Fakta Sabrina

   Satu  tahun berlalu tugas dan amanah yang diemban Angela sudah selesai, keadaan Nadine masih saja tidak ada perubahan, semenjak terakhir kali ia menjenguknya. Angela bertanya kepada pihak keluarga  tentang siapa saja yang tidak suka dengan Nadine.

    “Adakah yang tidak suka dengan Nadine orang sekampung atau sekolahnya?” tanya Angela.

   “Kalau masalah suka atau tidaknya kita tidak tahu isi hati mereka, tapi kalau untuk musuh tidak ada,” kata Marchelo.

  “Terus, apa motiv  orang tersebut melakukan pada  Nadine? kalau tidak ada unsur sakit hati atau dendam,” Angel mencoba menggali kasus Nadine.

    “Bukankah itu kasus tabrak lari?” tanya Marchelo.

   “Tidak! Ini bukan kasus tabrak lari melainkan sengaja ditabrak atau orang tersebut ingin menghabisi Nadine,” ungkap Angela.

   “Terus siapa?” tanya Marchelo.

   “Apa mungkin Sabrina?”  Angela bertanya-tanya.

   “Siapa itu?” tanya Marchelo.

   “Dia adalah rekan kita waktu diacara Puteri kecantikan, di ketahui dia sering berbuat jahat pada Nadine.” Angel menceritakan kejadian tersebut kepada Marchelo.

   “Apa mungkin dia?” tanya Marchelo.

   “ Mungkin saja, nanti saya akan mencari tahu siapa dia dan latar belakang keluarganya,” ucap Angela.

    Keesokan harinya Angela mencari tahu tentang Sabrina mulai dari kampusnya sampai keluarganya dan kesehariannya.

Sabrina Khairunissa adalah anak tunggal dari pasangan suami Istri Khairul dan Anissa. Itulah yang tertulis dalam biografi. Angela menyelidiki  bertanya tentang Sabrina di kampusnya.

  “Kamu kenal Sabrina Khairunissa?”tanya Angela pada seorang Mahasiswi.

   “Ya kenal, dia terkenal sombong di sini dan juga jutek, terus suka cari masalah,” ucap Mahasiswi yang di ketahui namanya Anne.

    Lalu Angel memantau keseharian Sabrina, tidak hanya di situ dia juga meminta biodata kepada kampusnya. Namun itu tidak mudah karena sangat privasi, oleh pihak tata usaha. Mereka sangat menjaga privasi mahasiswa dan mahasiswinya karena menyangkut data pribadi yang akan menyeret kampus tersebut.

   “Maaf kami tidak bisa!” ucap penjaga Tata usaha.

   “Ini penting menyangkut hidup dan mati seseorang,” ungkap Angel. Angel menceritakan yang dialami Nadine kepada pihak kampus, akhirnya secara sembunyi-sembunyi mereka memberikan data tersebut.

   Mencari tahu siapa Sabrina mulai dari orang tuanya yang berprofesi sebagai pegawai negeri disalah satu kantor milik negara yaitu BUMN, Papanya bekerja sebagai Staf di sana, Mamanya hanya seorang Ibu rumah tangga biasa.

Sampai pada akhirnya Angel mendapatkan satu titik terang bahwa Sabrina pernah melakukan kejahatan ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Negeri 1. Ada seorang siswi yang pernah ia mencelakai hanya dengan masalah yang sangat sepele tidak sengaja menginjak sapu tangannya, sampai membuat Sabrina marah dan menusuk kakinya hingga terluka dan harus di amputasi karena infeksi. Pihak keluarga dari korban  bukan orang yang mampu, hingga membuat luka anak tersebut tetanus dan mengakibatkannya harus di amputasi sebagai jalan akhirnya.

   Anak tersebut tidak kuasa dengan keadaannya dia yang hobby berenang dan bermain basket membuatnya tak berdaya hidup  dengan satu kaki. Pihak keluarganya ada yang tidak terima hingga melaporkan Sabrina ke kantor polisi karena perlakuannya. Namun mereka kalah telak karena relasi papa Sabrina di kantor polisi terlalu banyak dan tak segan untuk menyuapnya demi Sabrina agar tidak masuk buih, anak tersebut memutuskan mengakhiri hidupnya. Karena tidak kaut menahan malu karena ia kini telah cacat, dan ia tidak ingin mendapat belas kasihan orang lain. Karena selama ini dia merupakan anak yang mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain.

   “Sabrina … setega itu dirimu, berarti tidak menutup kemungkinan dia yang menabrak Nadine,” ucap Angela.

   Angela masing mengawasi dan memantau Sabrina, terlihat dia tidak merasa bersalah.

“Wajahnya lempeng amat!” ucap Marchelo yang saat itu menemani Angela.

  “Namanya juga Psikopat, ya … gitu mukanya sok tidak terjadi masalah, dan tidak melakukan masalah padahal dia yang berbuat!” ujar Angela.

  “Sama seperti pembunuh berdarah dingin gak?” tanya Marchelo.

   “Kalau dibilang sama sih iya, sama-sama punya gangguan kejiwaan,” jelas Angela.

   “Mulai besok aku mau masuk rumah Sabrina,” ucap Angela.

    “Ngapain kamu di rumah Sabrina?” tanya Marchelo.

   “Nyamar jadi pembantunya pengen tahu sifat dia yang asli. Karena dalam  di asrama, dia anti sosial, jadi aku mau mengamati Sabrina lebih dalam.”

****

   Angela waktu itu  sempat mendapat informasi  bahwa keluarga  Sabrina membutuhkan suster untuk merawat sang Nenek, kebetulan Angela sangat pintar memanipulasi atau memalsukan surat tanpa bisa melihat asli atau palsu.

   “Maaf, dengan Ibu Anissa? Saya Lala, katanya Ibu membutuhkan seorang perawat?” tanya Angela.

   “Ya, saya butuh sekali untuk merawat Mama saya, apa kamu  bersedia?” tanya Anissa.

   “Tentu saja Bu, saya butuh uang dan Ibu butuh perawat? Jadi bisa dong saya di terima di sini?” tanya Angela.

    “Oh, tentu saja! Boleh saya lihat surat-surat kamu?” tanya Anissa.

  “Boleh silahkan!” memberikan surat-surat yang menyatakan dia perawat terbaik, di beberapa rumah sakit ternama.

  “Sertifikat kamu banyak banget ya? saya jadi percaya kalau kamu bisa mengurus Mama saya dengan baik,” ucap Anissa.

   “Jadi bagaimana? Apakah saya diterima kerja di sini?” tanya Angela.

   “Tentu saja!”  balas Anissa.

   “Baik kalau begitu mulai besok saya akan bekerja dengan sebaik mungkin,” ucap Angela.

   Angela pun menjalankan aksinya, namun setelah  beberapa hari ia tinggal di sana jarang sekali melihat Sabrina, ternyata Sabrina ngekos sendiri dan setiap akhir pekan selalu pulang ke rumah.

   “Anak tuan sama nyonya itu kemana?” tanya Angela.

    “Oh, Non Sabrina?  Baru tiga bulan ini dia ngekos dekat kampus katanya, rumah ini surga dunia kalau dia tidak ada. Kalau ada dia seperti di neraka,” ucap Sumi.

  “Memang kenapa?” tanya Angela.

   “Setiap mau ini itu selalu teriak-teriak dan tidak mau ambil sendiri, sudah kaya Putri raja!” ujar Sumi.

   “Masa sih? Tapi kok kelihatannya baik?” tanya Angela.

   “Baik apanya? Jahatnya seperti iblis,” balas Sumi.

   “Maksudnya?” tanya Angela.

   “Kamu tahu enggak kenapa nenek itu gak punya suster? Itu karena mereka enggak betah sama Sabrina, dan ada kemarin yang terakhir gak sengaja nyenggol dia pas bawa bubur buat neneknya , eh … mala di siram pake bubur satu panci mukanya sama tangannya, sampai melepuh dan masuk rumah sakit, untung bu anissa mau menanggung semua sampai sembuh, kalau enggak bisa berurusan sama yayasan,” ungkap Sumi.

   “Segitu jahat'kah dia?” tanya Angela.

   “Iya jahat banget,  Nenek sakit dulu juga gara-gara dia juga, di dorong dari tangga pas mereka berantem, karena dia waktu itu mabuk banget dan meracau enggak karuan, kira-kira satu tahun yang lalu,” ucap Sumi.

   “Emang kenapa mereka berantem?” tanya Angela.

   “Katanya dia habis nabrak orang di jalan, terus Neneknya minta dia bertanggung jawab tapi Sabrina yang mabuk  saat itu murka dan mendorong Neneknya dari tangga lantai dua sampai bersimbah darah dan dinyatakan lumpuh,” tutur Sumi.

Angela terdiam sejenak dan menyambungkan kejadian demi kejadian.

   “Berarti sudah benar dugaan ku bahwa Sabrina yang melakukannya, tapi kunci semua ini adalah Neneknya, aku harus  membuat Neneknya buka mulut agar Sabrina mudah di seret ke Kantor Polisi untuk mempertanggung jawabkan per buatannya,” batin Angela.

   Angela langsung masuk ke kamar Nenek Sabrina  untuk member makan tapi sayang wanita paruh baya itu tak bisa berbuat apa-apa hanya terbaring  dengan pandangan mata yang kosong.

  “Selamat siang Nenek, perkenalkan nama saya Lala, saya di sini akan merawat Nenek,” ucap Angela.

    Namun tak ada respons sedikit pun dari sang Nenek, setiap pagi Angela membawa Nenek untuk jalan-jalan dan berjemur, berharap sinar matahari bisa membuatnya sedikit membaik karena matahari pagi sangat bagus untuk tulang.

   “Kita berjemur dulu ya Nek,” ucap Angela. 

    Di tengah  Angel menjemur Neneknya Sabrina, Sabrina pulang ke rumah dengan wajah juteknya, mengklakson dengan keras.

  “Budeg lu ya?” maki Sabrina pada seorang Satpam.

    “Maaf, Non tadi saya dari kamar mandi,” balas Satpam.

   “Ngejawab aja bisanya, udah tahu salah, besok enggak usah kerja kamu. Akan aku suruh Mama pecat, enggak guna!”  ucap Sabrina kesal.

  Sabrina meminta Mamanya untuk memecat sang Satpam namu Mamanya menolak dengan tegas.

    “Enggak bisa gitu Sab, kamu jangan egois gitu,kalau ada masalah kamu jangan lampiaskan semua pada orang lain, mama harap kamu pergi ke Psikiater untuk konsultasi kejiwaan kamu, mama takut  bipolar kamu akan menjadi boomerang buat kamu!” ucap Anissa.

  “Apa dia bipolar?” gumam Angela.

  Angela  sudah dua bulan bekerja di sana. Sebisa mungkin dia mengatur untuk tidak bertemu dengan Sabrina, jika Sabrina tahu dia ada di sana mungkin akan lain cerita, yaitu  mengadukan pada Mamanya. Kalau dia hanya menyamar, atau memata-matainya. Secara Angela adalah anak orang berada Papa Angela adalah anak seorang Diplomat luar negeri, Angela meminta kepada Anissa untuk meminta setiap Sabtu dan Minggu libur, karena ada kelas praktek.

    “Bu, saya boleh minta setiap Sabtu dan Minggu saya libur karena dari kampus saya, ada ujian Praktek dan laporan pengembangan pasien serta  saya mau menjaga saudara saya yang ada di rumah sakit yang sedang koma,” ucap Angela meminta ijin.

    “Memang apa yang terjadi pada saudara  kamu sampai koma?” tanya Anissa.

   “Tertabrak  mobil saat akan tugas, dia adalah seorang finalis puteri kecantikan,” ucap Angela.

   Seketika Nenek Sabrina pun bereaksi  mendengar ucapan Angela, dia berteriak histeris.

    “AAAAAAAAHHHH!!!” teriaknya, walaupun sangat pelan.

Seketika Ibu Anissa dan Angela kaget dan menghampirinya. Nenek tersebut hanya memberi isyarat yang tak bisa mereka artikan, karena tangannya tak bisa digerakkan dan tubuhnya masih kaku hanya suaranya saja yang terdengar itu pun tak jelas.

   “Aaaaaa!”  ucap sang Nenek.

   “Ya sudah, saya mengijinkan kamu, kerja senin sampai jumat, saya juga tahu merawat Mama saya juga tidak mudah lebih susah merawat orang tua ketimbang bayi, jadi saya ijinkan,” ucap Bu Anissa.

   “Wah, terima kasih sekali Bu, Ibu baik sekali,” ucap Angela.

   Dalam dua hari itulah kesempatan Angela untuk memantau Sabrina  ketika ia keluar rumah, bersama Marchelo mengumpulkan data-datanya agar secepat mungkin menyeret Sabrina ke penjara, namun barang bukti itu yang sangat di perlukan yaitu mobil yang di pakai untuk menabrak Nadine.

💙💙💙💙

Episodes
1 Ambisi Sabrina
2 Hari yang dinanti
3 Antara penasaran dan pasrah
4 Fakta Sabrina
5 Sadisnya seorang Sabrina
6 Kejahatan Sabrina
7 Menemui Angela
8 Kembalinya Khairul
9 Sebuah keputusan
10 Perkenalan Angela dengan Rio
11 Angela Sengaja Merahasiakannya
12 Nama Baru Khairul
13 Sanjay dan Leora
14 Kehidupan Sabrina setelah Bebas
15 Karier Sabrina
16 Pertemuan Leora dan Sabrina
17 Kisah Masa lalu
18 Kisah Masa Kecil
19 Leora Kabur
20 Orang yang aneh
21 Semakin dekat
22 Persahabatan Evander dan Denny
23 Menyelidiki kematian Sang Papa
24 Berdebat dengan Ranny
25 Merasa nyaman
26 Rencana balas dendam
27 Menyusun rencana
28 Pesona Vicko
29 Mendekati Askara 21+
30 Tentang Sanjay
31 Tentang George
32 Rahasia yang terungkap
33 Pernikahan Ranny dan Vicko
34 Kemunculan Nadira
35 Mengintai
36 Pernikahan yang gagal
37 Hilangnya Sabrina
38 Kembalinya Sabrina
39 Teror Sabrina
40 Perubahan Sabrina
41 Penjara Sabrina
42 Cerita tentang Kenichi
43 Pesona Kenichi
44 Keputusan yang mengancam
45 Gengster menakutkan
46 Sebuah rencana yang matang
47 Wanita Asing
48 Menggantikanmu
49 Mencari tahu si Pembunuh
50 Itu Wanitamu?
51 Mencari Papa
52 Memegang Prinsip
53 Bengkel Wanita
54 Jadi Wanita Karier
55 Kehebohan dipagi hari
56 Hati-hati
57 Menyelidiki
58 Ternyata kamu!
59 Berubah 180 derajat
60 Pertemuan kedua
61 Hamil?
62 Penipu!
63 Maafkan aku
64 Yang penting direstui
65 Kamu tahu siapa Dia?
66 Disabotase
67 Kau terlalu Bodoh!
68 Pengantin Penganti
69 Di mana Leora?
70 Manusia Toxic
71 Pajak Wanita Penghibur untuk Walikota Bern 21+
72 Eduardo Kabur
73 Pengumuman
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Ambisi Sabrina
2
Hari yang dinanti
3
Antara penasaran dan pasrah
4
Fakta Sabrina
5
Sadisnya seorang Sabrina
6
Kejahatan Sabrina
7
Menemui Angela
8
Kembalinya Khairul
9
Sebuah keputusan
10
Perkenalan Angela dengan Rio
11
Angela Sengaja Merahasiakannya
12
Nama Baru Khairul
13
Sanjay dan Leora
14
Kehidupan Sabrina setelah Bebas
15
Karier Sabrina
16
Pertemuan Leora dan Sabrina
17
Kisah Masa lalu
18
Kisah Masa Kecil
19
Leora Kabur
20
Orang yang aneh
21
Semakin dekat
22
Persahabatan Evander dan Denny
23
Menyelidiki kematian Sang Papa
24
Berdebat dengan Ranny
25
Merasa nyaman
26
Rencana balas dendam
27
Menyusun rencana
28
Pesona Vicko
29
Mendekati Askara 21+
30
Tentang Sanjay
31
Tentang George
32
Rahasia yang terungkap
33
Pernikahan Ranny dan Vicko
34
Kemunculan Nadira
35
Mengintai
36
Pernikahan yang gagal
37
Hilangnya Sabrina
38
Kembalinya Sabrina
39
Teror Sabrina
40
Perubahan Sabrina
41
Penjara Sabrina
42
Cerita tentang Kenichi
43
Pesona Kenichi
44
Keputusan yang mengancam
45
Gengster menakutkan
46
Sebuah rencana yang matang
47
Wanita Asing
48
Menggantikanmu
49
Mencari tahu si Pembunuh
50
Itu Wanitamu?
51
Mencari Papa
52
Memegang Prinsip
53
Bengkel Wanita
54
Jadi Wanita Karier
55
Kehebohan dipagi hari
56
Hati-hati
57
Menyelidiki
58
Ternyata kamu!
59
Berubah 180 derajat
60
Pertemuan kedua
61
Hamil?
62
Penipu!
63
Maafkan aku
64
Yang penting direstui
65
Kamu tahu siapa Dia?
66
Disabotase
67
Kau terlalu Bodoh!
68
Pengantin Penganti
69
Di mana Leora?
70
Manusia Toxic
71
Pajak Wanita Penghibur untuk Walikota Bern 21+
72
Eduardo Kabur
73
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!