...Akan kulakukan semua untukmu'...
...-Kulakukan semua untukmu, RAN-...
Belanja bulanan sudah menjadi rutinitas Cinta. Sehabis pulang kerja, Cinta langsung pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di Jakarta.
Saat asyik memilih buah, sebuah suara mengagetkan Cinta.
"Sore Cinta" sapanya dengan senyum lebar.
Cinta menoleh, mau tidak mau ia membalas senyuman orang yang berada di depannya ini.
"Sore Dok".
"Di luar RS, panggil Fajar aja".
"Oh iya" jawab Cinta dengan singkat.
"Sendirian?".
"Udah tau sendirian, masih aja tanya" batin Cinta.
Cinta memberi senyumnya lagi "Rencananya ada janji sama orang".
"Oh gitu, tadi kenapa gak ke kantin? Aku sama Husein lunch bareng loh".
"Lagi sakit perut, jadinya pesen aja".
"Tapi sekarang gak sakit lagi kan? Udah minum obat? Jangan bawa yang berat-berat, sini aku bantu".
"Ah, gak usah Dok. Gak apa-apa, udah mendingan kok. Btw, lagi beli apa?" mau tidak mau Cinta basa-basi.
Fajar tersenyum "Lagi belanja bulanan aja, sama kayak kamu. Ya... Beginilah nasib masih lajang Cin, apa-apa mesti sendiri".
Cinta mengangguk "Antara dua nih, kalo gak ngode atau gak curcol" ucapnya dalam hati.
"Oh iya, ini aku beliin kamu buah Strawberry" Fajar mengambil 1 kotak yang berisi buah Strawberry.
Cinta sedikit meringis "Kalo Ajeng tahu, pasti dia seneng. Strawberry mahal gitu loh" bisik Cinta dalam hati.
"Eh... repot-repot banget sih Dok. Gak perlu, ini saya juga pilih buah" tolaknya secara halus.
Fajar mengambil satu buah Strawberry dari dalam kotak tersebut "Gak repot kok Cin, nih kamu harus cobain. Tenang, ada harga ada kualitas dan di jamin kebersihannya" Fajar mencoba menyuapi buah Strawberry merah itu ke dalam mulut Cinta.
Kedua bola mata Cinta sedikit melebar "Gak usah Dok, nanti aja saya cobain di rumah".
"Gak apa-apa, ayo di coba dulu. Pasti nagih".
Terjadilah aksi suap menyuap dan tolak menolak.
"Nta..." sebuah suara membuat mereka menoleh.
"Hai Abi!" pekik Cinta sambil melambaikan tangannya ke Abi.
Cinta mendekati Abi, lalu mengapit tangan kanan Abi "Kamu udah lama di sini? Maaf ya, aku keasyikan belanja. Jadinya nggak ngecek HP".
Abi mengerjapkan kedua matanya, ia sedikit heran dengan aksi Cinta sekarang.
"Cin... Siapa?" tanya Fajar dengan nada penasarannya.
Abi dan Cinta menoleh "Oh... Kenalin, ini Abi. Pacar saya Dok".
Kedua lelaki itu terdiam, Abi langsung menoleh ke Cinta dengan tatapan bingung.
Fajar terdiam sejenak, lalu ia tertawa "Oh ya? Perkenalkan, saya DOKTER FAJAR. Udah berapa lama pacaran sama Cinta?" tanyanya dengan gaya sok cool.
Apalagi saat Fajar memperkenalkan dirinya sebagai Dokter, ada sedikit penekanan nada.
"Abi, salam kenal. Belum lama, masih jalan 1 bulan" sahutnya dengan ramah.
Fajar mengangguk "Selamat, tapi... " ia menatap Cinta sebentar lalu kembali menatap Abi.
"Kalau kalian merasa tidak cocok, cepat kabari saya ya".
Abi sedikit bingung dengan maksud ucapan Fajar.
"Abi... Aku lapar, makan yuk" suara Cinta membuat Abi menoleh.
Abi tersenyum "Iya, ayo kita ke kasir".
Cinta mengangguk, ia menatap Fajar "Dokter, kami berdua duluan. Permisi".
Abi langsung mengambil alih untuk mendorong stroller belanjaan Cinta, sedangkan Cinta masih merangkul tangan Abi.
"Sialan! Cinta tidak bisa di miliki oleh siapapun selain aku" gumam Fajar, sambil menatap Abi dengan raut wajah tidak bersahabat.
Akting Cinta masih bertahan sampai mereka di kasir, sekarang giliran Abi dan Cinta yang membayar.
"Selamat So...re" sang kasir sedikit gugup saat melihat Abi.
"Sore" sahut Abi dengan ramah.
Kasir perempuan itu langsung mengscanning semua barang belanjaan Abi dan Cinta.
"Totalnya 578.000 ".
Abi dengan cepat memberikan card goldnya kepada kasir tersebut, dengan cepat kasir tersebut menerima lalu mengscanning lagi.
"Eh, gak usah. Biar gue aja" protes Cinta.
"Ini cardnya Pak, terimakasih" kasir tersebut mengembalikan card goldnya ke Abi.
"Terimakasih juga" Abi langsung menaruh ke dalam dompetnya.
"Perlu di bantu Pak?" tanya security menghampiri Abi saat membawa stroller.
Abi menoleh ke Cinta "Jadi makan?".
Cinta yang masih bingung, langsung mengangguk.
"Parkir di mana?".
"Hah? Mm... Oh iya di P2" sahut Cinta.
Abi mengangguk "Tolong ya, kamu antarkan stroller ini ke meja security P2. Nanti di ambil".
"Siap Pak," security itu langsung mengambil alih untuk mendorong stroller Cinta.
"Ayo, mau makan di mana?" tanya Abi.
"Mm..." Cinta masih berpikir sambil menatap Abi.
Abi terkekeh "Gue tau, tadi cuma sandiwara lo. Tapi ajakan gue bukan sandiwara".
Cinta sedikit tertawa "Makan nasi aja, biar kenyang".
"Oke, di lantai 3 ada tempat makan langganan gue. Di jamin lo pasti suka".
"Oke, kita coba di sana".
...🍃...
Di depan Abi kini ada 1 bakul nasi liwet, 2 piring ayam bakar madu berserta lalapan dan sambal, ada 1 piring cah kangkung, 1 piring oseng udang, 1 piring oseng cumi, 2 es jeruk dan 1 botol air mineral.
Tatapan Abi jatuh kepada Cinta yang sedang menatap lapar dengan menu makanan di atas meja mereka.
"Di makan, jangan diliatin" tegur Abi.
Cinta menatap Abi "Hehehe, lo juga makan gih".
Cinta mengambil 1 centong nasi liwet, lalu mengambik masing-masing menu lauk yang sangat menggugah seleranya. Setelah itu, ia cuci tangan dan berdoa terlebih dahulu.
Semua itu tidak luput dari tatapan Abi "Unik" ucapnya dalam hati.
"Gila!! Rasanya mantap banget! Wah, restoran ini bakal jadi tempat Favorite gue nih" puji Cinta.
Seorang Cinta, kalau disajikan makanan apapun ia akan lupa dengan keadaan sekitar. Contohnya seperti sekarang, ada seorang laki-laki berparas manis di hadapannya ini tidak ia hiraukan. Bahkan ia makan dengan lahap karena tenaganya cukup terkuras hari ini.
Makan dalam keadaan hening, namun tidak masalah buat Abi. Semua makanan bersih, tentu saja itu akibat dari Cinta Andara Syifa.
"Nta... Gue sholat magrib sebentar ya. Udah lewat 5 menit ternyata" ucap Abi.
Cinta menoleh "Oh iya...iya... Gue tunggu di sini".
"Lo... mau ice cream gelatto?".
Kedua mata Cinta kembali berbinar "Boleh, di sini ada?".
"Ada, nanti sekalian gue pesenin bentar ya" Abi berdiri dan ingin melangkah.
"Bi..." panggil Cinta.
Abi menoleh dan menunggu Cinta membuka suara "Kalo bisa jangan pesan resa Strawberry ya, gue alergi soalnya".
Abi tersenyum lalu mengangguk "Tolong tunggu sebentar ya" Abi melanjutkan langkahnya.
"Ingat Bi, Cinta alergi Strawberry. Ingat baik-baik" bisik Abi dalam hati.
...🍃...
"Thanks Bi, sorry ya atas kejadian tadi" ucap Cinta saat mereka berada di parkiran.
"Yang sandiwara itu?" tanya Abi. Cinta menyengir tidak enak kepada Abi.
"Santai, anggap aja gue nolongin elo".
"Oh iya, semuanya berapa? Elo tuh, gue minta struk belanjaan tapi gak di kasih" Cinta merogoh tasnya untuk mengambil dompet.
"Gak usah Nta" tolak Abi.
"Jangan Bi, atau sebutin nomor rekening lo. Nanti gue transfer deh".
"Ck, ngeyel. Gak usah".
Cinta menatap Abi "Gue gak mau punya hutang budi Bi, gak mau punya hutang juga. Kita baru 2 hari kenal, gue gak enak".
"Ya udah, kalo lo mau bayar hutang. Tapi bukan dengan uang".
Cinta menaikan 1 alisnya "Terus apaan?".
Abi tersenyum "Bayar dengan status pertemanan".
"Hah?".
"Nta, mari kita berteman" tatapan Abi tepat menatap bola mata coklat Cinta.
Cinta yang sedari tadi terdiam, kini tersenyum "Oke, sekarang kita teman".
...🍃...
Siang ini Cinta berjalan ke kantin, harusnya tadi ia makan siang dengan Ajeng. Namun Ajeng makan siang di luar dengan suaminya. Sedangkan Dika sedang makan siang dengan gebetannya, seorang perempuan apoteker.
"Cin".
Cinta menoleh, ia mendapati Husein sedang berjalan sendirian ke arahnya.
"Hai" sahutnya dengan santai.
"Gue mau tanya sama lo".
"Bentar, pesen makan dulu. Laper nih" Cinta berjalan ke kios sop ayam.
Setelah itu menghampiri Husein yang sudah duduk dengan 1 piring nasi campur.
"Ngomong apaan?".
"Lo..... Pacaran sama Abi?" bisik Husein.
"Hah? Apaan dah?" Cinta masih bingung.
"Tadi pagi, Fajar nelpon gue. Dia bilang, kemarin sore dia ketemu lo dia Mall. Terus tiba-tiba pacar lo datang dan nama Abi lah yang gue denger".
Cinta mengangguk, ia mengerti sekarang "Gue sama Abi sandiwara, abis gimana ya Hus. Si Dokter itu makin jadi tingkahnya, masak dia mau suapin gue buah Strawberry. Udah gitu maksa lagi, untung ada Abi. Mau gak mau gue sandiwara" balas Cinta sambil berbisik.
Husein langsung tertawa, ia tidak menyangka kalau cerita asmara sahabatnya ini sangat unik.
"Terus Abinya gimana?".
"Abinya sih bingung, tapi ujung-ujungnya dia ngerti. Bisa di ajak kerjasama juga tuh anak".
"Tapi Fajar galau gara-gara lo".
"Dih, galau kenapa lagi?".
"Galau karena lo punya pacar lah, dia kira lo sama dia bakal jadian. Tapi lo udah punya pacar, and then dia izin hari ini".
"Lebay banget teman lo, gak profesional. Gak banget jadi Dokter".
"Lo sih bikin dia patah hati".
Cinta melipat kedua tangannya di atas meja "Gimana ya Hus, padahal selama ini gue gak merespon dia loh. Dianya aja yang terlalu kepedean, bukan salah gue dong? Emangnya gue ada minta tas mahal ? Makanan mahal? Kue mahal? Sama bermacam-macam bouqet bunga mahal gitu? Kadang cowok yang kayak gitu, buat gue i'll feel".
"Tapi kalau Aw sama ABC sih, mau-mau aja Cin".
Cinta berdecak "Kalo mereka gak usah di tanya, gila Brand. Gue sih ogah".
"Gue baru ingat, seorang Cinta kan perlunya sebuah cincin serta ijab kabul" ejek Husein.
"Iya, mungkin 10 tahun lagi atau 20 tahun ?".
"Gila lo! Kita semua udah punya anak 3/4 kali Cin" protes Husein.
"Hahahaha tau ah! Mending bahas foto prewedding lo, gimana?"
"Besok ya, mumpung weekend. Di rooftop Mall Ananta".
"Iyalah, besok. Jadwal lo sama gue kan sama. Rooftop? Shilla gak apa-apa naik lift?"
"Aman, Btw gue di marahin Nyokap" adu Husein.
"Rasain!!! Lagian elo juga sih, Mama Lastrikan emang nyuruh lo nikah dari tahun kemarin. Tapi lonya aja yang ngundur terus".
"Mungkin ini teguran kali ya Cin, kalo kita sebagai anak gak boleh ngelawan orangtua".
"Itu, lo nyadar !!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments