Beberapa hari kemudian, waktunya mengembalikan baju toga ke kampus, juga mengambil berkas-berkas kelulusan.
Di teras rumah Alila, Dimas sudah menunggu setengah jam tanpa memberitahukan kedatangannya.
Akhirnya dia mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alila.
"Kapan kamu akan keluar?"
"Apa kamu sudah datang, Dim?"
"Setengah jam."
Tak lama kemudian, Alila sudah berdiri di samping kursi Dimas.
"Kenapa tidak bilang kalau sudah datang dari tadi, Dim?"
"Kenapa tidak bisa merasakan kedatanganku dari tadi, Al?"
"Kamu pikir aku peramal?"
"Hatimu memang tidak peka, Al."
(Kenapa jadi aku yang salah, Dim?)
Dimas berdiri dan melangkah masuk ke dalam mobil. Alila mengikuti di belakangnya, memasukkan paperbag nya yang berisi baju toga di kursi belakang, di samping paperbag milik Dimas. Lalu membuka pintu depan, duduk di samping Dimas. Mobil pun melaju.
"Jangan lama-lama di kampus." Akhirnya Dimas bersuara tanpa memalingkan wajahnya.
"Kenapa, Dim?"
"Temani aku nonton."
"Kenapa bukan kekasihmu yang kau ajak?"
"Jangan membahas orang lain, Al."
(Baiklah, terserah kamu, Dim.)
"Kamu mau nonton apa, Dim?"
"Sirkus."
"Maksudku film apa, Dim? Jangan melucu, kamu tidak lucu."
"Aku bukan pelawak."
"Sudah tahu bukan pelawak, kenapa membuat lelucon garing."
"Aku tidak melucu, hanya menjawab pertanyaanmu saja."
"Huuftt.., lebih baik aku diam. Percuma bicara sama kamu, Dim."
Alila memalingkan wajahnya menatap keluar jendela. Dia selalu kalah jika adu mulut dengan Dimas.
Dimas melirik sekilas ke arah Alila. Senyum kecil muncul di sudut bibirnya.
(Kamu sangat menggemaskan, Al.)
Sampai di kampus, suasana di fakultas mereka masih cukup ramai karena jadwal perkuliahan berlangsung seperti biasa.
Dimas segera mengajak Alila ke ruang pengembalian baju toga. Mereka segera menyerahkan paperbag mereka, lalu menerima map yang berisi berkas kelulusan mereka. Setelah itu mereka segera meninggalkan ruangan.
Karena di sana mereka tidak bertemu siapa pun termasuk Tama, Sandy dan Nayla, akhirnya Dimas mengajak Alila pergi meninggalkan kampus.
"Kita langsung pergi nonton, Dim?"
"Kamu mau ke mana dulu?"
Alila menggelengkan kepalanya.
Dimas melihat jam di tangannya. Waktu pemutaran film di biskop masih satu jam lebih dari sekarang.
Mereka sampai di parkiran mall. Dimas segera mengajak Alila naik ke lantai atas menggunakan lift. Sesampainya di lantai yang dituju, Dimas menggandeng tangan Alila berjalan masuk ke area foodcourt.
Mereka berjalan ke sebuah kedai es krim di salah satu sudut foodcourt. Dimas sudah sangat hafal jika tempat itu adalah tempat kesukaan Alila.
Alila hanya tersenyum saat menyadari Dimas membawanya ke kedai itu.
Setelah memilih pesanannya, mereka duduk berhadapan menunggu es krim datang.
Tanpa sengaja tatapan mata mereka kembali bertemu.
Alila mencoba menyembunyikan rasa gugupnya yang menyeruak seketika. Dia segera mengalihkan pandangannya keluar foodcourt dan berusaha mengatur ritme jantungnya yang terpacu cepat.
(Hentikan tatapanmu itu, Dim. Jangan membuatku salah tingkah karenanya.)
Sementara Dimas, dia tetap bertahan menjaga pandangannya ke arah Alila. Dia terus menatap wajah yang terlihat tidak tenang itu. Semakin lama, dia semakin menikmati setiap perubahan ekspresi di wajah Alila.
(Apa yang kamu sembunyikan dariku, Al? Mengapa raut wajahmu berubah-ubah seperti itu?)
Pesanan mereka datang. Mereka mulai menikmati es krim itu tanpa berucap sepatah kata pun. Dimas dengan cepat sudah melahap habis es krimnya. Dia mulai mengambil es krim milik Alila dengan sendok es krimnya. Dia sangat suka mengganggu dan menggoda Alila, dari dulu.
Puas mengganggu Alila, dia berdiri hendak meninggalkannya.
"Habiskan es krimmu. Aku akan mengambil tiketnya dulu."
Tadi pagi dia sudah memesan tiket itu secara online.
Alila diam melihat langkah demi langkah Dimas yang berjalan keluar dari foodcourt menuju area bioskop di seberangnya.
Tak lama Dimas sudah kembali berdiri di hadapan Alila.
"Sudah selesai?"
"Sudah."
Alila berdiri di depan Dimas. Kakinya terangkat akan mulai melangkah. Tapi tangan kiri Dimas menahan lengannya.
Dia mengambil sehelai tisu di atas meja, lalu dengan sangat pelan dia membersihkan sudut bibir Alila yang masih dipenuhi sisa lelehan es krim.
Pandangannya menyapu bersih bibir itu. Matanya menatap sayu bibir tipis Alila tanpa berkedip.
(Maafkan aku, Al. Milikmu itu sangat menggodaku.)
Alila mengambil tisu dari tangan Dimas. Mengulangi membersihkan bibirnya sembari menarik tangan Dimas agar pergi menjauh dari tempat itu. Dia malu telah menjadi tontonan beberapa pengunjung di sekitar mereka.
"Jangan lakukan itu lagi di depan umum, Dim. Jika ada yang melihat kita dan melaporkan kepada kekasihmu, aku bisa dikira pelakor!"
Dimas tergelak mendengar ucapan Alila.
"Oke, aku akan melakukannya saat kita sedang berdua saja, sepertinya akan lebih romantis, Al."
Alila gelagapan sendiri.
"Buk-bukan seperti itu maksudku, Dim.."
"Kamu sendiri yang mengatakannya tadi. Jangan melakukannya di depan umum. Bukankah sudah jelas itu artinya kamu mau kita berdua saja.."
"Hentikan, Dim."
"Aku akan melakukannya..."
"Dim..!"
"Saat kita berdua nanti..."
"Dimas...!!"
Dimas masih terus berbicara semaunya membuat Alila tak tahan lagi dan menepi di sebuah kursi panjang, lalu diam menunduk.
Menyadari gandengan tangannya terlepas, Dimas berhenti dan mencari Alila. Dia melihatnya duduk di ujung kursi dan segera menghampiri.
"Al.."
Alila masih terdiam. Perasaannya sedang beradu. Di satu sisi dia bahagia bisa berdua dengan orang yang dicintainya dan selalu memberinya perhatian lebih. Namun di sisi lain, dia juga harus tahu diri bahwa orang yang dicintainya itu telah dimiliki oleh wanita lain.
Dia hanya sedang dilema, tidak tahu harus bagaimana menyikapi perhatian demi perhatian yang selalu ditunjukkan Dimas kepadanya.
"Al..!" Dimas memanggil lagi.
"Aku tidak apa-apa." Alila berdiri dan menguatkan hatinya.
"Maafkan kata-kataku tadi, Al."
"Lupakan saja." Alila berjalan mendahului Dimas.
"Al.." Dimas mengejarnya.
"Al, katakan padaku ada apa?"
"Sudah kubilang tidak ada apa-apa."
Alila terus berjalan menuju area bioskop kemudian duduk merebahkan dirinya bersandar di sofa ruang tunggu.
Dimas duduk di samping Alila. Dia terus menatap Alila, meminta penjelasan.
(Mengapa hatiku sedih melihatmu diam padaku, Al.)
"Al, tolong jangan diam saja. Katakan padaku, ada apa denganmu?"
Alila menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, mencoba menata hatinya yang tengah rapuh.
"Akhir-akhir ini aku merasakan sikapmu padaku berbeda, Dim. Atau mungkin itu hanya perasaanku saja. Entahlah."
Dimas ikut menghela nafas dengan berat. Dia masih ingin mendengarkan Alila.
"Aku hanya tidak ingin, kedekatan kita selama ini menjadi pengganggu hubunganmu dengan kekasihmu, Dim. Aku tidak mau dia salah paham kepadaku."
Yang Alila tahu, wanita yang menjadi kekasih Dimas saat ini memang mencintai Dimas, tidak seperti wanita-wanita sebelumnya yang sekedar ingin bersenang-senang sesaat dengan Dimas.
Dimas akhirnya memahami semuanya. Semua yang dirasakan Alila. Dia merasa bersalah, karena menyembunyikan sesuatu dari Alila, hingga membuat Alila merasa seperti ini.
(Haruskah kukatakan semuanya sekarang, Al?)
Dimas ingin berbicara lebih leluasa dan tenang dengan Alila, tapi tempat mereka saat ini bukanlah tempat yang tepat. Hatinya terus menimbang.
"Tunggu di sini sebentar, Al."
Dimas berlari kecil menuju loket. Dia berbicara dengan petugas di sana dan mengembalikan tiket yang sudah dibawanya kemudian petugas itu menyerahkan tiket baru kepadanya.
Dimas kembali, dia menarik tangan Alila dan mengenggamnya erat-erat membawanya keluar area bioskop dan turun menuju tempat parkir mobil.
Alila mengikuti dengan penuh pertanyaan di pikirannya. Tapi dia belum berani bertanya apapun pada Dimas.
Dimas melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Kita mau kemana, Dim?"
"Ke rumahku."
.
.
.
Note :
Jangan lupa untuk selalu menyemangati kami dengan Like, Komentar, Vote & Favorit ya..🙏💜🙏
Terima kasih banyak untuk semua pembaca yang telah berkenan membaca dan menikmati novel kami.
Salam cinta dari kami..
Author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Likkeee
2020-09-02
1
Sept September
aku mampir yaaaa
2020-08-25
1
Cahya
next
2020-08-01
1