Part 5 : Rencana Jahat

...Ini Erwin. Ganteng nggak wkwk

...

Jangan lupa komen dan support cerita ini. Ajak teman-teman kalian buat ikut baca biar bisa baper berjamaah.

Semakin rame semakin cepet update hehe..

***

Aku menggerutu di sepanjang perjalanan. Setelah membelikan rokok untuk Rustam di mini market.

Malam ini terlihat sangat gelap gulita. Tidak ada bulan ataupun bintang yang menghiasi angkasa. Gumpulan awan mendung sesekali terbelah oleh kilatan petir. Hembusan angin menyeruak, disertai gerimis rintik-rintik.

Aku buru-buru berlari mencari tempat berteduh. Sekujur tubuh merinding, melihat deretan pepohonan di pinggir jalan meliak-liuk tertiup angin yang sedikit kencang. Menggugurkan daun-daun.

Sial!

Harus berada dalam bahaya hanya untuk memenuhi kepentingan seseorang. Seseorang yang bahkan tidak peduli dengan dirinya.

Seorang pria yang kepalanya ditutupi oleh tudung jaket berlari menuju ke arahku.

Aku sedikit menggeser posisi ketika dia sudah sampai di sebelahku. Jantungku berdebar-debar kencang, mengingat bahwa kami di sini hanya berdua. Takut pria asing ini melakukan hal yang macam-macam.

Sementara hujan semakin deras mengguyur ibu kota. Jalanan aspal tampak basah berkilauan, air diselokkan mulai mengalir deras. Disertai kilatan petir yang menyambar-nyambar.

Aku merapatkan pelukan pada tubuhku yang mulai menggigil kedinginan. Percikan hujan yang tertiup angin membuat bajuku sedikit basah.

Diam-diam melirik ke arah pria di sebelahku yang terdiam. Wajahnya tidak terlihat, karena tertutupi tudung jaket hitam. Mirip seperti malaikat pencabut nyawa yang digambarkan oleh film-film cartoon di televisi.

Sreekkk!

Terdengar suara resleting jaket yang dibuka. Aku langsung terlonjak kaget setelah pria itu melapas jaket.

"Pak Erwin?" ucapku sambil mengerjap-ngerjapkan mata.

Pria tampan yang rambutnya sedikit berantakan itu tersenyum tipis, hingga kedua matanya menyipit.

Ketakutan dan kengerian yang sedari tadi mencengkram langsung musnah. Terganti dengan binar-binar kesyahduan di tengah hujan lebat. Terjebak berdua dengan pria tampan di tengah hujan adalah sebuah hal yang menyenangkan bukan?

Aku menunduk sambil menahan senyum. Menyembunyikan semburat merah yang mungkin sudah muncul di kedua pipi.

"Bapak kok kayak hantu sih. Muncul di mana-mana."

Pak Erwin terkekeh. "Aku selalu berada di dekatmu."

"Bapak bisa ngilang ya?" tanyaku pura-pura kesal.

"Haha ..."

"Dih, malah ketawa." Aku mendengkus.

"Lucu aja."

"Siapa yang lucu?" tanyaku.

"Saya dong. Kok lucu banget," jawab pak Erwin dengan suara bassnya.

"Lah, muji diri sendiri?"

"Iya. Kok bisa ya saya daritadi ngikutin kamu terus?"

Aku bergidik-gidik sebal. "Iya ih, nggak terhormat banget. Masak orang nomor satu di perusahaan Wijaya Group nguntitin bawahannya."

Pak Erwin terbahak sambil mengacak-acak rambutku. "Kamu lucu soalnya."

"Udah tau!" jawabku.

"Tapi saya juga lucu, karena mau-maunya ngikutin kamu." Pria itu kembali menatap ke depan. Melihat hujan.

"Berarti kita berdua sama-sama lucu ya, Pak?" Aku melirik ke arahnya.

"Mungkin," jawabnya.

"Cieee ...," godaku.

"Ciee, apanya?"

"Jodoh." Aku nyengir kuda.

Pak Erwin terbahak sambil mentoyor dahiku.

Aku langsung memberengut. "Jangan sambil mukul elah!"

"Hmm, ngomong-ngomong kenapa kamu malam-malam keluar?"

Aku memperlihatkan sebungkus rokok yang kugenggam. "Disuruh kakak ponakan beli rokok. Nyebelin banget nggak sih, Pak?"

"Kenapa pipi kamu tambah lebam?"  tanya pria berhidung mancung itu.

Aku terdiam.

"Apakah keluargamu sering melakukan kekerasan?" tanyanya dengan sorot curiga.

Aku menggeleng.

"Hmm, jujur saja."

"Kapan-kapan aku ceritakan, Pak." Ada sedikit jeda pada ucapanku. "Kalau kita udah nikah hehe..."

Pak Erwin tersenyum tipis. Hatiku langsung mencelus melihatnya.

"Ya," jawabnya dengan suara serak.

Aku langsung terbelalak. Kemudian menoleh ke arah pak Erwin dengan tatapan tak percaya.

"Nanti saya nikahin kamu, kalau saya lagi gabut."

Sial!

Pak Erwin terkekeh. Menyampirkan jaketnya ke kedua bahuku kemudian berlari menembus lebatnya hujan.

Aku menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal. "Dia beneran bosku apa cuma setan sih?"

Setelah beberapa detik kemudian, aku tersenyum. Mencium aroma khas dari jaket yang diberikan pak Erwin. Wangi!

***

Pagi-pagi saat akan berangkat kerja. Rustam, pria pengangguran yang sedang asyik menghisap rokok di depan teras tiba-tiba menghentikan langkahku.

"Kenapa?" tanyaku sedikit kesal.

"Mau berangkat kerja?"

"Iya lah, emangnya situ. Ngakunya anggota DPR tapi masih numpang," ucapku sewot.

Kak Rustam menghela napas kasar. "Aku ingin membantumu."

"Membantu apa?"

"Hmm, merebut semua hartamu dari papa mertuaku."

Aku menatap pria berumur 35 tahun itu dengan alis yang menukik.

"Kamu sekarang sudah cukup dewasa untuk meminta hakmu," jelas kak Rustam dengan wajah prihatin. "Harta dari mendiang orangtuamu melimpah ruah, tidak sepantasnya kamu bekerja sebagai babu di perusahaan orang."

Pria yang rahangnya ditumbuhi bulu-bulu tipis itu mengelus-ngelus bahuku. "Keluarga mertuaku memang sudah tak tahu diri dengan menguasai kekayaanmu."

"Dulu kamu masih bocah kecil yang tidak tahu apa-apa. Sekarang kamu sudah dewasa dan seharusnya kamu sudah paham dengan semuanya."

"Aku sudah paham, tapi tidak tahu harus minta bantuan ke siapa. Aku masih belum mengerti bagaimana mengusut kasus ini. Tidak ada yang peduli padaku sejak kecil."

Sudut bibir kak Rustam tersenyum miris. "Kau butuh bantuan orang dewasa."

"Anda sama liciknya dengan mereka!" desisku kesal.

"Hanya karena aku suka nyuruh-nyuruh?"

Aku terdiam.

"Zahra, sebagai mantan pejabat aku sangat mengayomi orang-orang lemah."

"Haha ...," Aku tertawa. "Lalu kenapa sekarang kamu lengser dari jabatan, jatuh miskin, sampai numpang di rumahku?"

Ekspresi kak Rustam berubah kesal. "Kau memang keras kepala, pantas saja tidak ada yang peduli padamu."

"Aku tidak pernah mendapat keadilan sejak kecil Tuan, bagaimana mungkin aku menghormatimu."

"Aku akan membantumu!" Rustam melotot kesal. Kehilangan kesabaran. "Akan aku carikan kamu pengacara yang handal. Lalu, kita usut kasus mereka ke pengadilan?"

"Lalu, setelah semuanya selesai. Dan, semua harta ini kembali ke tanganku. Bagaimana dengan nasibmu dan kak Sari istrimu."

"Itu terserahmu."

"Aku akan mengusir kalian juga dari sini."

"Ya, itu hakmu."

Hatiku melunak mendengar jawaban kak Rustam. Awalnya aku hanya ingin memastikan setulus apa dia ingin membantuku. Terlihat dari jawabannya, sepertinya dia tidak ingin mengharapkan upah sama sekali.

"Oke, bantu aku. Aku tidak akan menelantarkan kalian. Aku masih punya hati nurani."

Bibir kak Rustam tertarik sedikit. "Aku tidak butuh belas kasihan darimu, Zahra."

Aku mengerutkan dahi.

"Aku akan membantumu sampai kamu berhasil merebut hartamu dan menendang mereka keluar dari rumah ini. Tapi, aku punya satu syarat."

"Syarat?"

"Ya, bantu aku untuk membunuh bosmu. Erwin Zamzami."

Aku langsung terbelalak. "Apa urusannya dengan dia."

"Nanti kau akan tahu sendiri seberapa jahatnya dia."

Kenapa kak Rustam ingin membunuh pak Erwin?

Bersambung...

Hargai penulis dengan follow Instagram nurudin_fereira.

Terpopuler

Comments

Jeng Anna

Jeng Anna

Ganteng siihh cuman bosen sama oppa Koreyah nah beb

2022-10-15

0

Ryni Sutomo

Ryni Sutomo

makin seru thor lanjutkan

2022-09-22

0

Alya Yaya

Alya Yaya

wuaaah tambah seru nih

2022-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Bos Somplak
2 Part 2 : Benalu
3 Part 3 : Misterius
4 Part 4 : Keterlaluan
5 Part 5 : Rencana Jahat
6 Part 6 : Kencan Pertama
7 Part 7 : Lomba Selingkuh
8 Part 8 : Rencana Pembunuhan
9 Part 9 : Terjebak
10 Part 10 : Papa Di Mana?
11 Part 11 : Zahra Sekarat
12 Part 12 : Penyelamatan
13 Part 13 : Formulir Pendaftaran Menantu
14 Part 14 : Pernikahan
15 Part 15 : Suprise
16 Part 16 : Rela Jadi Istri Kedua
17 Part 17 : Bagaikan Permaisuri Kerajaan
18 Part 18 : Paman Pelit
19 Part 19 : Makan Besar
20 Part 20 : Dua Istri Liburan Bareng
21 Part 21 : Tertangkap Basah
22 Part 22 : Perjuangkan Viola
23 Part 23 : Perceraian
24 Part 24 : Pernikahan Mantan
25 Part 25 : Merebut Harta
26 Part 26 : Rumah Makan Selingkuh
27 Part 27 : Bangkrut Dunia Akhirat
28 Part 28 : Kedatangan Nissa Sabyan
29 Part 29 : Korban Penculikan
30 Part 30 : Berpisah Dengan Rena
31 Part 31 : Main Gila-Gilaan
32 Part 32 : Ketagihan
33 Part 33 : Rena diculik
34 Part 34 : Nggak Pengen Kayak Mama
35 Part 35 : Nyindir!
36 Part 36 : Menerjang Batas
37 Part 37 : Mata Keranjang
38 Part 38 : Tertangkap
39 Part 39 : Kecupanmu Menenangkan
40 Part 40 : Prestasi Mengerikan Erwin
41 Part 41 : Cinta Erwin
42 Part 42 : Saling Melindungi
43 Part 43 : Adu Cerdik Rustam VS Polisi
44 Part 44 : Rustam si Monster Berbahaya
45 Part 45 : Kena Prank Sahabat Lama
46 Part 46 : Kekonyolan Rena Saat Diculik
47 Part 47 : Zahra Nyidam
48 Part 48 : Terkena Umpan
49 Part 49 : OTW Beijeng
50 Part 50 : Jangan Lupa Kewajiban
51 Part 51 : Malapetaka
52 Part 52 : Penyergapan
53 Part 53 : Zahra Resah
54 Part 54 : Menelan Banyak Korban
55 Part 55 : Rustam dan Caramel
56 Part 56 : Titik Darah Penghabisan
57 Part 57 : Tegar
58 Part 58 : Perempuan Pilihan
59 Part 59 : Rindu
60 Part 60 : Suprise Dadakan
61 Part 61 : Acara Hitam Putih Trans7
62 Part 62 : Kabar Baik dan Kabar Buruk
63 Part 63 : Epilog
64 Ekstra Part
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Part 1 : Bos Somplak
2
Part 2 : Benalu
3
Part 3 : Misterius
4
Part 4 : Keterlaluan
5
Part 5 : Rencana Jahat
6
Part 6 : Kencan Pertama
7
Part 7 : Lomba Selingkuh
8
Part 8 : Rencana Pembunuhan
9
Part 9 : Terjebak
10
Part 10 : Papa Di Mana?
11
Part 11 : Zahra Sekarat
12
Part 12 : Penyelamatan
13
Part 13 : Formulir Pendaftaran Menantu
14
Part 14 : Pernikahan
15
Part 15 : Suprise
16
Part 16 : Rela Jadi Istri Kedua
17
Part 17 : Bagaikan Permaisuri Kerajaan
18
Part 18 : Paman Pelit
19
Part 19 : Makan Besar
20
Part 20 : Dua Istri Liburan Bareng
21
Part 21 : Tertangkap Basah
22
Part 22 : Perjuangkan Viola
23
Part 23 : Perceraian
24
Part 24 : Pernikahan Mantan
25
Part 25 : Merebut Harta
26
Part 26 : Rumah Makan Selingkuh
27
Part 27 : Bangkrut Dunia Akhirat
28
Part 28 : Kedatangan Nissa Sabyan
29
Part 29 : Korban Penculikan
30
Part 30 : Berpisah Dengan Rena
31
Part 31 : Main Gila-Gilaan
32
Part 32 : Ketagihan
33
Part 33 : Rena diculik
34
Part 34 : Nggak Pengen Kayak Mama
35
Part 35 : Nyindir!
36
Part 36 : Menerjang Batas
37
Part 37 : Mata Keranjang
38
Part 38 : Tertangkap
39
Part 39 : Kecupanmu Menenangkan
40
Part 40 : Prestasi Mengerikan Erwin
41
Part 41 : Cinta Erwin
42
Part 42 : Saling Melindungi
43
Part 43 : Adu Cerdik Rustam VS Polisi
44
Part 44 : Rustam si Monster Berbahaya
45
Part 45 : Kena Prank Sahabat Lama
46
Part 46 : Kekonyolan Rena Saat Diculik
47
Part 47 : Zahra Nyidam
48
Part 48 : Terkena Umpan
49
Part 49 : OTW Beijeng
50
Part 50 : Jangan Lupa Kewajiban
51
Part 51 : Malapetaka
52
Part 52 : Penyergapan
53
Part 53 : Zahra Resah
54
Part 54 : Menelan Banyak Korban
55
Part 55 : Rustam dan Caramel
56
Part 56 : Titik Darah Penghabisan
57
Part 57 : Tegar
58
Part 58 : Perempuan Pilihan
59
Part 59 : Rindu
60
Part 60 : Suprise Dadakan
61
Part 61 : Acara Hitam Putih Trans7
62
Part 62 : Kabar Baik dan Kabar Buruk
63
Part 63 : Epilog
64
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!