Tiga tahun ini aku selalu mengajak orang asing tinggal ditempatku. Tentu saja bukan tanpa alasan, ini ku lakukan untuk menebus semua kesalahanku di masa lalu.
Dulu, ayah dan ibuku merantau dari kota S ke kota B. Saat itu mereka baru memilikiku. Jatuh bangun perjuangan mereka dalam meningkatkan ekonomi. Tak jarang aku hanya makan sekali dalam sehari karena keadaan saat itu.
Ibuku membuka warung nasi di pinggir jalan, sedangkan ayah berjualan bakso keliling. Beberapa tahun kemudian usaha ayah dan ibu ada kemajuan, ayah yang sebelumnya keliling kini memiliki kedai sendiri. Pun begitu dengan ibu, yang awalnya hanya warung biasa kini seperti rumah makan dengan banyak karyawan. Tentu saja aku sangat senang dan menikmati hasil usaha mereka.
Suatu hari ayah menikahi janda beranak satu, aku tak tahu apa sebabnya, saat itu aku baru duduk kelas 5 SD, yang ku tahu aku benci istri dan anak itu. Enak saja datang menikmati hasil kerja keras ayahku tanpa pernah merasa kesusahan! Namun, berbeda dengan ibu, ia menyambut hangat kedatangan mereka. Aneh!
Dua tahun kemudian ibu tiriku meninggal menyisakan putrinya di rumah kami. Namun lagi-lagi ibu dengan penuh kasih sayang merawatnya. Aku cemburu dibuatnya, tak jarang meminta ibu agar menitipkannya ke panti asuhan, karena selama ini ia hanya menghabiskan uang dengan pulang pergi ke rumah sakit.
Singkat cerita, aku yang semakin dewasa juga sikap adik tiriku yang berusaha meluluhkan hati menumbuhkan rasa sayang dalam hati. Apalagi, saat ibu bercerita bahwa ibu dan adik tiriku merupakan seorang gelandangan yang dibuang keluarganya, aku mulai faham apa yang telah dilakukan ayah dan ibuku.
Saat itu, ibuku menemukan mereka tidur didepan rumah makan. Seorang wanita dalam keadaan bisu yang hanya dirawat oleh anaknya yang baru berumur 7 tahun, menyebabkan ibuku ingin menjadikannya keluarga dengan meminta ayah untuk menikahinya.
Semakin lama kami semakin dekat layaknya adik kakak kandung. Hingga saat ibu dan ayah berencana untuk pulang ke kampung, dia bersikeras ingin menemaniku. Ya, aku tak bisa meninggalkan kota B karena kuliahku. Ibu menyuruh kami untuk mengurus kontrakan ini, sedangkan rumah makan serta kedai sudah ibu percayakan pada seseorang yang asalnya karyawan untuk mengelolanya.
Kesibukanku di kampus membuatku tak begitu memperhatikannya. Hingga suatu saat aku menemukannya tergeletak di lantai dengan darah keluar dari hidungnya. Aku segera membawanya ke rumah sakit, namun dokter mengatakan penyakitnya terlambat ditangani hingga sisa waktunya hanya sebentar saja. Tak pernah ku tahu sebelumnya bahwa pulang perginya ke rumah sakit adalah karena penyakitnya ini, belakangan dia menolak untuk berobat karena kondisinya sudah baik. Namun yang terjadi, tiga hari setelah dia ku larikan ke rumah sakiy, dia meninggal dunia menyisakan penyesalan dan kesepian dalam dada.
Sejak saat itu aku peka terhadap sekelilingku, terutama yang seusia dengannya dan terlihat memiliki masalah. Selain agar aku tak kesepian aku ingin membantu mereka yang kesusahan seperti yang ibu dan ayahku lakukan saat itu. Ibu dan ayah tahu bahwa aku selalu melakukan hal ini dan mereka mengizinkanku selama yang aku lakukan itu kebaikan.
Pertama yang ku temukan adalah seorang mahasiswi terlihat dari wajahnya seperti orang timur, saat ku tanya ternyata ia dari Nusa Tenggara Timur. Saat itu aku melihatnya duduk di halte, ia terlihat seperti orang kebingungan. Saat ku tawarkan bantuan ia tampak ragu, namun aku meyakinkannya bahwa aku bukan orang jahat, barulah ia percaya.
Darinya aku tahu bahwa banyak orang luar pulau yang membutuhkan bantuan dari orang-orang yang peduli pada mereka saat mereka merantau. Setelah itu aku selalu memperhatikan sekelilingku dan selalu ingin membantu orang yang sedang kesusahan dengan caraku.
Setiap masalah yang ku temukan dari mereka beragam. Ada yang kesusahan karena biaya sewa, ada yang kabur dari orang tua dan sekarang seorang gadis dengan masalah hamil diluar nikah. Aku tak pernah membenci mereka karena masalah-masalahnya, alih-alih membenci justru aku ingin membantu mereka keluar dari masalahnya dan terus mendukung mereka.
Dari semua masalah yang ku temui, aku lebih prihatin pada masalah Nia, karena menyangkut masa depan yang hampir pupus oleh ulah kekasihnya. Namun aku yakin, dia wanita kuat kelak akan menjadi seorang ibu yang hebat, rasa sayangku mengalir begitu padanya.
***
Sore ini Nia pergi menemui seseorang. Sungguh, aku sangat mengkhawatirkannya. Beberapa saat setelah dia pergi, aku mengekorinya dari belakang mengendarai motor dengan helm full face agar Nia tak melihatku.
Setelah sampai pada tempat tujuan, kekhawatiranku bertambah saat melihat Nia bertemu dengan om-om. Bagaimana jika orang itu menipu lalu membawa Nia pergi, atau mencelakai Nia saat Nia sedang lengah.
Mereka ngobrol cukup lama, setelah om-om itu mnyerahkan sejumlah uang, bergegas Nia pergi meninggalkan dia. Fyuhhh, untunglah prasangkaku salah semua. Saat melihat Nia masuk ke super market aku memutuskan untuk pulang takut malah-malah ketahuan.
Aku menunggunya di depan kontrakan dengan memasang wajah cemas agar ia tak curiga aku tengah mengikutinya. Tak lama kemudian ia datang, membuatku benar-benar lega.
Nia mengajakku masuk, lalu kami masuk ke dalam berbincang sambil menikmati cemilan yang dibeli Nia.
***
Ya, semua kekhawatiran yang ada padaku semata-mata karena takut kehilangan adikku untuk kedua kalinya. Aku berperan bagaikan seorang ibu bagi anak-anaknya. Disela-sela kesibukanku aku memantau aktifitas mereka.
Nilai tambahnya, banyak yang berubah setelah tinggal bersamaku. Perlahan aku merubah pola fikir mereka agar dewasa, mengajak mereka menghadiri masjlis-majlis ilmu. Untungnya, semua yang pernah tinggal bersamaku orang-orang baik, yang selalu mengikuti arahanku dan mendengar perkataanku.
Lain kali aku ingin mengajak mereka kumpul bersama agar kenal satu sama lain, karena kita keluarga.
Kadang, aku merasa berlebihan dengan sikapku ini. Namun semuanya spontan ku lakukan, seolah telah mendarah daging ditubuhku. Tidak hanya mereka yang tinggal bersamamu, setiap melihat orang yang lebih muda dariku, aku selalu ingin menyapanya, merangkulnya serta membantunya.
Dikampusku aku terkenal sebagai kakak tingkat terbaik sepanjang masa, hampir semua adik tingkat mengenalku, mungkin karena rasa peduliku yang tinggi terhadap mereka. Beruntung, tak pernah ada yang menentang atau menolak sikapku. Bahkan, mereka yang tinggal bersamaku merasa nyaman dengan semua yang ku lakukan pada mereka.
Memberi kebaikan serta membantu orang yang kesusahan merupakan sesuatu yang sulit dilakukan bagi mereka yang tak biasa, namun justru menyenangkan bagiku yang sudah biasa. Walau semua ini berawal dari penyesalanku, juga karena aku merasa kesepian. Namun bagiku ini semua kebaikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
icha.sunflower
fall in love with u mba Febiiiii
2020-06-22
3
Fatiha Syamil
Nice
2020-05-29
1
putrindrani
Nice
2020-05-25
1