Lynn menelan salivanya dengan kasar, niatnya hanya datang berpamitan bukan ketahuan mengintip dan menguping apa yang dibahas oleh Ibu dan Kakak tirinya itu.
"Ah... Kamu benar sekali putriku." Aila tersenyum senang dengan perkataan Cici, dia tidak perlu membuat putrinya menikah dan juga dirinya tidak perlu menanggung resiko yang terjadi jika menolak pernikahan ini.
Rasa seperti melempar dua burung dengan satu batu, Aila mendekati Lynn mencengkeram dagu Lynn, matanya sibuk mengamati wajah Lynn.
"Kurasa keluarga Kernes akan sangat senang melihatmu Lynn." Bisik Aila di telinga Lynn, menghempaskan wajah Lynn kearah lain.
"A-apa? Menikah? Tidak mau!" Tolak Lynn, matanya memelototi Cici yang menertawakan dirinya yang tertimpa masalah yang Ibu tirinya timbulkan.
Lynn paling benci senyuman kedua ibu anak itu, senyuman yang memandang dan merendahkan orang. Aila menjambak rambut Lynn sambil mendekatkan wajahnya kearah Lynn.
"Kamu harus Lynn!!" Teriak Cici, menghentakkan kakinya ke lantai, wajahnya memerah penuh kekesalan karena bantahan Lynn.
"Yah... Kamu harus menikah, tidak ada bantahan atau pun penolakan Lynn. Disini tidak ada yang akan menyelamatkanmu." Kata Aila menarik rambut panjang Lynn dengan kuat membuat Lynn menjerit kesakitan.
"Kyaaa... " Teriak Lynn, Cici mengerutkan bibirnya geram. Adik tirinya ini benar-benar pembangkang tidak mau menuruti semua keinginan dan perkataan dirinya.
"Aku tetap tidak mau menikah, sampai rambutku rontok semuanya pun aku tidak akan mau!" Teriak Lynn, menahan tangan Aila untuk tidak menarik rambutnya lagi.
"Ckck... Dasar keras kepala." Cici berdecak kesal, ingin sekali dia menceburkan wajah Lynn kedalam air mendidih.
"Ha ha ha... Jika kamu menolak, maka mau tidak mau aku harus menjualmu. Seperti aku menjual kakak kembarmu itu!" Ancam Aila, melepaskan jambakan rambut Lynn. Aila duduk dikasur sambil menatap Lynn yang menunduk dalam diam.
"Gila... Orang gila..." Gumam Lynn, Cici mulai membisikkan bisa beracunnya di telinga ibunya, Aila tersenyum senang, mencubit pipi putri kesayangannya yang selalu pintar ini.
Aila mengangukkan kepalanya setuju, mereka berdua berjalan keluar dari kamar itu dan menguncinya dari luar. Lynn yang terbengong tersadar begitu mendengar suara pintu yang dikunci.
"Apa yang kalian lakukan? Cepat buka pintunya!" Lynn menggedor pintu kamar.
Pintu sama sekali tidak terbuka bahkan telinga Lynn tidak menangkap suara apa pun dibalik pintu.Lynn melirik ke kiri dan ke kanan mencari jendela sebagai ganti pintu agar dirinya bisa kabur dari sini.
"Kenapa kamar Ini gak ada jendelanya?" Cicit Lynn bingung, tubuh Lynn merosot kebawah meringkuk sambil bersandar pada pintu.
"Hiks... hiks..." Tangis Lynn dalam diam, dia hanya mau memberikan uang dan memberi tau kalau dia bakal pergi dari rumah ayah kandungnya ini agar mereka tidak perlu merasa kalau Lynn bakal merebut rumah ini.
"Kenapa?" Tanya Lynn pada udara kosong mengeratkan pelukannya, tertidur dalam tangis.
Pagi Harinya.
"Cih..." Cici menatap Lynn yang tertidur di lantai meringkuk kedinginan. Cici mendengus kesal, dia harus cepat membangunkan Lynn sebelum ibunya memanggil namanya lagi.
"Cepat bangun!" Teriak Cici, kakinya yang memakai hak tinggi menginjak jari tangan Lynn, hingga membuat Lynn berteriak kesakitan.
Melihat Lynn yang sudah bangun, Cici mengibarkan rambutnya yang terurai kedepan menatap Lynn sinis lalu berjalan keluar dari kamar itu. Cici berhenti, matanya melirik Lynn yang mengibas-ngibaskan tangannya ke udara.
"Pergi mandi gih, nanti tamunya datang malah mencium bau busuk lagi." Kata Cici, ujung bibirnya sedikit naik, menutup pintu dengan nyaring.
Lynn menatap pintu yang dibanting Cici, berdiri dari tempat tadi dan beranjak keluar dari kamar Aila menuju kamarnya yang berada di loteng.
Dak.. Dak..
"Lynn, apa kamu sudah selesai?" Tanya Aila dibalik pintu, suaranya sangat lembut tidak seperti biasanya, hal itu membuat Lynn yang mendengarnya merinding.
Ceklek
Aila terbengong memperhatikan penampilan Lynn yang tampak berbeda dari biasanya, dimana Lynn selalu mengunakan celana panjang dan baju yang kebesaran. Sekarang gadis itu dalam balutan dress putih yang elegan dengan sedikit corak pink diujung dress.
Dress itu menonjolkan bentuk tubuh Lynn, membuat Lynn terlihat seperti wanita dewasa dan seksi. Aila berdehem pelan, mencoba menormalkan ekspresinya.
"Ayo cepat, mereka sudah menunggu kita dibawah." Aila menggandeng tangan Lynn layaknya ibu anak yang harmonis.
Cici berdecak kesal melihat penampilan Lynn, dia sudah memakai pakaian terbaik miliknya tapi masih saja Lynn kelihatan lebih cantik darinya.
"Lynn." Gumam Pria yang duduk ditengah sofa, memperhatikan Lynn yang merasa risih dengan tangan Aila.
"Apa ini putri anda Nyonya Aila? Dia sangat cantik!" Puji Wanita sudah berumur itu tetapi wajahnya masih awet muda.
Aila tersenyum kikuk, dia memperkenalkan Lynn dan Cici kepada empat orang yang tengah duduk manis disofa, memperhatikan kedua putrinya.
"Perkenalkan ini kedua putri saya namanya Lynn Kiranita dan Cici Kiranita." Cici melirik Lynn dengan tatapan penuh kebencian.
"Hoho.. Jadi yang mana akan menjadi istri dari putraku ini?" Tanya wanita yang memuji Lynn tadi, yang tidak lain adalah istri sah dari Tuan Robert Kernes, dia adalah Hana Kernes.
"Tentu saja putriku Lynn, dia adalah putri tertua. Cici masih sekolah jadi dia harus melanjutkan pendidikannya lebih dulu." Aila memutar balikkan fakta, memegang bahu Lynn.
Aila meremas bahu Lynn, tersenyum kaku pada Robert dan Hana karena Lynn dari tadi hanya diam tidak merespon sama sekali. Mendapat tekanan yang kuat dibahunya kening Lynn berkerut, ingin sekali dia berteriak kesakitan.
"Salam kenal paman dan bibi." Sapa Lynn, Cici memutar bola matanya malas.
Cici yang memutar bola matanya tidak sengaja melakukan kontak mata dengan mata coklat kehitaman milik seorang pria yang duduk ditengah sofa. Wajah pria itu penuh senyuman hangat, entah kenapa Cici merasa tidak asing dengan wajah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Lan es
kapan lanjut nya dong )? kok nggak lanjut lanjut
2022-05-15
0
Sri Lestari
dilihatin dong thor fotonya
2022-05-08
0