Sadisnya seorang Sabrina

    Angela masih saja menyamar kerja di sana dan merawat Nenek Sabrina. Angela terus belajar membaca buku tentang kesehatan Nad mencari di internet tentang cara penyembuhan pasien lumpuh. Walau pun basic Angela bukan di sana, tapi ia mau belajar dan mempelajari semua, niat Angela hanya ingin menolong dan memberikan keadilan pada Nadine.

   Hari demi hari Nenek Sabrina mulai menunjukkan perubahan sedikit demi sedikit, mulai bisa bicara walau terbata-bata.

   “Na—ma ka—mu sia—pa?” tanya Nenek Sabrina.

   “Saya Lala!” balas Angela.

    “Nenek jangan banyak bicara dulu ya! biarkan semua membaik dulu,” lanjutnya.

    Nenek Sabrina mengangguk dan tersenyum. Sabrina yang melihat Neneknya sudah agak membaik tidak senang. Dan  meminta sang Mama untuk mengirimnya ke panti jompo.

   “Ma, Nenek itu  kok ngelihatin aku kayak gitu sih? Apa dia masih dendam ya sama aku?” tanya Sabrina.

   “Enggak sayang, mungkin Nenek hanya kangen sama kamu,” balas Mama Sabrina.

   “Aku merasa terintimidasi dengan tatapannya Ma, aku enggak suka!” tegas Sabrina.

   “Mama kenapa enggak kirim nenek ke panti jompo aja sih ma?” lanjut Sabrina.

    “Sabrina … kamu tidak boleh seperti itu, kamu sama saja buang nenek kamu! Apa mungkin jika mama sudah tua nanti kamu akan  melakukan hal yang sama? Selama kita mampu mengurus orang tua sendiri kenapa harus menitipkan di tempat lain?” ucap Mama Sabrina.

    “Ya, beda lah Ma! mama ‘kan bukan nenek yang bawel dan sok tahu!” sentak Sabrina pada mamanya.

   “Dia nenek kamu yang melahirkan mama, mama harap kamu menghargainya, suka atau tidak suka!” ucap mama Sabrina dengan nada tinggi.

   Sabrina hanya diam, hatinya merasa sakit emosinya mulai bergejolak dalam dirinya.

“Mama itu enggak adil, lebih mementingkan orang tua sendiri ketimbang anaknya!” ucap Sabrina.

   “Mama enggak mau jadi anak durhaka yang membuang orang tuanya demi anak durhaka!” ujar Mama Sabrina.

   “Oh, jadi Mama anggap aku anak durhaka?” ucap Sabrina.

   “Asal kamu tahu nenek kamu merawat mama dari kecil seorang diri dan banyak perjuangan dan pengorbanan  yang ia lakukan, kamu belum pernah jadi seorang ibu nak! Jika kamu jadi seorang ibu kamu akan tahu rasanya, sakitnya melahirkan dan sakitnya ketika anak itu hendak membuang mu!”  Mama Sabrina begitu kesal dengan kelakuan anaknya, lalu meninggalkannya seorang diri di ruang tamu.

  Mendengar keributan itu Nenek Sabrina merasa sedih.

"Nenek salah apa sama kamu Sab? Kenapa sebegitu bencinya kamu sama Nenek?" batin sang Nenek.

   Kesedihan sang Nenek membuat Angela  bereaksi dan bertanya kenapa Nenek itu bersedih, Nenek pun menceritakan kronologi pertengkaran tersebut.

  “Gila sih ini nek!” ucap Angela.

   Nenek pun bercerita awal mula permasalahannya dengan Sabrina, hingga harus satu mobil bersamanya.

   “Waktu itu nenek sedang reuni bersama teman SMA nenek, nenek melihat Sabrina bersama teman-temannya di cafe yang sama, cafe tersebut adalah cafe milik cucu dari teman SMA nenek, lalu nenek ijin balik duluan untuk membuntuti Sabrina,” ungkapnya menjelaskan kronologi waktu itu.

  “Terus Nek,” Angela menatap sang Nenek dan mencari tahu kebenaran demi kebenaran.

   “Waktu kamu cerita  ada saudara kamu kecelakaan tertabrak mobil nenek mengingat sebuah kejadian itu!” ucapnya dengan tetesan air mata.

   “Kejadian apa Nek?” tanya Angela.

   “Sabrina menabrak seseorang di flyover seorang wanita berbaju putih mengenakan mahkota dan membawa boneka, waktu itu Sabrina mabuk, setelah nenek paksa dia keluar dari club', Sabrina dan nenek  berhenti di bawah flyover kita bertengkar di sana, namun wajah Sabrina berubah setelah melihat wanita tersebut dan melajukan kendaraannya dengan kencang dan kita sempat rebutan pengemudinya namun Sabrina menindih nenek hingga nenek terbentur pintu mobil dan Sabrina menabrak wanita itu, wanita itu jatuh terpental jauh kebelakang,” ungkapnya mengingat  kejadian itu, walau setiap kata demi kata masih terbata-bata namun sang nenek berusaha bercerita.

   “Terus katanya nenek jatuh dari tangga setelah berantem sama Sabrina?” tanya Angela.

   “Ya, nenek terus ribut disepanjang  jalan dan sampai di rumah, lalu sabrina menjambak rambut nenek dan mendorong nenek  hingga terjatuh,” ucapnya.

    Sabrina mendengar percakapan itu lalu mendobrak  pintu dan marah-marah.

  “Nenek ini memang enggak tahu diri ya! sudah tua mau mati  bikin gara-gara melulu,” ucapnya dengan nada tinggi.

   Angela yang mendengar ucapannya hanya bisa diam tanpa sepatah kata pun.

    “Liat saja nanti!” Sabrina lalu meninggalkan mereka berdua di kamar.

****

    Hari sabtu, Angela selalu libur namun Angela tidak memantau Sabrina melainkan berada di rumah sakit untuk menemani Nadine.

   “Sebentar lagi aku akan menyeret Sabrina ke penjara, kamu tenang saja!” ujar Angela.

   Nadine masih saja belum merespon setiap gerakan yang di lakukan Angela mulai dari mengusap rambutnya menepuk-nepuk pergelangan tangannya. Di rumah Sabrina, dia melancarkan aksinya karena rumah itu sedang sepi Mamanya dan Sumi pergi ke supermarket untuk belanja.  Di rumah hanya ada neneknya dan Sabrina.

   “Nek! Nenek jangan macam-macam atau membuka mulut  pada orang lain, aku pernah bilang gitu kan sama nenek? Tapi nenek sudah lupa akan peringatkan waktu ini sekarang rasakan akibatnya,” ucap Sabrina.

   Sabrina menjambak neneknya  sampai berteriak.

   “Aaaaahhh!”  teriaknya kesakitan.

    Nenek membuka mulutnya karena ia sangat kesakitan lalu Sabrina  memasukkan  besi panas pada mulut sang nenek dan menekannya sangat keras. Hingga lidahnya melepuh dan berdarah, lalu  Sabrina membenturkan kepala sang nenek  ke lantai.

   “Sekali lagi nenek buka mulut akan merasakan akibatnya, yang lebih parah dari ini!” ucapnya memperingatkan sang nenek.

    Wanita tua itu hanya tersungkur dan merasakan rasa sakit yang memenuhi mulutnya, dia hanya bisa menangis sendu karena perbuatan Sabrina terhadapnya.

    “Ya, Tuhan salah apa diriku hingga mempunyai cucu iblis seperti dia?” isaknya.

    Tidak hanya itu Sabrina menyeret neneknya ke gudang bawah tanah dan menguncinya dari luar, lalu pergi meninggalkannya. Satu jam kemudian Mama dan Sumi kembali ke rumah dan  meletakan barang bawaannya ke dapur. Anissa yang tak lain adlah Mama Sabrina mencari Mamanya untuk memberikan buah yang ia beli di supermarket tadi.

    “Ma … mama!” panggil Anissa, namun tak ada jawaban. Anissa lalu masuk ke kamarnya dan tidak menemukannya, lalu ia mencari di sekeliling rumah, namun hasilnya nihil, lalu Anissa berinisiatif menghubungi Angela.

   “La, kamu tadi ke sini enggak La?” tanya  Anissa.

    “Tidak Bu, saya dari tadi ada di rumah sakit menjaga saudara saya,” balas Angela.

   “Aduh, lalu kemana ya mama saya?” ucap Anissa.

  “Apa sudah dicari disekitar rumah?” tanya Angela.

   “Sudah, tapi tidak ada!” Anissa menjelaskan padah Angela dengan nada panik.

   “Ya, sudah kalau begitu.” Kata Anissa mengakhiri panggilannya.

   Angel berpikir kalau Sabrina yang melakukannya, karena kemarin mereka sempat ribut, karena neneknya memberi tahu tentang kecelakaan tersebut.

   “Apa mungkin Sabrina?” ucap Angela.

    Di Rumah Sabrina mamanya pun berpikiran yang sama dengan Angela lalu Anissa memutuskan untuk bertanya pada Sabrina.

   “Sab, kamu tahu Nenek kamu dimana?” tanya Anissa.

    “Enggak tahu MA!” balasannya dengan nada dingin dan cuek.

   “Kan kamu di rumah sama Nenek?” tanya Anissa lagi.

   Ucapan itu membuat Sabrina merasa terintimidasi lalu wajahnya berubah penuh amarah.

   “Kan sudah Sabrina bilang, Sabrina tidak tahu, lagian Sabrina bukan Baby Sitternya nenek!” teriaknya.

   “Kamu tidak berbuat apa-apa sama nenek kamu kan Sab?” tanya Anissa penuh kecurigaan.

    “Mama nuduh aku?” tanya Sabrina.

    “Setahu Mama kamu sangat membenci nenek kamu!” ujar Anissa.

   Sabrina yang masih dengan keadaan emosi mengambil  lampu dan mencabut kabelnya dari colokan dan melempar ke arah mamanya lalu mengenai kepala mamanya.

   “Awh!” pekik Anissa.

  “Sukur tahu rasa siapa suruh gangguin aku,” ucap Sabrina.

   “Kamu! Awas saja akan mama laporin sama papa!” ucap Anissa lalu pergi meninggalkan Sabrina.

💙💙💙

Episodes
1 Ambisi Sabrina
2 Hari yang dinanti
3 Antara penasaran dan pasrah
4 Fakta Sabrina
5 Sadisnya seorang Sabrina
6 Kejahatan Sabrina
7 Menemui Angela
8 Kembalinya Khairul
9 Sebuah keputusan
10 Perkenalan Angela dengan Rio
11 Angela Sengaja Merahasiakannya
12 Nama Baru Khairul
13 Sanjay dan Leora
14 Kehidupan Sabrina setelah Bebas
15 Karier Sabrina
16 Pertemuan Leora dan Sabrina
17 Kisah Masa lalu
18 Kisah Masa Kecil
19 Leora Kabur
20 Orang yang aneh
21 Semakin dekat
22 Persahabatan Evander dan Denny
23 Menyelidiki kematian Sang Papa
24 Berdebat dengan Ranny
25 Merasa nyaman
26 Rencana balas dendam
27 Menyusun rencana
28 Pesona Vicko
29 Mendekati Askara 21+
30 Tentang Sanjay
31 Tentang George
32 Rahasia yang terungkap
33 Pernikahan Ranny dan Vicko
34 Kemunculan Nadira
35 Mengintai
36 Pernikahan yang gagal
37 Hilangnya Sabrina
38 Kembalinya Sabrina
39 Teror Sabrina
40 Perubahan Sabrina
41 Penjara Sabrina
42 Cerita tentang Kenichi
43 Pesona Kenichi
44 Keputusan yang mengancam
45 Gengster menakutkan
46 Sebuah rencana yang matang
47 Wanita Asing
48 Menggantikanmu
49 Mencari tahu si Pembunuh
50 Itu Wanitamu?
51 Mencari Papa
52 Memegang Prinsip
53 Bengkel Wanita
54 Jadi Wanita Karier
55 Kehebohan dipagi hari
56 Hati-hati
57 Menyelidiki
58 Ternyata kamu!
59 Berubah 180 derajat
60 Pertemuan kedua
61 Hamil?
62 Penipu!
63 Maafkan aku
64 Yang penting direstui
65 Kamu tahu siapa Dia?
66 Disabotase
67 Kau terlalu Bodoh!
68 Pengantin Penganti
69 Di mana Leora?
70 Manusia Toxic
71 Pajak Wanita Penghibur untuk Walikota Bern 21+
72 Eduardo Kabur
73 Pengumuman
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Ambisi Sabrina
2
Hari yang dinanti
3
Antara penasaran dan pasrah
4
Fakta Sabrina
5
Sadisnya seorang Sabrina
6
Kejahatan Sabrina
7
Menemui Angela
8
Kembalinya Khairul
9
Sebuah keputusan
10
Perkenalan Angela dengan Rio
11
Angela Sengaja Merahasiakannya
12
Nama Baru Khairul
13
Sanjay dan Leora
14
Kehidupan Sabrina setelah Bebas
15
Karier Sabrina
16
Pertemuan Leora dan Sabrina
17
Kisah Masa lalu
18
Kisah Masa Kecil
19
Leora Kabur
20
Orang yang aneh
21
Semakin dekat
22
Persahabatan Evander dan Denny
23
Menyelidiki kematian Sang Papa
24
Berdebat dengan Ranny
25
Merasa nyaman
26
Rencana balas dendam
27
Menyusun rencana
28
Pesona Vicko
29
Mendekati Askara 21+
30
Tentang Sanjay
31
Tentang George
32
Rahasia yang terungkap
33
Pernikahan Ranny dan Vicko
34
Kemunculan Nadira
35
Mengintai
36
Pernikahan yang gagal
37
Hilangnya Sabrina
38
Kembalinya Sabrina
39
Teror Sabrina
40
Perubahan Sabrina
41
Penjara Sabrina
42
Cerita tentang Kenichi
43
Pesona Kenichi
44
Keputusan yang mengancam
45
Gengster menakutkan
46
Sebuah rencana yang matang
47
Wanita Asing
48
Menggantikanmu
49
Mencari tahu si Pembunuh
50
Itu Wanitamu?
51
Mencari Papa
52
Memegang Prinsip
53
Bengkel Wanita
54
Jadi Wanita Karier
55
Kehebohan dipagi hari
56
Hati-hati
57
Menyelidiki
58
Ternyata kamu!
59
Berubah 180 derajat
60
Pertemuan kedua
61
Hamil?
62
Penipu!
63
Maafkan aku
64
Yang penting direstui
65
Kamu tahu siapa Dia?
66
Disabotase
67
Kau terlalu Bodoh!
68
Pengantin Penganti
69
Di mana Leora?
70
Manusia Toxic
71
Pajak Wanita Penghibur untuk Walikota Bern 21+
72
Eduardo Kabur
73
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!