Part 3 : Misterius

"Zahra, aku percaya!" Kevin memegang tanganku. "Tapi, aku cuma ingin merubah sikapku menjadi lebih baik. Tidak keras kepala seperti ini. Cobalah interopeksi diri agar tidak membuat pamanmu kecewa dan menganiaya kamu!"

"Br*ngsek!" umpatku. "Ucapanmu sudah menunjukkan bahwa kamu tidak mau percaya apa yang sudah aku bicarakan!"

Kevin terdiam.

"Aku di sini korban, Kevin!"

"Ya tapi," Kevin terdiam. "Kamu cuma numpang di rumah mereka, jadi kamu harus nurut dengan peraturan mereka."

Aku menggeram geregetan. Semua orang tahunya aku yang numpang di rumah paman. Padahal itu rumahku, rumah orang tuaku. Mereka yang numpang dan bertindak semena-mena.

Hufft! Kenapa sih tidak ada orang yang percaya kepadaku. Kenapa semua orang lebih percaya kepada keluarga itu.

Drrrttt ... Drrtttt ...

Kulirik ponsel Kevin yang berdering di atas meja. Cowok itu langsung bergegas mengangkat teleponnya.

"Hallo Nesa, ada apa?" tanya Kevin pada seseorang di seberang sana sambil melirik ke arahku.

Mereka berbincang-bincang beberapa menit, aku tidak ingin mendengarnya.

Menggigit spaghetti yang aku lilitkan pada garpu pelan-pelan.

"Ah iya, aku segera ke sana." Kevin mengakhiri panggilan.

Aku menghela napas kasar.

"Aku duluan ya, Nesa udah pulang kerja. Minta dijemput," ucap Kevin sambil berkemas-kemas.

Aku menaikkan sebelah alis. "Bisa nggak sih, kamu berhenti peduliin dia saat kita lagi jalan berdua?"

"Zahra, Nesa butuh bantuan!" Kevin memasang wajah memelas.

"Vin, pacar kamu itu aku. Bukan Nesa, kenapa sih kamu lebih mentingin dia daripada aku?" Aku menahan diri agar tidak emosi.

"Kita kan masih bisa jalan lagi besok." Kevin mengusap-usap bahuku.

Aku langsung menepis tangannya.

"Ya udah, aku duluan ya. Kamu bisa pulang pakai taksi." Kevin beranjak dari duduk. Mengeluarkan beberapa lembar uang yang ia taruh di atas meja.

Mengecup pipiku sekilas, kemudian melenggang pergi.

Aku memejamkan mata sambil menelan ludah. Menikmati rasa sakit yang menjalar ke ulu hati. Melihat kekasih hati lebih peduli pada orang lain daripada pacarnya sendiri.

Lama-lama aku jadi curiga. Hubungan Kevin dan Nesa sepertinya lebih dari sekedar teman.

Aku yang sedang rapuh butuh sandaran, tidak ia pedulikan.

Huff, Ya Tuhan pada siapa aku harus berkeluh kesah. Tidak ada orang yang peduli kepadaku.

Aku sudah sangat lelah menghadapi kenyataan hidup. Itulah sebabnya aku memilih pasrah di dzolimi oleh keluarga pamanku. Karena tidak ada orang yang mau membelaku.

Setelah berdiam diri cukup lama. Tanpa melakukan apapun. Aku akhirnya memutuskan untuk pulang.

Tubuh lebam yang tertupi oleh kemeja kotak-kotak terasa sakit ketika digerakkan. Seharusnya sebagai seorang pacar, Kevin merasa prihatin.

Namun, responnya terkesan biasa saja dan justru malah mementingkan kepentingan Nesa.

Kevin begitu khawatir ketika sahabatnya, Nesa, pulang kerja sendirian, tapi dia tega sekali membiarkan pacarnya pulang sendirian dengan tubuh lebam-lebam.

Aku menuju ke kasir untuk membayar makanan yang sudah kami pesan.

"Pesen apa aja mbak?" tanya mas-mas penjaga kasir.

Deg.

Aku membulatkan mata. "B-bos Erwin?"

Pak Erwin tersenyum manis.

"Kok, Pak Erwin jadi tukang kasir di sini?" tanyaku sambil menelan ludah.

"Khusus kamu yang beli, aku jadi penjualnya."

Aku menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal. "Gimana sih Pak, direktur utama Wijaya grup malah jadi tukang kasir di sini?"

"Kamu yang gimana. Istri direktur utama Wijaya Grup malah beli makanan paling murah di sini."

Aku menunduk saat pak Erwin menyebutku istri direktur utama. Pipiku pasti sudah memerah sekarang.

"Yaudah, total berapa Pak?"

"Hmm, tiga juta."

"APA?!" Aku langsung melotot."Tiga juta?!"

Pak Erwin manggut-manggut, sambil menyeringai lebar.

"Mahal amat sih?"

"Nggak mampu bayar?" tanya Pak Erwin sambil menaikkan sebelah alis.

Uh, seksi sekali suaranya.

"Bapak jangan becanda deh!" Aku mengerucutkan bibir. Menyibak beberapa helai rambut yang menutupi wajah. "Harganya satu porsi cuma 12 ribu, elah!"

"Khusus kamu 3 juta."

"Parah, gajiku jadi office girl di perusahaanmu aja nggak sampai segitu." Aku memutar bola mata malas.

Pak Erwin melipat kedua tangan di depan dada. "Hmm."

"Ah, Pak, jangan becanda dong, aku pengen cepat-cepat pulang nih."

"Bayar tagihan 3 juta dulu, baru pulang."

"Gila, cuma beli 2 porsi spaghetti habisnya 3 juta."

"Terserah, kalau belum bayar nggak boleh pulang."

Aku tersenyum licik. "Tidur di sini sama bapak?"

"Berdiri di sini sampai pagi."

"Hufft, tau ah, ini aku bayar sesuai dengan harga yang ada di banner." Aku meletakkan selembar uang 50 ribu di meja kasir.

Pak Erwin membuangnya ke tong sampah.

"Pak! Gimana sih?!"

"Tiga juta."

"Aku nggak bawa uang segitu!" Aku bergidik sebal.

"Berarti nggak mampu bayar?"

"Iya lah!" jawabku sewot, membuang pandangan ke arah lain.

"Yaudah, dibayar cium aja."

Aku terbelalak. "Ha? Cium?"

Pak Erwin menjawabnya dengan menyunggingkan seulas senyum.

"Nggak salah apa?" Aku mengerjap-ngerjap.

Pak Erwin sedikit merunduk, mendekatkan wajahnya agar sejajar dengan wajahku. Pipiku langsung bersemu merah.

"Tiga juta kalau nggak mampu bayar, cium!"

"Beneran ih, Pak!" Aku salah tingkah. Melihat hidung bangir, rahang yang tegas, dan iris mata coklat keemasannya dari jarak yang sangat dekat itu.

"Cepet, keburu ada yang lihat."

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, setelah di rasa aman aku langsung menyosor wajah pak Erwin.

Cup!

Sebelum aku mencium wajahnya, Pak Erwin buru-buru mencapit bibirku dengan jari tangannya.

Beliau kembali tersenyum. "Tiga juta, segitu bayaran yang pantas untuk pacarmu saat ingin menciummu."

Aku terbelalak.

"Jaga kehormatanmu baik-baik. Jika pacarmu ingin menciummu sembarangan, pacarmu harus bayar tiga juta. Bukan 50 ribu."

Sindiran keras.

***

Aku menunggu kedatangan taksi online pesananku di tepi jalan. Sudah beberapa menit berlalu, tapi taksi onlinenya tak kunjung datang.

Tubuhku seperti remuk. Rasanya pengen cepat-cepat pulang dan merebahkan diri di kasur empuk.

Tin!

Aku mendongak saat melihat mobil BMW hitam berhenti di depanku.

Kaca jendela mobil perlahan terbuka separuh. Menampilkan sosok sopir yang memakai topi, tidak terlalu jelas bagaimana wajahhya karena ia memakai pakaian serba hitam di suasana yang begitu gelap.

Aku hanya terpukau, kenapa mobilnya keren sekali. Untuk seukuran taksi online.

"Mbak Zahra ya?"

Aku mengangguk. "Iya, Mas."

"Ya udah masuk!"

Aku langsung melangkah mengitari mobil. Kemudian duduk di kursi yang berada di sebelah sang sopir.

Setelah duduk dan mengenakan sabuk pengaman. Aku terkejut bukan kepalang, melihat sang sopir yang melepas topinya.

Dengan pencahayaan yang temaram di dalam mobil, aku bisa melihat sudut bibir pria itu yang tersungging.

Aku menyalakan senter yang ada di ponsel untuk membunuh rasa penasaranku. Pria itu menyipitkan mata, saat senter dari ponselku menyorot wajahnya.

"Pak Erwin?"

"Kok, bapak ada di mana-mana sih?"

Bersambung...

...Hargai penulis dengan follow Instagram nurudin_fereira ya 🙏...

Terpopuler

Comments

susi

susi

wkwkwkwkwk...awas hantu gentayangan 🤣🤣😂

2022-10-25

0

Ryni Sutomo

Ryni Sutomo

gkgkgkgk lucu suka deh

2022-09-22

0

Nimah mamah iQbal

Nimah mamah iQbal

kaya nya aku familiar bngt sama nama author nya nih..krna aku prnh baca karya ny di aplk oranye..

2022-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Bos Somplak
2 Part 2 : Benalu
3 Part 3 : Misterius
4 Part 4 : Keterlaluan
5 Part 5 : Rencana Jahat
6 Part 6 : Kencan Pertama
7 Part 7 : Lomba Selingkuh
8 Part 8 : Rencana Pembunuhan
9 Part 9 : Terjebak
10 Part 10 : Papa Di Mana?
11 Part 11 : Zahra Sekarat
12 Part 12 : Penyelamatan
13 Part 13 : Formulir Pendaftaran Menantu
14 Part 14 : Pernikahan
15 Part 15 : Suprise
16 Part 16 : Rela Jadi Istri Kedua
17 Part 17 : Bagaikan Permaisuri Kerajaan
18 Part 18 : Paman Pelit
19 Part 19 : Makan Besar
20 Part 20 : Dua Istri Liburan Bareng
21 Part 21 : Tertangkap Basah
22 Part 22 : Perjuangkan Viola
23 Part 23 : Perceraian
24 Part 24 : Pernikahan Mantan
25 Part 25 : Merebut Harta
26 Part 26 : Rumah Makan Selingkuh
27 Part 27 : Bangkrut Dunia Akhirat
28 Part 28 : Kedatangan Nissa Sabyan
29 Part 29 : Korban Penculikan
30 Part 30 : Berpisah Dengan Rena
31 Part 31 : Main Gila-Gilaan
32 Part 32 : Ketagihan
33 Part 33 : Rena diculik
34 Part 34 : Nggak Pengen Kayak Mama
35 Part 35 : Nyindir!
36 Part 36 : Menerjang Batas
37 Part 37 : Mata Keranjang
38 Part 38 : Tertangkap
39 Part 39 : Kecupanmu Menenangkan
40 Part 40 : Prestasi Mengerikan Erwin
41 Part 41 : Cinta Erwin
42 Part 42 : Saling Melindungi
43 Part 43 : Adu Cerdik Rustam VS Polisi
44 Part 44 : Rustam si Monster Berbahaya
45 Part 45 : Kena Prank Sahabat Lama
46 Part 46 : Kekonyolan Rena Saat Diculik
47 Part 47 : Zahra Nyidam
48 Part 48 : Terkena Umpan
49 Part 49 : OTW Beijeng
50 Part 50 : Jangan Lupa Kewajiban
51 Part 51 : Malapetaka
52 Part 52 : Penyergapan
53 Part 53 : Zahra Resah
54 Part 54 : Menelan Banyak Korban
55 Part 55 : Rustam dan Caramel
56 Part 56 : Titik Darah Penghabisan
57 Part 57 : Tegar
58 Part 58 : Perempuan Pilihan
59 Part 59 : Rindu
60 Part 60 : Suprise Dadakan
61 Part 61 : Acara Hitam Putih Trans7
62 Part 62 : Kabar Baik dan Kabar Buruk
63 Part 63 : Epilog
64 Ekstra Part
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Part 1 : Bos Somplak
2
Part 2 : Benalu
3
Part 3 : Misterius
4
Part 4 : Keterlaluan
5
Part 5 : Rencana Jahat
6
Part 6 : Kencan Pertama
7
Part 7 : Lomba Selingkuh
8
Part 8 : Rencana Pembunuhan
9
Part 9 : Terjebak
10
Part 10 : Papa Di Mana?
11
Part 11 : Zahra Sekarat
12
Part 12 : Penyelamatan
13
Part 13 : Formulir Pendaftaran Menantu
14
Part 14 : Pernikahan
15
Part 15 : Suprise
16
Part 16 : Rela Jadi Istri Kedua
17
Part 17 : Bagaikan Permaisuri Kerajaan
18
Part 18 : Paman Pelit
19
Part 19 : Makan Besar
20
Part 20 : Dua Istri Liburan Bareng
21
Part 21 : Tertangkap Basah
22
Part 22 : Perjuangkan Viola
23
Part 23 : Perceraian
24
Part 24 : Pernikahan Mantan
25
Part 25 : Merebut Harta
26
Part 26 : Rumah Makan Selingkuh
27
Part 27 : Bangkrut Dunia Akhirat
28
Part 28 : Kedatangan Nissa Sabyan
29
Part 29 : Korban Penculikan
30
Part 30 : Berpisah Dengan Rena
31
Part 31 : Main Gila-Gilaan
32
Part 32 : Ketagihan
33
Part 33 : Rena diculik
34
Part 34 : Nggak Pengen Kayak Mama
35
Part 35 : Nyindir!
36
Part 36 : Menerjang Batas
37
Part 37 : Mata Keranjang
38
Part 38 : Tertangkap
39
Part 39 : Kecupanmu Menenangkan
40
Part 40 : Prestasi Mengerikan Erwin
41
Part 41 : Cinta Erwin
42
Part 42 : Saling Melindungi
43
Part 43 : Adu Cerdik Rustam VS Polisi
44
Part 44 : Rustam si Monster Berbahaya
45
Part 45 : Kena Prank Sahabat Lama
46
Part 46 : Kekonyolan Rena Saat Diculik
47
Part 47 : Zahra Nyidam
48
Part 48 : Terkena Umpan
49
Part 49 : OTW Beijeng
50
Part 50 : Jangan Lupa Kewajiban
51
Part 51 : Malapetaka
52
Part 52 : Penyergapan
53
Part 53 : Zahra Resah
54
Part 54 : Menelan Banyak Korban
55
Part 55 : Rustam dan Caramel
56
Part 56 : Titik Darah Penghabisan
57
Part 57 : Tegar
58
Part 58 : Perempuan Pilihan
59
Part 59 : Rindu
60
Part 60 : Suprise Dadakan
61
Part 61 : Acara Hitam Putih Trans7
62
Part 62 : Kabar Baik dan Kabar Buruk
63
Part 63 : Epilog
64
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!