Alex membalikkan badannya dan melihat Anisa dengan wajah yang memerah menatapnya. Alex menyadari apa yang di pikirkan Anisa, Alex menyeringai dan tersenyum saja.
_________
Alex memiliki sebuah ini, mungkin ide ini seperti tindakan yang jahat, tapi Alex tidak memperdulikannya, hal tersebut dia lakukan hanya untuk bercandaan.
Alex maju ke arah Anisa yang lagi menatapnya dengan ekspresi malu. Setelah sampai, Alex langsung duduk di samping Anisa.
'K-Kenapa dia malah duduk disampingku?' Anisa mundur kebelakang dengan ekspresi malu.
Alex hanya menyeringai saja dan dia mulai mendekatkan badannya ke tempat Anisa.
"A-Alex jangan lakukan itu." Anisa menutup mata dan mencoba mendorong badan Alex.
"Heh? Melakukan apa? Aku hanya ingin mengambil gunting kuku di dekat anda." Alex menjawab dengan nada aneh dan bangkit dari duduknya setelah mengambil Gunting Kuku.
Anisa yang mendengar kata Alex sangat terkejut dan membuka matanya, dia melihat Alex sudah pergi dari hadapannya. Anisa hanya menatap Alex dengan pipi mengembung dan kesel.
'Sia*! Sepertinya aku baru di kerjai oleh seorang bocah' Anisa hanya mengutuk Alex dari hatinya.
'Hahaha...' Alex tertawa senang, sangat jarang baginya untuk mengerjai Anisa.
"Tchh! Sepertinya kau baru saja mengerjaiku."
"Heh....Kapan aku mengerjai anda? Aku hanya ingin mengambil Gunting kuku." Alex menjawab seperti orang tidak bersalah.
"Tch...!" Anisa hanya bisa mendecakkan lidahnya.
Suasana mereka sangatlah canggung dan tidak ada yang berbicara, Alex menggaruk pipinya saja melihat suasana yang canggung.
"Apakah anda ingin minum dulu?." Alex memberanikan dirinya untuk bertanya.
"Tentu, aku juga cukup haus karena baru pulang kerja." Anisa menjawab dengan menganguk.
"Minum apa? Apakah anda ingin minum teh, kopi, susu atau sirup?"
"Hemm.....Aku tidak terlalu suka minuman yang manis manis, jadi tolong buatkan aku Kopi saja." Jawab Anisa tersenyum manis pada Alex.
Alex seketika langsung terpesona dengan senyuman Anisa. Karena senyumannya sangatlah manis walaupun dia sudah bisa di bilang sebagai seorang ibu ibu, tapi karena badannya yang bagus dan seksi membuat Anisa seperti seorang kakak yang baik.
Anisa merasa aneh pada tatapan terpesona Alex, dia hanya menyeringai dan menatap Alex dengan wajah menggoda. "Apakah kau lebih suka pada yang lebih tua?" Anisa memegang bibirnya seperti seorang yang menggoda.
Wajah Alex langsung memerah. "M-Mana ada....Hemm." Alex pergi ke dapur dengan wajah yang malu.
Anisa hanya terkekeh saja dengan sikap pemalu Alex. Kadang kadang Alex akan menjadi penggoda, kadang kadang Alex akan menjadi pemalu.
Menurut Anisa, jika Alex terlahir dikeluarga yang kaya raya, Alex akan menjadi seorang yang sangat tampan, karena dia terlahir keluarga yang tidak mampu, dia tidak perna merawat dirinya sendiri.
Semua orang bisa menjadi tampan ataupun cantik, tapi dengan satu syarat, yaitu Uang. Adanya uang, kau bisa membeli apapun yang kau inginkan, kau bisa melakukan apapun, tapi dengan Uang kau tidak bisa membeli kebahagian.
Beberapa menit kemudian, Alex masuk kembali ke tempat duduk membawa sebuah nampan yang berisi 2 Cangkir yang berisi Kopi Hitam.
Alex memberikannya pada Anisa setelah sampai di depannya dengan wajah tersenyum.
"Terima kasih" Anisa tersenyum sedikit dan menyesap Kopinya dengan pelan.
"Sama sama." Alex tersenyum dan duduk di depan Anisa, dia menyesap Kopinya dengan pelan karena Kopi sangatla panas.
"Anda bilang, anda ingin pergi ke Mall, bukan?." Setelah menyesap Kopinya, Alex bertanya pada Anisa sembari meletakkan Kopinya di meja.
"Benar aku ingin ke Mall." Anisa menjawab, juga meletakkan Kopinya di meja.
"Apa yang anda lakukan disana?." Alex bertanya dengan aneh, karena Alex sangat jarang melihat Anisa pergi ke Mall.
"Hehh? Apakah aku harus memberi tahumu?." Anisa menjawab dengan nada yang aneh.
"Ohh...Maafkan saya karena bersikap tidak sopan." Alex sedikit menundukkan kepalanya dengan wajah bersalah.
"Kau tidak perlu sopan, aku akan menjawab pertanyaanmu." Anisa melambaikan tangannya dan mengambil Kopi di atas meja dan menyesapnya.
"Ada sesuatu yang ingin ku beli di sana, sebenarnya aku sangat malas pergi ke Mall itu, tempatnya sangatlah mahal dan aku juga benci pergi kesana.
Pasti banyak anak anak muda yang pergi kesana dengan hasil duit orang tuanya dan itu membuatku sangatlah jijik." Setelah menyesap, Anisa membalikkan Kopinya lagi dan menjawab pertanyaan Alex dengan emosi yang berubah ubah.
"Sepertinya kita satu pikiran, aku juga benci dengan orang seperti itu, dia bisa bergaya dengan mewah tapi tidak bisa menghasilkan uang." Alex menganguk dan berbicara dengan nada yang sedikit jijik.
"Pfftt....Hahahha..." Anisa yang lagi menyesap Kopi, langsung menyemburkan Kopinya dan tertawa sangat keras.
"Hahaha.....Kata katamu sangatla menyakitkan, mungkin jika ada orang dengan ciri ciri yang kau bilang, pasti dia akan mati." Anisa tertawa sangat keras sampai memegang perutnya.
"Ha ha ha." Alex hanya tertawa terpaksa, dia tidak tau apa yang lucu dari bicaranya, Alex hanya memandang Anisa saja dan tersenyum.
Selama Alex di Bali, hanya Anisa lah yang baik kepadanya dan berbicara seperti itu, jika dia sudah menjadi orang yang Kaya, dia bakal membuat Anisa menjadi orang bahagia ke 2 setelah orang tuanya.
Mereka berdua berbicara satu sama lain sampai waktu malam. Mereka berbicara sesuatu hal yang tak penting, seperti menghina orang orang yang bergaya dengan harta orang tua dan lain lain.
_____________
Keesokkan Harinya.
Alex bangun dari tidurnya, Alex sangatla lelah karena tadi malam Alex selalu tertawa dengan Anisa, tapi Alex sangat bahagia sangat jarang dia tertawa seperti tadi malam.
Setelah bangun, Alex pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya, setelah mandi dia pergi memakai baju kerjanya atau lebih tepatnya Baju Supir Taksi.
Alex pergi ke dapur dan melihat isi lemari makanannya. Alex tersenyum dengan apa yang dia lihat, tadi malam Anisa sempat memberi Alex makanan yang siap saji dan di terima oleh Alex dengan senang hati.
Anisa memberinya sebuah makanan cepat saji yang hanya di taruh sebuah air di bawahnya, tapi bukan Mie Instan, di dalam makanannya juga terdapat lauk seperti nasi, ayam, sayur atau daging.
Alex sempat kagum dengan makanan yang diberi oleh Anisa, karena dia tidak perna memakan makanan seperti itu.
Alex langsung memasukkan air dan menunggu sebentar, beberapa menit kemudian Alex membuka dan apa yang dia lihat sangat membunya sangat terkejut.
Karena makanan itu terlihat sangatlah lezat dan enak. Tanpa berlama lama, Alex langsung melahap makanan tersebut dengan sangat cepat, karena terlalu enak Alex sampai lupa minum.
"Hurrggg.....Gilaa, makanan ini adalah makanan terenak ke 2 yang perna ku makan." Alex duduk di bangku dan memegang perutnya yang kekeyangan.
Kenapa Alex bilang ke 2? Karena makanan terenak adalah masakan seorang Ibu, masakannya tidak perna tergantikan, mau seenak apapun masakkan seseorang, masakan seorang Ibu adalah Nomor Satu.
__________
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
setuju... masakan ibu mang paling terlezat sedunia, hadeeehh...jadi pengen pulkam neeehh...🤔🙄😫😫
2022-12-02
1
WITABU08
betul ³
2022-10-15
2
WITABU08
memang uang gk bole beli kebahagiaan, tetapi uang bole menghasilkan kebahagiaan......
Yang paham mantap, yang tk paham mantul
2022-10-15
0