"Ponsel siapa ini? Kenapa ada di tas gue,? Sejak kapan gue jadi klepto saat mabuk ?" gumamnya mengingat ingat kejadian semalam yang hanya terlintas bagai potongan potongan vidio pendek saja.
Mira membolak balik benda pipih asing di genggamannya itu, ponsel mahal keluaran terbaru yang harganya puluhan juta itu tiba tiba ada di tasnya, dia bisa di laporkan ke polisi dengan tuduhan pencurian oleh pemilik ponsel itu.
Mita menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal, bagaimana caranya dia mengembalikan ponsel itu, sementara dia sendiri tak tau siapa pemilik benda mahal itu.
Mira memberanikan diri membuka layar ponsel itu, sayang nya ponsel itu terkunci, namun dari tampilan gambar layarnya bisa di pastikan kalau pemilik ponsel itu sepertinya laki laki yang mentraktir nya minum semalam, karena di tampilan layar itu terdapat gambar pria semalam itu bersama seorang wanita cantik, mereka terlihat serasi dan bahagia dengan balutan busana pengantin yang serba putih, senyum pria itu pun seakan menghipnotis mata Mira yang seakan tak bosan memandang wajah tampan dengan tatapan mata yang setajam elang itu, bahkan kini ibu jari Mira mengusap gambar wajah tampan yang di tatapnya di layar pipih itu.
"Oh,,,no! Mira sadarlah,,, semalam udah jadi klepto karena ngambil ponsel nya, jangan sampe sekarang berniat jadi pelakor karena tergoda suami orang, dia sudah menikah, noh liat,,, bini nya cakep banget!" Mira memukul mukul kepalanya sendiri agar cepat tersadar dari lamunan gila nya.
Tapi saat Mira melihat jam yang tergantung di dinding kamarnya, dia segera terlonjak dari ranjang empuknya, sudah hampir jam sebelas siang, dan dia ada janji bertemu dosen untuk urusan skripsinya.
Mira segera menyambar handuk, dan pergi ke kamar mandi yang berada di kamarnya itu, bukan untuk mandi, melainkan hanya untuk mencuci muka dan menggosok gigi nya saja, tak ada waktu lagi untuk mandi, dia akan terlambat bertemu dosen jika dia harus mandi dulu.
Dengan mengendarai motor matik nya Mira membelah jalanan, menyalip setiap kendaraan dan masuk ke celah celah di antara kemacetan ibu kota, sangat tepat pilihan nya kali ini dia memilih berkendara dengan motor matik kesayangannya, karena dengan begitu dia akan cepat sampai di kampus.
Hanya memerlukan waktu lima belas menit berkendara, hasil dari ngebut dan menyalip kendaraan di kemacetan, kini Mira sudah sampai di kampusnya.
"Cumi! Masih idup lu, gue kira lu bablas, tepar gak bisa bangun lagi gara gara mabok semalem!" sapa Regan si bartender klub yang ternyata teman kuliah Mira, bahkan teman akrab nya semenjak mereka dusuk di bangku SMU.
"Sialan lo,! Mana ada gue tepar gara gara minum kaya gituan, ga ngefek di usus gue minuman segitu mah, receh!" sombong Mira sambil berusaha membuka kuncian tali helm di dagunya.
"Sini gue buka in, mabok aja, jago lu, buka kaya ginian gak bisa, kalo ga ada gue mau minta bantuan siapa lu ?!" omel Regan.
"Ya gak usah di buka, gue pake aja nih helm sampe ke ruangan dosen, kalo dosennya protes, gue suruh dia yang bukain !" ucapnya enteng.
"Dasar cumi, otak lu miring kebanyakan alkohol jadi agak sinting!" ledek Regan.
"Bodo amat!" seloroh Mira yang lalu bergegas meninggalkan Regan yang masih berdiri di parkiran motor.
Mira setengah berlari menuju ruang dosennya, namun sayang, usahanya harus gagal lagi, karena sang dosen pembimbingnya sudah pergi sejak satu jam yang lalu.
Dengan langkah gontai Mira berjalan kembali ke arah parkiran motornya, dia sangat menyesal sudah datang ke kampus dan ternyata harus berakhir kecewa.
"Aaah,,Sialan! Tau gini, gue tidur aja ga perlu cape-cape ke kampus nemuin dosen sok sibuk itu, dasar dosen gila, susah banget di temuin!" racau Mira sambil menendang batu batu kecil dan batu besar yang menghalangi jalannya.
"Auwh!" ringis seorang pria sambil memegangi lututnya.
Rupanya batu yang dia tendang mengenai lutut pria yang berada di hadapannya itu.
"Ma- maafkan saya!" ucap Mira mendekati laki-laki yang sedang menunduk sambil menahan tangannya di lutut kanannya itu.
Namun saat pria itu mengangkat wajahnya, justru Mira malah berteriak kegirangan.
"Nah! Akhirnya,,, bapak gimana sih, saya nyari bapak dari dua minggu lalu gak pernah ketemu, bapak sengaja mau bikin saya ga lulus dan berlama lama di kampus ini? Jangan-jangan bapak naksir saya lagi, sengaja menghalang-halangi saya untuk lulus biar bapak liat saya terus di kampus ini, hayo ngaku!" ceroscos Mira pada laki laki di hadapannya yang ternyata dosen pembimbing yang selama beberapa hari ini dia cari dan susah untuk dia temui.
Padahal skripsinya hanya perlu persetujuan dan tanda tangan dia sebagai dosen pembimbingnya saja agar cepat selesai.
"Ya Tuhan! Nasib sial apa lagi ini, bukannya minta maaf dengan benar malah ngomel-ngomel, eh,, asal kamu tau ya, kita janjian ketemu jam setengah sembilan pagi dan kamu tidak datang, kamu pikir urusan saya cuma ngurus mahasiswi bengal seperti kamu saja?!" kesal sang dosen.
Bagaimana dia tak kesal, mahasiswinya itu membuat janji dengannya jam setengah sembilan tapi sampai siang tak kunjung datang, padahal mahasiswi itu yang membutuhkan dirinya, sekalinya bertemu dia malah menendang batu sebesar kepalan tangan orang dewasa dan tepat mengenai lutut kanan nya itu.
Terpincang pincang pak dosen berusaha berjalan menuju ruangan nya, di temani Mira yang membuntuti dan memaksa dosen itu untuk bersedia menerima skripsi yang sudah susah payah di revisinya atas permintaan sang dosen.
Mira menyodorkan lembaran kertas tebal yang sudah di jilidnya itu ke hadapan dosen pembimbingnya yang sudah duduk di ruangan kerjanya.
"Sebentar!" ucap sang dosen membuka dan memeriksa ponselnya, keningnya berkerut, kedua alisnya menyatu, lalu tak berapa lama kemudian, ponsel di tas Mira berbunyi.
Mira kelabakan, seingat dirinya dia sudah mematikan ponselnya, namun ketika dia lihat ternyata ponsel si pria asing itu yang berbunyi, wajahnya pucat dan sedikit kelabakan, saat tiba tiba wajah dan nama sang dosen terpampang di layar ponsel itu sebagai identitas si penelpon.
"Ponsel mu berbunyi, di angkat dulu, barangkali itu penting!" kata sang dosen menatapnya serius.
"Emh, itu,,, anu,,, bu- bukan hal penting !" jawab Mira gelagapan.
"Bukan hal penting atau bukan ponsel milik mu yang berbunyi?!" tanya dosen pembimbing itu curiga.
"I-itu,,,---" Mira kebingungan menjawab pertanyaan dosennya.
"Kembalikan ponselnya, berikan padaku!" pinta sang dosen.
"Ponsel ini bukan milik bapak juga, kan?" kilah Mira.
"Itu ponsel milik teman ku, dari tadi pagi saya melacaknya dan titik terakhir pelacakan berada di di kampus ini!" Sang dosen pembimbing yang ternyata adalah Kemal asisten pribadi Erik yang merangkap sebagai dosen lepas di kampus tempat Mira menimba ilmu itu langsung menodong Mira agar memberikan ponsel milik bos nya.
Sejak pagi tadi Kemal di buat kalang kabut karena di perintah Erik untukencari ponselnya yang hilang.
"Mana buktinya kalau ponsel ini punya teman bapak?" tannya Mira tak percaya.
"Ini!" Kemal menunjukkan bukti pelacakan ponsel Erik yang hilang dari ponsel miliknya.
"Bagaimana ponsel itu bisa berada pada mu? Jangan jangan, kamu?" tuduh Kemal.
"Enak saja, teman bapak semalam mabuk di klub, dan sepertinya dia salah memasukkan ponselnya ke tas saya, kalau saya mencuri nya sudah saya jual pak,!" tepis Mira berbohong, dia tak mau mengakui kalau dirinya yang salah memasukan ponsel itu ke dalam tas nya.
"Berarti kamu yang semalam mengangkat telpon saya?" tanya Kemal.
"Mungkin, saya tidak begitu ingat, hehe !" Mira cengengesan, dan Kemal langsung bisa menyimpulkan kalau Mira juga mabuk tadi malam.
Mira terdiam, tapi sebersit ide licik langsung hinggap di kepanya, senyum nya mengembang seketika,
"Saya akan kembalikan ponsel ini pada bapak, tapi dengan satu syarat !" pintanya.
"Syarat? Ponsel itu bukan milik mu, sudah seharus nya kamu kembalikan pada pemiliknya, !" protes Kemal.
"Tapi bapak juga bukan pemiliknya, lagi pula siapa yang bisa menjamin bapak tidak akan menjualnya, ini ponsel mahal!" Mira mengusap usap ponsel milik Erik yang berada di tangannya itu.
"Katakan cepat, apa syarat nya?!" kata Kemal, dia tak punya waktu banyak karena harus kembali ke kantor Erik, karena waktu ijin mengajarnya sudah hampir habis, karena kecintaannya di dunia pengajaran, Kemal meminta ijin pada Erik untuk mengajar di kampus itu.
jadwal mengajarnya yang hanya dua kali dalam seminggu itu memang atas se ijin Erik, Kemal mendapat kelonggaran ijin selama setengah hari setiap dia mendapat jadwal mengajar dan harus segera kembali ke kantor setelah itu.
"Gampang aja pak, cukup acc dan tandatangani skripsi saya, ponsel ini akan saya kembalikan," ucap Mira.
"Saya akan periksa dulu revisinya baru saya tanda tangani !" kata Kemal, dia memang agak lebih rewel di banding pembimbing lainnya dari semenjak sidang, pantas saja Mira sangat sebal pada dosen nya itu.
"Ya sudah, berarti ponselnya saya kembalikan nanti!" ucap Mira
"Baik,,, baik,,, saya acc dan tandatangani sekarang!" Kemal mengambil bolpoin yang berada di laci meja nya, lalu menandatanganinya.
"Yeah! Terimakasih pak dosen ku yang baik hati, sampai jumpa di acara wisuda, pak!" pekik Mira bahagia, karena memang skripsinya hanya tinggal tersandung satu tanda tangan Kemal saja, sedangkan untuk pembimbingnya yang lain, tempat riset, dan bahkan ketua prodi pun sudah menandatangani semua.
Mira menyerahkan ponsel milik Erik pada Kemal sesuai janjinya, dan dia pulang dengan tawa bahagia, membayangkan dirinya yang sebentar lagi mengenakan toga hitam saat acara wisuda.
"Akhir nya, bisa tidur dengan nyenyak!" pekiknya dengan langkah riangnya.
***
"Ambil ponsel mu!" Kemal menyodorkan ponsel Erik di meja kerjanya.
"Dari mana kau mendapatkannya?" tanya Erik langsung meraih ponselnya, dia langsung membuka galeri ponselnya yang berisi foto dan video kenangan dirinya dan Citra yang masih tersimpan rapi di sana.
"Ponsel mu tertinggal di klub, pihak klub menyimpannya!" bohong Kemal, dia terlalu malas menceritakan tentang dirinya yang terpaksa harus meng acc skripsi Mira demi mendapatkan kembali ponsel bosnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sandisalbiah
hadehh. dosen sekelas Kemal bisa di kadalin ama Mira.. wahh kerenn..
2023-07-28
0
Jeng Anna
Sama kek sku dulu, Mir....cuman bedanya dospem ku dekan jd yaaahhh terpaksyaaa sabarrr 😝
2023-01-27
1
Azizah az
ya ampun tanda tangan dosen dituker ma hp, licik inimah namanya😄
2022-09-22
1