Regan mengambil peralatan medisnya seadanya yang dia punya dirumahnya, kotak P3K dan semua yang sekiranya dia perlukan.
Alkohol hanya ada satu botol, Regan mengambil hpnya dan mencoba menghubungi Aslan.
"Apa?" tanya Aslan disebrang.
"Pulang sekarang, jangan mengatakan apapun, mampir ke apotik apa saja yang harus kamu beli bentar lagi aku list"
Regan langsung mematikan sambungan, mengecek apa saja yang tidak ada di kotak P3K yang harus Aslan beli di apotik, setelah mengelistnya dia cepat-cepat kembali pada wanita tadi.
Menggunting celana bahannya yang mengeluarjan darah, membersihkan darah dan sekitar luka lalu Regan tertegun.
"Ok jangan memikirkan apapun selamatkan dia dulu" guma Regan memejamkan mata sejenak dan mulai bekerja."
Semua Regan kerjakan dengan penuh hati-hati, meski sebenarnya dadanya sedang deg degan tetapi dia mencoba tenang karena penghentian darahnya harus dinomor satukan.
"Settt ... em ..."
Suara ringisan wanita itu terdengar, Regan menatap wanita itu yang perlahan membuka matanya menatap pada Regan yang duduk disebelahnya.
"Sorry I have no anesthetic, can you bear the pain ?. I will take the bullet carefully to stop your blood flowing out?" Regan mengucapkannya dengan pelan.
Wanita itu mengangguk pelan.
Regan menghela nafas berkali-kali dan kembali berkutat dengan luka di paha wanita itu, luka tembak yang membuat Regan deg dekan karena mulai berfikir negatif. Perlahan Regan mengeluarkan peluru membuat wanita itu meringis kesakitan, tangannya mencengkram sofa hingga buku tangannya memutih.
Regan kasihan melihatnya, tetapi dia tidak mempunyai obat bius seperti di rumah sakit, dan wanita ini pasti sangat kesakitan, Regan berharap Aslan cepat datang.
Brak ...
Pintu rumah terbuka dengan sedikit membanting, Aslan baru saja datang langsung menoleh keselaga arah mencari Regan.
Barang-barang yang dititip Regan padanya barang-barang yang membuat Aslan blank seketika saat apotiker mengeluarkan satu persatu barang yang dia sebutkan dalam list yang Regan kirim.
Wajah Asalan yang semula penuh kekhawatiran perlahan mulai menghilang saat melihat Regan duduk membelakanginya, dia berjalan pelan mendekati Regan yang telah membalut luka wanita didepannya dengan kain kasa.
"Dia siapa?" tanya Aslan.
Regan tidak menyahut, dia mengambil kantong keresek yang dibawa Aslan dan mulai kembali bekerja.
"Sorry I have to cut your shirt"
Wanita itu mengangguk lemah, Aslan duduk tidak jauh dari Regan dan wanita itu mengamati kerja Regan yang begitu cekatan.
Pintu kembali terbuka, Javir dan Alaic baru saja sampai. Mereka berdua langsung berjalan menghampiri Aslan dan Regan dengan cepat.
Alaric semakin melangkahkan kakinya mendekati wanita itu memperhatikan sesuatu yang tertato jelas di dekat bahunya yang sedang terluka, tato yang Alaric kenali. Tanpa banyak bocara Alaric memfotonya dan mengirim kannya pada seseorang.
*-*
Semua memperhatikan keterampilan Regan tanpa mengeluarkan suara, setelah menutup luka di bahu wanita itu Regan berdiri menggerakkan kepalanya dan merengangkan otot tangannya.
"Dia siapa?" tanya Aslan lagi sambil menatap wanita itu.
Regan mengangkat bahunya, "dia hampir aku tabrak tadi."
Alaric ingin menjawab, tetapi dia masih memilih bungkam karena masih belum yakin dengan dugaannya.
Ponsel Regan berbunyi, padahal dia baru saja duduk menyandarkan punggungnya di sofa, Aslan mengambil ponsel Regan dan menjulurkannya
"Jangan bilang jika itu dari rumah saki?" Regan benar-benar lelah hari ini.
"Ayah" jawab Aslan.
Regan mengerutkan kening dan mengangkat panggilan dari Ayahnya.
"Ya Yah ... enggak ... hanya As, Jav dan Al ... iya ... tunggu ..." Regan menjauhkan telfonnya dari telinga menatap Aslan. "Gea kemarin kesini tapi gue gak ketemu, dia ngubungi kalian enggak?" tanya Rengan.
Aslan dan Alaric menggeleng, Javir langsung mengeluarkan ponselnya dan fokus menscrol layar ponselnya yang tidak dapat Alaric dan Aslan pahami.
"Ok ... iya ... iya sudah ... iya"
Regan memutuskan sambungan telfon dan melangkah mendekati Javir. "Ada dimana?, anak itu minta jewer."
Javir langsung berdiri diikuti Regan yang langsung mengambil kunci mobil, "titip dia" ucap Regan.
Baru saja Ayah Regan menghubunginya, Gea saudara angkatnya yang lain selain Aslan dari kemarin sudah berangkat berniat mengunjunginya, tetapi smpai sekarang dia tidak pernah bertemu Angela Lovita.
Bahkan Regan tidak tahu An kapan sampai ke negara ini.
*-*
Menggila ...
Seisi club menggila meloncat-loncat dan menggerakkan badannya dengan bebas. Seorang DJ berdiri diatas panggung dengan layar bertulisan namanya
DJ Qiun Bee Indonesia
Tidak ada yang sedih atau bermuram durja di club itu semua seakan melepas beban mereka.
"Thanks you ... see you next time ..." seru DJ Quin.
Perlahan musik mulai stabil, seorang DJ menaiki panggung menggantikan DJ Quin Bee tadi.
Sedangkan Quin turun dari stage langsung dikawal oleh beberapa orang sampai duduk di depan bartander.
"Hai Quin, bisa kenalan?"
Quin menoleh kesamping, "hai" sambut Qiun dengan ramah, "dari Indonesia juga?" tanya Quin dengan mata berbinar akhirnya dia bisa bertemu dengan orang Indonesia di negara ini.
"Ya, namaku Gea."
Gea ...
Ya dia adalah Gea, Angela Lovita yang tadi dicari-cari oleh Regan, yang berpamitan ingin menemui Regan di negeri ini nyatanya dia malah berada di club hanya untuk menonton DJ Quin Bee yang selalu dibicarakan temannya di Indonesia.
"Gak nyangka, gue gak pernah lihat lo di Indonesia malah ketemu disini" ucap Gea dengan tersenyum lebar duduk disamping Quin.
"Pada hal ini pertama kali perform di luar negeri, memangnya di Indonesia lo tidak pernah ke club malam?"
Kepala Gea menggeleng sambil mengulum senyumnya membuat Quin dan teman disampingnya tertawa.
Belum juga Qi menjelaskan kenapa dia tidak pernah ke club, dua orang pria dengan berbadan tegap melangkah kearah mereka membuatnya menghela nafas.
"Mereka salah satu sebab gue gak bisa enjoy do club gini" tunjuk Gea dengan dagunya.
Qi menoleh kearah tunjuk Gea.
Dua orang pria itu berjalan dnegan langkah lebarnya menuju Gea dan Quin, siapa lagi jika bukan dua orang laia yang mencari keberadaannya Gea kalau bukan Regan dan Javir.
"Lo ngapain disini?" tanya Regan membentak pada Gea dengan suara lantang.
Suara musing yang mulai menghentak membuat Regan berteriak pada Gea agar wanita itu mendengarnya.
Bukannya takut atau merengut, Gea malah tersenyum mengangkat gelas Quin kearah Regan.
Kesal Javir merampas gelas itu dan menegaknya satu kali tegukan membuat Quin menatapnya kagum.
"Waw ... " seru Quin.
Regan yang baru saja sadar jika disamping Gea ada seseorag menoleh pada Quin, ternyata wanita yang dia lihat di depan rumah sakit beberpa jam lalu.
"Lo yang ngajak Gea kesini?" tuduh Regan dengan suara lantanya.
Quin mengerutkan kening melirik pada Regan dan Gea bergantian.
"Bukan, kita barau ketemu di ... aw ..."
Javir memanggul Gea dibahunya layaknya karung beras, tanpa mau mendengarkan apa yang akan Gea jelaskan, dia membawa Gea pergi dari sana.
Mata Regan dan Quin saling tatap namun memancarkan pancaran yang berbeda.
"Kita baru ketemu, gue dan dia baru kenalan" ucap Quin menengadahkan tangan pada teman disampingnya meminta botol minuman yang selalu di bawa.
"Sukurlah"
What ???
Quin ingin rasanya mengamuk mendengar ucapan Regan yang seakan ...
Belum buja Qi membuka mulut, Regan sudah melangkah pergi begitu saja meninggalkannya yang kesal
Diluar club, Javir menurunkan tubuh Gea didekat mobil mereka. Tangan Gea berkacak pinggang menatap Javir dengan mata memerah.
Sedangkan Javir menatap Gea dengan tatapan tajam juga. "Untung lo pakai baju tertutup, andai lo pakek baju kayak wanita itu, gue telanjangi lo sekalian."
"Lo gila?, udah sarap?, apaan sih ganggu kesenangan orang saja."
"Ya gue gila kenapa emang?."
Langkah Regan terhenti sejenak tidak jauh dari Javir dan Gea yang beradu mulut.
"Kalau kalian mau bertengkar gue tinggal sekarang, gue masih punyanpasien dirumah" ucap Regan dengan malas.
Javir langsung berbalik memuari mobil dan masuk duduk dibelakang kemdi.
Regan mengjampiri Gea dan mengelus puncak kepalanya sebelum akhirnya masuk kedalam mobil.
Regan mengantuk, dan dia akan tidur sepanjang perjalanan pulang.
*-*
Lop tou 😙 Unik Muaaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Anonymous
msh musuhan y gea ma javir...
2024-08-03
0
Cika🎀
masih aja saling bicara lewat perasaan🤣🤣🤣
2022-01-26
0
Dwi Leo
ketemu rumah yg nyaman untuk sekarang ya thor..
2022-01-21
0