Alan, Diana dan Nyonya Jimmy baru saja meninggalkan sebuah klinik kesuburan, dan terbukti yang bermasalah bukanlah Diana, tapi Alan. Alan dinyatakan mandul oleh dokter dan itulah yang membuat Diana tidak bisa hamil.
Nyonya Jimmy tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap marah pada putranya. "Kau!! Berani sekali menyebut Diana mandul, dan ternyata kau sendiri yang tidak sehat!!"
"Kenapa Mama jadi menyalahkan ku?! Bukankah selama ini Mama juga sering menyindirnya dan menyebutnya mandul?! Dan sekarang kenapa Mama malah menyalahkan ku?!"
"Banyak omong!! Berikan dompet dan semua ATM mu."
"Untuk apa?!"
"Banyak tanya, sudah berikan saja!!" Perintah Nyonya Jimmy sambil mengulurkan tangannya.
Dengan tidak rela, Alan menyerahkan dompet dan seluruh isinya pada sang ibu. "Jangan kalap, belanja seperlunya!!" Ucap Alan mengingatkan.
"Berisik!!"
Diana dan Nyonya Jimmy menjawab secara bersamaan. Keduanya lantas meninggalkan Alan dengan menggunakan mobil pria itu. Alhasil Alan harus menggunakan taksi untuk menuju kantornya.
-
Marisa memasuki ruang rapat dengan emosi yang terlihat jelas di wajah cantiknya. Membuat beberapa orang yang ada di dalam ruangan itu langsung menunduk ketakutan. Dia baru saja mendapatkan informasi jika terjadi penggelapan dana di perusahaannya.
Marisa mengumpulkan para Manager dan kepala divisi. Membuat mereka bertanya-tanya kenapa CEO cantik itu sampai mengumpulkan mereka, padahal tidak ada meeting penting atau darurat yang sangat mendesak.
"Lea, berikan berkas-berkas itu padaku!!" Marisa mengulurkan tangannya pada sang sekretaris yang berdiri disampingnya.
Wanita bernama Lea itu lantas memberikan sebuah dokumen pada Marisa, yang di dalamnya berisi bukti-bukti penggelapan dana perusahaan yang dilakukan oleh salah satu orang di kantornya.
"Maaf Presdir, sebenarnya ada apa Anda mengumpulkan kami semua di sini?" Tanya salah seorang kepala divisi pada Marisa.
"Aku baru saja menerima laporan jika sudah terjadi penggelapan dana di kantor ini, dan jumlahnya tidak sedikit!!"
"Maksud Presdir, ada sudah melakukan korupsi?!"
"Bisa dibilang begitu. Dan dari hasil penyelidikan ku. Hal ini terjadi sejak 15 tahun yang lalu. Yang artinya, perusahaan ini masih di pegang oleh mendiang ayahku."
"Jika hal itu sudah terjadi begitu lama, lalu kenapa kau baru mengungkapnya sekarang? Bukanlah sudah beberapa tahun kau menjabat sebagai CEO di perusahaan ini?! Atau jangan-jangan kau hanya berasa cari muka saja? Baru menjabat sebagai CEO sebentar saja, mulai bertingkah!!"
Marisa menyeringai dan menatap remeh wanita itu. "Jangan khawatir Bibi, sampai kambing beranak sapi sekalipun, kau tidak mungkin bisa duduk di posisi ini!!" Jawab Marisa dengan santainya.
"Kau!!!" Teriak wanita itu tertahan.
Adela berdiri dan menunjuk Marisa dengan penuh emosi. Sadar jika dirinya kini menjadi pusat perhatian, wanita itu kembali duduk di kursinya.
Marisa menatap satu persatu orang di ruangan itu. Sebelum akhirnya pandangannya hanya tertuju pada Bibinya 'Adela' yang merupakan adik dari mendiang Ibunya.
"Beberapa hari yang lalu, bagian keuangan memeriksa akun dan menemukan sebuah aliran dana mencurigakan."
"Dan setelah melakukan pemeriksaan mendalam, kejadian ini sudah berlangsung sejak 15 tahun yang lalu. Jumlahnya pun tidak main-main, 500 milyar!!"
Sontak semua mata orang yang ada di ruangan itu membelalak saking kagetnya. 500 milyar, itu bukanlah jumlah yang sedikit. Dan parahnya lagi orang itu bisa menyembunyikan hal tersebut sampai puluhan tahun.
"Apa?! 500 milyar, kenapa bisa ada celah untuk mengambil dana perusahaan sampai sebesar itu?"
"Tapi Presdir, siapa yang melakukannya? Dan bagaimana bisa orang itu menyembunyikannya sampai begitu lama? Dan setahu saya, Tuan Leo baru saja menjabat sebagai kepala keuangan di kantor ini, sebelum dia dipindahkan ke bagian pemasaran!!"
Pandangan Marisa tetap tertuju pada Adela yang tampak pucat dan ketakutan. "Melihat ekspresi Bibi Adel, sepertinya ada hal yang ingin dikatakan," wanita itu menyeringai.
Adel menggeleng. "Ti..Tidak ada." Jawabnya gugup.
Marisa kembali memandang Adela dengan seringai yang sama. "Bibi, kenapa kau begitu gugup?" Ucapnya pura-pura kebingungan.
Adela mengeratkan gigi-giginya. Kedua tangannya terkepal kuat di atas pangkuannya. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Jika Marisa sampai membongkarnya, maka tamatlah sudah riwayatnya.
"Sial!! Bagaimana bocah tengik ini bisa mengetahui segalanya, dan membongkar kejadian 15 tahun yang lalu? Jika aku tidak bertindak, maka Leo akan kehilangan posisinya dan aku juga akan terlibat.
Adela tersenyum dan berusaha terlihat tenang."Tapi, Marisa. Masalah ini sudah sangat besar, apa tidak terlalu gegabah jika kita memutuskannya sekarang? Siapa tau ada kesalahan, minta bagian keuangan untuk memeriksanya sekali lagi."
"Baiklah, ide Bibi aku terima."
"Apa?!"
"Lakukan saja seperti yang Bibi katakan. Jika sudah ada hasilnya segera laporkan padaku. Tapi jika sampai gagal... maka Bibi harus siap kehilangan jabatan sebagai kepala divisi pemasaran!!"
"A..Aku mengerti."
"Rapat kota sudahi sampai di sini." Marisa bangkit dari kursinya dan pergi begitu saja.
Ini sudah hampir jam makan siang. Dia ada janji untuk makan siang bersama Lucas, Marisa sudah menyanggupinya dan tidak mungkin dia membatalkannya.
.
Marisa meninggalkan gedung perkantoran miliknya dengan berjalan kaki, dan meninggalkan mobil mewah miliknya di parkiran kantor.
Wanita cantik itu menghampiri Lucas yang sudah menunggunya. Bagus Marisa memakai celana hari ini, jika tidak pasti dia akan kerepotan jika harus duduk mengangkang di atas motor besar pemuda itu.
"Kenapa lama sekali?" Ucap Lucas setibanya Marisa di depannya.
"Aku ada meeting penting hari ini, dan baru saja selesai."
"Naiklah." Pinta Lucas yang kemudian di balas anggukan oleh Marisa.
Marisa menatap Lucas yang melirik ke arahnya dengan bingung. Wanita itu memberi isyarat dengan menggunakan dagunya supaya Lucas cepat menyalahkan mobilnya. Tapi pemuda itu tetap tak bergeming juga.
"Apa?!" Ucap Marisa kebingungan.
"Sebaiknya Noona berpegangan!!" Pinta Lucas. Namun tetap tidak ada respon.
Pemuda itu mendengus. Lucas menarik tangan Marisa lalu melingkarkan pada perutnya. Dan apa yang Lucas lakukan membuat Marisa terkejut, namun detik berikutnya sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk lengkungan indah di wajah cantiknya.
Marisa mengeratkan pelukannya pada perut Lucas, dan menyandarkan kepalanya pada punggung pemuda itu.
Selanjutnya motor besar milik Lucas melesat jauh meninggalkan gedung perkantoran milik janda cantik itu. Dan menuju restoran tempat mereka biasa makan.
-
Diana menghentikan langkahnya saat tanpa sengaja dia melihat keberadaan seorang wanita yang wajahnya terlihat tidak asing baginya. Diana menyeringai sinis.
"Ma, bukankah itu adalah mantan pembantu mu? Ups, maksudku mantan menantu mu yang kampungan itu. Tapi sedang apa dia di sini? Lihatlah penampilannya sekarang, dia terlihat lebih modis dan modern, bukankah dulu sangat kampungan ya?!"
Nyonya Jimmy mengikuti arah pandang Diana dan menyeringai sinis. "Ala, paling juga menjadi Sugar Baby, memangnya apa yang bisa membuat wanita kaya dan berada dalam sekejap jika bukan karena ada campur tangan orang lain!!" Jawab Nyonya Jimmy.
"Ma, bagaimana kalau kita sapa dia?! Kelihatannya akan sangat menyenangkan jika bisa mempermalukan wanita itu di depan umum." Diana menyeringai.
"Sepertinya bukan ide yang buruk. Ayo, kita beri pelajaran pada perempuan kampungan itu!!"
Keduanya menghampiri Marisa dan Lucas yang sedang menyantap makan siangnya. Dan entah apa yang terjadi setelah ini. Sepertinya mereka benar-benar belum tau, atau bahkan tidak tau siapa Marisa sebenarnya.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Moms Iwan N Icky
kyaknya novel ini hrs di rekomend ni grup pmbaca novel biar pd tau semua.syg loh novel sekeren ini yg like dikit..
2022-02-21
2
Penikmat Novel
Thor, daripada terus2an ngelakuin dosa, lebih baik nikahin saja mereka. sirih gak apa-apa
2022-01-20
2
Ziafei
Sedih banget, cerita sebagus dan serapi ini pembacanya gak banyak. tapi kalau cerita amburadul peminatnya ribuan. semangat Thor, aku setia kok 😘😘
2022-01-20
12