Di hari Minggu pagi, olive janjian dengan sahabatnya Ratih di sebuah cafe, olive pun bergegas pergi keluar rumah menuju cafe itu.
Tak butuh waktu lama untuk olive sampai ke cafe, tepat di depan cafe langkah kaki olive terhenti oleh sebuah suara familiar untuk nya.
" Olive." lambaian tangan dan suara Ratih menghentikan langkah olive yang hendak masuk ke cafe itu.
" Baru sampai juga kah, live?" tanya Ratih sambil mengandeng tangan olive.
" Iya, kamu juga baru sampai, ku kira aku telat tadi, hehehehe." kekeh pelan olive.
Mereka pun berjalan beriringan memasuki cafe itu dan langsung mencari meja dan kursi untuk mereka duduki, setelah mendapatkan duduk olive dan Ratih pun memesan sesuatu, sambil mereka menunggu pesanan datang mereka pun seperti biasa melepas rindu dengan canda tawa mereka.
" Live, kamu gak mau coba cari kerjaan lain kah?" basa - basi Ratih.
" Ingin ku rat, tapi, untuk saat ini hanya toko tempat ku bekerja yang saat ini mampu menerima ku bekerja." jawab olive dengan senyum di balik sendu wajahnya.
" Kalau aku mau menawarkan kamu sebuah pekerjaan gimana live?" tawar Ratih sambil mengaduk gelasnya.
" Memang mau kerja apa aku rat, kamu tau sendiri ijasahku cuma mentok sampai SMA aja." canda olive untuk menghilangkan rasa canggung nya.
" Kamu nya mau gak?" the poin Ratih.
" Jika ada aku mau sih rat, walau sebagai OB pun." jawab simpel olive, yang tau akan pertanyaan sahabatnya itu.
" Aku kerja di perusahan scorpion, di perusahan itu aku dengar lagi mengadakan lowongan pekerjaan di bidang sekertaris dan disain, jika kamu berminat kamu masukan lamaran mu siapa tau rezekimu lolos interview." penjelasan Ratih membuat olive terdiam.
" Apakah bisa rat, kan kamu tau sendiri ijazah ku hanya lulusan SMA." tanya olive lagi
" Aku percaya live kamu bisa lolos, kamu bisa disain, walau kamu tak bisa melanjutkan bakat mu, namun aku yakin di perusahan ini pasti keterima." yakin Ratih akan kemampuan olive, walau di sisi lain Ratih melihat keraguan di mata olive.
" kamu harus coba Liv." Ratih membuyarkan lamunan olive.
" Ok deh, aku coba." jawab olive masih tak yakin demi sahabatnya ia menjawab setengah bimbang.
Mereka pun melanjutkan mengobrol mereka, tak terasa waktu sudah masuk siang hari, olive dan Ratih memilih mengakhiri pertemun Meraka dan Ratih pun menawarkan diri untuk mengantar olive hingga di depan tempat tinggalnya ( kost ).olive pun menawarkan Ratih mampir sebentar, namun Ratih tak bisa singgah saat ini karena Ratih ada janji dengan orang tuanya agar tak menyinggung olive bertutur lembut karena memang adanya Ratih sedari tadi sudah di telpon kedua orang tuanya agar cepat pulang.
Olive pun masuk selepas mobil Rati pergi.ia lekas membuka pintu dan menutupnya lagi, ia pun melamun sesaat akan ucapan sahabatnya tadi, ia mencoba menulis lamaran lagi dan berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi, agar ayahnya bisa segera ia rawat ke rumah sakit agar cepat sembuh.
Waktu pun terus berputar hingga tak terasa mentari pagi sudah menerangi dunia, olive yang sudah siap dengan aktifitasnya, namun berbeda saat ini.olive Menganti siff kerjanya menjadi masuk sore, olive pagi - pagi sekali pergi meninggalkan kamarnya, langkah kakinya menuju sebuah gedung yang menjulang tinggi itu, Ia tepat di depan gedung itu.
" Bismillah, semoga ada rezekinya." semangat olive kepada dirinya sendiri
Langkah kaki olive memasuki gedung itu dan berbicara oleh satpam penjaga pintu masuk, saat di bolehkan masuk, olive secepat mungkin mencari tempat pendaftaran lamaran kerja itu, tepat di sebuah pojokan sebelah kanan ia berdiri, ada tulisanya dan saat itu juga ia mendekati meja itu dengan ramah dan sopan nya mereka menyuruh semua para calon karyawan itu meletakan surat interview mereka di sini dan akan di hubungin langsung.
Setelah selesai olive pun hendak pergi meninggalkan perusahan itu, namun, langkah kaki olive terhenti ketika olive tak sengaja menabrak seseorang hingga dirinya terjatuh.
Sosok kaki jenjang dan seragam berjas itu kelihatan dari raut wajahnya sangat dingin dan datar, ia memperhatikan seorang gadis yang terjatuh itu dengan tatapan tak suka, dengan alis terangkat satu pria itu memasang wajah datarnya, betapa terkejutnya olive dan dirinya ketika mengingat siapa yang kini di hadapan mereka.
Reyhan Abraham, hanya terdiam dengan wajah datarnya nya itu, walau ia terkejut mengetahui siapa wanita itu, tanpa di sadari oleh siapa pun olive mengeluarkan harum khas tubuhnya yang berbau vanila dan Reyhan pun menghirupnya ketika ada hembusan angin dari ruangan itu.
" maaf pak saya tak sengaja, ucap olive sopan.
Reyhan tak memperdulikannya namun ada rasa getir di hatinya yang tanpa di sadari oleh pengawal nya ia tersenyum tipis.
" Menarik." ucap Reyhan pelan sambil melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung itu.
Olive pun kini sudah keluar gedung dan sekarang udah berjalan mencari angkot umum untuk menuju tempat kerjanya karena ia menganti siff sore.
Setibanya di tempat kerja, olive langsung bergegas melakukan pekerjaannya sebagai karyawan toko itu, dengan lincah dan teliti ia membersihkan serta menata rapi lagi sepatu- sepatu yang berhamburan. yang habis di coba oleh beberapa pelanggan.
Sebuah notif terdengar dari ponsel olive, ia segera pergi dan mengecek ponselnya, benar saja pesan itu langsung dari perusahan yang ia baru masukan lamaran kerja nya tadi pagi.
Malam pun sudah menyambut, dan olive sudah bersiap untuk pulang dan tak lupa olive meminta izin oleh pemilik toko untuk berhenti, namun apa yang di dengarnya ternyata pemilik toko itu sudah ingin sekali memberhentikannya sejak dulu karena hutangnya olive sudah lunas dan saat itu juga ia di berhentikan.
Hati olive sebenarnya sedih, namun ia sadar tak mungkin ia ingin marah kepada pemilik toko itu,dengan keputusannya itu dan belum lagi ternyata pemilik toko sudah ingin sekali memberhentikan dirinya.
" huff, sudah lah, mungkin ini jalan ku, tapi kenapa bos tiba- tiba ingin memberhentikan ku apa ada kesalahan yang ku perbuat, atau karena sering libur akhir- akhir ini, hemmm, sudahlah." olive berbicara dengan dirinya sendiri.
Di sebuah ruangan di sebuah gedung, mata Reyhan memandangi luar jendela dan hanya dirinya sendiri yang tau dengan apa yang ada di hati dan fikirannya saat ini.
" Apa kamu sudah mencari tau kejadian itu?" tanya Reyhan.
" Sudah tuan ada beberapa orang yang terlibat." ucap asisten Tomi.
" cari tau dan bereskan semua, dan jangan lupa pelakunya bawa untuk temui aku." jawab Reyhan sambil berlalu meninggal kan ruangan nya dan melewati tubuh Tomi yang terdiam mematung.
.
.
Keesokan harinya olive bergegas membersihkan diri dan berpakaian rapi,setelah sarapan ia langsung pergi menuju kantor itu, di depan kantor ia melangkahkan kakinya dengan jantung yang berkencambuk tak berhenti berdebar, seperti mendapatkan jekpot besar.
" Maaf, apakah nona yang ikut interview hari ini?" tanya seseorang itu kepada olive yang mematung karena bingung.
" Iya, tapi di ruangan mana ia saya bisa ikut interview?" jawab olive.
" Silahkan ikut saya nona." wanita itu menuntun olive ke sebuah ruangan di lantai 7.
Mata olive membulat melihat pemandangan dari dalam gedung itu dari dinding kaca yang sangat indah menurutnya.olive tak henti hentinya kagum dengan gedung yang akan jadi tempat nya menggantungkan hidupnya.
" Silahkan nona masuk, interviewnya sudah di mulai." tawar wanita itu dan membukakan pintu ruangan itu dengan seksama mata olive dan peserta penghuni ruangan itu saling pandang.
Satu jam kemudian olive dan temannya yang lain yang ikut interview pun selesai dan memilih membubarkan diri mereka.
Olive pun memilih pulan, namun hati olive tiba - tiba ingin kesuatu tempat dan mencari udara saat itu, olive pun pergi ke sebuah taman yang ada danaunya tak jauh lah dari kantor itu.
Langkah olive pun telah sampai dan melihat pemandangan yang menurutnya lumayan indah dan damai, olive pun melihat ada pepohonan yang sangat rimbun daunya.
Langkah olive mendekati pohon itu tanpa ia sadari dan memperhatikan langkahnya, ia menginjak sesuatu hingga membuatnya terjatuh tersungkur.
" Aduh," suara lirih olive menahan sakit.
Sedangkan yang membuatnya terjatuh tak bergeming sedikit pun hanya melirik mengintip dari balik lengan kekar yang menutupi matanya.
" Hey, kalo mau tiduran jangan di sini juga kali dan kamu bisa mencelakai orang tau." omel olive namun pria dingin itu hanya terbangun dan duduk memperhatikan wanita yang ada di hadapannya.
" Kamu," ucap olive terhenti ketika mengingat sesuatu.
Pria itu pun hendak bangkit meninggalkan olive yang masih mengoceh itu.
" Tunggu tiang listrik, kamu seharunya minta maaf kepadaku." teriak olive dan benar menghentikan langkah kaki pria tinggi itu.
" Maaf, untuk apa aku yang meminta maaf, bukanya kamu terjatuh sendiri?" jawab Reyhan sambil berlalu.
" Hey," pria itu tetap berjalan tak menghiraukan teriakan olive yang semakin kencang.
Sore hari olive menerima pesan dari Ratih sahabatnya, mereka janjian berjalan bersama kesebuah cafe di cafe itu lah olive dan Ratih menghabiskan jam sore mereka, canda tawa mereka terhenti saat olive membuka pesan masuk, mata olive membulat sempurna kebahagian terpancar.
" Kamu kenapa live?" Ratih yang bingung dengan tingkah sahabatnya itu.
" Aku di terima rat." ucap olive girang dan ratih pun ikut girang mendengarnya malah Ratih yang tambah girang dari olive.
Keesokan harinya olive pun sudah selesai mandi dan sudah rapi, hanya saja olive belum sarapan karena terburu- buru olive memilih berangkat pagi sebelum karyawan lain datang.
Olive pun hendak turun dari tangga setelah mengunci pintu kamar kostnya, saat sampai di depan pagar olive terkejut melihat mobil yang tak asing untuknya beberapa hari ini.
" Ayo, kamu gak mau terlambat kan?" tawar Ratih dari dalam mobil.
Olive pun membuka mobil Ratih dengan tersenyum bahagia.
" Rat, kamu koq kesini sih?" tanya olive ke Ratih.
" Mulai saat ini kita pergi bareng iya?" tawar Ratih lagi.
" Apa gak ngerepotin kamu?" jawab olive
" (Sebuah gelengan kepala Ratih),gak." hanya itu jawaban Ratih.
" Makasih ia rat." jawab olive.
" Sudah sarapan belum kamu?" tawar Ratih.
" Gak sempet rat,aku takut terlambat ke kantornya, baru juga di terima sudah terlambat." ucap olive.
" Kita mampir sarapan sebentar ia." tawar Ratih.
" Nanti aku telat rat, baru juga masuk kerja hari pertama." olive berusaha menolak lembut.
" Tenang ja kita makan dekat kantor, jadi kita gak keburu- buru, lagian masih jam berapa ini, perusahan aktif jam kerja jam 8 sayang ini masih jam tujuh kurang." panjang lebar Ratih ke olive.
mobil itu melaju cepat, hingga tak butuh waktu lama sampai di dekat kantor tepat di sebelah kantor itu ada warung makan bubur ayam,mereka pun singgah di situ sebentar untuk sarapan.
" Eh, ramai juga ia sekalinya di sini?" tanya olive.
" Iya, di sini kalo pagi begini penuh, coba kamu perhatikan mereka yang berseragam kantor itu." Ratih tak menunjuk hanya bibirnya saja yang memberi arahan.
" Iya, kenapa mereka, apa mereka kerja di dekat kantor kita atau bukan?" tanya olive lagi yang sembari meletakan bokongnya ke kursi.
" Sebagian, sebagian anak sekantor kita, ada juga yang kerja di kantor sebelah sana." ucap Ratih panjang lebar sambil menerima bubur yang sudah mereka pesan.
" Terima kasih ibu." ucap olive bersamaan Ratih.
" Jadi mereka semua kalau pagi kesini." ucap olive yang sudah menyuap bubur itu kedalam mulutnya.
"Hemmm.." hanya sebuah gema dari Ratih karena mulutnya juga sudah terisi bubur.
Mereka pun menikmati sarapannya hingga selesai, mereka pun pergi ( setelah membayar) meninggalkan warung bubur ayam itu menuju kantor.
Di dalam kantor suasana sangat ramai karena banyak orang yang baru sampai kantor.
" Live, kamu langsung datangin ruangan HRD aja biar tau pekerjaanmu apa!" ucap Ratih yang hendak mendekati life karyawan.
" Iya rat, makasih ia, sudah memberiku tumpangan dan menyarankan ku pekerjaan di sini,aku pergi dulu." pamit olive ke sahabatnya itu, dan langsung mereka berpisah di dekat live karyawan itu.
Olive pun meminta tolong kepada satpam sekitar, dan saat itu juga di antarkan ke ruang HRD.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments