Bab 2 : Penjara Suci, Aku Datang!

Pagi yang mendung, satu minggu telah berlalu. Tepat hari ini, hari keberangkatan Cika ke pondok pesantren. Ia masih tidak terima tentunya, tetapi ia tidak memberontak jika ayahnya sudah mengambil keputusan.

Ia duduk termenung di kursi belakang kemudi, tepatnya di samping ibunya. Jilbab segi empat warna peach yang dipakai langsung dilepas, membuat kedua orang tuanya itu melotot ke arah dirinya.

“Panas, nanti aku pakai lagi, kok,” ucapnya mencoba menjelaskan. Tak hanya itu, kaus kakinya pun ikut dilepas, membuat ayah dan ibunya yang melihat hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkahnya.

Seminggu belakangan ini, ia benar-benar dipaksa untuk memakai segala barang yang selama ini dihindari seperti; rok, jilbab, kaus kaki, baju lengan panjang, dan tak lupa gamis. Kadang ia tidak ingin bercermin, karena merasa ngeri sendiri melihat penampilan barunya.

“Lihat Cika sekarang, ibu jadi bangga punya anak perempuan, Yah,” ucap Ibu dari sampingnya.

“Ayah juga, Bu,” sahut Ayah menimpali dari arah depan.

”Jadi selama ini aku dianggap apa?” Cika bergumam lirih.

Tidak mau terlarut begitu dalam, Cika memilih memejamkan mata, tetapi tidak bisa. Bayangan pondok pesantren terus mengusik pikirannya belakangan ini, apalagi ia sering mendengar dari teman-temannya bahwa pondok pesantren seperti, di penjara.

“Itu mengerikan!” batinnya, seraya menggelengkan kepalanya cepat.

“Bu,” panggilnya. “Kita kembali aja ke rumah, aku janji kok nggak akan nakal-nakal lagi.”

“Sebentar lagi, kita sampai. Kamu pasti betah, Cika,” jawab Ibu seolah-olah tidak peduli akan ucapannya.

Cika hanya mencebik kesal mendengar jawaban itu.

Empat jam perjalanan akhirnya mobil sedan hitam yang membawa Cika sudah tiba di pondok pesantren An-Nur. Lantunan ayat suci Al-Qur’an, salawat-salawat nabi terdengar begitu indah menyambut kedatangan mereka.

“Ayo, turun, Cika,” pinta Ibu yang melihat Cika masih duduk di tempatnya. “Pakai jilbabnya lagi,” lanjutnya.

“Aku nggak mau turun, Bu!" jawab Cika.

“Cepat, Nak,” timpal Ayah.

Lagi dan lagi Cika harus mengalah, dengan malas ia turun dari mobil. Sinar matahari yang menyilaukan membuat ia menyipitkan mata memperhatikan dengan saksama bangunan dua tingkat di hadapannya. “Di luar dugaanku kenapa ini terlihat lebih mengerikan?” ucapnya pelan.

Ayah dan Ibunya sudah berjalan terlebih dahulu memasuki pondok pesantren itu. Dengan terpaksa ia mengikuti dari belakang.

"Apa aku akan betah di sini? Baru membayangkan saja, aku sudah menyerah. Ah, perutku ikut melilit. Huft ...." Cika mengembuskan napas panjang.

Ia melangkahkan kakinya lebih cepat, untuk mengejar ibu dan ayahnya yang sudah jauh di depannya. Ia dapat melihat sekelilingnya banyak santriwati yang memandang dan melemparkan senyuman tipis ke arah dirinya. Ia membalas dengan senyuman palsu.

Brugh!

Kepala Cika tanpa sengaja tersandung dengan bahu pria yang menggunakan sorban. "Hati-hati kalau jalan, mau gue tonjok muka, lo?" Cika mengangkat kepalan tangannya tinggi-tinggi mengancam pemuda berpeci yang ada di hadapannya itu.

"Jaga sikap, anti," ucap pria di hadapannya itu tanpa memandang dirinya, lalu mengambil tasbih yang terjatuh ke tanah dan pergi tanpa berkata apa pun lagi.

"Dasar pria aneh!" teriak Cika menyumpah serapah.

"Nyonya, meminta Non untuk secepatnya masuk ke dalam," kata pak sopir.

Cika mengangguk kecil, gadis berjilbab ini masih kesal.

Di tempat lain.

"Sepertinya santri putri baru, Ustaz. Dia tidak mengetahui siapa, Ustaz," ucap pak satpam sopan, pak satpam itu berjalan beriringan juga dengan anak kyai di pesantren itu.

Pria berpeci itu hanya tersenyum tipis menanggapinya.

Terpopuler

Comments

Bang Ipul

Bang Ipul

seru kayaknya nih lanjuut

2024-08-13

0

adning iza

adning iza

seperty seruuu

2023-09-20

0

'Nchie

'Nchie

ustadz nya dingin cikanya bar2 bakal seru nih

2023-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Keputusan yang Tidak Bisa Dibantah
2 Bab 2 : Penjara Suci, Aku Datang!
3 Bab 3 : Hari Pertama di Pesantren
4 Bab 4 : Santri Baru Kok Telat?
5 Bab 5 : Santri Nakal
6 Bab 6 : Jadi Ustaz Kok Suuzon?
7 Bab 7 : Lagi dan Lagi Telat
8 Bab 8 : Menikah?
9 Bab 9 : Niat yang Baik
10 Bab 10 : Pernikahan
11 Bab 11 : Malam Pertama
12 Bab 12 : Jangan Cari Kesempatan
13 Bab 13 : Hampir Saja
14 Bab 14 : Ning Aisyah Itu Siapa?
15 Bab 15 : Ceramah Versi Cika
16 Bab 16 : Tidak Siap Dipoligami
17 Bab 17 : Pencuri Handal
18 Bab 18 : Dihukum Bersama
19 Bab 19 : Hukuman untuk Suami Jahat
20 Bab 20 : Membongkar Aib Suami ke Mertua
21 Bab 21 : Pura-Pura Marah
22 Bab 22 : Fitnah
23 Bab 23 : Kebenaran Terungkap
24 Bab 24 : Jangan Pergi, Titik!
25 Bab 25 : Cemen
26 Bab 26 : Permintaan Maaf
27 Bab 27 : Mengantar ke Bandara
28 Bab 28 : Terima Kasih, Ustaz Andre!
29 Bab 29 : Terbongkar Semuanya
30 Bab 30 : Video Call
31 Bab 31 : Pengagum Rahasia
32 Bab 32 : Sok Polos
33 Bab 33 : Laki-Laki Asing
34 Bab 34 : Kepulangan Ustaz Hafid
35 Bab 35 : Sulit untuk Dimengerti
36 Bab 36 : Hilang Kendali
37 Bab 37 : Menahan
38 Bab 38 : Hari Spesial, Hari Memalukan
39 Bab 39 : Tertangkap Basah
40 Bab 40 : Cemburu
41 Bab 41 : Mengunjungi Rumah Mertua
42 Bab 42 : Foto Bersama
43 Bab 43 : Bukan Istri Kecil Lagi
44 Bab 44 : Foto Bayi
45 Bab 45 : Dilema
46 Bab 46 : Perbincangan yang Cukup Panas
47 Bab 47 : Dilanda Ketakutan
48 Bab 48 : First Kiss
49 Bab 49 : Deal
50 Bab 50 : Memilih untuk Memendam
51 Bab 51 : Jatuh Sakit
52 Bab 52 : Kenyataan yang Pahit
53 Bab 53 : Mulai ada Jarak
54 Bab 54 : Merasa Bersalah
55 Bab 55 : Kedatangan Sahabat Lama
56 Bab 56 : Terkena Bisikan Setan
57 Bab 57 : Mulai Posesif
58 Bab 58 : Mandi Hujan
59 Bab 59 : Perbincangan Malam Pasutri
60 Bab 60 : Berdebat karena Maling
61 Bab 61 : Bertemu dengan Ning Aisyah
62 Bab 62 : Dua Garis Biru
63 Bab 63 : Menceritakan
64 Bab 64 : Kabar Buruk
65 Bab 65 : Selesai
66 Ucapan Terima kasih
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1 : Keputusan yang Tidak Bisa Dibantah
2
Bab 2 : Penjara Suci, Aku Datang!
3
Bab 3 : Hari Pertama di Pesantren
4
Bab 4 : Santri Baru Kok Telat?
5
Bab 5 : Santri Nakal
6
Bab 6 : Jadi Ustaz Kok Suuzon?
7
Bab 7 : Lagi dan Lagi Telat
8
Bab 8 : Menikah?
9
Bab 9 : Niat yang Baik
10
Bab 10 : Pernikahan
11
Bab 11 : Malam Pertama
12
Bab 12 : Jangan Cari Kesempatan
13
Bab 13 : Hampir Saja
14
Bab 14 : Ning Aisyah Itu Siapa?
15
Bab 15 : Ceramah Versi Cika
16
Bab 16 : Tidak Siap Dipoligami
17
Bab 17 : Pencuri Handal
18
Bab 18 : Dihukum Bersama
19
Bab 19 : Hukuman untuk Suami Jahat
20
Bab 20 : Membongkar Aib Suami ke Mertua
21
Bab 21 : Pura-Pura Marah
22
Bab 22 : Fitnah
23
Bab 23 : Kebenaran Terungkap
24
Bab 24 : Jangan Pergi, Titik!
25
Bab 25 : Cemen
26
Bab 26 : Permintaan Maaf
27
Bab 27 : Mengantar ke Bandara
28
Bab 28 : Terima Kasih, Ustaz Andre!
29
Bab 29 : Terbongkar Semuanya
30
Bab 30 : Video Call
31
Bab 31 : Pengagum Rahasia
32
Bab 32 : Sok Polos
33
Bab 33 : Laki-Laki Asing
34
Bab 34 : Kepulangan Ustaz Hafid
35
Bab 35 : Sulit untuk Dimengerti
36
Bab 36 : Hilang Kendali
37
Bab 37 : Menahan
38
Bab 38 : Hari Spesial, Hari Memalukan
39
Bab 39 : Tertangkap Basah
40
Bab 40 : Cemburu
41
Bab 41 : Mengunjungi Rumah Mertua
42
Bab 42 : Foto Bersama
43
Bab 43 : Bukan Istri Kecil Lagi
44
Bab 44 : Foto Bayi
45
Bab 45 : Dilema
46
Bab 46 : Perbincangan yang Cukup Panas
47
Bab 47 : Dilanda Ketakutan
48
Bab 48 : First Kiss
49
Bab 49 : Deal
50
Bab 50 : Memilih untuk Memendam
51
Bab 51 : Jatuh Sakit
52
Bab 52 : Kenyataan yang Pahit
53
Bab 53 : Mulai ada Jarak
54
Bab 54 : Merasa Bersalah
55
Bab 55 : Kedatangan Sahabat Lama
56
Bab 56 : Terkena Bisikan Setan
57
Bab 57 : Mulai Posesif
58
Bab 58 : Mandi Hujan
59
Bab 59 : Perbincangan Malam Pasutri
60
Bab 60 : Berdebat karena Maling
61
Bab 61 : Bertemu dengan Ning Aisyah
62
Bab 62 : Dua Garis Biru
63
Bab 63 : Menceritakan
64
Bab 64 : Kabar Buruk
65
Bab 65 : Selesai
66
Ucapan Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!