Besok paginya Imel sudah bersiap dari jam 6 pagi untuk berangkat sekolah dengan jalan kaki, karena tidak terlalu jauh dan bi Nini sudah menyiapkan roti bakar keju untuknya di dalam kotak seperti permintaan Charles, Bi Nini selalu bikin 1 porsi besar dan dibagi 2 agar Tessa tidak curiga, kotak milik Imel juga yang sekali pakai jadi bisa langsung dibuang tanpa barang bukti.
"Hai anak kampung, ini jatah mingguan kamu dan ini titipan ibu kamu." Tessa memberikan selembar uang seratus ribuan dan sebuah amplop untuknya.
"Terima kasih tante Tessa." Ucap Imel pelan lalu kembali berbalik dan pergi ke sekolah.
Berjalan hampir 1 jam dipagi hari membuat Imel lebih sehat dan tubuhnya juga makin bagus, tanpa olahraga esktrim bentuk tubuhnya sangat porposional untuk ukuran anak 14 tahun. Dia selalu sampai duluan di kelas dan membuka amplop dari ibunya ternyata isinya hanya uang 500 ribu yang dia berikan tiap beberapa bulan sekali. Imel menghela napasnya panjang dan mengumpulkan semua uang yang dia dapat hari ini dan pergi menemui ibu Tari.
"Bu titip tabungan lagi ya, ini ada 800 ribu." Ucap Imel dan Tari dengan senang hati membantunya dan langsung mentransfer 800 ribu ke rekening Imel dan mengambil uang cash nya. Imel mendapatkan notif dari bank yang dia pakai.
Bu Tari sengaja membukakan rekening lagi yang tidak perlu buku tabungan untuk Imel agar tidak ditemukan oleh tantenya. Bu Tari tau semuanya makanya Imel selalu sehat sebab Bu Tari selalu membawa salad sayuran atau buah untuknya seminggu 3 kali.
"Ini untuk kamu, harus dihabiskan sebelum Tya datang, cepat dan ini ada lomba menulis kamu ikut yah. Kamu tulis saja di buku nanti ibu yang ketik dan kirim. Lumayan hadiahnya 1-3 juta.
"Iya Bu Tari tapi temanya apa ya?" Tanya Imel dan Tari melihat lagi syarat yang tertulis di pengumuman itu.
"Sepertinya sedikit rumit, ibu jelaskan disini saja kamu sambil makan deh.." Imel mengangguk dan menarik kursi milik guru lainnya sebab belum ada yang datang. Bu Tari menjelaskan dan memberikan masukan tentang tulisan yang akan dibuatnya lalu Imel mendengarkan dengan serius sambil makan sarapan roti bakar dan salad buah.
"Nah... kamu tulis dulu, nanti sambil ketik akan ibu edit." Ujar Tari lagi.
"Terima kasih bu Tari." Ucap Imel lalu keluar dari kantor guru. Bu Tari sangat suka dengan Imel yang tidak banyak bicara tetapi hasil yang dikerjakan sangat memuaskan. Tapi sayang anak secantik dan sepintar itu harus menderita.
Kehidupan sekolah Imel juga sangat sulit dia jalani, banyak siswa yang sangat suka padanya dan selalu mencari perhatiannya tapi Imel hanya diam dan tidak banyak bergaul untuk keselamatan dirinya sebab banyak siswi yang tidak suka dengannya.
Tiga tahun di lewati dengan susah payah oleh Imel dan berkat kepintarannya dan bantuan Bu Tari dia telah banyak mengikuti lomba menulis yang tidak perlu dia hadiri agar hadiah lombanya tidak diambil oleh Tessa dengan alasan akan dia yang mengelolanya. Tentu saja Tian tidak tau karena Tessa selalu beraksi saat Tian tidak ada.
Ujian nasional untuk kelulusan telah selesai hari ini, semua teman-temannya sedang bersorak sorai dan bergembira tapi Imel lebih memilih menghabiskan waktu bersama Bu Tari di ruang guru. Di umurnya yang belum 17 tahun tahun dia telah selesaikan 12 tahun sekolahnya dengan nilai terbaik dan Bu Tari sangat bangga padanya.
"Jadi sambil tunggu hari kelulusan kamu mau ngapain Imel?" Tanya Bu Tari dan Imel tampak bingung.
"Imel masih bingung Bu, kan untuk kuliah harus tunggu 4 bulan lagi dan kuliah juga harus di Univ HS kan, jadi Imel sudah daftar dan masuk." Jawab Imel dan mereka sedang makan siang bersama di kantor guru dengan beberapa guru juga disana. Imel memang menjadi kesayangan para guru karena kepintarannya dan selalu mengharumkan nama sekolah.
"Imel pengen pindah dari rumah om tapi gimana bilangnya ke om ya?" Tanya Imel dan Tari juga bingung karena hal yang bagus dia bisa pindah tapi kasian Tian. Setelah ngobrol lama akhirnya Imel pamit untuk pulang dan kali ini untuk merayakan ujiannya dia akan naik taxi sebagai reward untuk dirinya sendiri.
Setelah pulang, dia melihat Tian ada dirumah dan sedang berkemas untuk pergi lagi setelah 2 minggu dirumah.
"Om mau pergi lagi?" Tanya Imel dan Tian segera memeluk keponakan kesayanganya itu.
"Iya, mungkin om akan lama dan tidak bertemu Imel, om pulang untuk bertemu tante dan Tya ternyata mereka belum pulang cuma ada Charles, untung kamu pulang Imel." Jelas Tian dan rasanya Imel begitu merindukan sosok Tian, dan sepertinya dia sangat tidak ingin Tian untuk pergi hari ini.
"Apa om harus pergi?" Tanyanya lagi dan Tian mengangguk.
"Ini untuk jajan kamu, jangan kasih tau tantemu karena ini dari tabungan rahasia om." Tian terkekeh memberikan amplop cukup tebal dan Imel bingung sesaat. "Sudah ya.. jaga diri kamu baik-baik kalau om tidak ada sebaiknya kamu pindah saja dari sini dan kejar kebahagianmu. Om tidak bisa menjagamu lagi..." Ucap Tian merasa sedih, tanpa sadar Imel menitikkan air matanya dan begitu juga Tian.
"Om pergi yah.." Tian keluar dari rumahnya dan hati Imel terasa berat dan dia menangis pilu.
"kenapa ya non? Tadi Charles juga nangis gitu loh.. bibi kok jadi tidak tenang ya..." Tanya Bi Nini dan membuat Imel lebih sedih lagi, seperti ada sesuatu yang buruk akan terjadi, perasaan ini seperti yang dia rasakan saat ayahnya dulu keluar rumah pada saat hujan deras ke perkebunan.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
"Jadi Om kamu gimana?" Tanya Flora yang sudah sejak tadi menangis mendengar cerita Imel.
"Om baru meninggal 2 hari lalu, dan itu kabarnya 1 jam setelah om pergi aku baru balik dari bank karna om memberikan uang 10 juta padaku." Ucap Imel dan kini dia menangis lagi.
"Jadi kamu ingin bunuh diri bukan karna itu kan?" Tanya Flora lagi dan Imel menggelengkan kepalanya.
"Aku baru saja hampir perkosa lagi..tapi dia sudah hampir masuk dan ketahuan istrinya makanya tidak jadi." Lirih Imel dan dia makin menangis dan Flora langsung memeluknya, ya dia baru saja hampir diperkosa untuk kedua kalinya.
"Kasian kamu... tapi jangan berpikiran untuk mati, ini bukan akhir dari hidupmu Mel." Ucap Flora dan Imel kembali melanjutkan ceritanya.
"Kamu tidak tau bagaimana usaha kerasku, aku tidak ingin dilahirkan cantik, lebih baik aku jadi wanita biasa pada umumnya. Aku sering dilecehkan di kendaraan umum atau di tempat ramai, mata laki-laki selalu liar menatapku, aku tidak suka itu." Sambungnya dan Flora mengerti bahkan dia juga mengalami hal itu, hampir di lecehkan tapi untung saja Flora memang bukan manusia jadi dia berhasil menangani itu dengan baik,
"Lalu kamu tadi kesini karena hal itu? Tantemu bagaimana?" Tanya FLora lagi dan Imel menarik napas dan membuangnya kasar.
"Mereka menyalahkan aku, katanya akulah yang menggoda paman itu seperti dulu saat aku diperkosa oleh ayah tiriku. Padahal pakaianku kalau tidur sangat tertutup dan bahkan aku memakai jaket lagi untuk menutupi tubuhku karena trauma. Aku langsung berlari kesini saat tanteku mengusirku." Jelas Imel dan Flora diam, dia sangat kesal dengan ibu dan tantenya. Tidak habis pikir sesama wanita tapi tidak bisa saling melindungi.
"Kamu mau ikut aku? Berapa banyak tabunganmu saat ini?" Tanya Flora dan Imel menatapnya curiga.
"Eh jangan menatapku begitu, uangku juga banyak kali.. cuma gatau mau kemana karena setiap 10-15 tahun sekali aku pasti pindah karena aku tidak bisa tua seperti kalian jadi aku bingung." Jelas Flora dan mereka termenung bersama sangat lama sambil menunggu hujan reda.
"Dengan yang diberikan om Tian aku sudah ada 20jutaan sebenarnya lebih banyak lagi karena hadiah lomba diambil tante Tessa semua." Ungkap Imel tiba-tiba dan Flo mengagumi Imel bisa menabung sebanyak itu.
"Kau pintar, setidaknya ada tabungan kalau keluar dari rumah itu. Kau belum mengambil barang-barangmu?" Tanya Flo tanpa berpaling dan masih melihat rintik hujan.
"Kan tadi mau bunuh diri mana mungkin bawa barang." Ucap Imel dan Flora terkekeh.
"Aku ada ramuan sih untuk bikin laki-laki tak akan bisa lihat kecantikan kita, tapi sudah aku pakai. Nunggu bunga itu tumbuh butuh beberapa tahun jadi kau harus sabar ya.. aku pasti bantu kok." Ujar Flora dan Imel menatapnya, masih cantik dan mempesona memang mirip seorang peri.
"Kau masih cantik, umur mu berapa dan aku harus panggil apa?" Tanya Imel dan Flo akhirnya menatapnya.
"Aku sudah seratus tahun lebih dan panggil Flo saja. Kamu bisa melihat kecantikanku karena kamu tulus dan baik hanya orang seperti itu yang bisa melihatnya." jawab Flo dan Imel akhirnya mulai percaya akan adanya peri.
"Ternyata peri itu memang ada ya..." Gumam Imel dan Flora tertawa.
"Banyak hal-hal di dunia ini yang masih misteri bagi kaum manusia tapi mereka itu ada, aku tidak bisa memberitahumu karena itu rahasia dari pencipta kita. Awalnya aku juga terkejut adanya kaum manusia. tapi setelah disini lama, aku akhirnya mengerti cara hidup manusia pada umumnya." Jelas Flora dan Imel masih tidak mengerti karena selama ini yang dia pelajari adalah hal nyata dan sejak ayahnya meninggal yang dia hadapi adalah kenyataan, tidak ada lagi cerita dongeng indah sebelum tidur seperti yang sering diceritakan ayahnya.
"Apakah peri punya sihir untuk tidak terlihat?" Tanya Imel membuat Flora terbelalak tetapi itu lucu.
"Hahahah untuk apa itu? Kau mau hidup transparan dan tak terlihat?" Tanya Flo dan Imel menatapnya kesal.
"Bukan, aku hanya ingin kembali ke rumah tante untuk ambil barangku dan mereka pasti tidak akan izinkan aku mengambilnya jika itu berharga." Jelas Imel dan Flo mengerti.
"Tidak ada, tapi aku bisa bantu kok..." Ujar Flora sambil tertawa.
"Caranya?" Tanya Imel dan Flora sudah menumbuhkan sebuah bunga cantik di tangannya dan Imel sangat takjub melihatnya.
"Ayo, nanti buka pintu dan biarkan bunga ini masuk duluan dan aku akan membuat mereka tertidur." Flora berdiri dan Imel juga ikut, mereka berlari kecil menghindari rintik hujan yang masih saja deras padahal sudah 2jam lamanya.
Mereka menuruni tangga 1 lantai dan masuk kedalam liff, "Itu bunga apa?" Tanya Imel penasaran dan Flora tampak ragu.
"Gak boleh tau, belum cukup umur soal bunga ini yang penting bawa barangmu dan keluar dari rumah itu." Ucap Flora dan Imel mencebikan bibirnya.
"Padahal 2 bulan lagi aku 17 tahun loh.." Kata Imel tapi Flora tetap melarangnya. Lift terbuka dan mereka keluar Flora berjalan mengikuti Imel menuju unit rumah Tian dan begitu sampai dia menarik napasnya panjang dan menghembuskan perlahan.
"Jangan takut, aku akan melindungimu." Ucap Flora menepuk pundah Imel dan dia menekan sandi pintu dan membukanya sedikit lalu Flora mengambil alih dan memasukkan kuntum bunga itu dan mengeluarkan serbuk orange kemerahan.'
"Tahan napas atau jangan mendekat." Setelah beberapa menit Flo baru membuka pintu lebar dan melihat mereka sudah tertidur.
"Ayo masuk." Ajak Flo dan Imel berlajan dan terkejut melihat semua orang memang sedang tidur dalam posisinya masing-masing.
"Mana orang yang coba memperkosa mu itu?" tanya Flo karena dia melihat ada beberapa pria disana.
"Yang itu, baju biru." Imel menunjuk ke arah salah satu pria yang sedang duduk sambil memegang rokoknya yang masih menyala.
"Imel bereskan barangmu dan aku akan beri dia pelajaran." Titah Flo dan Imel masuk ke dalam kamarnya untuk memberekan barangnya.
"Non Imel.." Panggil Bi Ninik yang baru keluar dari kamarnya, dan Imel terkejut melihatnya.
"Bi Nini... hiks hiks " Imel menangis lagi sambil memeluknya, Bi Ninik mengelus punggungnya dengan lembut.
"Non, ibu suruh bibi bereskan barang non dan mau dibuang.. untung non pulang." Ucap bi Nini dan Imel segera melihat kamarnya dan benar semua sudah ada di kardus dan untung saja Bi Ninik mengikatnya dengan rapi.
"Bi, Imel akan pergi dari sini dan bibi jangan beritau tante ya kalau Imel balik, bilang saja barangnya sudah bibi buang. Mereka masih tidur di depan." Pinta Imel dan Bi Ninik mengangguk.
"tapi kenapa mereka tidur semua non?" Tanya Bi Ninik heran.
"Itu karena teman Imel itu dia pake obat bius di semprot gitu bi, Imel juga ga ngerti." Jelas Imel dan Flora hanya tersenyum canggung karena dia sedang memberikan sesuatu pada pria baju biru itu.
"Tenang saja, itu bukan racun tapi obat agar si otong dapat pelajaran biar ga seenaknya lagi." Geram Flo dan Bi Nini setuju dengan itu. Lalu Imel mendekat pada Charles dan mengelus kepalanya dengan lembut.
"Bi, Imel pergi ya.. jaga diri baik-baik dan terima kasih." Imel memeluk Bi Nini lalu menangis bersama. Beberapa menit kemudian Imel sudah ikut Flora pergi dengan taxi dan membawa 2 kardus baju dan 1 tas ransel berisi barang berharganya beserta 1 tas pingang kecil berisi HP dan uang.
TBC~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SETELAH PAPANY MNINGGAL, OM TIAN NYA JUGA MNINGGAL, DN SI TANTE TESSA IBLIS MNIKAH LGI, DN HAMPIR SI IMEL DIPERKOSA KMBALI SAMA SUAMI BARU SI TESSA, KNP GK SI TYA YG DIPERKOSA, BIAR NYAHOK SI TESSA
2023-01-21
0
Fatar Lahat
💪💪💪💪💪💪😍😍😍😍😍♥️♥️♥️
2022-09-15
0
juliya
mantap bosq
2022-07-30
1