Bab.2

Pagi ini seperti biasa Elisa sudah membantu ibunya bersih-bersih rumah sebelum ke sekolah. Ibunya sibuk di dapur membuat jajanan yang akan dibawa Elisa. Elisa biasa menjual sambil berjalan ke arah sekolah, jika belum habis Elisa menjual pada teman-temannya.

Elisa tampak lelah sekali karena kemarin kehujanan, tapi dia harus ke sekolah. Elisa adalah anak yang cukup cerdas. Dia mendapat peringkat 1 di sekolahnya. Meski dia sibuk membantu ibunya, Elisa tidak pernah lupa untuk meluangkan waktu untuk belajar.

Elisa selalu membawa buku pelajarannya saat berjualan, sehingga saat ada kesempatan Elisa membuka materi yang diajarkan gurunya di bawah pohon tempat dia istirahat berjualan keliling.

Elisa tampak buru-buru melangkahkan kakinya menuju ke sekolah. Elisa tidak ingin terlambat tiba di sekolahnya.

"Hmmm, bakal telat aku hari ini!" batin Elisa merasa khawatir.

"Nak sini, ibu beli kuenya!" tiba-tiba seorang ibu ingin membeli kuenya.

"Iya bu," Elisa berlari ke arah seorang ibu dengan wajah senang.

Ternyata tetangga ibu itu juga ikut beli, Elisa melayani mereka dan jajanannya habis. Elisa lalu sadar bahwa dia sudah terlambat ke sekolah.

"Huhhhhh, bisa terlambat aku nanti." Elisa pun berlari menuju ke sekolahnya.

Ternyata benar saat Elisa tiba di sekolahnya dengan napas terengah-engah karena berlari, tapi pagar sekolah sudah tertutup. Elisa tampak lesu, bingung. Dia berdiri di depan pagar sekolah, penjaga sekolah menghampiri Elisa.

"Elisa, kenapa kamu terlambat nak? sudah dari tadi temanmu belajar." Penjaga sekolah menatap kasian pada Elisa.

"Maaf pak, Elisa harus jualan dulu." Jawab Elisa menatap sedih.

"Ya sudah masuklah nak." Satpam itu membukakan pagar dan membiarkan Elisa masuk. Penjaga sekolah sangat mengenal Elisa karena Elisa siswi yang sangat rajin.

Elisa menitipkan tas jualannya di pos jaga. Kemudian Elisa berlari menuju kelasnya. Jantung Elisa berdetak sangat kencang, takut dimarahi ibu gurunya.

Tok tok tok (Berulangkali Elisa mengetuk pintu kelas)

Terdengar langkah kaki sepatu Ibu guru yang sedang mengajar lalu berjalan ke arah pintu, dan melihat Elisa berdiri di depan pintu.

"Elisa!" Ucap ibu guru terkejut melihat Elisa terlambat.

"Maaf bu, Elisa....!" Elisa tertunduk gemetaran.

"Masuk, dan berdiri di depan!" Ibu guru dengan tatapan tajam menunjuk ke arah samping meja guru.

"Elisa, berdiri kamu!" perintah Ibu guru dengan menatap tajam.

"15 menit kamu terlambat Elisa, kamu pintar. Tapi, kamu tidak disiplin!" ibu guru membentak Elisa.

Elisa hanya tertunduk, takut menatap wajah ibu gurunya. Elisa pun merasa bersalah karena sudah terlambat hari ini.

"Berdiri dan angkat 1 kakimu. Lalu, tarik kedua telingamu dengan tanganmu!" ucap bu guru dengan tatapan kemarahan.

Elisa menatap sebentar ke wajah ibu guru.

"Loh, lakukan jangan menatap ibu. Kamu melawan ibu guru?" ibu guru semakin geram melihatnya.

"Tidak bu!" Elisa menunduk dan semakin gemetar, air matanya seakan ingin berontak dari pelupuk manik-manik matanya. Tapi, dalam hatinya gadis kecil itu terus berusaha kuat dan tidak ingin menangis.

Elisa melakukan perintah ibu gurunya, berdiri di depan teman-temannya. Elisa sangat malu baru kali ini mendapatkan hukuman karena tidak disiplin. Elisa tau ibu gurunya sangatlah disiplin dan akan menghukum jika ada siswa-siswi yang terlambat.

"Hahahahahaha!" Teman-teman Elisa tertawa senang melihat Elisa dihukum. Mereka saling berbisik dengan teman sebangkunya membicarakan Elisa karena mendapatkan hukuman.

"Liat itu, sepatunya sudah jelek ya. hahaha...!" terdengar Sukma mengejek Elisa. Dia memang sangat membenci Elisa, alasannya karena dia tidak pantas sekolah di sekolah sama dengan dia. Elisa mendapatkan peringkat 1, menjadikan Sukma semakin merasa iri padanya.

"Hahahaha, bajunya liat, jelekkkkk." Ungkap Dion. Dion badannya gendut suka makan, dia suka ambil jajannya Elisa dan tidak mau membayar.

"Hahahahaha, rasain kamu Elisa!" Teman-temannya semakin menertawakan.

"Diam-diam anak-anak. Kita tidak boleh merendahkan teman!" ibu guru menasehati mereka agar mereka tenang.

"Ini bentuk hukuman ibu guru bagi anak yang tidak patuh pada aturan, mengerti?"

"Iya bu!" Jawab mereka serentak.

Ibu guru melanjutkan pelajaran. Sekali-kali ibu guru Maya melihat ke arah Elisa. Anak-anak dengan serius mengerjakan latihan soal yang diberikan ibu guru.

Nanda dan tegar menatap kearah Elisa. Mereka berdua adalah sahabat baik Elisa. Tegar berasal dari keluarga kaya, tapi hatinya baik. Nanda juga sama dengan tegar. Nanda dan tegar tampak kasian melihat sahabatnya itu.

Tegar menatap dan mengacungkan jempol sambil tersenyum. Elisa Membalas senyuman. Nanda justru yang merasa sedih, bukan karena Elisa dihukum. Tetapi, karena hinaan teman-temannya.

Teng teng teng

Bel istrihat berbunyi

"Anak-anak kumpul tugasnya lalu kalian istirahat!"

"Horeeeeee!" Jawab mereka serentak lalu berhamburan keluar kelas.

"Elisa, kamu boleh istirahat. Besok jangan diulangi lagi!"

"Iya bu." Elisa mencium tangan ibu gurunya, Elisa merasa bersalah karena terlambat hari ini.

"Hey kawan, semangat aku bersamamu." Tegar mengajak tos sahabatnya.

"Ya lah sahabat kita itu pasti semangat." Nanda merangkul mereka berdua. Mereka pun berjalan bertiga bergandengan tangan sambil tertawa. Elisa sudah melupakan deritanya dan hukuman dari ibu guru. Elisa beruntung mempunyai sahabat sebaik mereka.

Mereka asyik bercanda di taman sekolah, Elisa sudah melupakan ejekan dari teman-temannya. Tapi Elisa sangat merasa bersalah karena sudah terlambat.

"Kenapa kamu bisa terlambat Elisa?" tanya tegar penasaran sambil bermain kelereng.

"Nggak apa-apa." Jawab Elisa tersenyum polos menutupi beban hidupnya, Elisa duduk melihat sahabatnya itu memainkan kelereng.

"Kamu terlambat bangun?" tanya Nanda duduk di samping Elisa.

Elisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu mengambil karet di tas lusuhnya dan memberi isyarat pada sahabatnya itu untuk mengajak bermain bersama. Mereka pun tampak asyik bermain, begitulah Elisa tidak pernah mengingat hal buruk yang selalu menimpanya. Gadis sekecil itu selalu terlihat ceria bagi teman dan sahabatnya.

Jam istirhat telah usai, mereka pun kembali masuk ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Setelah jam belajar usai, semua siswa kembali ke rumah masing-masing.

"Elisa, main ke rumahku yuk!" ajak Nanda pada Elisa, Nanda merangkul pundak Elisa sambil berjalan beriringan meninggalkan kelas.

"Iya Elisa, nanti biar aku ke rumah Nanda kita main bareng." Ucap tegar senang.

"Nggak bisa, aku harus bantu ibu." Jawab Elisa tersenyum polos.

"Yah." Terlihat wajah lesu kedua sahabatnya.

Mereka pun sampai di depan sekolah, Nanda mengambil sepeda mininya. Sedangkan Tegar dijemput ayahnya.

"Elisa, Nanda aku duluan ya." Ucap Tegar melambaikan tangannya lalu berjalan menuju mobil ayahnya. Elisa dan Nanda membalas dengan melambaikan tangannya.

"Ayo aku antar pulang!" ajak Nanda menarik lembut tangan Elisa.

"Nggak usah Nan, aku jalan kaki aja." Ucap Elisa menolak dengan senyuman tulusnya.

"Ya udah, aku duluan ya. Daaaa.....!" Nanda pun menaiki sepedanya.

Elisa berjalan kaki menuju rumahnya, meski matahari sangat terik. Elisa tetap semangat berjalan kaki, jarak sekolah dan rumahnya tidak terlalu jauh.

Terpopuler

Comments

vardilaoktafiani

vardilaoktafiani

semangat kk

2024-04-01

1

Jami'an

Jami'an

itu yang namanya sahabat

2021-07-17

0

Jami'an

Jami'an

itu yang namanya sahabat

2021-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!