Pagi ini cerah tapi sangat hening, kehidupan yang tak pernah berubah setiap waktunya, sangat monoton untuk dijalani.
Binar seoarang siswi SMA yang kerap pindah pindah sekolah ini selalu menikmati dunianya seperti ini.
Binar mengoleskan selai coklat keatas roti dan melipatnya sebelum dimasukan kedalam mulutnya, setelah itu ia meneguk segelas susu lalu berangkat sekolah.
Binar sejenak menatap kearah kursi disebelahnya dan tersenyum manis lalu mengambil tasnya dan pergi kesekolah.
Seperti biasa Binar pergi kesekolah menggunakan mobilnya, mobil pemberian dari ayahnya.
Binar memarkirkan mobilnya diparkiran khusus sekolah lalu masuk kedalam lingkungan sekolah Angkasa.
Langkahnya terus berjalan di atas koridor sekolah dengan senyuman mengembang dipipinya.
"Woii." Juni datang tiba tiba dari belakang dan langsung merangkul Binar.
Binar menoleh kearah Juni dan tersenyum.
"Ceria amat," ujar Binar
"Iya dong pasti itu, kita itu harus ceria kapanpun dan dimana pun," ucap Juni semangat 45
"Iyain." jawab Binar tertawa
Binar dan Juni berjalan beiringan menuju kelas tapi sayangnya langkah mereka terhenti ketika Binar ditabrak oleh kakak kelas dan segerombolan pasukannya.
Bukkk
Binar jatuh tersungkur dilantai.
"Aww." lirih Binar
Juni yang disampingnya langsung terkejut lalu membantu Binar.
"Nar lo gak papa kan?" tanya Juni memegangi bahu Binar, Binar menggeleng pelan lalu berusaha berdiri, Juni membantu Binar.
Tangan Binar bergerak mengibas ngibaskan roknya yang terkena debu, sedangkan Juni menatap kearah kakak kelas yang menabrak Binar tadi.
"Lo sengajakan nabrak Binar!" teriak Juni kepada kakak kelas dihadapannya, dia Rubi.
Rubi memgangkat satu alisnya seperti menantang Juni "Kalau iya kenapa, mau marah? " ucap Rubi melipat tangannya.
"Lo yah ga-"
"Udah Jun jangan diladenin," ucap Binar memotong perkataan Juni
"Tapikan Nar dia udah nabrak lo dengan sengaja tadi," tegas Juni
"Udah santai, Nanti kita bales, biar seru." bisik Binar sambil mengedipkan matanya.
Juni terdiam, ternyata Binar berani juga. Akhirnya Juni mengangguk iya.
"Yaudah yuk kelas." Binar langsung menarik Juni pergi dari sana.
Rubi yang melihat mereka pergi tersenyum puas "Gak ada yang boleh merasa lebih cantik disekolah ini." ucap Rubi lalu pergi dari sana dan diikuti dengan teman temannya.
*****
Binar melihat tangannya yang sedikit tergores akibat jatuh tadi lalu meniup niupnya pelan.
"Sakit yah Nar? " tanya Juni
"Enggk, cuman perih sikit aja," jawab Binar santai
"Ke UKS yok biar di obati," ucap Juni jadi khawatir
"Perhatian amat mbak," jawab Binar mencubit pipi Juni
Juni mendengus pelan "Gue gak bisa liat luka gitu, ngilu gue."
"Yaelah, udah santai aja bentar lagi bakalan sembuh kok," jawab Binar
Juni melihat kedepan dengan tatapan kosong, Binar heran.
"Lo kenapa? " tanya Binar
"Kita harus bales si Rubik itu." ujar Juni
Binar menepuk pundak Juni "Tenang gue udah tau cara balesnya,"
"Gimana? " tanya Juni langsung menoleh kearah Binar
"Liat aja nanti." ucap Binar menaik naikan satu alisnya dan tersenyum menangan.
Dikantin Binar duduk bersama Juni, mereka tengah menjalankan misi rahasianya.
"Emang yah cara lo klop banget," Ucap Juni diacungi dua jempol
Setelah beberapa menit Rubi dan pasukannya masuk kekantin membuat orang orang yang disana minggir memberi jalan. Rubi benar benar sangat ditakuti disekolah Angkasa ini.
Rubi duduk ditempat dia biasa duduk dan itu sudah menjadi daerah kekuasaan dia, siapa saja yang duduk disana akan berurusan dengan dirinya.
"Pesanin gue makanan." ucap Rubi kepada Meta salah satu temannya.
Meta mengangguk lalu pergi kepemesanan.
Binar dan Juni saling bertatapan sejenak sambil menahan tawa mereka, mereka melihat kearah Rubi yang ada disana.
"Bi gue kesana dulu yah, mau mesen juga." ucap Ara lalu beranjak berdiri.
Disaat Ara berdiri dan berjalan melewati orang orang disana, mereka tertawa.
Rubi melihat kearah mereka mereka yang tertawa, kenapa?
"Kalau dapet dilapisin dong, merah merah gitu, pake nodrop kalo bisa." celetuk salah satu siswi dikantin itu.
Rubi langsung melihat kearah belakang rok Ara begitu juga dengan Ara.
Mata mereka membulat, apa ini.
Ara langsung memegangi belakang roknya, Ara berfikir bahwa dirinya tidak sedang datang bulan sekarang.
Ara memegang cairan berwarna merah diroknya itu.
Cat? Kok bisa
"Ini ulah siapa? " teriak Ara
Rubi yang tengah duduk bersama teman temannya langsung berdiri
"Bi rok lo juga," ucap Fani menunjuk rok Rubi, Rubi melihat belakang roknya, kurang ajar geram Rubi.
Wajah Rubi memanas seketika sambil menggepalkan tangannya, siapa yang berani macam macam sama gue.
"Ini kerjaan siapa?" geram Rubi. Seketika seisi orang yang dikantin terdiam terutama dengan Juni dan Binar.
Awan, Agam dan Rian juga ikut terdiam bersamaan.
"Siapa yang berani beraninya narok cat di sini ha!" teriak Rubi
"Gila men Rubi kalau marah serem juga yah, ngalahin emak gue kalau ngerep dirumah," bisik Agam
"Berisik lo!" ketus Rian menoyor kepala Agam.
Rubi berjalan pelan kearah tengah tengah kantin melihat kearah semua orang disana yang tengah menunduk tak berani menatap Rubi.
"Kalian tau kan apa hukumannya jika berani main main sama gue, jangan salahin gue kalau hidup lo gak tenang." ucap Rubi kepada semua orang, tapi ucapan itu membuat Binar yang ada dikejauhan sana tersontak, dirinya sedikit takut, sedikit.
*****
Setelah dari kantin Binar mencoba menenangkan pikirannya sejenak, dia berusaha untuk tidak takut kepada Rubi.
Binar pergi keperpustakaan untuk mendapatkan keheningan yang bisa membuatnya berpikir jernih.
Binar mengambil satu buku dan duduk di paling belakang tempat tidak ada orang. Binar hanya membolak balik buku itu tanpa membacanya.
"Jangan suka naroh cat dikursi kantin." celetuk seseorang dari belakang membuat Binar sangat terkejut, Binar langsung menoleh 180°, Awan.
Binar meneguk ludahnya menatap Awan "Ngaco lo, asal main tuduh aja." ucap Binar gelegepan
"Gue liat sendiri." ujar Awan membuat Binar terbungkam.
Awan mengambil buku dari rak dibelakang Binar dan pergi dari sana.
Binar masih terdiam mematung dan langsung mengerjap ngerjap kan matanya lalu melihat Awan yang berjalan keluar perpustakaan.
Binar langsung berdiri dari tempatnya, menaru buku yang ia pegang tadi di rak buku lalu berlari menyusul Awan.
"Tunggu, tunggu." henti Binar kepada Awan.
Awan berhenti lalu melihat Binar yang tengah mengatur nafasnya.
"Lo jangan bilang siapa siapa yah, plisss." mohon Binar. Awan hanya menaikan satu alisnya lalu berjalan lagi.
Binar mendengus kasar ketika Awan tak menghiraukannya. Ia kembali mengejar Awan dan berdiri langsung didepan Awan untuk memberhentikan langkah Awan.
"Plisss jangan kasih tau yah, lo tega liat gue diganggu sama gengnya Rubi?" mohon Binar lagi
"Apa peduli gue?" jawab Awan dingin
"Yah lo harus perduli lah, sesama manusia itu harus saling melindungi, lo gak mau ngelindungi gue? " ujar Binar
"Harus? " tanya Awan dingin
"Ya haruslah, kitakan teman sekelas, yayayayaya jangan bilangin keorang orang,"
Awan menatap Binar sejenak lalu berjalan melewati Binar, Binar langsung ternganga melihat Awan yang sama sekali tidak meresponnya, ni anak gak bisa diajak kompromi yah.
"Gak bisa apa ngertiin dikit aja," ucap Binar menghentak hentakan kakinya lalu membalikan badannya.
Ternyata Awan berdiri dibelakang Binar sehingga membuat Binar menabrak badan Awan.
Binar memegang kepalanya yang terkena dada bidang Awan dan mendongak keatas, mata Binar membulat seketika.
"Awan." ucap Binar gelegepan
"Kenapa? kaget? " ucap Awan menaikan satu alisnya dengan wajah datarnya
Binar mengangguk jujur, dia tak bisa berkutik sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Capit
😊😊
2023-08-08
0
Mr Crabb
Thor aku sudah Like dan rare Bintang 5 loh🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Jika berkenan silahkan mampir di karyaku ya😇😇😇😇😇😇😇😇😇
>>Legenda 7 Bintang<<
Jangan lupa tinggal kan jejak juga di sana. Terimakasih author kesayangan.
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2020-05-05
0
💞🌜Dewi Kirana
semangat thor.. seru banget ceritanya
jangan lupa ya thor mampir keceritaku
- Suster untuk Tuan Muda
- Filza dan Farhan
- Rival SMA
2020-04-28
0