasa Lynn pasti keberatan dengan semua ini." Kata Wendy, mengepalkan kedua tangannya, dia berbalik pergi meninggalkan diriku yang kebingungan.
Alfred Pov end
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments