Part 2 : Benalu

"Kopinya, Pak!" ucapku sambil menunduk. Setelah sampai di ruangan pak Erwin.

"Taruh situ!" titahnya yang masih fokus bermain game online pada ponselnya. Bersender pada kursi busa dengan kedua kaki yang naik ke atas meja.

Ini CEO kok nggak ada serius-seriusnya kerja sih? Malah main game. Untung ganteng.

Begitulah kalau anak orang kaya. Nggak perlu pinter-pinter, lulus kuliah langsung meneruskan perusahaan papa. 

Aku tebak, Pak Erwin berangkat ke kantor cuma untuk formalitas. Semua pekerjaannya mungkin sudah dihandle oleh orang kepercayaan ayahnya. 

Atau mungkin, dia berangkat ke kantor niatnya cuma biar nggak disebut pengangguran sama tetangga-tetangganya.

Kelihatan banget kalau dia maniac game sama seperti anak-anak muda pengangguran zaman sekarang.

"Kenapa masih disitu?" tanyanya sambil melirik ke arahku sekilas.

Aku menunduk sambil *******-***** ujung kaosku. "Bapak nggak pengen lihat wajah saya?"

"Kenapa?"

"Biar jatuh cinta." Aku nyengir kuda.

Pak Erwin menggoyang-goyangkan sepatunya. "Ini, sepatuku dari tadi udah ngelihatin wajahmu."

Anjrott! Aku mengumpat dalam hati.

Dasar bos somplak!

***

"Kak Sari, kakakmu yang pertama, menikah dengan anggota DPR."

"Lalu, kakakmu yang kedua menikah dengan seorang pilot. Sementara kamu, malah milih jadi babu kayak gini."

"Memalukan, lulus sekolah kerjanya cuma jadi babu!" cibir pamanku sebelum menghisap sebatang rokok yang terselip di bibirnya.

Aku menatapnya dengan wajah malas. "Izinkan aku pergi kalau anda tidak suka saya seperti ini!"

"Enak saja! Kamu harus balas budi!" Pamanku menyemburkan asap ke udara, kemudian menyesap secangkir kopi yang berada di atas meja.

"Kalian yang seharusnya sadar diri, dan pergi dari rumah ini!" sindiriku telak.

Paman menggeram. Menyorotku dengan tatapan tajam. "Kami yang telah membesarkanmu hingga seperti ini, mana sopan santunmu terhadap orang tua?"

"Kalian di sini hanya numpang!" Aku membalas tatapannya dengan pelototan tajam. "Jadi, siapa yang nggak punya sopan?!"

Paman Aji adalah kakak dari almarhum ayah. Mereka sekeluarga pindah ke rumah ini setelah kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan tragis. Namun, mereka lupa siapa sebenarnya pemilik asli rumah ini.

Mereka seperti penjajah.

Sekumpulan keluarga aji mumpung yang memanfaatkan situati untuk menikmati kemewahan, dengan kedok mengurusi anak yatim sepertiku.

Padahal tujuan mereka jelas, untuk menguasai harta kedua orang tuaku.

Sejak kecil, aku sudah diperlakukan selayaknya seorang babu oleh keluarga ini. Pantas bukan, jika ucapanku terkesan melawan. Aku ingin pergi dari rumah ini, tapi sayangnya pria bengis itu tidak mengizinkan.

Pernah suatu ketika aku kabur dari rumah. Namun, orang itu membayar beberapa orang suruhan untuk menyeretku pulang.

Tentu saja, mereka tidak ingin aku pergi dari rumah ini. Karena seluruh harta yang sekarang mereka nikmati adalah hakku sepenuhnya sebagai ahli waris yang sah.

Mereka takut, kalau aku mengusut kasus ini ke jalur hukum. Keluarga paman Aji akan terusir, jadi gembel. Karena itu mereka mengawasi pergerakanku dengan ketat. Agar tidak macam-macam.

Sangat membosankan. Padahal aku hanya ingin hidup tenang.

Masa bodoh soal harta, tidak ada pentingnya sama sekali bagi hidupku. Aku sudah sangat tersiksa hidup dengan mereka yang sok baik di depan orang-orang, tapi menusuk dari belakang.

Aku hanya ingin pergi. Pergi ke pelukan bos Erwin contohnya.

"Udah lah, nggak usah banyak bacot. Aku capek, baru pulang kerja!"

"Dasar, nggak punya sopan santun!" bentak paman Aji.

"Aku tidak perlu berlaku baik di depan orang yang tidak pernah memanusiakan manusia!" Aku tersenyum miris.

"Jaga bicaramu di depan pamanmu!" Bi Susi datang dari arah dapur. "Biar bagaimanapun dia adalah orang yang sudah membesarkanmu!"

Aku tertawa hambar. "Apa yang kalian miliki adalah hartaku, tempat yang kalian tinggali juga sebenarnya milikku. Kalian di sini hanya seorang pecundang yang menari-nari di atas penderitaan tuannya!"

Plakk!!!

Bi Susi menamparku begitu keras. Membuat wajahku tertoleh ke samping.

Aku tersenyum miring.

Bugh!

Sebuah tendangan meluncur mulus ke pinggangku. Hingga membuat tubuh ini terhempas ke lantai.

Rasa nyeri langsung menyebar. Aku mendongak sambil menyingkarkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah. Kembali tersenyum manis, sebagai ucapan terimakasih atas perlakuan mereka.

Meski pinggangku rasanya sakit luar biasa.

"Ya, kalian hanyalah seorang pecundang yang menari-nari di atas penderitaan majikannya."

"Kurang ajar!" Paman Aji yang sudah tersulut emosi langsung menendangku berkali-kali. Dengan sekuat tenaga, sampai dia lelah.

Tidak mempedulikan aku yang tergolek lemah di atas lantai. Tak usah ditanya bagaimana sakitnya tendangan itu. Bahkan sekarang, seluruh tulang-tulang di tubuhku terasa remuk.

Namun aku hanya tertawa. Menertawakan kelakuan mereka. "Aku bisa saja melaporkan kalian ke polisi bajing*n! Aku bisa saja mengusir kalian dari rumah ini! Sayangnya, aku tidak tega dengan kalian yang sudah numpang bertahun-tahun di rumah ini!"

"Br*ngsek!" Paman Aji menendangku sekali lagi. Dengan dada yang naik-turun penuh amarah.

"Benalu tak tahu diri, yang tidak pernah menghargai siapa tuan rumahnya!"

Bi Susi yang sedari tadi terpanggang oleh api amarah mengambil sapu dan memukul-mukulkannya ke arahku.

Aku hanya bisa menangkisnya dengan tangan menyilang di depan wajah.

Aku menahan mati-matian agar tidak menangis. Air mataku terlalu mahal untuk mereka lihat.

Setelah itu keduanya pergi. Meninggalkanku yang meringis kesakitan setelah dianiaya oleh mereka.

Kakiku sulit sekali digerakkan. Terpaksa aku harus merangkak untuk menuju ke kamar.

***

"Kamu nggak pa-pa?" tanya Kevin yang merasa iba melihat lengan dan wajahku lebam-lebam.

"Udah biasa." Aku menyeruput jus jeruk di depanku.

"Sebaiknya kamu jangan aneh-aneh deh, di depan pamanmu. Biar bagaimanapun mereka adalah orang yang merawatmu sejak kecil," ucap Kevin menasihati.

"Aku sudah sering bilang kan, aku tidak berbuat kesalahanpun mereka tetap saja menganiayaku."

Kevin menghela napas. "Mungkin, kamu saja yang nggak mau menghargai mereka. Kamu kan keras kepala."

Brakk!

Aku menggebrak meja dengan keras. Hingga pengunjung lain yang ada di cafe itu menoleh ke arah kami.

"Kok bisa sih, kamu nggak pernah mau percaya sama apa yang aku omongin."

"Zahra, aku percaya!" Kevin memegang tanganku. "Tapi, aku cuma ingin merubah sikapku menjadi lebih baik. Tidak keras kepala seperti ini. Cobalah interopeksi diri agar tidak membuat pamanmu kecewa dan menganiaya kamu!"

"Br*ngsek!" umpatku. "Ucapanmu sudah menunjukkan bahwa kamu tidak mau percaya apa yang sudah aku bicarakan!"

Kevin terdiam.

"Aku di sini korban, Kevin!"

"Ya tapi," Kevin terdiam. "Kamu cuma numpang di rumah mereka, jadi kamu harus nurut dengan peraturan mereka."

Aku menggeram geregetan. Semua orang tahunya aku yang numpang di rumah paman. Padahal itu rumahku, rumah orang tuaku. Mereka yang numpang dan bertindak semena-mena.

Hufft! Kenapa sih tidak ada orang yang percaya kepadaku. Kenapa semua orang lebih percaya kepada keluarga itu.

Bersambung...

...Hargai penulis dengan follow Instagram nurudin_fereira...

Terpopuler

Comments

Che'Gamolz Aguz

Che'Gamolz Aguz

pengemis followers berkedok author

2022-02-04

0

Nimah mamah iQbal

Nimah mamah iQbal

aku gk pny instagram thoor jd gk bsa follow..

2022-02-03

0

Bidadarinya Sajum Esbelfik

Bidadarinya Sajum Esbelfik

haddeeeh. awalnya aqu ketawa kok bab 2 emosi 😁😤😤😡😡😡

2022-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Bos Somplak
2 Part 2 : Benalu
3 Part 3 : Misterius
4 Part 4 : Keterlaluan
5 Part 5 : Rencana Jahat
6 Part 6 : Kencan Pertama
7 Part 7 : Lomba Selingkuh
8 Part 8 : Rencana Pembunuhan
9 Part 9 : Terjebak
10 Part 10 : Papa Di Mana?
11 Part 11 : Zahra Sekarat
12 Part 12 : Penyelamatan
13 Part 13 : Formulir Pendaftaran Menantu
14 Part 14 : Pernikahan
15 Part 15 : Suprise
16 Part 16 : Rela Jadi Istri Kedua
17 Part 17 : Bagaikan Permaisuri Kerajaan
18 Part 18 : Paman Pelit
19 Part 19 : Makan Besar
20 Part 20 : Dua Istri Liburan Bareng
21 Part 21 : Tertangkap Basah
22 Part 22 : Perjuangkan Viola
23 Part 23 : Perceraian
24 Part 24 : Pernikahan Mantan
25 Part 25 : Merebut Harta
26 Part 26 : Rumah Makan Selingkuh
27 Part 27 : Bangkrut Dunia Akhirat
28 Part 28 : Kedatangan Nissa Sabyan
29 Part 29 : Korban Penculikan
30 Part 30 : Berpisah Dengan Rena
31 Part 31 : Main Gila-Gilaan
32 Part 32 : Ketagihan
33 Part 33 : Rena diculik
34 Part 34 : Nggak Pengen Kayak Mama
35 Part 35 : Nyindir!
36 Part 36 : Menerjang Batas
37 Part 37 : Mata Keranjang
38 Part 38 : Tertangkap
39 Part 39 : Kecupanmu Menenangkan
40 Part 40 : Prestasi Mengerikan Erwin
41 Part 41 : Cinta Erwin
42 Part 42 : Saling Melindungi
43 Part 43 : Adu Cerdik Rustam VS Polisi
44 Part 44 : Rustam si Monster Berbahaya
45 Part 45 : Kena Prank Sahabat Lama
46 Part 46 : Kekonyolan Rena Saat Diculik
47 Part 47 : Zahra Nyidam
48 Part 48 : Terkena Umpan
49 Part 49 : OTW Beijeng
50 Part 50 : Jangan Lupa Kewajiban
51 Part 51 : Malapetaka
52 Part 52 : Penyergapan
53 Part 53 : Zahra Resah
54 Part 54 : Menelan Banyak Korban
55 Part 55 : Rustam dan Caramel
56 Part 56 : Titik Darah Penghabisan
57 Part 57 : Tegar
58 Part 58 : Perempuan Pilihan
59 Part 59 : Rindu
60 Part 60 : Suprise Dadakan
61 Part 61 : Acara Hitam Putih Trans7
62 Part 62 : Kabar Baik dan Kabar Buruk
63 Part 63 : Epilog
64 Ekstra Part
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Part 1 : Bos Somplak
2
Part 2 : Benalu
3
Part 3 : Misterius
4
Part 4 : Keterlaluan
5
Part 5 : Rencana Jahat
6
Part 6 : Kencan Pertama
7
Part 7 : Lomba Selingkuh
8
Part 8 : Rencana Pembunuhan
9
Part 9 : Terjebak
10
Part 10 : Papa Di Mana?
11
Part 11 : Zahra Sekarat
12
Part 12 : Penyelamatan
13
Part 13 : Formulir Pendaftaran Menantu
14
Part 14 : Pernikahan
15
Part 15 : Suprise
16
Part 16 : Rela Jadi Istri Kedua
17
Part 17 : Bagaikan Permaisuri Kerajaan
18
Part 18 : Paman Pelit
19
Part 19 : Makan Besar
20
Part 20 : Dua Istri Liburan Bareng
21
Part 21 : Tertangkap Basah
22
Part 22 : Perjuangkan Viola
23
Part 23 : Perceraian
24
Part 24 : Pernikahan Mantan
25
Part 25 : Merebut Harta
26
Part 26 : Rumah Makan Selingkuh
27
Part 27 : Bangkrut Dunia Akhirat
28
Part 28 : Kedatangan Nissa Sabyan
29
Part 29 : Korban Penculikan
30
Part 30 : Berpisah Dengan Rena
31
Part 31 : Main Gila-Gilaan
32
Part 32 : Ketagihan
33
Part 33 : Rena diculik
34
Part 34 : Nggak Pengen Kayak Mama
35
Part 35 : Nyindir!
36
Part 36 : Menerjang Batas
37
Part 37 : Mata Keranjang
38
Part 38 : Tertangkap
39
Part 39 : Kecupanmu Menenangkan
40
Part 40 : Prestasi Mengerikan Erwin
41
Part 41 : Cinta Erwin
42
Part 42 : Saling Melindungi
43
Part 43 : Adu Cerdik Rustam VS Polisi
44
Part 44 : Rustam si Monster Berbahaya
45
Part 45 : Kena Prank Sahabat Lama
46
Part 46 : Kekonyolan Rena Saat Diculik
47
Part 47 : Zahra Nyidam
48
Part 48 : Terkena Umpan
49
Part 49 : OTW Beijeng
50
Part 50 : Jangan Lupa Kewajiban
51
Part 51 : Malapetaka
52
Part 52 : Penyergapan
53
Part 53 : Zahra Resah
54
Part 54 : Menelan Banyak Korban
55
Part 55 : Rustam dan Caramel
56
Part 56 : Titik Darah Penghabisan
57
Part 57 : Tegar
58
Part 58 : Perempuan Pilihan
59
Part 59 : Rindu
60
Part 60 : Suprise Dadakan
61
Part 61 : Acara Hitam Putih Trans7
62
Part 62 : Kabar Baik dan Kabar Buruk
63
Part 63 : Epilog
64
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!