BAB 5

Dua bulan ini Imel menempati rumah mungil dan cantik, sesuai pesan dari Flora dia sudah mencari tempat tinggal tetapi sangat sulit untuk menemukan yang pas, apalagi kampusnya di kawasan yang sangat elit membuatnya harus ekstra kerja keras kalau menyewa kontrakan atau kostan didekat sana.

Imel meletakkan sebuah note dengan catatan nomor hp terbarunya dan alamat asrama universitasnya karena menurut Imel tinggal di asrama jauh lebih baik. Dia sudah membeli laptop baru untuk menjadi penulis lepas, tidak perlu melalui Hp nya lagi untuk mengetik, dia hanya membeli yang murah yang penting bisa dipergunakan.

Asrama univ juga termasuk mahal tetapi jika dihitung dengan ongkos harganya sama saja dengan kost diluar jadi dia memilih tinggal di asrama yang aman dan tentram.

Sebenarnya kuliah akan dimulai 2 bulan lagi tapi Imel akan berusaha untuk mencari pekerjaan dan jika di asrama dia bisa dengan bebas masuk ke perpustakaan di univ dan tidak perlu menyewa buku lagi. Dan menjadi penulis lepas juga merupakan hobinya yang menghasilkan, lumayan dalam sebulan dia mendapat uang saku 1juta -2juta jika rajin.

Imel juga mulai mengerjakan novel atau naskah karena cita-citanya adalah menjadi penulis dan kalau bisa ceritanya dapat diangkat menjadi film atau drama. Itulah cita-cita terbesarnya tetapi karena dia penerima beasiswa dari HS maka dia harus mengambil jurusan bisnis yang nantinya akan bekerja di perusahaan H&S Group selama kontrak 10 tahun.

Beruntung karena Imel mendapatkan kamar asrama sendiri karena belum ada yang masuk kuliah sehingga dia akan sendirian dalam 2 bulan ini. Pot tanaman juga sudah mulai tumbuh lebih tinggi dan dia tempatkan di meja belajar di depan jendela kamarnya.

"Huft.. lumayan capek juga bersihin kamar luas ini. Mulai nulis lagi ah..." Imel membuka laptopnya dan mulai menuangkan imajinasinya tentang seorang peri bunga yang hidup di dunia manusia, Flora lah yang menginspirasinya.

\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~

Stefano masih duduk termenung di dalam pesawat dengan tujuan ke Singapura, dia sebenarnya sangat tidak ingin ke sana tetapi dia sudah berjanji dengan alamarhum kakeknya Daniel untuk segera mengambil alih perusahaan disana karena yang di sini telah di pegang oleh kakak lelakinya Damian, dan kakak perempuannya Tatiana tidak ingin tau tentang perusahaan dan memilih menjadi artis sama dengan tante Elara dan masuk dalam Bellatrix, sedangkan adiknya si bungsu Morgan malah membuka bar dan lebih ingin bersenang-senang.

"Kau sudah dapat info tentang gadis itu Bian?" Tanya Fano dan Bian menelan air liurnya susah payah.

"Cuma dikit, karena sulit sekali bahkan sosmed saja dia tidak punya. Teman apalagi, aku cek dia itu cuma sekolah, ikut lomba, ke bank dan pulang, di sekolah juga tidak punya teman, hanya bergaul dengan guru di ruang guru atau perpustakaan. Dia tinggal dengan pamannya sejak umur 13 tahun dan beberapa bulan lalu pamannya meninggal dan dia pindah. Sampai sekarang belum diketahui dia tinggal dimana." Jelas Bian panjang lebar tapi Fano malah diam.

"Jadi mau diterusin ga nih penyelidikannya?" Tanya Bian.

"Lanjut aja." Jawab Fano singkat karena dia penasaran, gadis secantik itu tidak punya teman dan kehidupan sekolahnya seperti anak culun saja.  Kalau pintar sudah pasti, karena mendapatkan beasiswa HS tidak mudah.

Fano akan di Singapura selama 2 tahun sesuai janjinya pada kakek dan setelah itu dia bisa kembali atau tetap tinggal, intinya setelah 2 tahun dia bebas melakukan apapun. Jadi Fano bertekad akan berkerja dengan baik disini.

Fano berjalan masuk siang itu ke gedung kantor H&S pusat di singapura dan semua karyawan sudah berjejer rapi dan menyambutnya, semua menunduk dan memberi hormat padanya yang jalan dengan gagah dengan pandangan lurus dan datar.

Ketampanan Fano sudah terkenal dan semua wanita tergila-gila padanya sejak dia masih kecil. Karena anak ke tiga pewaris Hastanta merupakan yang tercerdas dari ke empat Hastanta lainnya. Di umurnya yang baru 22 tahun dia sudah menyelesaikan S2 nya di inggris dan yayasan HS juga menjadi makin sukses dalam 1 tahun terakhir di tangannya, mereka menghasilkan pekerja unggulan dan berbakat dibidangnya sehingga membuat H&S Group makin diatas dan tak terjangkau.

Apa lagi ada dukungan dari Archer Group yang akhirnya menjadi saudara di bidang berbeda. Dalam bidang bisnis yang sama mereka telah melebur jadi 1 dan bisnis yang berbeda mereka semakin maju membuat kedua perusahaan ini begitu di takuti oleh pebisnis dunia.

\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~

2 bulan berlalu dan kini Imel sudah berada dalam aula penyambutan mahasiswa/i baru di UHS dan Imelda seharusnya menjadi pembicara utama di podium tetapi dia menolak karena tidak ingin menonjol dalam kehidupan kuliahnya dan digantikan oleh seorang pemuda yang cukup pintar dan lumayan terkenal sebagai mahasiswa baru.

"Sepertinya aku ga ada teman sekamar deh.. ga ada yang datang sampe sekarang." Gumam Imel pelan saat telah santai diatas tempat tidunya karena dia harus menunggu untuk membukakan pintu karena dia terbiasa mengunci pintu dengan kunci ganda agar lebih aman.

Pagi harinya Imel mendatangi pengawas asrama wanita dan dia telah konfirmasi bahwa Imel memang sendirian dikamar karena telah pas dan berjumlah ganjil, Imel senang mendengarnya jadi dia tidak perlu berbagi apapun di kamar itu.

"Misi cantik.. boleh kenalan? Namaku Erlangga." Seorang pria lumayan tampan mendekati Imel dan dia hanya membalas dengan senyum terpaksa dan makin berjalan dengan cepat meninggalkan pemuda itu namun tidak berhasil.

"Cantik, jangan sombong dong.. kita berteman saja dulu." Ucap Erlangga tapi Imel malah merasa takut berhadapan dengan laki-laki dan wajahnya kini berubah pucat.

Imel berlari kencang dan akhirnya masuk ke toilet untuk menghindari Erlangga. Imel menarik napas panjang dan menghembuskan pelan berkali kali untuk menenangkan hati dan pikirannya.

"Penampilanku tidak mencolok dan biasa saja malah terlihat culun." Gumam Imel memeriksa penampilannya yang memang terlihat culun. Akhirnya Imel memilih memakai masker saja, palingan nanti dia jawab kalau lagi flu saja di kelas.

"Hai Imel..."

"Tya?" Imel terkejut saat dia masuk ke ruang kelas melihat Tya memanggilnya padahal dia telah memakai masker agar tidak ada yang melihat wajahnya.

"Kenapa kaget? Kau sudah hebat sekarang dan bisa masuk ke UHS ini pake jalur beasiswa? Dasar gadis kampung." Ucap Tya dengan nada dan tatapan menghina membuat seluruh mahasiswa malah menertawakan Tya bukan Imel.

"Maaf nih Tya.. tapi kalau jalur beasiswa di UHS itu sangat hebat loh, malah kita juga pengen dapat itu dan mereka yang dapat beasiswa berati sudah di utamakan masuk ke H&S Group, ibaratnya kita ini hanya dapat posisi sisaan dari mereka." Jelas salah seorang teman Tya dan membuatnya sangat malu. Sementara Imel sudah duduk tenang di kursinya dan tidak mau mencampuri urusan Tya dan lainnya.

"Sial, aku akan membalasmu nanti, papi udah ga ada dan saatnya pembalasan." Batin Tya dan dia sudah memikirkan akan membeberkan rahasia Imel kalau dia sudah pernah diperkosa 2 kali dan suka menggoda pria tua agar menjamahnya.

Sebulan berlalu dan kehidupan di kampus Imel yang tenang mulai terusik karena Erlangga yang terus saja mengikutinya setelah lama berhenti. Imel mengira kalau dia sudah menyerah ternyata tidak dan malah lebih banyak lagi yang mendekatinya termasuk seniornya yang terkenal paling tampan.

"Imelda.. kenapa kamu selalu menghindari kami? Coba lah bicara sedikit saja atau kasih kami kesempatan." Ucap salah seorang pria disana dan Imelda sudah terpojok di dinding kelas karena ada 3 pria di depannya membuatnya sedikit gemetar.

"Ohh lagi godain cowo ternyata, dasar murahan." Ujar Tya dan Erlangga tidak terima dengan perkataan Tya barusan.

"Hei Tya, jaga ucapanmu." Hardik Erlangga dan Tya hanya cuek dan berlalu bergitu saja dari mereka dan ini kesempatan bagi Imelda untuk kabur dan langsung duduk di tengah-tengah antara 2 gadis sekelasnya jadi tidak akan ada yang bisa duduk disampingnya.

Selesai 2 mata kuliah, Imel berjalan santai menuju perpustakaan dan tiba-tiba dia dihadang oleh 3 orang gadis dengan dandanan modis dan cantik. Imel berusaha melewati mereka tapi selalu dihadang.

"Kau yang namanya Imelda?" Tanya salah satu dari mereka.

"I iya kak, ada apa?" Tanya Imel yang merasa takit dengan aura ketiganya.

"Kau yang menggoda Erlangga HAH!" Bentak gadis yang ditengah.

"Udalah Van, hajar aja langsung."

"Jangan dulu aku penasaran nih Lin dengan wajahnya."

"Ah buka saja Sari, lama amat."

Sari menarik turun masker yang dipakai Imel dan mereka terkejut dengan kecantikan Imelda, pantas saja Erlangga begitu niat mengejarnya dan juga cowo-cowo di kampus.

"Pantes Vaniaa... dia cantik ternyata, aku kira cewe abal-abal." Komen Sari membuat Vania makin kesal melihatnya, dia kalah cantik.

"Kau jangan mentang-mentang cantik jadi berkeliaran menggoda cowo di sini ya.." Vania menarik rambut Imel dengan kuat.

"Aduh sakit tau.." Imel menendang kaki Vania dan dia akhirnya melepaskan cengkramannya di rambut Imel.

"Kau berani!" Sari menamparnya kuat dan Imel ingin membalas tapi lengannya sudah di tahan oleh Linda. Vania yang emosi langsung menampar Imel berkali kali.

"Hei! Ada apa disana?" Suara seorang pria terdengar.

"Aduh itu kan kak Morgan." Ucap Sari dan dia langsung berubah menjadi lembut dan menggoda.

"Kalian apakan gadis cantik ini?" Tanya Morgan lalu melihat Imel dan dia langsung terpesona.

"Eh.. wajahmu kenapa cantik..? Apa mereka membulimu?" Tanya Morgan yang sudah mendekat pada Imel dan akhirnya ketiga gadis itu berlari kabur sebelum Morgan mengamuk. Morgan paling tidak suka keributan apalagi menyakiti gadis cantik siapapun itu.

"Kamu cantik sekali sayang..." Ucap Morgan tetapi Imel malah berdiri membeku ketakutan, dia gemetar karena Morgan terlalu dekat dengannya. Morgan mengambil Hpnya lalu memfoto wajah Imel dan dia semakin ketakutan, wajahnya telah pucat dan dia tidak bergerak sama sekali.

"jangan takut sayang. aku akan melindungimu." Ucap Morgan lalu Imel terjatuh tak sadarkan diri. Morgan panik dan segera mengangkat tubuh Imel menuju ruang kesehatan yang memang dekat dari tempat mereka.

"Dokter Jhon.. tolong periksa gadis ini." Morgan merebahkan Imel dan dokter khusus UHS itu segera memeriksanya.

"gimana gimana?" Tanya Morgan panik dan dokter John masih memeriksanya.

"Tidak apa, dia cuma syok, terkejut sepertinya ada yang membuatnya takut. Biarkan dia istirahat dan akan sembuh dengan sendirinya." Jelas dokter membuat Morgan bernapas lega.

"Cantik sekali kamu.. " Morgan memandangi Imel yang tertidur tetapi wajah Imel masih terlihat tidak tenang. Morgan yang sedang bosan menunggu Imel sadar lalu mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu di chat grup keluarga mereka.

[Morgan] "Mamiku aku menemukan bidadari mam..."

Photo sent 

[Morgan] "Cantikkan dia? Cocok gak jadi menantu mamiku yang juga cantik?"

[Ken] "Wow nemu dimana nih gadis kecil, cantik sekali?"

[Lusia] "Cantik. tapi kenapa dia keliatan ketakutan begitu? kamu apain dia Morgan!"

[Morgan] "Gak diapa-apain kok mami.. cuma nyelamatin bidadari yang sedang dibuli sama cewe-cewe kampus tadi."

[Lusia] "Ohh mami kira kamu apa-apain anak gadis orang."

[Ken] "Bawa pulang gih biar mami ada temennya."

[Morgan] "Oh beres Morgan rayu dulu beberapa jurus nanti juga ni bidadari luluh."

[Fano] "MORGAN!!! Jangan sentuh gadis itu!"

[Morgan] "Woi bang.. kenapa dah?"

[Fano] "Jangan membantah, awas kalau kamu sentuh gadis itu Morgan!"

[Morgan] "Bang Fano kenal ya? Tapi dia calon mantu mami bang, akan Morgan lamar dia bentar lagi."

[Fano] "MORGAN!! Gadis itu milikku!"

[Morgan] "WOW!! Yang bener bang? Jangan becanda, abang aja gak pernah deket cewe lagi setelah si lalitulalit itu."

[Fano] "Jangan banyak bicara, pokoknya dia punyaku."

[Morgan] "Coba buktiin kalo abang tau tentang dia, nama, alamat, status.."

[Fano] "Imelda, umur 17 tahun, lahir Bogor, 5 April, dia kandidat terbaik HS, jadi jangan ganggu dia."

[Fano] "MAMI PAPI..awasi Morgan kalau gak, Fano pulang sekarang juga!"

[Morgan] "Wah pake ngancam, abang ga seru ih.."

[Lusia] "Fano.. kamu kerja dulu baik-baik, mami akan awasi nih bocah genit."

[Morgan] "Nih bang, Morgan kasih hadiah.."

Photo sent 

[Morgan] "Bidadari lagi tidur, cantik yah..."

[Fano] "MORGAN! Papi, Fano pulang sekarang."

[Ken] "NO.. Fano, jangan nak.. Morgan, kalau masih jahil papi stop investasi dan uang jajan buat bar kamu."

[Damian] "Betul, abang juga stop.. kalau Fano balik berarti abang yang harus kesana."

[Morgan] "Iya iya.. Morgan kalah deh, tapi ni bidadari beneran cantik deh, bang Fano beneran nih? Soalnya banyak yang gangguin deh kalo gak salah.."

[Fano] "Kamu jagain dia dan jangan bilang tentang abang dulu, nanti abang kirim uang jajan tambahan."

[Morgan] "Wes.. mantep bang! Morgan jagain deh... tapi gak bisa tiap hari kan aku cuma masuk 2 kali seminggu sekarang."

[Fano] "Ya udah gak apa-apa, yang penting jangan kamu godain calon kakak iparmu Morgan.."

[Morgan] "Iya iya, hadeh nemu bidadari malah jadi calon kakak ipar. Udah deh bye..."

.

.

[Morgan] "Wiuh... dah masuk bang Fano, makasih uang jajannya."

Photo sent

[Lusia] "Gila kamu Fano.. ngapain kasih dia uang jajan sebanyak itu...???"

[Tatiana] "Waw seharga mobil mewah tuh."

[Morgan] "Heheheh.. nih hadiah lagi, bidadari udah bangun."

Photo sent

[Fano] "MORGAN!!"

[Morgan] "Iya bang santuy napa sih.. ni juga lagi jagain biar gak di culik orang, soalnya uda banyak yang antri mau liatin dia."

[Fano] "Awas ya..."

\=//=

"Hai cantik.. bidadari udah bangun." Ucap Morgan dan Imel makin bingung dimana dia sekarang.

"Jangan takut, kamu ada di ruang kesehatan kampus. Tadi mereka apain kamu sampe syok dan pingsan begitu?" Tanya Morgan dan Imel malah segera berdiri dan menghindari Morgan.

"Ini Hp kamu, aku sudah masukin nomor aku disana dan kalau ada apa-apa segera hubungi Morgan si tampan." Ujar Morgan lagi tapi Imel malah sudah berlari sambil merampas Hpnya dari Morgan.

"Hadeeehh dah dikasih uang jajan 1M, harus jagain kakak ipar nih.." Morgan juga berlalu dari sana dan mencari tau siapa Imelda dari teman-temannya yang lebih banyak di kampus dari padanya.

"oh Imelda anak baru semester 1 itu, emang cantiknya kebangetan deh. Kamu naksir?" tanya Aldo teman baik Morgan.

"Bukan aku tapi seseorang yang tidak bisa dibantah." Jawab Morgan dan Aldo langsung tau siapa yang tidak bisa dibantah oleh seorang Morgan.

"Bang Fano?" Tanya Aldo dan Morgan menagngguk.

"Tapi rahasia jangan sampe si bidadari tau dan tugasku jagain dia, nah aku udah dikasih uang jajan 1M sama abang jadi aku bagi ke kamu dikit deh tapi, apapun yang terjadi sama dia laporin ke aku jangan sampe dia terluka pokoknya." Perintah Morgan dan Aldo mengangkat jempolnya.

"Wuih cepet banget masuknya, gak salah ni sebanyak ini?" Tanya Aldo karena baru ada notif masuk ke Hpnya.

"Dikasih berapa?" Bisik salah satu temannya.

"Dua ratus juta.." Jawab Aldo dan yang lain bersorak. "Aku traktir deh hari ini, yuk.. lagian si bidadari udah pulang kan.."

Seminggu berlalu dan Morgan masih mengikuti kemanapun Imel pergi, selama dia ngampus saja yang berarti cuma 2 kali seminggu , sehingga cowo lain tidak berani mendekat ke Imel dan membuatnya sedikit tenang karena Morgan ternyata tidak genit ataupun menantap mesum padanya. Hanya saja tatapan beberapa gadis makin sinis padanya sejak Morgan mendekatinya.

"Maaf kak Morgan, bisa gak jangan ikutin aku terus? Banyak cewe lain melihat aneh padaku." Imel coba dengan halus mengusir Morgan tetapi Morgan tetap pada pendiriannya. Imel pun pasrah dan membiarkan Morgan mengikuti kemanapun dia pergi sampai perpustakaan membuat Morgan ngantuk dan malah tertidur.

"Kak.. kak.. pulang udah sore." Panggil Imel dan Morgan yang terbagun langsung mengecek jam tangannya.

"Astaga, aku harus pergi nih.. bye, lusa kita ketemu lagi. Aku ada kencan hehehe..."

Morgan berlari keluar dari perpustakaan dan tinggal Imel disana tetapi ada lagi yang menghadangnya.

TBC~

Terpopuler

Comments

juliya

juliya

aku like bukan hanya menghargai penulis tetapi aku juga suka baca novel

2022-07-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!