“Kenapa salat subuh itu berat? Karena Setan itu enggak mau kalian mendapatkan pahala yang besar. Ketika kita salat subuh, itu semua malaikat menyaksikan kita sedang beribadah kepada Allah, dan doa orang yang salat subuh itu mustajab. Bayangkan, di saat manusia lain terlelap dalam tidur mereka, kalian bersujud kepada Allah, melawan rasa malas dan kantuk demi Allah, maka Allah menjanjikan balasan yang luar biasa, baik di dunia dan akhirat. saking istimewanya keutamaan salat subuh, Allah memilih dari miliaran hamba-Nya untuk bisa melaksanakan salat subuh.
Jadi, jika kalian terbangun di jam-jam mendekati waktu subuh, entah karena haus, ingin buang air besar atau kecil, itu kode dari Allah, seakan-akan Allah bilang, ‘Bangun hamba-Ku, sudah mendekati waktu subuh.’ Lagi-lagi kitanya yang nggak peka, dan memilih lanjut tidur lagi sampai akhirnya kesiangan, dan nggak salat subuh ....” Ceramahnya dihentikan sejenak, ketika pandangannya teralihkah pada gadis yang berjalan malas-malasan masuk ke dalam masjid.
“Santri putri yang baru masuk silakan maju ke depan,” ujarnya yang masih di atas mimbar, ia tak lain adalah Ustaz Hafid.
Seluruh santri menengok ke satu objek yang menjadi pusat perhatian, siapa lagi kalau bukan Cika. Ia terlambat lama sekali bahkan sampai waktu salat subuh habis. Novi dan Dinda yang duduk di shaf kedua wanita menepuk jidatnya saat melihat Cika yang dimaksud Ustaz Hafid.
"Dia akan malu pagi ini, Din," bisik Novi pelan.
"Bukan hanya malu tapi dihukum juga, Vi," sahut Dinda.
Cika melangkah kakinya santai maju ke depan tanpa peduli dia menjadi pusat perhatian seluruh mata di dalam masjid.
"Santri baru kok telat?"
"Belum biasa, Ustaz," sahut Cika tanpa merasa bersalah dengan omongannya.
“Kamu tahu ganjaran meninggalkan salat?”
“Nggak tahu, saya juga sudah lupa tata cara salat yang baik dan benar,” jawab Cika acuh, ia sedikit membela diri. Cukup tidak suka disalahkan begitu saja. Bagaimana pun ia memang belum terbiasa.
"Berdiri sampai saya selesai berceramah!"
Para santri hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Cika. Baru pertama kali ini ada seorang santri putri yang berani menjawab pertanyaan Ustaz Hafid dengan nada tidak sopan.
"Hah? Pegalah kakiku, Ustaz. Duduk aja, gimana?" tawar Cika dengan santainya
"Tetap berdiri!" final Ustaz Hafid.
Pemuda itu cepat-cepat mengucapkan istighfar dalam hatinya. Baru kali ini dia bertemu dengan santri putri yang memiliki sikap seperti Cika.
“Baik, Ustaz,” jawab Cika pasrah. Ia kesal.
Netranya memandang cukup lama ustaz yang di depannya itu, seperti merasa familier, ”Itu ‘kan pria aneh yang menabrakku kemarin. Jadi, dia seorang ustaz? Bisa mati aku!" gumamnya, dilanda ketakutan.
Sepuluh menit mungkin, ia hampir berdiri di depan. Tinggal ia, seorang ustazah, dan tak lupa ustaz yang menghukumnya itu di dalam masjid.
“Ini buku.” Ustaz Hafid menyodorkan benda tersebut.
Cika yang masih kesal itu, menerimanya dengan terpaksa, “Buku apa, sih?”
“Buku aktivitas kamu selama di pesantren, dalam buku itu juga ada kegiatan cek list salat wajib maupun sunah, ketika tidak melaksanakannya akan membayar denda, penambahan setoran hafalan, membersihkan lingkungan pesantren, dan tak hanya itu dosa yang paling besar ketika Allah murka dengan hamba-Nya. Saya harap kamu bersikap disiplin selama di sini,” ujarnya menjelaskan, dan penjelasan berlanjut lebih panjang membuat telinga Cika sumpek dan sangat-sangat bosan.
Cika benar-benar mendapatkan ceramah dari dua orang sekaligus, satunya dari Ustazah Laili, dan satu lagi dari ustaz yang menyebalkan baginya, dimana ia baru mengetahui nama ustaz itu adalah—Ustaz Hafid.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Bang Ipul
ustat yg menyebalkan itu jodohmu cika
2024-08-13
0
adning iza
calon imam
2023-09-20
0
My Isti
😆😆😆😆
2022-05-12
0