Sebulan sudah Erik resmi berpisah dengan Citra, selama sebulan pula hidup erik seperti tanpa arah, hampir tidak pernah Erik mampir ke rumah mewah nya yang dulu pernah jadi tempatnya membina rumah tangga bersama Citra.
Erik lebih senang tinggal di apartemen nya yang sederhana untuk ukuran pengusaha sukses dan arsitek terkenal sekelas dirinya.
Hari hari Erik hanya di habiskan untuk kerja, dan pergi ke tempat hiburan malam untuk mabuk mabukan, di saat dirinya masih berusaha melupakan mantan istrinya, dengan menenggelamkan diri pada pekerjaan di siang hari dan berteman dengan alkohol di malam hari, Citra sang mantan istri justru sudah resmi menikah dan berbahagia bersama Roni laki-laki yang menjadi selingkuhannya selama ini dan juga bersama calon anak mereka yang menambah kebahagiaan pasangan pengantin baru itu.
Seperti malam ini, suara dentuman musik keras terdengar menyambut pendengaran Erik, saat laki-laki tampan nan gagah itu memasuki klub malam ternama di ibu kota.
Suasana klub malam saat itu terasa lebih ramai dari malam malam biasanya, padahal ini bukan hari libur atau pun weekend, Erik yang datang seorang diri tanpa di temani Kemal merasa risih karena banyak tamu perempuan yang menatapnya penuh 'ingin' dan beberapa wanita yang dia lewati pun banyak yang menggodanya secara terang terangan.
"Shiiittt,! Para Jallanng itu sangat menjijikan ! Kenapa banyak sekali wanita malam di tempat ini !" gerutunya kesal di sepanjang perjalanan nya menuju ke arah meja bar.
Sang Bartender yang sudah mulai mengenali wajah Erik yang hampir tiap malam datang ke klub itu menyapanya, klub itu sudah seperti rumah ke duanya akhir akhir ini.
"Hai bro ! Kusut sekali wajah mu !" ucap sang bartender muda yang langsung meracikkan segelas minuman yang biasa Erik pesan, dan menyodorkan nya ke hadapan Erik.
"Banyak sekali wanita, membuat ku tak nyaman !" keluh Erik.
"Ini rabu malam, bro ! Ladies night," terang sang bartender.
Erik sepertinya melupakan sesuatu, biasanya dia menghindari masuk club setiap hari rabu, karena beberapa klub di ibu kota biasanya mengadakan acara ladies night, dimana para wanita mendapatkan pelayanan khusus dari pemilik klub seperti gratis minuman jenis tertentu, dan terkadang di adakan acara yang di dedikasikan untuk para wanita yang hadir malam itu, tentu saja pengunjung wanita akan membludak saat itu.
Erik seperti biasanya, asik minum sendirian, tenggelam dalam kesedihannya yang tak kunjung usai, sambil menikmati dentuman musik di temani alkohol yang selalu bisa membuatnya lupa akan kesedihannya untuk sementara.
"Regan ! gue minta coctail cepetan, gratis kan !?" teriak seorang wanita muda yang baru saja datang dan duduk di kursi sebelah Erik.
(*cocktail sejenis minuman beralkohol yang di campur dengan bahan minuman lain seperti jus buah dengan tampilan yang cantik, namun lumayan memabukan untuk wanita.)
Erik melirik wanita itu dengan ujung matanya, tanpa merubah posisi duduknya, dia merasa kesal karena suara wanita itu terdengar sangat kencang di telinganya, mengalahkan suara musik yang menggema di ruangan penuh asap itu.
Sudah tiga gelas coctail di habiskan wanita itu,
"Regan... masih belum mabok gue, tambah lagi !" teriaknya lagi.
"Gratisannya cuma tiga gelas aja, cumi ! Kalo pesen lagi, lu harus bayar !" kata sang bartender yang terlihat akrab dengan wanita itu.
"Ah, lu mah pelit, gue lagi pengen mabok banget nih, masa tiap hari gue suruh mabok skripsi terus, cepet lah !" racau wanita yang sudah setengah mabuk itu.
"Kasih aja yang dia minta, bill nya masuk tempat ku" ucap Erik yang mulai risih dengan rengekan wanita di sampingnya itu.
"Om mau traktir saya? Tapi nanti om gak minta di temenin tidur sama saya kan ?" celoteh wanita yang setengah teler itu.
"Cih, aku tak berselera tidur dengan wanita modelan begini!" decih Erik memalingkan wajahnya malas dan melanjutkan minumnya lagi.
"Tapi, kenapa om mau mentraktir minuman untuk ku?" oceh wanita itu lagi.
"Agar kau diam dan tak mengganggu acara minum ku dengan suara berisik mu!" ketus Erik.
Erik menatap sekilas penampilan wanita itu, sungguh wanita yang aneh, dia datang ke klub dengan celana jeans robek dan sweater, tak seperti wanita wanita lain yang mengenakan dres ketat dan minim dengan tatanan rambut dan make up yang cetar, sedangkan wanita ini tampak seperti tak memakai riasan apa pun dengan rambut panjang nya yang di gulung asal ke atas agar tak mengganggu minumnya.
"Okay, siap! Bebas ya Om, aku pesan minuman apa pun, beneran lho ya!" ucap wanita itu.
"Ya !" jawab Erik malas.
"Jangan nyesel ya! Aku pesen nih, yang mahal gak apa apa ya!" oceh wanita itu sambil menepuk nepuk bahu Erik.
"Pesan apa pun yang kamu mau, dan jangan mengganggu ku!" ketus Erik merasa tak senang wanita itu menyentuh nya.
"Regan,,, lu denger kan om itu bilang apa? Cepet bikinin gue minuman yang paling enak dan mahal, mumpung gratis!" teriaknya.
Bartender yang di panggil wanita itu dengan nama Regan itu melirik ke arah Erik dan Erik mengangguk tanda meng iya kan ucapan si wanita berisik di sampingnya itu.
"Lu jangan kebanyakan minum cumi, ntar lu kemabokan terus pulang nya lu ngesot, tau rasa! Gue malem ini lembur, gak bisa nganter lu pulang,!" ucap bartender bernama Regan itu.
"Tenang saja, gak ada sejarahnya seorang Mira Anisa hangover!" ucap wanita yang mengaku dirinya bernama Mira Anisa itu sambil membusungkan dan menepuk nepuk dadanya sendiri.
(*Hangover istilah lain dari mabuk berat atau terlalu mabuk akibat mengkonsumsi alkohol terlalu berlebihan)
"Om, mau banyak banyakan minum sama aku, gak?" tantang wanita muda bernama Mira itu sambil mengacungkan gelas ke hadapan Erik.
"Beri aku sebotol vodka!" pinta Erik pada Bartender itu, dan bartender itu pun menuruti permintaan Erik.
"Ayo kita bertanding, siapa yang lebih banyak dan kuat menghabiskan ini! Kalau kau berhasil menghabiskan separuh isi botol ini, kau boleh meminta hadiah apa pun, pada ku!" ucap Erik kesal seraya membuka tutup botol minuman memabukan itu, dia ingin membuat gadis kecil berisik itu mabuk sembuk mabuknya.
"Asik! Siapa takut! Om keren!" celoteh Mira menyanggupi tantangan yang di berikan Erik padanya.
Segelas, dua gelas, sampai akhirnya hampir satu botol minuman itu di habiskan mereka berdua, tapi Erik sepertinya sudah tidak kuat melanjutkan pertandingan minumnya, Erik menyatakan tak sanggup untuk minum lagi, kepalanya sudah terasa sangat berat pandangannya sudah menggelap dan bahkan dia tak mampu mengangkat kepalanya yang dia benamkan di meja bar panjang itu.
Tak berapa lama, Mira yang masih belum kehilangan kesadarannya itu mendengar suara ponsel Erik yang berada di meja bar berbunyi, dan dengan entengnya Mira meraih ponsel itu lalu menggeser tombol hijau.
"Halo, siapa ini,? Laki-laki tua pemilik ponsel ini sedang mabuk berat, cepat jemput dia ke sini!" teriak Mira, lalu mengakhiri pembicaraan nya.
"Dasar om om tua payah! Dia yang nantangin, dia yang tepar! Regan,,, gue pulang duluan ya!" pamitnya pada si bartender yang sepertinya sangat akrab dengan nya itu.
"Oke, hati hati! Sory gue gak bisa nganter! ntar gue telpon lu!" ucap Regan melambaikan tangannya ke arah Mira di tengah kesibukannya meracik minuman untuk para tamu.
"Sampaikan ucapan terimakasih ku untuk om tua tampan itu!" teriak Mira sambil tertawa sepanjang jalannya yang setengah sempoyongan itu keluar klub.
Keesokan hari nya, Mira sudah di jengkelkan dengan suara ponsel yang terus berbunyi dari dalam tas nya,
"Aaaah sialan ! Siapa yang menelpon ku pagi pagi buta begini !" Mira menutupi wajah dan kedua telinganya dengan bantal, berharap suara ponselnya tak terdengar lagi dan mengganggu tidurnya yang belum di rasa puas, pusing akibat mabuknya semalam bahkan belum reda, tapi dia harus terbangun karena suara ponsel yang terus berbunyi.
Mira meraih tas selempang yang di pakainya semalam, mencari sumber suara ponsel yang terus saja berbunyi dari dalam tas kotak berbahan kanvas berwarna hitam itu.
Tapi saat sumber suara itu berhasil di temukan dari dalam tas nya, Mira justru mengerutkan keningnya,
"Ponsel siapa ini? Kenapa ada di tas gue,? Sejak kapan gue jadi klepto saat mabuk ?" gumamnya mengingat ingat kejadian semalam yang hanya terlintas bagai potongan potongan vidio pendek saja di memori kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sandisalbiah
wahh.. jd Mira ni yg bakal ngerecokin hidup Erik sampe dia bisa move on dr citra.. menarik.. lihat dia Erik.. sedikit bar-bar dan enerjik.. agap saja ganti suasana.. dr pada menangisi wanita yg lemah lembut tp doyan selingku dan zina seperti citra.. iuuuhhh..
2023-07-28
1
Alitha Fransisca
Semangat Lita
2022-03-22
1
Alya nawafil.😀
kehididupan baru akn segara dimulai
2022-03-11
1