"Bibi, kami pulang!!!"
Seruan keras dari luar menyita perhatian Marisa yang sedang menikmati makan malamnya. Dua pemuda tampan nan imut terlihat memasuki ruangan sambil menyeret sebuah koper besar di tangan masing-masing .
"Vincent, Mark!!" Seru Marisa menyebut nama kedua pemuda itu.
"Huaaa... Bibi, kami sangat merindukanmu!!" Seru keduanya dan memeluk Marisa secara bersamaan.
Marisa mengangkat kedua tangannya dan membalas pelukan mereka berdua. "Bibi, juga sangat merindukan kalian berdua." Ucapnya.
Mark dan Vincent adalah satu-satunya keluarga yang Marisa miliki. Dia kehilangan seluruh keluarganya saat masih remaja. Kedua orang tuanya dan ketiga kakaknya meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat.
Dunianya hancur, dan Marisa kehilangan semangat dalam hidupnya. Dia berubah menjadi pribadi yang dingin dan tertutup.
Marisa sempat meninggalkan semua kemewahan yang dia miliki selama bertahun-tahun, dia memilih hidup sederhana. Dan hal itu semata-mata Marisa lakukan untuk untuk melupakan semua kenangan buruknya.
Dan selama bertahun-tahun, seluruh kekayaan keluarga Valerie di kelola oleh Paman Nam. Satu-satunya orang kepercayaan mendiang Kakek Marisa.
"Kenapa pulang tidak bilang-bilang? Lalu bagaimana dengan sekolah kalian di sana?"
"Kami sudah memutuskan untuk melanjutkan sekolah di sini dan menemani Bibi. Bibi adalah satu-satunya keluarga yang kami."
"Alasan, bilang saja jika kalian tidak mampu menerima semua materi yang di pelajarkan di sana!!"
Mark dan Vincent menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Memang benar apa yang Marisa katakan. Mereka akui jika Bibi cantiknya ini memang sangat hebat. Buktinya dia selalu bisa menebak sesuatu dengan benar.
"Huaaa.. Kelihatannya lezat, kebetulan sekali aku sangat lapar." Ucap si bungsu. Matanya berbinar-binar melihat berbagai makanan yang tampak begitu menggiurkan tersaji di atas meja.
"Ya sudah, ayo kita sarapan sama-sama."
-
Lucas bangun dengan kepalanya yang terasa nyaris pecah. Mungkin saja efek alkohol yang dia minum semalam. Semalam dia memang minum sangat banyak.
Srakkk...
Lucas meletakkan sebelah lengannya di atas mata, saat silau sinar mentari pagi menelusup masuk dan menerangi seluruh ruangan itu, setelah tirai nya di buka oleh sosok wanita yang kini menatapnya sambil tersenyum.
Kemudian Wanita itu menghampiri Lucas yang masih dalam posisi berbaring. "Belinda, apa yang kau lakukan? Menyingkir lah dari tubuhku!!"
"Sayangku, kenapa sekarang kau menjadi acuh dan begitu dingin padaku?! Padahal dulu aku adalah pelanggan setia yang paling kau sukai, dan sekarang apa yang terjadi padamu? Atau mungkinkah kau sudah menemukan pengganti ku, hm?" Belinda memainkan jari-jarinya di atas wajah Lucas.
Lucas mendorong Belinda yang ada di atasnya lalu dia bangkit dari berbaringnya. Hal pertama yang dia lakukan adalah menyulut sebatang rokok lalu menghisapnya.
Pemuda itu menatap Belinda yang juga menatap padanya. "Pergilah, kau membuatku tidak lagi berselera. Barang mu sudah tidak seharum dulu, bahkan kau membiarkannya bulunya tumbuh dengan lebat. Dan itu yang membuatku berpaling pada yang lain!!"
"Lucas, Kau~!!" Seru Belinda dengan suara tertahan.
Ternyata bukan hanya gigolo lain yang mengatakannya, bahkan Lucas pun mengatakan kalimat yang sama.
Sekarang dia tau kenapa banyak pria yang menolaknya, itu karena barangnya tidak harum dan berbulu lebat. Bagaimana mungkin Belinda mengabaikan hal semacam ini begitu lama.
"Aku akan pergi ke salon khusus perawatan **** *, setelah bersih dan wangi, bisakah kau kembali padaku?" Belinda menatap Lucas penuh harap.
"Maaf, tapi aku sudah menemukan pelanggan VVIP yang jauh lebih baik darimu!! Soo, kau cari yang lain saja, oke!!"
"Lucas!! Kau~!! Awas saja, aku pasti akan membalas penghinaan ini!!"
-
Marisa memijit pelipisnya yang terasa pening. Ada sedikit masalah di kantornya. Sahamnya mengalami penurunan hingga 5% akibat sebuah isu yang beredar.
Jagat dunia Maya saat ini sedang di gemparkan oleh beredarnya sebuah foto dirinya yang setengah b*gil di kamar hotel. Yang menjadi pertanyaan Marisa, siapa orang kurang ajar yang berani mengambil fotonya diam-diam ketika dia sedang mandi.
Tokk.. Tokk.. Tokk...
Ketukan pada pintu mengalihkan perhatian Marisa. Wanita itu mengangkat wajahnya dan menatap datar sang asisten yang masuk ke dalam ruangannya sambil membawa sebuah dokumen.
"Presdir, saya sudah menemukan orang yang menyebarkan foto itu. Ini adalah keterangan mengenai orang itu."
Marisa menerima dokumen tersebut lalu memeriksanya. "Segera temukan orang itu dan seret dia ke hadapanku!! Aku ingin dia menjelaskannya di depan media!!"
"Baik, Presdir!!"
Pintu ruangan kerja Marisa kembali terbuka. Dan kali ini yang masuk adalah sosok wanita yang usianya kira-kira akhir 40an. Wanita itu menyeringai sinis pada Marisa.
Adela berhenti di depan meja kerja Marisa. Jari-jari lentiknya memainkan papan nama yang bertuliskan nama wanita cantik itu.
"Papan nama ini sudah terlihat tidak layak. Sudah saatnya di ganti, dan jika aku jadi kau, lebih baik mundur dari pada harus menghancurkan nama perusahaan!!"
Marisa memicingkan matanya. Sebuah seringai tersungging di bibir merahnya. "Oh, begitu rupanya. Sekarang aku mengerti. Jadi ini adalah perbuatan mu? Kau ingin menghancurkan diriku dengan cara murahan seperti itu?! Menggelikan!!"
"Kenapa kau masih begitu santai, bukankah seharusnya kau cemas karena hidupmu sudah berada di ujung tanduk?!"
Marisa bangkit dari duduknya lalu menghampiri Adela dengan sebuah ponsel di tangannya. "Terimakasih karena sudah mengakui perbuatan mu dengan suka rela, Bibi!!" Marisa menyeringai puas. Sedangkan mata Adela membelalak saking kagetnya.
"Kau!!"
"Aku sudah mengirimnya ke media, dan lihatlah apa yang terjadi setelah ini. Boom, kau yang akan hancur!!" Marisa menyambar tasnya dan pergi begitu saja. Meninggalkan Adela sendiri di ruangannya.
"MARISA!! KAU SANGAT KETERLALUAN!!"
-
Marisa menghentikan mobilnya di sebuah apartemen yang memiliki tinggi hingga puluhan lantai. Wanita itu turun dari mobil mewahnya dan berjalan memasuki apartemen tersebut.
Lucas tinggal di sini. Dan Marisa berencana untuk menemuinya. Wanita itu mendecih sebal karena sedari tadi ponsel Lucas tidak bisa dihubungi, setiap dia menghubungi pemuda itu, selalu saja operator yang menjawabnya.
Marisa tidak tau apa yang sedang Lucas lakukan saat ini. Dan dia pasti akan langsung membunuhnya jika sampai menemukan pemuda itu tengah melayani orang lain, sementara dirinya di abaikan.
Cklekk...
Pintu apartemen terbuka setelah Marisa memasukkan beberapa digit angka. Marisa membelalakkan matanya saat menemukan Lucas terbaring tak sadarkan diri di lantai, dengan darah segar mengalir dari kepalanya juga luka tembak pada bahu kanannya.
"Lucas!!" Marisa melemparkan tasnya begitu saja lalu menghampiri Lucas yang tak sadarkan diri. Marisa memindahkan kepala pemuda itu ke pangkuannya. "Lucas, wake up, please!!"
Wanita itu melepaskan blazer nya lalu menekankan pada bahu kirinya. Dia juga mengikat kening Lucas yang terus mengeluarkan darah dengan syal tipis yang melingkari lehernya.
"Bertahanlah, aku tidak akan membaringkan hal buruk sampai terjadi padamu!!!"
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Baby Sya
Thor, buat mereka seperti di novel yang lain , tukang buat onar tapi bikin ngakak parah. Kalau bisa Suketi boyong ke sini juga ya. Pasti seru kalau Bu CEO punya teman hantu
2022-01-21
0
Gadis Penenun
Si Adela gak bosan apa cari masalah sama Marisa terus
2022-01-21
0
Salsa
Wah bau-baunya ada duo pembuat onar 🤣🤣
2022-01-21
0