Touch My Heart!
...'Kurasakan hangat indahnya sang mentari. ...
...Membangunkanku dari tidur yang lelap ini'...
...-Selamat Pagi, Ran-...
Seorang perempuan berumur 23 tahun sedang bersiap-siap untuk pergi berangkat kerja. Waktu menunjukkan pukul 7 pagi, sedangkan jam masuk kerja setengah 8 pagi.
Setelah selesai megenakan seragam kerja dan merias diri senatural mungkin. Perempuan itu langsung mengambil ransel, ponsel, dompet serta kunci mobil.
Setelah memastikan pintu dan jendela apartement aman, ia bergegas memasuki lift untuk turun ke parkiran.
"Pagi Mbak Cinta… Semangat untuk hari Seninnya ya" ucap Pak Bejo selaku satpam di apartment Grandnan, tempat tinggal Cinta.
"Selamat pagi Pak Bejo, Pak Bejo semangat juga ya kerjanya. Titip apartment Pak" jawab Cinta sambil tersenyum di dalam mobil.
"Siyap!!!" Pak Bejo memberi hormat kepada Cinta.
Cinta Andara Syifa, panggilannya Cinta. Perempuan berzodiak Virgo ini sudah berusia 23 tahun. Mempunyai paras manis dalam artian, tidak bosan jika di pandang.
Postur tubuh yang lumayan tinggi, sekitar 160 cm dan bentuk tubuh yang sangat sesuai dan di idam-idamkan para kaum adam.
Cinta berkerja di sebuah Rumah Sakit ternama di kota Jakarta. Sudah 2 tahun ia berkerja sebagai Ahli Teknologi Laboratorium Medical, atau bisa di sebut sebagai Analis Laboratorium.
Cinta berkerja dari hari Senin sampai Jum'at, dari pukul setengah 8 pagi sampai setengah lima sore. Sedangkan hari weekend ia mencoba mencari kerja sampingan, yaitu membantu sahabatnya yang mempunyai studio foto.
Apakah Cinta seorang fotografer? Tidak, Cinta bertugas mengedit video prewedding atau bisa juga pernikahan.
Tapi jangan salah, hasil bidikan kamera dari seorang Cinta itu tidak bisa di ragukan. Namun sayang, Cinta tidak ingin membuat dirinya lelah untuk mengambil job sebagai fotografer di hari weekend. Cukup dirinya dan para sahabatnya yang tahu bakat terpendamnya itu.
Back to reality…
Cinta berjalan di koridor Rumah Sakit, banyak para perawat atau dokter muda yang berpapasan dengannya. Apakah mereka saling tegur sapa? Jawabannya, tidak.
Bukannya Cinta sombong, setiap Cinta ingin tersenyum mereka malah membuang wajah.
"Padahal rekan sejawat, sama-sama di sumpah. Manusia zaman sekarang" keluhnya dalam hati.
Cinta sampai di lantai 2, ia memasuki Laboratorium. Tidak lupa ia menempelkan jari tengah di finger print untuk absen datang dan saat pulang.
"Parah lo Cin, masak pake jari tengah? Nanti ketahuan Dokter Harianja mampus lo!" tegur Dika, teman sejawatnya waktu itu.
"Sekarang gue tanya, jari tengah itu ada salah apa sih?".
"Ya… itukan simbol 'fucek'. Kalo sesama teman mah gak apa-apa. Tapi kalo ada atasan yang lihat, kita gak enak lah. Nanti di kira gak sopan".
"Emang ada pencetusnya kalo jari tengah simbol 'fucek' ? Mana? Selama 23 tahun gue bernafas, gak pernah dengar tuh".
Dika terdiam sebentar sambil berfikir " Iya juga ya Cin, kan gak ada larangannya juga".
"Nah, udah sadar lo? Udahlah slow aja, daripada gue ceklok pake jempol kaki? Sopanan mana?" tanya Cinta.
"Iya, pake jari tengah aja Cin" sahut Dika.
"Thank you!" ucap suara perempuan dari mesin finger print tersebut.
"Assalamualaikum" salam Cinta, saat matanya tidak sengaja melihat Ibu Fatma. Selaku wakil kepala Laboratorium tersebut.
Ibu Fatma menoleh "Wa'alaikumsalam, pagi Cinta. Gimana? semangat untuk hari Senin ini?" tanyanya sambil membawa 1 mug gelas yang Cinta yakini berisi teh hijau hangat, kesukaan beliau.
Cinta menaruh ranselnya di loker "Semangat dong Bu!" sahutnya dengan semangat, meskipun di dalam hatinya terpaksa.
"Semangat itu boleh, tapi… udah sarapan belum?".
Cinta menyengir "Belum Bu, belum belanja bulanan hehe".
"Kamu nih kebiasaan, sarapan dulu sana. Ibu tadi ada beli bubur ayam untuk kalian".
"Alhamdulillah, Ibu Fatma pengertian banget sih? Pantas makin cantik wajahnya. Terimakasih ya Bu, hehehe".
Ibu Fatma terkekeh "Iyalah Ibu cantik, kan ibu perempuan. Lagian Ibu kasian sama kamu, gak ada yang ingetin makan soalnya, kan kamu jomblo" ejeknya.
Cintapun melengos "Si Ibu, suka banget buat saya ngedown. Gak apa-apa Bu jomblo, yang penting uang saya banyak".
Lagi-lagi ibu Fatma tertawa "Ya sudah sarapan sana, jam 8 kita udah kerja. Inget, baca do'a dulu" pesannya.
"Siap Ibu Fatma" sahut Cinta.
Cinta melangkahkan kakinya ke ruang pantry, di sana sudah ada Ajeng dan Dika yang asyik memakan bubur ayam.
"Eh, si jomblo dateng" sapa Ajeng.
"Single kali Jeng" sahut Dika.
Ajeng menatap Dika "Tapi kan artinya sama-sama sendiri!" sorak mereka serempak.
Cinta berdecak, namun ia masa bodoh dengan bullyan dari kedua sahabatnya tersebut.
"Inget, masih pagi. Pagi-pagi itu menebarkan kebaikan, jangan menebarkan kebullyan. Dapat karma lo berdua, baru tahu rasa".
Kedua sahabatnya terkekeh, Ajeng memberi 1 kotak steroform kepada Cinta. Cinta menerimanya lalu membukanya. Ia sudah tidak sabar untuk menyantap bubur ayam yang di jual di ujung jalan RS Medika.
"Biar lo semangat Cin" guman Dika sambil memakan buah kurma. Buah itu oleh-oleh dari Dokter Harianja saat beribadah umroh 2 hari kemarin.
"Gue selalu semangat kok".
"BTW, gimana? Di pos satpam ada titipan apalagi buat lo?" tanya Ajeng.
"Bouqet bunga" sahut Cinta dengan santai.
"Dari siapa? " tanya Ajeng dengan antusias.
"Dokter Fajar".
"Tuh kan!! Dia itu fix naksir berat sama lo! Ya ampun Cinta!!! Kenapa sih lo gantungin do'i?!" Ajeng sangat gemas dengan sahabatnya ini.
Cinta mengambil gelas yang berisi air mineral dan meminumnya, ia menoleh ke Ajeng "Gantungin? Sejak kapan?".
"Lo itu gak kasih penjelasan ke Dokter Fajar. Udah 3 bulan Cin, 3 bulan! Do'i ngejar elo!".
Cinta menganggukan kepalanya "Pertama, gue sama sekali gak ngerespon dia. Kedua, gue gak ada rasa sama dia. Ketiga, dia itu cuma penasaran sama gue. Keempat, gue cuma anggap dia teman sejawat. Kelima, lo bisa simpulin dari semua point yang gue sebutin" Cinta berdiri sambil mengambil kotak sterofom yang sudah kosong.
"Tapi… kenapa lo ambil bunga pemberian dia? Itu sama aja kali Cin, lo kasih dia harapan" ucap Dika sambil membasuh tangannya di wastafel.
"Kenapa? Ya karena gue selalu ingat apa kata Almarhumah Oma gue. Kalo ada orang ngasih sesuatu, kita harus terima. Mau bagus atau jelek, mau murah atau mahal. Kita harus menghargai pemberian dari orang itu. So… Gue masih tetap salah nih?" tanya Cinta menatap Ajeng dan Dika. Tanpa sepengetahuan kedua sahabatnya itu, Cinta selalu memberikan bunga kepada satpam Rumah Sakit tersebut.
"Iya sih, hak lo juga Cin. Cinta kan gak bisa di paksain" jawab Dika.
"Nah! Itu bodo!!" seru Cinta dengan cuek.
Dika berdecak "Pintar Cin, lo mah" protesnya.
Cinta terkekeh " Gue duluan yaw " pamitnya keluar dari ruang pantry.
"Tapi… Dokter Fajar itu kan idaman semua wanita. Gue aja yang udah nikah, kadang suka kesemsem sama auranya si Dokter Fajar. Sedangkan si Cinta malah cuek bebek, Dokter loh ini Ka" ucap Ajeng yang masih tidak paham dengan pemikiran Cinta.
"Sekali lagi Jeng, Cinta itu tidak bisa di paksakan. Mungkin aja Cinta punya alasan lain tentang penilaiannya sama Dokter Fajar. Kita kan gak ada yang tahu".
"Udah yuk, sampel udah nunggu" tegur Dika.
...🍃...
Hari Senin ini Cinta mendapat jadwal di bagian Urinalisa. Sedikit informasi, pemeriksaan urinalisa itu adalah urine pasien yang harus di periksa.
Apakah ada kelainan di dalam urine itu atau tidak. Sampelnya? Ya urine dari manusia (air seni) tau kan gimana joroknya? .
Iya, bagi orang lain di pandangan mereka, petugas laboratorium itu adalah pekerjaan yang jorok. Bermain dengan sampel-sampel, namun itulah tantangannya.
Jangan mencemooh perkerjaan mulia mereka, kalau tidak ada petugas laboratorium, Dokter tidak akan bisa menganalisa suatu penyakit seorang pasien.
Pasien hari senin sangat membeludak, kadang petugas Laboratorium masing-masing sibuk dengan tugas masing-masing.
Sampai pukul 4 sore, sampel terus berdatangan.
"Kak Cin, sampel terakhir. Habis itu tutup dagangan" ucap Lolli, junior Cinta di laboratorium. Cewek manis asal Bandung, fans garis keras Boyband BTS.
"Iya, thanks Lollipop" sahut Cinta, Lollipun terkekeh.
Cinta menerima Blanko terakhir, di bacanya kode di pot urine dan di kertas blanko.
Ia membaca nama pasien tersebut "Shila Anastasia, pemeriksaan HcG? Ah, nama Shila banyak" gumamnya.
Cinta berusaha positive thinking, karena nama pasien tersebut sama seperti dengan nama sahabatnya.
10 menit Cinta membersihkan area kerjanya hari ini, lalu ia melihat hasil dari Test HcG tersebut.
"Garis 2, pasti senang karena hamil" Cinta membawa blanko tersebut dan mengetik hasil di komputer, lalu di print.
"Ibu Ratna, hasil dari Shila Anastasia" ucap Cinta kepada Ibu Ratna.
"Oke, makasih ya Cin".
"Sama-sama Bu".
Cinta menghela nafas lega, hari Senin yang cukup membuatnya penat.
"Untung bagian Urinalisa, kalau bagian Hematologi sama Kimia Klinik, gempor kaki gue" ucapnya sambil menaruh jas Laboratorium ke dalan lemari khusus tenaga kesehatan.
...🍃...
Cinta sudah memasuki mobilnya, ia menaruh ransel di kursi samping kemudi. Tiba-tiba dering dari ponselnya berbunyi, Cinta segera mengambil ponselnya.
AW… Calling.
"Assalamualaikum" salam Cinta.
"Wa'alaikumsalam, Cin lo di menong?!!" pekik Aw.
Cinta menjauhkan ponselnya sedikit, telinganya sedikit nyeri karena ulah teriakan Aw.
"Baru mau pulang, kenapa?" .
"Cepetan lo ke apartemen Shila sekarang! ! Sekarang ya Cin!!".
"Ada apaan? Bukannya jadwal kita Rabu?".
"Aduh… Please … Please Cinta… Kalo orang kesehatan, bilangnya URGENT!! Terus kalo Wira bilang, CITO!!".
Cinta berdecak sebentar "Iya… Bentar lagi sampe".
"Oke! Di tunggu! Bye! Assalamualaikum!".
"Ck! Nih anak nelen toa di mana sih?" tanyanya dengan kesal. Cinta pun dengan segera melajukan kendaraannya ke Apartement Shila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments