Menghilangkan jejak

Tidak ada lagi yang bisa dikendalikan oleh Regan, situasi sekarang diluar kontolnya. Selang beberapa menit setelah Emma dan Meliza menjelaskan bagaimana situasinya sekarang, Regan akhirnya mengerti kenapa mereka semua panik, khawatir bahkan marah padanya saat dia bersikap santai.

Niatnya ingin menolong tetepi ancaman apa yang akan terjadi dibelakangnya membiat Regan tidak tahu harus mengatakan apa.

"Tiga mobil mendekat, inisial Cartel terlihat."

Terdengar suara dari ponsel yang diletakkan diatas meja dekat Malvin, semua menoleh pada ponsel itu.

"Standby!" seru Enzo.

Satu kata penuh perintah dari Enzo yang terhubung melalui earphone, menggerakkan seluruh anak buah yang mengelilingi rumah mereka.

Bahkan anak buah yang berada didalam rumah mulai berjalan keluar rumah dengan tangan yang bersiap menarik pistol yang mereka simpan.

"It's ok" ucap Malvin santai tanpa mengalihkan tatapannya pada layar leptopnya, "gue yang ngubungi mereka."

Semua tercengang mendengarnya.

Mereka belum menyusun rencana apapun malah Malvin menghubungi Cartel, semua langsung akan memarahi Malvin.

"Selesaikan sesuai rencana, biarkan Nanda dan Sam bergabung" Begitu tenang Abra mengucapkannya.

Enzo meoleh padanya "rencana apa?, kenapa tidak kalian bicara ..."

"Kita tidak punya waktu, keselamatan anak gue lebih utama" potong Abra. "Bisa berkerja sama?" Abra menjulurkan kepalan tangan pada Enzo.

"Tetap saja dari dulu" keluh Enzo.

Mereka membuat tos dengan kepalan tangan, tersenyum sebaris sebelum Malvin berdiri memberikan mereka earphone satu persatu.

"Aase?" tanya Enzo dengan alia terangkat.

"No!"

Bersamaan Malvin dan Abra menolak usulan Enzo yang akan mengembalikan geng mereka dulu.

"Sam siapa saja yang datang?"

Abra bertanya setelah memesang eaephonenya sambil terus saja kelur melangkahkan kakinya.

"Regan packing sekarang" ucap Malvin dengan nada memerintah.

Malvin menyusul Abra, Enzo dan juga Sam, teman sekaligus sekretaris Abra. Mereka berempat berjalan keluar rumah.

"I'm sorry" ucup Melisa tulus.

Regan yang mendengarnya menyeka rambutnya melampiaskan kekesalannya, lalu berjalan dengan rahang mengetat menaiki tangga menuju kamarnya.

*-*

Meski Romanov dan Calter menjamin keselamatan Regan selama dia tinggal dinegeri mereka, tetapi Abra tidak mau jika anaknya dalam bahaya sedetikpun, terutama istirnya Ara yang pasti akan mengamuk jika tahu apa yang sebenarnya terjadi pada anak sulung mereka.

Sudah lima tahun dia tidak menginjakkan kaki di negaranya Indonesia, Regan menghela nafas pasrah dengan semua.

Sepertinya kali ini dia akan benar-benar bekerja diperusahaannya dan gelar doctor spesialisnya yang dia cita-citakan dan dia mati-matian belajar untuk galar itu seakan runtuh dalam satu malam.

"Pergilah ke vila milik kita di Bali, hidup disana dengan tenang selama beberapa bulan" ucap Abra yang berdiri disampingnya. "Om Malvin, Javir dan Nanda akan memback up semuanya."

Tak ada jawaban dari Regan, dia hanya menatap kosong kesegala Arah. Kesal entah pada siapa perasan itu dia miliki sekarang.

"Mau kemana?" tanya Abra.

"Toilet" jawab Regan dengan simple.

Dia lelah dengan semua, pengurusan perpulangan begitu cepat, semua serba serbi cepat dan diurus dalam satu hari membuatnya sulit percaya akan semua.

Bukannya tidak mau kembali ketanah air, tetapi seakan semua yang dia usahakan untuk menjadi mahasiswa yang terbaik agar bisa memberi sambutan saat wisuda dan membanggakan Ayah dan Bundanya seakan sia-sia.

"Woy mobil pesanan kita udah dateng, kalian lama banget ditoilet"

"Gusdur cerewet banget si Kara?, kita itu cewek Gusdur ... ya lamalah di kamar mandi."

Gusdur?

Nama panggilan itu membuat Regan menghentikan langkahnya dan menoleh kearah sumber suara. Terdengar seperti nama presiden Indonesia dulu, entah itu nama asli atau hanya sekedar nama panggilan, mereka masih terlihat muda dan terlihat sangat bahagia seperti dirinya dulu saat bersama teman-trmannya tanpa memiliki beban apapun.

"Sayang ..."

"Lo mau gue tabok?" tangan gadis dengan rambut diikat ponitel itu terangkat penu ancaman.

Regan tersenyum melihatnya, gadis itu memakai masker, berponitel dengan irisan bola mata terlihat sedikit kecoklatan, bukan softlens Regan yakin itu irisan bola mata asli.

Mereka bertiga berjalan melewati Regan, kaki Regan entah kenapa melangkah mengikuti mereka dari belakang.

"Kara masker lo mana?" tanya gadis berponitel menghentikan langkahnya.

Regan juga ikut menghentikan langkahnya.

"Gak tahu ketinggalan ditoilet mungkin" jawab teman disampingnya tidak perduli menarik tangan gadis berponitel itu.

"Kalau ketahuan kita bolos sumpah lo gak gue traktir lagi."

"Iya-iya"

Regan tertawa kecil, ternyata mereka masih anak sekolahan yang bolos kuliah entah dari mana atau mau kemana, padahal seusia mereka dulu Regan tidak berani bepergian jauh.

Dua gadis itu masuk kedalam mobil terlebih dahulu, sedangkan laki-laki yang dipanggil Gusdus membantu supir memasukkan koper mereke kebagasi.

Regan masih berdiri didekat mobil mereka, memperhatikan mereka lalu tersadar bahwa sejak tadi mengikuti mereka tanpa sadar.

"Ar"

Panggilan nyaring dari jauh terdengar, itu suara Ayahnya, Abra. Dia dan Sam berjalan dengan langkah lebar menghampiri Regan.

Terlintas sebuah ide yang membuatnya mengeluarkan ponselnya dari saku celana, sambil berjalan cepat mendekati mobil anak-anak tadi, sebelum supir mereka masuk kedalam mobil.

"Anda siapa?" tanya gadis berponitel yang duduk disampingnya.

"Jalan pak" perintah Regan.

Mobil mulai berjalan meninggalkan Bandara. Regan menoleh kebelakang, Abra dan Sam mulai berhenti mengejar mobil mereka.

Tangannya terangkat saat gadis disampingnya akan berbicara karena ponselnya berdering panggilan masuk dari Abra.

"Kembali sekarang!" terdengar bentakan Abra disebrang.

Ayahnya marah dan Regan sudah menyangka sebelum dia masuk kedalam mobil tadi.

"Semua akan saya tangani, Assalamu'alaikum" ucap Regan dengan tenangnya.

Regan memutuskan komunikasi mereka lalu menatap keluar jendela sambil menghela nafas berat.

Dari sini dia akan mempermudah semua pekerjaan yang akan mereka lakukan untunya, menghilang sejenak dan tanpa jejak bukan?.

"Hei anda siapa?" tanya gadis disampingnya.

Regan menoleh, gadis itu menatap Regan dengan mata membulat sehingga bolamata coklatnya semakin membuat Regan yakin jikanirisan itu asli bukan soft lens.

"Maaf nanti tolong turunkan saya didepan ongkos sampai tujuan kalian biar saya yang bayar" ucap Regan kembali menatap keluar jendela.

Dia malas dengan semuanya, benar-benar malas dan lebih baik menjauh dari segala hal dengan sukarela, dari pada terpaksa.

*-*

Didepan bandara Abra dan Sam langsung menghubungi Nanda, salah satu bawahanya yang dapat dia andalkan untuk hal lacak melacak.

"Lacak keberadaan Regan sekarang" perintahnya tegas.

Abra memutuskan sambungan telfon mereka menatap kearah perginya mobil yang di masuki Regan tadi.

"Apa lo lupa anak lo seorang hacker?" ucap Sam yang berdiri ngos-ngosan disampingnya membuat Abra menoleh padanya. "Meski dia tidak mendalaminya Malvin lebih memuji dia daripada Nanda dan Javir. Jadi lo sia-sia minta Nanda ngelacak dia, pasti anak lo udah ngeblok jadi biarkan saja dulu selama masalah ini masih belum selesai."

"Dan lo minta gue diamuk Zahra?"

"Ya udah jangan ngomong apapun sama istri lo."

Abra mengacak-acak rambutnya, anak pemberontak itu selalu membuatnya kesal dan bangga diwaktu bersamaan dan itu selalu terjadi berkali-kali.

*-*

*Terima kasih sudah mau mampir di novel kedua Author 😉

Jangan lupa yo* Readers *seperti biasa mohon ⭐Rate 🔖 Vote 🎁 Hadiah 👍Like and 💬 Commentnya untuk semakin membuat karya Author terkenal dan memberi suport pada Author agar Author semangat updatenya

Terima kasih semua 😍

Love you 😙* Unik Muaaa

Terpopuler

Comments

Cika🎀

Cika🎀

🤣🤣🤣🤣bikin emosi jiwa tp sayangnya g ketulungan🤣abra siap siap damuk zahra

2022-01-26

0

Dwi Leo

Dwi Leo

lanjuut thor... penasaran nieh.. 😁

2022-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 Adam Regan Zeroun Ganendra
2 Wanita itu
3 Mafia
4 Menghilangkan jejak
5 Melacak
6 Ditemukan
7 Dijodohkan
8 Tatapan Mata itu
9 DJ Quin Bee
10 Bang Gan
11 Quela Belda
12 Club
13 Amputasi
14 Pulang
15 Tua
16 Re?
17 Bodyguard
18 Re Bel
19 Pacar
20 So Sweet
21 Di Aamini saja
22 Tampan
23 Pesta
24 Keluarga Ganendra
25 Yes, She is
26 Gone
27 Bali
28 Be Yourself
29 Memerah
30 Alasan Anda
31 Kabur
32 Kemana?
33 Teman Lama
34 Anak Orang
35 Heacker
36 Ar
37 Ada Masalah?
38 Realize
39 Who Are You?
40 Dokter?
41 Bisnis Mereka
42 This is Me
43 Jika ...
44 Bisakah Kita Bicara?
45 Terdengar
46 Dia kenapa?
47 Dia tahu
48 Sejak kapan?
49 Batal
50 Ok Done!
51 Dunia Impian?
52 Ngampus
53 Jauhi
54 Tidak Suka
55 Pria Itu!
56 Mengganggu
57 Sikap Regan
58 Only You
59 Sayang Kamu
60 Kelakuan Mereka
61 Bersabar
62 Tamu Tak di Undang
63 Dia siapa?
64 Cemburu
65 Jangan memancing
66 Gak Sesabar Itu!
67 Mau Kita Putus?
68 Peduli
69 Berdua
70 Percaya Sampai Akhir
71 Harga Diri
72 Possessive
73 Menikah Denganku
74 Restu
75 Keluarga
76 Keputusan
77 Kesibukan Masing-Masing
78 Canggung
79 Waktu Bicara
80 Pamit
81 Pergi
82 Workaholic
83 Kangen kamu
84 Lelah
85 Marah
86 Hubungan Absurd
87 Viral
88 Pingit
89 Terima Kasih
90 Istriku (End)
91 Mau Honeymoon Kemana?
92 As I Love You : Raja 2
93 Watching You : Raja 3
94 Sketsa Baby Bee
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Adam Regan Zeroun Ganendra
2
Wanita itu
3
Mafia
4
Menghilangkan jejak
5
Melacak
6
Ditemukan
7
Dijodohkan
8
Tatapan Mata itu
9
DJ Quin Bee
10
Bang Gan
11
Quela Belda
12
Club
13
Amputasi
14
Pulang
15
Tua
16
Re?
17
Bodyguard
18
Re Bel
19
Pacar
20
So Sweet
21
Di Aamini saja
22
Tampan
23
Pesta
24
Keluarga Ganendra
25
Yes, She is
26
Gone
27
Bali
28
Be Yourself
29
Memerah
30
Alasan Anda
31
Kabur
32
Kemana?
33
Teman Lama
34
Anak Orang
35
Heacker
36
Ar
37
Ada Masalah?
38
Realize
39
Who Are You?
40
Dokter?
41
Bisnis Mereka
42
This is Me
43
Jika ...
44
Bisakah Kita Bicara?
45
Terdengar
46
Dia kenapa?
47
Dia tahu
48
Sejak kapan?
49
Batal
50
Ok Done!
51
Dunia Impian?
52
Ngampus
53
Jauhi
54
Tidak Suka
55
Pria Itu!
56
Mengganggu
57
Sikap Regan
58
Only You
59
Sayang Kamu
60
Kelakuan Mereka
61
Bersabar
62
Tamu Tak di Undang
63
Dia siapa?
64
Cemburu
65
Jangan memancing
66
Gak Sesabar Itu!
67
Mau Kita Putus?
68
Peduli
69
Berdua
70
Percaya Sampai Akhir
71
Harga Diri
72
Possessive
73
Menikah Denganku
74
Restu
75
Keluarga
76
Keputusan
77
Kesibukan Masing-Masing
78
Canggung
79
Waktu Bicara
80
Pamit
81
Pergi
82
Workaholic
83
Kangen kamu
84
Lelah
85
Marah
86
Hubungan Absurd
87
Viral
88
Pingit
89
Terima Kasih
90
Istriku (End)
91
Mau Honeymoon Kemana?
92
As I Love You : Raja 2
93
Watching You : Raja 3
94
Sketsa Baby Bee

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!