Chap 4

Dengan santai Devan menoleh kearah wanita langsing yang baru saja menerobos masuk.

"Mau sampai kapan kamu menghindariku Dev?" sinis Mona didepan pintu.

Devan menatap dingin padanya.

"Saya masih disini."

"Kamu tak mau menemuiku."Devan terkekeh.

"Hubungan kita sudah berakhir."

"Aku tidak akan menerimanya."

"Saya tidak peduli." Devan melihat kembali Hp nya."Keluarlah. Saya sibuk."

"Kita harus bicara Dev."

"Kita sudah bicara."

Mona berjalan mendekati Devan. "Berhenti disitu!"

"Kalau aku tidak mau?"tantang Mona semakin mendekat.

Devan meraih telponnya memencet sambungan cepat."Seret wanita diruanganku keluar!" menutup telpon.

Mona terlihat terkejut. Air mukanya berubah, dia terhenti tepat di depan meja Devan.

"Sayang."

Devan masih tak perduli terus menatap layar hpnya. Tak lama Gerald masuk.

"Nona, mari ikut saya keluar." ucapnya halus.

Mona menampik.

"Saya bilang seret. Jangan terlalu halus padanya."Devan masih tak mengalihkan pandangannya.

"Dev!"Devan tak perduli.

"Baik tuan Devan." Gerald hendak meraih tangan Mona. Mona menampik tangan itu.

"Aku bisa keluar sendiri."beralih menatap Devan."Aku masih belum selesai Dev, aku masih akan terus menemuimu!"melangkah pergi diikuti Gerald.

Setelah Mona pergi, Devan menyandarkan punggungnya. Menghela nafasnya.

Beberapa minggu yang lalu.

Devan menyetir mobilnya untuk pulang, dengan hati bergemuruh. Tangannya mencengkram kuat roda kemudi. Untuk meredam emosinya sesekali dia meminum minuman botol kemasan yang salah seorang temannya berikan. Pikiranya kembali pada beberapa saat yang lalu sebelum dia pulang.

"Kenapa kau begitu bodoh? Mona sudah menghianatimu, kenapa kau masih setia kepadanya?"

"Kau tau? Dia bahkan sudah pernah berbagi ranjang denganku."Rahang Devan mengeras, tangannya mengepal.

"Kurasa bukan hanya denganku, dengan temanmu yang lain pun dia sudah pernah. Xixixi.."

Devan berhasil terprovokasi dia melayangkan pukulan pada Temannya itu hingga tersungkur.

"Berhenti membual."

"Aku punya buktinya."

Devan memukul stir mobilnya.

"Aaaaaaahhhh....." teriaknya memenuhi seisi mobil. Devan merasa dihianati. Dia yang menjaga diri, dia yang setia, dia yang hanya mencintai satu wanita, justru harus terhianati oleh kekasihnya yang ternyata sudah beberapa kali selingkuh darinya, tanpa dia ketahui. Bahkan parahnya lagi dengan salah satu temannya sendiri.

Mobil Devan terparkir dihalaman rumahnya, dengan marah dia berjalan masuk. Devan merasakan ada sesuatu yang berbeda. Tubuhnya terasa panas, syarafnya menegang. Ada apa ini? Sialan! Ada yang salah denganku. pikirnya. Devan berjalan hingga ke taman belakang, dan menceburkan diri kedalam kolam renang.

Devan masih belum merasa baik-baik saja,hawa panas dan syarafnya yang tegang masih dia rasakan. Dari tempatnya berenang, Devan melihat seseorang didalam ruang khusus yang bersekat kaca. Dengan baju yang basah Devan berjalan memasuki ruangan kaca itu. Wanita itu terlihat limbung, dan ambruk. Beruntung, Devan cepat menangkapnya.

Siapa dia? Apa yang dia lakukan disini? Devan melihat gadis itu. Kulit putih bersih dengan wajah ayu natural tanpa riasan, bibir yang terlihat menggoda walau dia terlihat pucat. Sesuatu didalam diri Devan gejolak. Devan menelan ludahnya dengan susah. Nafasnya kian tak beraturan, tubuhnya semakin panas dan semakin menegang. Devan menyusuri leher gadis dipelukannya dengan bibirnya, aroma tubuhnya membuatnya semakin bergairah.

Apa yang terjadi, terjadilah. Setelah melepas semua hasratnya, Devan terkejut. Ada bercak darah disana.

"Sial! Gadis ini masih perawan." Dengan segera Devan menutupi jejaknya. Menghapus semua sisa aksinya. Dengan iba Devan menatapnya lekat. Dia lalu pergi begitu saja, meninggalkan gadis yang terkapas didalam ruangan kaca.

Kembali ke masa kini.

Devan membuka matanya, saat Gerald asistennya memasuki ruangannya memberikan laporannya.

"Gerald."

"Iya, Tuan?"

"Buat agar dia keluar dari kosannya."

Gerald menegakkan kepalanya.

"Maaf Dia yang anda maksud adalah Angga putri?"

"Iya siapa lagi? Hanya dia orang yang berhubungan denganku yang tinggal di kosan." menjawab kesal.

Gerald Menatap pada Devan. "Tuan. Maaf, apa anda tidak merasa sedikit berlebihan?" suara mengiba. "Kasihan Gadis itu jika...."

"Aku ingin dia tinggal denganku."tegas Devan, "Aku punya rencana. Kau tau situasinya kan?"

"Baik." Gerald mengerti dengan sedikit senyum diwajahnya.

_______

Terpopuler

Comments

Cika🎀

Cika🎀

ternyta babe nya tau🤣

2023-02-15

0

dina firara

dina firara

jahat kau dev

2022-07-13

0

🌨️P$W✨

🌨️P$W✨

o begitu to ceritanya

2022-05-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!