Hari itu tak seperti biasanya, saat sore hari Erik pulang kantor Citra sang istri sedang menunggunya di rumah, sungguh hal yang sangat langka terjadi, biasanya ketika Erik pulang, hanya rumah yang kosong dan sepi yang dia temui, tak ada sambutan hangat dari istri yang di cintainya.
Perasaan Erik sungguh bahagia bukan main mendapati istri tercintanya menyambut dirinya saat pulang kantor, saat dirinya lelah seharian bekerja, dan kini mendapati wajah cantik Citra yang selalu di rindukannya itu ada di hadapannya saat ini.
Sungguh miris memang, sebegitu bahagianya Erik hanya karena mendapati istrinya ada di rumah saat dirinya pulang kantor, sementara untuk sebagian besar pasangan lain, itu suatu hal yang lumrah dan bukan hal yang istimewa.
"Erik, ada yang ingin aku sampaikan pada mu!" Kata Citra yang kini duduk di ruang tamu menunggu kedatangan suaminya pulang.
"Hey sayang, bahagia banget aku bisa liat kamu di rumah sore sore begini!" Sapa Erik mendekati Citra dan mengecup kening wanita itu dalam.
Sementara Citra hanya diam tanpa merespon apapun yang di lakukan suaminya itu terhadap dirinya, sikapnya hanya dingin seperti biasanya.
"Erik, bisa kita bicara,,,serius?" Pinta Citra seraya menepuk nepuk kursi kosong di sebelahnya mengisyaratkan agar suaminya duduk di sebelahnya.
Erik mengikuti arahan istrinya itu, dia duduk tepat di sebelah Citra, perasaannya sungguh sangat menghangat bisa duduk berdampingan dengan istrinya seperti itu, sudah lama rasanya dia tak duduk santai berdua dengan istrinya, karena kesibukan Citra di luar rumah.
"Apa yang ingin kamu bicarakan, sayang?" Tanya Erik sambil membelai rambut panjang Citra, dia sampai lupa, kapan terakhir kali dia membelai rambut wanita yang selalu membuat dirinya menggila itu.
"Kamu mau mobil baru? Tas baru?" Sambung Erik.
Citra hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Atau kamu mau liburan ke luar negeri lagi? Aku bisa menemani mu kali ini, aku akan mengosongkan jadwal ku khusus untuk menemani mu berlibur," ucap Erik ketika melirik sebuah koper besar teronggok di sudut ruangan.
"Erik, dengar! Aku ingin kita pisah!" Ucap Citra akhirnya, setelah dia mengumpulkan keberniannya untuk mengucapkan kata kata itu beberapa hari belakangan ini.
"Maksudnya, kamu ingin berlibur sendiri lagi, dan kita harus terpisah sementara lagi gitu?" Tanya Erik polos.
"Erik, aku ingin kita berpisah, bercerai!" Tegas Citra.
"Citra, sayang,,, apa maksud mu? Ada apa ini? Katakan, apa aku berbuat salah pada mu?" Erik terlonjak dari tempat duduknya.
Bagai di sambar petir, Erik sungguh terkejut mendengar keinginan istri tercintanya itu, dia sungguh tak menyangka kalau Citra akan mengucapkan kata kata itu padanya.
"Erik tolong, aku sudah tidak mencintai mu lagi, tolong lepaskan aku!" Pinta Citra menghindari tatapan mata Erik yang mengiba padanya.
"Demi Tuhan jangan katakan itu, katakan apa salah ku! Aku akan memperbaiki semuanya, aku akan melakukan apa pun itu demi kamu, asal kamu tak pergi dari ku !" Mohon Erik dengan mata yang berkaca-kaca.
"Erik aku sudah selingkuh, aku mempunyai laki-laki lain yang aku cintai," kata Citra mengungkap dosanya tanpa perasaan bersalahsama sekali.
Kata kata Citra terasa bagai sayatan sembilu di hati Erik, perih tiada tara, sekuat tenaga Erik menahan rasa sakitnya.
"Aku tau, dan aku sudah memaafkan mu, tolong jangan tinggalkan aku!" Ucap Erik mengiba.
"Aku tidak bisa, aku hanya ingin hidup bersamanya," tolak Citra tak bergeming.
"Kenapa? Aku sudah memaafkan dan melupakan semua kesalahan mu, tapi tolong tetap di sisi ku!" Erik memeluk erat tubuh Citra, seakan takut kalau istri kesayangannya itu meninggalkannya.
"Erik, tolong lepaskan, aku harus pergi, aku tak bisa bersama mu lagi!" Citra meronta ronta melepaskan diri dari kungkungan Erik yang menguasai tubuhnya.
"Tidak akan, aku tidak akan pernah melepaskan mu untuk siapa pun, kamu milik ku !" Pekik Erik semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Citra.
"Erik, lepaskan ! Kamu menyakiti ku, aku sedang hamil !" Teriak Citra, sontak saja Erik langsung mengendurkan pelukannya, dan menatap wajah Citra dengan tatapan bahagia.
"Ka- kamu hamil ?" Tanya Erik terbata-bata.
"Ya, dan itu anak nya, bukan anak mu!" Tegas Citra.
Sejenak pandangan mata Erik gelap seketika, otaknya tak dapat mencerna apa yang di katakan oleh istrinya barusan, Citra hamil dan itu bukan dari benihnya melainkan hasil dari hubungan gelap istrinya bersama selingkuhannya,
Oh tidak, pasti Tuhan sedang bercanda padanya saat ini, empat tahun Erik menanti kabar itu di tengah rumah tangganya, tapi kini dia malah mendapat kabar kehamilan istrinya dengan orang lain, sungguh bercandaan Tuhan kali ini sangat tidak lucu bagi nya.
"Sayang, Citra,,, tolong jangan bercanda!" Ucap Erik dengan pikiran yang sudah kalut dan tak bisa berpikir apapun.
"Aku tidak bercanda, ini serius, aku hamil, dan ini bukan anak mu, tapi hasil dari hubungan ku dengan pacar ku, bukan kah kita sudah lama tidak melakukan hubungaan suami istri?" Terang Citra menegaskan.
"Oke, kalau ini hanya masalah kehamilan mu, tinggalkan pacar mu, dan aku akan menganggap bayi yang ada di perut mu itu sebagai anak kandung ku, aku akan merawat, menyayangi, dan memberikan segalanya untuk anak itu asal kamu tetap bersama ku," lirih Erik.
"Erik,,, dengarkan aku baik baik, aku sudah tidak mencintai mu, aku mencintai ayah dari bayi yang ku kandung ini, dan aku bahagia bersama dia, apa kamu tak ingin melihat aku bahagia?" Kata-kata Citra seakan menabur garam pada luka hati suaminya itu.
Bagaimana tidak, Erik harus menerima kenyataan kalau istri tercintanya lebih bahagia bersama orang lain dari pada dengan dirinya.
"Sayang, apa sebenarnya salah ku, apa sebenarnya kurang ku? Aku bersedia memperbaiki diri demi agar kamu tak pergi dari hidup ku," tanya Erik pelan.
"Jujur, kamu tak ada salah pada ku, tak ada kurangnya juga di mata ku, kamu baik, kamu sabar, kamu perhatian, tapi,,, aku minta maaf, aku tidak bisa bersama dengan mu lagi, aku mencintai orang lain, aku bahagia saat bersama dia, maaf!" Sesal Citra, dia tau suaminya pasti sangat terpukul dan terluka dengan kejujurannya ini, tapi ini harus dia sampai kan agar Erik mengerti kalau kebahagiaan nya kini bukan bersamanya tapi bersama orang lain.
"Lalu bagai mana dengan aku? Bagaimana jika kebahagiaan ku itu bersama mu?" Lirih Erik seakan tak punya tenaga lagi untuk berdebat dengan istri yang sampai detik ini masih di cintainya itu meski dia tau kalau hati istrinya sudah tak berpaling lagi padanya.
"Erik, bukan kah kamu sering bilang kalau kamu mencintai ku, kalau kamu ingin selalu membuat ku bahagia, apa itu masih berlaku sekarang ?" Tanya Citra, yang lalu di jawab dengan anggukan kepala Erik sang suami yang suda di hianatinya.
"Kalau kamu benar benar mencintai ku dan ingin melihat aku bahagia, lepaskan aku, bebaskan aku!" Pinta Citra.
"Tidak, tidak mungkin aku tidak akan melepaskan mu!" Tolak Erik.
"Erik, kamu akan membuatku tersiksa seumur hidup ku jika kamu memaksa ku untuk tetap bersama mu, dan kamu pun akan sama tersiksanya dengan ku karena aku sudah tidak menginginkan mu lagi!" Jerit Citra kesal, dia merasa sangat kesulitan menjelaskan perasaannya pada Erik bahwa dia sudah tak ingin hidup bersama nya lagi, sedangkan Erik masih tetap keukeuh ingin mempertahankan Citra menjadi istrinya.
Tin,,,tin,,,,
Suara klakson mobil terdengar berulang dari halaman rumah mewah itu.
"Aku tak akan menuntut apa pun dari mu, rumah dan segala macam memang itu milik mu sedari awal, lagi pula aku yang memilih pergi dari sini, aku hanya membawa baju dan barang barang pribadi ku saja, Maaf sudah membuat mu kecewa dan mungkin terluka, aku yakin kamu juga akan menemukan kebahagiaan mu sendiri," ucap Citra panjang lebar.
Citra cukup tau diri untuk tidak menuntut apa pun pada suaminya, di samping dirinya yang memang berbuat salah dalam hal ini, harta kekayaan yang mereka miliki seperti rumah, mobil dan segala macam aset yang mereka punya adalah milik Erik sedari awal, dirinya tak berkontribusi apapun, karena dia hanya ibu rumah tangga biasa tak mempunyai bisnis atau pun pekerjaan di luar, karena memang Erik tak pernah mengijinkan dirinya untuk bekerja, semua kebutuhan Citra terpenuhi tanpa harus dia bekerja.
"Maaf aku harus pergi, terimakasih sudah terlalu baik pada ku selama ini," pamit Citra.
"Tunggu, siapa laki-laki itu?" Tanya Erik.
"Tanya lah pada asisten mu, aku yakin dia tau siapa laki laki yang sudah membuatku bahagia itu, bukan kah Kemal setiap hari di perintahkan untuk membuntuti ku?" Ucap Citra sambil tersenyum simpul dan meninggalkan rumah yang empat tahun ini jadi tempatnya mengarungi hidup bersama Erik yang sebentar lagi berstatus mantan suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sri Agustina
gak suka ada laki longor yg betul za
2024-09-11
1
Mattea Bee
Biasanya lelaki yang berulah tapi ini malah istrinya yang bertingkah di luar nalar. Dapat suami tampan, kaya raya, setia, bisa nerima kekurangan pasangannya, plus pemaaf lagi.. Kalau dibilang tidak ada manusia yang sempurna, sepertinya tidak berlaku untuk Erik.
2024-07-18
1
Nyi Nur
masih ada kah ,d jaman sekarang laki" seperti Erik
ouh sedih nya hatiii ku
2024-07-17
1