Bab 4 : Santri Baru Kok Telat?

“Kenapa salat subuh itu berat? Karena Setan itu enggak mau kalian mendapatkan pahala yang besar. Ketika kita salat subuh, itu semua malaikat menyaksikan kita sedang beribadah kepada Allah, dan doa orang yang salat subuh itu mustajab. Bayangkan, di saat manusia lain terlelap dalam tidur mereka, kalian bersujud kepada Allah, melawan rasa malas dan kantuk demi Allah, maka Allah menjanjikan balasan yang luar biasa, baik di dunia dan akhirat. saking istimewanya keutamaan salat subuh, Allah memilih dari miliaran hamba-Nya untuk bisa melaksanakan salat subuh.

Jadi, jika kalian terbangun di jam-jam mendekati waktu subuh, entah karena haus, ingin buang air besar atau kecil, itu kode dari Allah, seakan-akan Allah bilang, ‘Bangun hamba-Ku, sudah mendekati waktu subuh.’ Lagi-lagi kitanya yang nggak peka, dan memilih lanjut tidur lagi sampai akhirnya kesiangan, dan nggak salat subuh ....” Ceramahnya dihentikan sejenak, ketika pandangannya teralihkah pada gadis yang berjalan malas-malasan masuk ke dalam masjid.

“Santri putri yang baru masuk silakan maju ke depan,” ujarnya yang masih di atas mimbar, ia tak lain adalah Ustaz Hafid.

Seluruh santri menengok ke satu objek yang menjadi pusat perhatian, siapa lagi kalau bukan Cika. Ia terlambat lama sekali bahkan sampai waktu salat subuh habis. Novi dan Dinda yang duduk di shaf kedua wanita menepuk jidatnya saat melihat Cika yang dimaksud Ustaz Hafid.

"Dia akan malu pagi ini, Din," bisik Novi pelan.

"Bukan hanya malu tapi dihukum juga, Vi," sahut Dinda.

Cika melangkah kakinya santai maju ke depan tanpa peduli dia menjadi pusat perhatian seluruh mata di dalam masjid.

"Santri baru kok telat?"

"Belum biasa, Ustaz," sahut Cika tanpa merasa bersalah dengan omongannya.

“Kamu tahu ganjaran meninggalkan salat?”

“Nggak tahu, saya juga sudah lupa tata cara salat yang baik dan benar,” jawab Cika acuh, ia sedikit membela diri. Cukup tidak suka disalahkan begitu saja. Bagaimana pun ia memang belum terbiasa.

"Berdiri sampai saya selesai berceramah!"

Para santri hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Cika. Baru pertama kali ini ada seorang santri putri yang berani menjawab pertanyaan Ustaz Hafid dengan nada tidak sopan.

"Hah? Pegalah kakiku, Ustaz. Duduk aja, gimana?" tawar Cika dengan santainya

"Tetap berdiri!" final Ustaz Hafid.

Pemuda itu cepat-cepat mengucapkan istighfar dalam hatinya. Baru kali ini dia bertemu dengan santri putri yang memiliki sikap seperti Cika.

“Baik, Ustaz,” jawab Cika pasrah. Ia kesal.

Netranya memandang cukup lama ustaz yang di depannya itu, seperti merasa familier, ”Itu ‘kan pria aneh yang menabrakku kemarin. Jadi, dia seorang ustaz? Bisa mati aku!" gumamnya, dilanda ketakutan.

Sepuluh menit mungkin, ia hampir berdiri di depan. Tinggal ia, seorang ustazah, dan tak lupa ustaz yang menghukumnya itu di dalam masjid.

“Ini buku.” Ustaz Hafid menyodorkan benda tersebut.

Cika yang masih kesal itu, menerimanya dengan terpaksa, “Buku apa, sih?”

“Buku aktivitas kamu selama di pesantren, dalam buku itu juga ada kegiatan cek list salat wajib maupun sunah, ketika tidak melaksanakannya akan membayar denda, penambahan setoran hafalan, membersihkan lingkungan pesantren, dan tak hanya itu dosa yang paling besar ketika Allah murka dengan hamba-Nya. Saya harap kamu bersikap disiplin selama di sini,” ujarnya menjelaskan, dan penjelasan berlanjut lebih panjang membuat telinga Cika sumpek dan sangat-sangat bosan.

Cika benar-benar mendapatkan ceramah dari dua orang sekaligus, satunya dari Ustazah Laili, dan satu lagi dari ustaz yang menyebalkan baginya, dimana ia baru mengetahui nama ustaz itu adalah—Ustaz Hafid.

Terpopuler

Comments

Bang Ipul

Bang Ipul

ustat yg menyebalkan itu jodohmu cika

2024-08-13

0

adning iza

adning iza

calon imam

2023-09-20

0

My Isti

My Isti

😆😆😆😆

2022-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Keputusan yang Tidak Bisa Dibantah
2 Bab 2 : Penjara Suci, Aku Datang!
3 Bab 3 : Hari Pertama di Pesantren
4 Bab 4 : Santri Baru Kok Telat?
5 Bab 5 : Santri Nakal
6 Bab 6 : Jadi Ustaz Kok Suuzon?
7 Bab 7 : Lagi dan Lagi Telat
8 Bab 8 : Menikah?
9 Bab 9 : Niat yang Baik
10 Bab 10 : Pernikahan
11 Bab 11 : Malam Pertama
12 Bab 12 : Jangan Cari Kesempatan
13 Bab 13 : Hampir Saja
14 Bab 14 : Ning Aisyah Itu Siapa?
15 Bab 15 : Ceramah Versi Cika
16 Bab 16 : Tidak Siap Dipoligami
17 Bab 17 : Pencuri Handal
18 Bab 18 : Dihukum Bersama
19 Bab 19 : Hukuman untuk Suami Jahat
20 Bab 20 : Membongkar Aib Suami ke Mertua
21 Bab 21 : Pura-Pura Marah
22 Bab 22 : Fitnah
23 Bab 23 : Kebenaran Terungkap
24 Bab 24 : Jangan Pergi, Titik!
25 Bab 25 : Cemen
26 Bab 26 : Permintaan Maaf
27 Bab 27 : Mengantar ke Bandara
28 Bab 28 : Terima Kasih, Ustaz Andre!
29 Bab 29 : Terbongkar Semuanya
30 Bab 30 : Video Call
31 Bab 31 : Pengagum Rahasia
32 Bab 32 : Sok Polos
33 Bab 33 : Laki-Laki Asing
34 Bab 34 : Kepulangan Ustaz Hafid
35 Bab 35 : Sulit untuk Dimengerti
36 Bab 36 : Hilang Kendali
37 Bab 37 : Menahan
38 Bab 38 : Hari Spesial, Hari Memalukan
39 Bab 39 : Tertangkap Basah
40 Bab 40 : Cemburu
41 Bab 41 : Mengunjungi Rumah Mertua
42 Bab 42 : Foto Bersama
43 Bab 43 : Bukan Istri Kecil Lagi
44 Bab 44 : Foto Bayi
45 Bab 45 : Dilema
46 Bab 46 : Perbincangan yang Cukup Panas
47 Bab 47 : Dilanda Ketakutan
48 Bab 48 : First Kiss
49 Bab 49 : Deal
50 Bab 50 : Memilih untuk Memendam
51 Bab 51 : Jatuh Sakit
52 Bab 52 : Kenyataan yang Pahit
53 Bab 53 : Mulai ada Jarak
54 Bab 54 : Merasa Bersalah
55 Bab 55 : Kedatangan Sahabat Lama
56 Bab 56 : Terkena Bisikan Setan
57 Bab 57 : Mulai Posesif
58 Bab 58 : Mandi Hujan
59 Bab 59 : Perbincangan Malam Pasutri
60 Bab 60 : Berdebat karena Maling
61 Bab 61 : Bertemu dengan Ning Aisyah
62 Bab 62 : Dua Garis Biru
63 Bab 63 : Menceritakan
64 Bab 64 : Kabar Buruk
65 Bab 65 : Selesai
66 Ucapan Terima kasih
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1 : Keputusan yang Tidak Bisa Dibantah
2
Bab 2 : Penjara Suci, Aku Datang!
3
Bab 3 : Hari Pertama di Pesantren
4
Bab 4 : Santri Baru Kok Telat?
5
Bab 5 : Santri Nakal
6
Bab 6 : Jadi Ustaz Kok Suuzon?
7
Bab 7 : Lagi dan Lagi Telat
8
Bab 8 : Menikah?
9
Bab 9 : Niat yang Baik
10
Bab 10 : Pernikahan
11
Bab 11 : Malam Pertama
12
Bab 12 : Jangan Cari Kesempatan
13
Bab 13 : Hampir Saja
14
Bab 14 : Ning Aisyah Itu Siapa?
15
Bab 15 : Ceramah Versi Cika
16
Bab 16 : Tidak Siap Dipoligami
17
Bab 17 : Pencuri Handal
18
Bab 18 : Dihukum Bersama
19
Bab 19 : Hukuman untuk Suami Jahat
20
Bab 20 : Membongkar Aib Suami ke Mertua
21
Bab 21 : Pura-Pura Marah
22
Bab 22 : Fitnah
23
Bab 23 : Kebenaran Terungkap
24
Bab 24 : Jangan Pergi, Titik!
25
Bab 25 : Cemen
26
Bab 26 : Permintaan Maaf
27
Bab 27 : Mengantar ke Bandara
28
Bab 28 : Terima Kasih, Ustaz Andre!
29
Bab 29 : Terbongkar Semuanya
30
Bab 30 : Video Call
31
Bab 31 : Pengagum Rahasia
32
Bab 32 : Sok Polos
33
Bab 33 : Laki-Laki Asing
34
Bab 34 : Kepulangan Ustaz Hafid
35
Bab 35 : Sulit untuk Dimengerti
36
Bab 36 : Hilang Kendali
37
Bab 37 : Menahan
38
Bab 38 : Hari Spesial, Hari Memalukan
39
Bab 39 : Tertangkap Basah
40
Bab 40 : Cemburu
41
Bab 41 : Mengunjungi Rumah Mertua
42
Bab 42 : Foto Bersama
43
Bab 43 : Bukan Istri Kecil Lagi
44
Bab 44 : Foto Bayi
45
Bab 45 : Dilema
46
Bab 46 : Perbincangan yang Cukup Panas
47
Bab 47 : Dilanda Ketakutan
48
Bab 48 : First Kiss
49
Bab 49 : Deal
50
Bab 50 : Memilih untuk Memendam
51
Bab 51 : Jatuh Sakit
52
Bab 52 : Kenyataan yang Pahit
53
Bab 53 : Mulai ada Jarak
54
Bab 54 : Merasa Bersalah
55
Bab 55 : Kedatangan Sahabat Lama
56
Bab 56 : Terkena Bisikan Setan
57
Bab 57 : Mulai Posesif
58
Bab 58 : Mandi Hujan
59
Bab 59 : Perbincangan Malam Pasutri
60
Bab 60 : Berdebat karena Maling
61
Bab 61 : Bertemu dengan Ning Aisyah
62
Bab 62 : Dua Garis Biru
63
Bab 63 : Menceritakan
64
Bab 64 : Kabar Buruk
65
Bab 65 : Selesai
66
Ucapan Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!