"Dua hari lagi kamu harus keluar dari sini." ucap ibu kos.
"Kenapa bu? Saya pikir saya sudah membayar uang kos." Angga terkejut.
"Hari ini semua sudah membayar kos untuk bulan depan. Hanya kamu yang belum."
"Tapi bulan ini belum berakhir Bu."
"Memang belum. Hanya tinggal 4hari."
"Lalu kenapa besuk saya harus pergi?"
"Kamar ini sudah ada yang memesan."
"Tapi kamar ini kan sudah saya tempati bu."
"Angga, ibu tidak mau tau. Kamu sudah beberapa kali telat membayar. Aku tak bisa mentolerirnya. Ada yang mau membayar kamar ini dengan bayar dimuka untuk satu tahun kedepan. Jadi dua hari lagi, kamu harus pindah. Ibu kesini untuk bilang itu." ibu kos pergi.
Angga tergolek lunglai di lantai kamar. Ada apa ini? Kenapa semua cobaan datang bertubi-tubi? Dia sudah tak punya uang. belum lagi masih harus mengirim uang untuk sekolah adiknya dikampung. Tambah lagi harus keluar dari kos itu dalam 2 hari. Bagaimana dia bisa mendapatkan tempat tinggal hanya dalam 2 hari?
Tuhan kenapa begini? Aku sudah menjadi orang baik, selalu bersyukur atas apa yang dimiliki. Tidak mengeluh. Batin Angga. Aku sudah menerima kehamilan yang bahkan aku tak merasa pernah melakukannya dan tak tau siapa ayahnya. Aku sudah bersedia untuk tetap melanjutkan hidup dengannya. Kenapa? Kenapa begini? Angga membatin, air mata mengiringi.
Angga menyusut airmatanya. Dia sadar dia harus segera bekerja. Mengeluh tidak akan menghasilkan apa-apa. "Nanti saja aku pikirkan sambil bekerja. Nanti pasti akan ada jalan keluarnya. Bukankah Tuhan tidak akan menguji mahluknya melebihi batas kemampuannya?" ucapnya menyemangati.
Angga sampai di depan pintu apartemen majikannya lebih pagi dari biasanya. Angga membuka dengan kartu acses. Seperti sebelumnya, apartemen itu sudah rapi dan bersih. Angga memandang berkeliling.
Apa ini hanya perasaanku saja? Rasanya setiap kali aku kemari, selalu tempat ini sudah bersih dan rapi, bahkan aku tidak melihat debu setitikpun disini. Batinnya.
Angga masih mematung ditempatnya berdiri. Ada sesuatu yang bergerak dilantai apartemen itu. Angga berjalan mendekatinya. Robot pembersih otomatis. benda bulat dan pipih itu bergerak kesana kemari.
"Tunggu. Aku tau benda itu. Sejak kapan Tuan memakai benda itu? Apa dia berniat memecatku? Jangan! Aku kerja dimana jika dia memecatku?" Gumam Angga panik.
Ceklek.
"Kamu sudah datang?"
Angga menoleh, Devan baru saja keluar dari ruang kerjanya dengan sebuah buku ditangannya.
Angga mematung melihat Devan dengan balutan kaus hijau kombinasi dan celana jeans pendek santai. Walau hanya dengan gaya sederhana, Tuan Dev terlihat mempesona. batinnya.
Devan mengetuk kepala Angga dengan jarinya.
"Kamu baik-baik saja?"
"A iya Tuan." lamunan Angga buyar. Devan melangkah ke ruang tamu,
"Maaf tuan. Sejak kapan anda memiliki itu?" Angga menunjuk mesin robot pembersih otomatis.
"Sudah lama."
"Lalu kenapa anda memperkerjakan saya?" Angga mengekori.
"Kenapa? Kamu tidak mau bekerja?"
"A tidak, bukan begitu." Angga salah tingkah, "Maksud saya. Apa anda akan memecat saya?"
"Kenapa? Kamu mau aku pecat?"Devan mendudukkan bokongnya di sofa.
Angga menepuk jidadnya."Maaf Tuan. Sebelumnya. Jadi saya masih di ijinkan untuk bekerja disini kan?"
"Tentu saja."
"Aaahh.. Itu melegakan."
Devan menarik sudut bibirnya.
"Jadi, apa yang harus saya lakukan. Tempat ini sudah sangat bersih."
Devan terlihat berfikir.
"Mungkin sebaiknya kamu memasak untukku."
"M.. Baiklah Tuan." Angga berjalan ke dapur. melihat isi kulkas dan lemari. kosong. Angga berjalan ke depan.
"Tuan, kita tak memiliki persediaan apapun."
Devan melongok."Benarkah? Kalau begitu kita belanja." Devan beranjak dan meletakan bukunya diatas meja.
"Kita?" Angga tertegun. "Jadi saya juga ikut?"
"Iya. Kamu keberatan?"
"A tidak."
"Bagus. Ayo keluar."
Devan dan Angga memasuki mobil menuju ke Mall dan masuk kedalam swalayan yang cukup terkenal dikota itu.
"Apa yang ingin anda makan tuan?"
"Beli saja yang ingin kamu masak."
Angga tertegun menghentikan langkahnya. Aneh. batinya.
"Kenapa?" Devan yang berjalan didepan menoleh.
"Saya tidak mengerti."Angga menggaruk kepalanya."Saya akan memasak apapun yang tuan inginkan."
"Heemmm... Aku juga akan memakan apapun yang kamu masak."
Angga tertawa canggung."saya semakin tidak mengerti."
"Sudahlah. Ambil apapun yang ingin kamu beli."Devan mendorong pelan Angga.
Angga mengambil bahan yang tidak ada dirumah. Bumbu dapur, minyak,
"Apa anda mau makan mie instan tuan?"
"Ambil saja."Angga mengambil beberapa bungkus mie instan.
"Apa anda suka makanan kaleng?"
"Ambillah."Angga mengambil beberapa kaleng.
Angga mengambil beberapa sayur, dan sempat terhenti di konter ikan segar.
"Bagaimana kalau ikan segar tuan?"
"Baiklah." Angga tampak memilih beberapa ikan lalu menyerahkannya kepada petugas menimbangnya lalu menyerahkan kembali pada Angga.
"Kamu bisa masak kepiting?" Devan mengangkat seekor kepiting.
"Bisa tuan."
"Tambahkan kepiting. Cumi juga."
"Udang juga? Apa anda mau saya masak seafood?"
"Heemm.. Kamu bisa?"
"Heem.. Saya pernah menjadi asisten koki dikota M."
"Benarkah? Lalu kenapa sekarang jadi ART? Kamu tidak mencoba bekerja di resto atau semacamnya?"
"A.. Saya ditolak. karena pendidikan saya kurang bagus."
"Kamu tidak menjual pengalamanmu?"
"Ahaha.. Saya tidak punya sertifikat tuan."
"Tapi masakanmu enak."puji Devan jujur.
"Tentu saja saya pernah jadi tukang masak."
"Sepertinya berat. Biar aku yang dorong." Devan mengambil alih troli yang sudah setengah penuh.
Mereka berkeliling dan membeli beberapa bahan yang masih belum terambil. Setelah selesai dan membayar, mereka kembali masuk kemobil ditengah perjalanan, perut Angga berbunyi.
"Kamu lapar?"
Angga tersenyum canggung. Wajahnya memerah karena malu.
"Kita mampir makan dulu saja."
"A tidak usah Tuan." Angga menolak secepat kilat."Kita sudah membeli bahan makanan cukup banyak."
"Tidak apa, aku juga belum sarapan. Kamu ingin makan apa?"
"Apapun. Yang penting bisa dimakan, Tuan." Angga langsung menutup mulutnya. kaget dengan ucapannya sendiri.
Devan terkekeh."Bagaimana kalau masakan jepang."
"Saya tidak suka masakan jepang." Angga menutup mulutnya lagi. Devan tergelak.
Apa-apaan aku ini? batinnya.
"Kalau begitu masakan korea?"
"Saya pikir sebaiknya kita pulang saja masak seafood tuan."
"Oh, jadi kamu pingin makan seafood."
"A bukan begitu. Kita sudah banyak membeli bahan Seafood sayang..."
"Sayang? Apa kamu memanggilku sayang?"
"A bukan. Bukan begitu. "cepat-cepat Angga menyanggah. "Maksud saya sayang jika tidak dimasak." Devan tergelak. Angga menepuk kepala nya sendiri.
bodohnya aku. batinnya.
Devan membelokkan mobil ke salah satu resto seafood. Memarkirkannya dan keluar. Angga menyusul.
"Tuan, saya...."
"Tidak usah protes. Ikut saja kalau mau makan."
Angga menelan ludahnya melihat makanan yang terhidang didepan mejanya. Semua memanjakan mata dan mulutnya.
"Makanlah. Kamu lapar kan?"
Angga mengangguk cepat. Devan terkekeh.
Angga memakan dengan cepat dan banyak.
"Hati-hati. nanti kamu tersedak."
"Iya tuan." masih terus melahap makanan didepannya hingga potongan terakhir. Devan hanya memperhatikannya tanpa menyentuh makanan.
"Uuuweeeeeg." Angga bersendawa. Devan tergelak. Secepatnya Angga menutup mulutnya. Malulah.
"Maaf tuan." Angga melihat piring Devan yang masih kosong. "Anda tidak makan?"
"Apa yang bisa kumakan. Semua sudah kamu makan tidak tersisa."
Angga memegang kepalanya frustasi."Aku terlalu sibuk mengunyah tadi, sampai tanpa sadar..."
"Sudahlah. Ayo pulang."
"Tuan...." Angga dengan tatapan penyesalan dan memohon.
"Aku ingin masakanmu, Sebagai gantinya, masakkan aku udang goreng asam manis. Bagaimana?"
Angga benar-benar merasa tak enak. bahkan saat masuk kedalam mobil pun dia. masih terus meminta maaf.
"Memasak saja untukku. Aku maafkan." ucap Devan sambil menyetir.
Angga merasa lesu. "Baik tuan. Maafkan saya."
"Saya benar-benar minta maaf."
"Diamlah. Aku tak bisa konsentrasi menyetir."
"Baik, Tuan. Maaf."
Dalam perjalanan kembali Angga malah tertidur. Begitu sampai di apartemen Devan tidak membangunkan. Dia mengangkat tubuh Angga dan meminta salah satu petugas yang berjaga untuk membawa belanjaannya ke atas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Selvi Tyas
waduh Anggaaaaaa kamu itu polos atau ogeb🤪🤪atau bawan hamil jdi mudah lelah smpai habis makan malah tdur🤣
2022-05-15
0
@𝕳𝖆𝖜𝖆
wah Devan baik ya
2022-05-15
0
princess butterfly
duh di gendong babang devan so sweet!
2022-04-05
3