Bab 2

Tidak lama kemudian Dicky berpamitan kepada bapak tua itu, dan Dicky dengan sejenak saja langsung berubah lagi manjadi anak muda lugu dan sopan.

Padahal di dalam hati nya menyimpan rasa sombong dan angkuh, karena Dicky pintar akting, bisa pura-pura baik dan juga pura-pura menjadi orang kaya dan angkuh,padahal motor yang dia pakai saja dapat minjam dari temannya, pokoknya sangat menyebalkan orangnya, jika sudah tahu siapa Dicky sebenarnya.

Kemudian Dicky membungkukan badannya ketika berpamitan, dan mencium tangan bapak tua itu ketika bersalaman, padahal tadi pertama Dicky datang dan bertemu bapak tua ini jangan kan mencium tangannya , bersalaman saja tidak.

karena saat ini di dalam hati Dicky sudah ada niat untuk mendekati putrinya yang bernama Tiara.

Kemudian laki-laki itu pergi dari hadapan bapak tua itu dan mengucapkan salam.

Dan tidak membutuhkan waktu yang lama juga, lalu bapak tua itu masuk ke dalam rumah miliknya.

Karena waktu pun sudah semakin sore dan di luar pun sudah mulai gelap, matahari sudah mulai terbenam dari arah barat jam dinding pun sudah menunjukan pukul 18:00.

Dan suara adzan maghrib pun sudah terdengar dari masjid-masjid terdekat mulai berkumandang dan saling bersahutan.

Kemudian bapak tua itu pergi ke masjid untuk menunaikan Shalat maghrib berjama'ah seperti biasa dia selalu menyempatkan waktunya agar selalu bisa Shalat berjamaah setiap hari nya.

Setelah selesai menunaikan Shalat maghrib berjama'ah bapak tua itu pulang ke rumahnya, kemudian mereka duduk di tikar yang setiap harinya sudah selalu terbuka di ruangan keluarganya.

Dan tidak lama kemudian, bapak tua itu menceritakan laki-laki yang tadi sore itu kepada istrinya, dan laki-laki itu yang bernama Dicky.

"Ooh iya bu, tahu tidak?" ucap bapak tua itu.

"Tahu apaan pak, bapak ini kebiasaan belum juga cerita sudah tanya tahu atau tidak, ya jawaban ibu pasti tidak tahu lah, kan bapak belum cerita!"

Sontak ketika mendengar kata-kata ibunya itu Tiara ikut tertawa, padahal Tiara sedang ada di dalam kamar nya, namun suara ibu bapaknya itu terdengar oleh telinga Tiara, Sehingga membuat Tiara ikut tertawa, dan mereka bertiga pun menjadi tertawa semua, hahaaaaaa.

Mendengar Tiara tertawa, kemudian ibunya ini membela diri, dan berkata.

"lah iya bapak mu ini nak, masa cerita saja belum tetapi sudah nanya tahu atau tidak, ya ibu jawab saja tidak, kan bapaknya juga belum cerita."

"Memangnya ada yang salah ya sama jawaban ibu tadi, ucap ibunya masih dalam ke adaan tertawa."

Kemudian mereka pun tertawa lagi, hahaaaa...

Lalu Tiara pun sontak ikut berbicara dari dalam kamarnya.

"Iya betul juga ya bu, bapak ini ada-ada saja, lain kali pak kalau mau cerita sama ibu ya cerita saja tidak usah pake pertanyaan dulu tahu atau tidak, untung saja ibu tidak menjawab tahu yang ada di pasar itu yang buat lauk makan. Ucap Tiara pun masih sambil mentertawakan pertanyaan bapaknya tadi."

Mereka memang bukan keluarga serba cukup atau pun keluarga berada, sangat lah jauh dari kata-kata serba cukup, tetapi kehidupan mereka selalu bahagia, walaupun mereka tinggal di kampung , namun hidup mereka sangat lah rukun, kebahagiaan mereka pun melebihi dari orang yang mempunyai segalanya.

Dan ternyata yang mempunyai segalanya belum tentu sebahagia hati mereka yang cuman hidup sederhana dan hanya tinggal di kampung.

Kemudian bapak tua itu melanjutkan kembali pembicaraannya tadi.

"Heheee iya maaf bu, bapak juga kan cuman bercanda tadi itu!" sambil tertawa.

"begini bu tadi sore ada laki-laki masih sangat muda paling usia dua puluh lima tahunan, ya paling sekitaran segitu lah, kalau tiga puluh tahun kayaknya ketuaan deh!. "Dia katanya lagi bisnis di kampung kita ini!" cerita bapak tua itu.

"Terus laki-laki itu mengapa menemui bapak!" sahut istrinya.

"Tidak bu dia tidak menemui bapak, hanya saja kebetulan, dia lewat depan rumah kita, nah Anak muda itu berhenti dan duduk di bale-bale kita, karena memang ada bapak sedang duduk juga, dan katanya lagi dia sedang mencari jodoh sambil usaha, jadi kata dia berbisnis sambil mencari jodoh, begitu kata anak muda itu!" ucap bapaknya.

"Ooh begitu ya pak? lalu anak muda itu seperti apa? dia sangat baik apa sangat sopan begitu, bagaimana prilaku nya pak?"

"Anak muda itu sangat baik bu, dia sopan, gagah dan katanya kaya raya, karena dia sudah sukses sama bisnisnya itu, ya sekarang dia tinggal mencari jodoh saja!"

"Bagus dong pak, masih muda tapi sudah sukses ya! kan Jarang-jarang seusia nya bisa sukses seperti itu, kebanyakan masih nganggur , ya kalau di kampung kita paling bertani ya pak kebanyakan."

"Iya bu, mana ada disini laki-laki ataupun anak muda seusia nya sudah sukses sama bisnis nya kan Jarang-jarang ya bu?" ucap bapaknya lagi.

"Iya Pak. sahut istrinya."

kemudian bapak itu berbisik pada istrinya menceritakan soal laki-laki itu yang menanyakan tentang Tiara sudah punya pacar belum.

Dan kebetulan Tiara masih di kamarnya, jadi Tiara tidak mendengar ucapan bapak nya ini karena bapak nya ini bercerita sambil berbisik, karena memang takut suaranya itu terdengar lagi oleh Tiara anaknya.

"Bu tadi juga anak muda itu melihat anak kita Tiara, tetapi kata bapak jika mau mendekati Tiara, harus dianya saja sendiri, karena bapak tidak berani ikut campur jika urusan hati, takutnya suatu saat tidak ada kecocokan lagi, takut nanti kita sebagai orang tua juga yang kena imbasnya!. karena kita yang mendekatkan mereka, nah jika kita tidak ikut campur, kan kita juga tidak akan di salah kan jika tidak ikut campur sebelumnya."

"Iya juga ya pak, perkataan bapak ini sangat lah benar sekali, jika urusan hati kita tidak usah ikut campur, biarkan mereka sendiri yang menentukan, kalau begitu biarkan saja anak muda itu mendekati Tiara dengan sendirinya."

"Jika mereka jodoh ya Syukur, ya jika tidak berarti belum jodohnya. "

"Kita sebagai orang tua tidak usah ikut campur urusan hati mereka sedikitpun, biarkan saja mereka yang menentukan pilihannya masing-masing, karena ini soal masa depan anak kita, bukan cuman satu hari atau satu bulan tetapi untuk selama-lamanya."

"Iya bu, makanya tadi bapak juga bicara begitu pada anak muda itu, biarkan saja mereka sendiri yang menentukan suka atau tidaknya, karena bapak tidak ingin menjodoh-jodohkan anak, nanti kita ini malah di katain jaman siti Nurbaya karena menjodohkan anaknya."

"Biarkan saja, jika memang mereka saling menyukai baru kita tinggal mendo'akan dan merestuinya, begitu kewajiban kita sebagai orang tua."

"Pokoknya kita tidak usah ikut campur itu saja intinya bu. karena kita hanya ingin melihat anak bahagia bukan sebaliknya apa lagi jangan sampai kita yang bahagia tetapi anak kita menderita karena perjodohan!. pokoknya bapak tidak inginkan itu bu, bapak ingin yang terbaik buat anak kita."

Bapak dan ibu Tiara sangat menyayanginya, sehingga tidak ingin melihat putrinya terluka, apa lagi di hianati.

.

.

.

Mohon dukungannya, jangan lupa tinggal jejak like dan komentarnya ya, agar makin semangat up lagi, Terima kasih.

Terpopuler

Comments

pensi

pensi

semangat 💪🏻💪🏻💪🏻

2022-04-03

2

pensi

pensi

semoga nggak berlaku dalam percintaan

2022-04-03

2

Lee

Lee

jejak thor! lanjut..

2022-02-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!