Psikopat Cantik
JAKARTA, 7 Juli 2009
Sabrina dari kota Medan menuju Jakarta untuk menimbah Ilmu di sebuah Universitas ternama, dia hidup di Kota besar hanya seorang diri, kedua orang tua Sabrina memang dari kalangan berada, namun tetap saja dia selalu mempunyai keinginan yang tidak bisa ditahan, jika dia menginginkan sesuatu dia harus bisa mendapatkannya.
Alasan mengapa ia ingin kuliah di luar kota itu karena dia ingin bebas melakukan apa saja tanpa larangan kedua orang tuanya. Di Jakarta Sabrina tidak hanya kuliah tapi dia juga memanfaatkan fisiknya untuk mencari uang dengan cara mengikuti beberapa audisi iklan dan Modeling.
Awalnya dia menemukan sebuah pamflet yang bertuliskan Audisi Modeling Pesona Bintang management, dia mengikutinya dan lolos audisi, namun itu semua mengubahnya jadi orang yang sangat sombong, setelah mendapat beberapa kontrak kerja di agensi artis, sebuah pemotretan dan ambasador.
Tak hanya itu satu tahun kemudian dia mengikuti ajang Ratu Kecantikan Nasional, mulai dari audisi, pelatihan dia lakukan dengan serius sampai di seringlah beberapa Wanita di berbagai daerah.
“Aku akan makin bertambah sukses jika mengikuti ajang ini,” ucapnya dengan senyuman licik.
Setiap kelas selalu dia ikuti dengan rajin, mulai dari makeup, kepribadian, samapi tabel manner, hampir setiap hari ada kelas dan kegiatan.
Setiap pertanyaan mampu ia jawab dengan benar, dan ketika ada ujian tertulis, dia melakukan kecurangan dia tahu nilai dari ujian itu sangat berpengaruh di penilaian akhir, Sabrina menyabotase dengan cara menukar dengan finalis lain yaitu Nadine, tulisan mereka memang hampir sama, apa lagi Nadine adalah seorang yang agak teledor dan kurang teliti.
“Mampus Kan loe!” dengan senyuman liciknya Sabrina berhasil menukar tulisannya.
Targetnya adalah Nadine, bahkan ketika ada peragaan busana dan pemotretan dia merusak dengan cara menumpahkan minuman berwarna pada gaun Nadine yang berwarna putih.
“Ouupppsss! Sorry Nad, aku gak sengaja! kamu gak apa-apakan?” tanya Sabrina dengan wajah pura-pura bersalah.
“Ah … gak apa-apa, aku bisa minta ganti kok,” ucap Nadine.
Namun tak semudah itu, Nadine mendapatkan bahwa sudah tidak ada gaun lagi yang tersisa.
“Mbak ada gaun lagi gak? Soalnya gaun saya kotor ketumpahan minuman finalis lain,” ucap Nadine.
“Sayang sekali Kak sudah tidak ada lagi,” balas PU
“Aduh gimana dong?” ucapnya bingung.
“Ada apa Nad?” tanya Angela.
“Ini gaunnya kotor habis ketumpahan minuman, kamu ada solusi? Mana kurang lima belas menit lagi,” ucapnya kebingungan.
“Gampang ikut aku.” Angela sembari mengajak Nadine di suatu tempat.
Angela mengubah warna gaun putih itu menjadi biru muda.
“Kok bisa gini?” tanya Nadia heran.
“Iya, aku warnai terus aku dry di mesin cuci,” balas Angela.
“Warnanya kan harus Putih?” Nadia agak sedikit takut.
“Gak wajib ada warna lain kok selain Putih tadi aku lihat, jadi jangan khawatir.” Angela mencoba menenangkan Nadine.
“Kalau gaunnya kayak gini terus mereka minta ganti gimana?” tanya Nadine polos.
“Tenang aja, aku yang tanggung jawab semuanya.” Angel memeluk Nadine agar dia bisa agak sedikit tenang.
Sementara Sabrina begitu terkejut melihat perubahan warna gaun Nadine yang ia rusak.
“Kok bisa? Kok bisa bagus gitu?” gumam Sabrina.
Angel sebenarnya tahu dan selalu melihat gerak gerik dari Sabrina, bahkan ketika Sabrina menukar tugasnya, Angela lah yang mengubahnya lagi dengan sembunyi-sembunyi.
Angela tahu Nadine adalah anak yang pandai dan baik, setiap sikap dan perbuatan ada nilainya di ajang kecantikan, Sabrina selalu memakai topeng Bidadari namun hatinya sangat jahat melebihi iblis.
“Lihat saja nanti aku akan menyingkirkannya pelan tapi pasti, karena dia ancaman bagiku, setidaknya aku bisa menggesernya, kalau Angel itu sangat mudah, lemah!” dengan suara lirih dan tatapan tajam seperti mata Elang yang melihat tikus seakan ingin memangsanya.
Pemotretan itu pun selesai dan founder acara tersebut sangat puas dengan hasil yang di dapatkan.
****
Hari ini ada Beauty Clas dan mewajibkan para Finalis untuk ikut sesi ini karena ini akan menjadi bekal mereka setelah kontes itu selesai.
“Oke, Cantik perhatikan semua, jika kalian selesai dari sini, ini bisa buat bekal kalian semua di luar, kalian harus bisa mengenali jenis kulit kalian, karena setiap orang itu pasti punya tekstur kulit yang berbeda, ada yang berminyak, kering dan normal, dan kalian juga harus tahu produk apa yang cocok buat kalian gunakan, dan jangan asal memilik produk, karena efeknya gak akan sama dengan penguna, bisa saja ada yang kulitnya sensitif dan tidak tahan dengan bahan tertentu,” kata seorang dokter kulit bernama Rahayu.
Rahayu merupakan dokter sekaligus pemilik perusahaan kosmetik terkenal di Indonesia, bahkan sampai keluar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
Semua finalis memperhatikan arahan dan ucapan yang Rahayu katakan, setiap penjelasan mereka mencatatnya dalam selembar kertas yang sudah di sediakan panitia.
“Sebagai seorang Wanita kita harus bisa mempercantik diri kita, biar apa? Biar bisa membuat orang senang jika melihat kita, biar kita kelihatan fresh dan tidak terlihat kusam, istilahnya jaman sekarang glowing, kira-kira sudah ada yang tahu jenis-jenis alat make up?” tanya Rahayu.
“Sudah!” jawab mereka kompak.
“Saya mau satu orang untuk membantu saya di sini, Nadine,” ucap Rahayu yang melihat satu persatu peserta namun dia lebih tertarik dengan Nadine.
Nadin sangat kaget mendengar namanya yang di sebut.
“Apa? Saya?” ucapnya tak percaya.
Dengan sinis Sabrina menatap dan mencebikkan bibirnya.
“Ngapain sih dia yang dipanggil kayak gak ada orang lain aja,” ucap Sabrina lirih.
Nadine menghampiri Rahayu dan duduk di tempat yang di sediakan.
“Nadine, cantiknya sangat sempurna, alami dan natural, saya rasa kamu orang Jawa,” ucap Rahayu.
“Iya, Bunda,” balas Nadine dengan senyuman manisnya.
“Okey, kita mulai. dilihat dari tekstur wajah Nadine sangat indah, dari rahang, perpaduan antara dua kebudayaan rasanya ya?” tanya Rahayu.
“Iya!” balas Nadine.
“Ada bulenya, ada jawanya dan sangat cantik dan mempesona.” Puji Rahayu.
“Kebetulan ada keturunan Belanda dari garis Papa,” jelas Nadine.
“Cukup dulu kenalannya kita kembali ke materi, sebelum kita menggunakan make up kita perlu membersihkan wajah dengan cara mencuci lalu kita pake toner, serum lalu alas bedak, bisa foundation atau apapun, lalu bedak setelah itu dilanjut memakai pensil alis, maskara, lalu lipstik, ini untuk yang simpel kalau mau bisa ditambah eyeliner atau eyeshadow, blush on.” Dengan mempraktekkan tata cara penggunaan alat tersebut.
“Dan yang terpenting harus bisa menyesuaikan make up yang cocok dengan situasi dan kondisi. Dan jangan asal, ingat ya!” lanjut Rahayu.
Kelas pun usai setelah beberapa jam yang sangat melelahkan, dan mengharuskan mereka kembali ke Asrama Puteri.
Sabrina yang merasa tersaingi oleh Nadine lagi-lagi merencanakan niat jahatnya, kali ini dia merencanakan sesuatu dengan sangat rapi, diam-diam dia menyelinap di ruang busana, di mana besok akan ada pemotretan baju adat daerah masing-masing dan di situ dia melakukan sesuatu.
Esok pun tiba, pukul tujuh pagi mereka sudah bersiap di ruangan busana, dan memakai baju yang telah di tentukan.
Mereka sudah siap dengan make up lalu bergiliran berganti pakaian satu persatu, hingga tibalah Sabrina dan Nadine yang terakhir.
Satu jam kemudian ada sedikit perubahan yang dialami Nadine, kulitnya sedikit memerah dan dia sering menggaruknya.
“Nad, kamu kenapa?” tanya Rossa.
“Enggak tahu, badan aku gatel-gatel apa ada ulat bulunya ya?” ucap Nadine.
Rossa, Angela memeriksa sekujur tubuh Nadine namun tidak ditemukan binatang atau sesuatu di sana.
“Gak ada ulat bulunya, tapi kok bisa gini ya?!” Angela sedikit heran.
Di ujung ruangan Sabrina tersenyum puas, karena berhasil menyingkirkan Nadine di sesi ini.
“Ada apa sih?” tanya seorang Kru.
“Ini Kak, Nadin gatel-gatel,” ucap Rossa.
“Apa kamu alergi sesuatu? Atau habis makan sesuatu pas sarapan?” tanya Kru.
“Enggak!” tegas Nadine.
“Aduh padahal ini penting banget dan nilainya juga pengaruh, gimana dong? Kalau seperti ini nanti saya juga yang kena marah.” Paniknya.
“Apa gak bisa di toleransi?” tanya Angela.
“Gak bisa!” balas Kru tersebut.
Melihat kehebohan tersebut para Finalis pun bergerombol dan bertanya satu sama lain.
“Ada apa sih?” tanya peserta dari Jawa Barat.
“Enggak tahu!” balas peserta dar Kalimantan.
“Biasalah ada yang caper alias cari perhatian,” timpal Sabrina.
Ucapan Sabrina memantik emosi Angela.
"Bisa ngasih, prihatin sedikit dia kena musibah gitu, bukan sok acting cari perhatian atau simpati, Lo liat sana apa yang terjadi jangan ngejudge orang seenaknya!” dengan nada marah Angela memaki Sabrina.
“Angel, jangan gitu, kalau kamu marah bakalan mengurangi nilai kamu, ingat attitude kita sebagai taruhannya di sini!” Riana memperingatkan agar Angela menahan emosi karena sangat mempengaruhi nilai mereka jika ada yang tahu.
“Ini bukan masalah itu Ri, ini masalah kemanusiaan, aku rela kok di kurangi nilai demi membela Nadine yang terkena musibah, biar mereka sadar dan tidak merendahkan orang lain.” Angela begitu kesal dengan apa yang terjadi.
“Katanya ajang kecantikan tapi isinya sampah!” ketus Sabrina.
“Eh, yang sampah itu siapa? kamu atau aku?” teriak Angela.
“Ya, kamu lah masa aku!” balas Sabrina dengan senyuman sinisnya lalu pergi meninggalkan Angel dengan wajah kemerahan.
“Dasar iblis!” ucap Angela pelan.
“Sudah lah Angel buang-buang waktu, gak usah di ladeni dia itu, anggap saja orang gila,” ucap Riana.
Karena yang dialami Nadine makin parah parah Kru dan Panitia penyelenggara memutuskan untuk memberikan perawatan kepada Nadine, dan membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mengetahui apa yang telah dialaminya.
Pihak penyelenggara tidak mau dapat cibiran dari masyarakat luas karena kejadian ini, dan mereka menutup rapat mulut mereka, setiap ada yang tanya peserta kurang satu, mereka akan menjawab karena peserta tersebut sedang sakit dan di beri toleransi, dan akan menunggunya sampai sembuh dari sakitnya.
“Kurang satu kemana ya?” tanya Wartawan.
“Ada yang sakit, dan kami beri toleransi sampai sembuh, karena dia yang terbaik,” balas Panitia.
Lalu mereka menyudahi sesi pemotretan dan wawancara media untuk meng'up date kegiatan tersebut. Agar tidak ada banyak pertanyaan yang terlontar dari Wartawan.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments