Beverly berjalan dengan tergesa menuju ruang guru. Ia lupa mengambilkan buku tugas teman-temannya. Sebagai ketua kelas Beverly bertugas memberikan kembali buku latihan yang telah dinilai guru. Beverly berlari kecil menuju ruang guru.
Brruukkk.
Dia menabrak suatu benda keras dan mengakibatkan tubuhnya terjatuh.
"Apa Lo nggak punya mata."
Beverly menengadahkan kepala memandangi asal suara. Matanya melotot melihat sesosok cowok yang sangat tampan.
Belum lagi rasa kegetnya hilang, cowok itu telah pergi meninggalkan Beverly sendirian tanpa ada niat menolongnya berdiri.
"Sialan, sombong benar tuh cowok. Untung aja ganteng." Beverly mengomel sendiri. Tanpa ia sadari guru olah raga berdiri disampingnya.
"Kamu mengumpat siapa? Kenapa kamu duduk di lantai? ucap Pak Samsul guru olah raga itu.
Mendengar suara yang tak asing itu, Beverly berdiri. Ia memberikan senyum termanisnya pada guru olah raga yang statusnya perjaka tua.
"Bapak ... apa kabar? Semoga hati Bapak secerah pagi ini." Beverly memberikan senyum manisnya.
"Kamu ... kenapa Bapak tak bisa marah jika telah melihat senyummu, ya?"
"Karena senyum saya begitu manjanya," ucap Beverly.
"Udah, kamu mau apa. Kenapa duduk di lantai? Masih banyak kursi."
"Enakan duduk di lantai, Pak. Lebih merakyat."
"Ngeles aja.Bapak pergi dulu, mau ngajar." Bapak Samsul berjalan meninggalkan Beverly.
"Selamat mengajar, Pak. Semoga hari Bapak menyenangkan." Bapak Samsul tersenyum mendengar ucapan Beverly.
Beverly mengetuk dan mengucapkan salam di depan ruang guru sebelum masuk. Ia membuka pintu setelah mendengar jawaban salam.
"Selamat pagi Bapak, Ibu."
"Selamat Pagi Beverly. Ada perlu apa?"
"Permisi, Bu. Mau ambil buku latihan."
"Silakan ...."
Beverly mengambil buku latihan matematika dan segera pergi meninggalkan ruang guru itu.
Sesampainya di kelas, guru meminta Beverly memberikan satu persatu ke meja teman-temannya.
Sampai di meja samping tempat duduknya Beverly kaget melihat cowok yang tadi ditabraknya ada di sana.
"Kenapa ...? Tak pernah lihat cowok ganteng," ucap cowok itu sedikit keras membuat seisi kelas tertawa.
"Kamu kenapa duduk di sini?"
"Tanyakan sama guru, jangan denganku."
"Sombong amat," gerutu Beverly sambil berjalan kembali memberikan buku latihan matematika ke meja teman-temannya.
Setelah semua diberikan, ia kembali ke bangku tempat duduknya. Beverly mengikuti pelajaran seperti biasanya, hingga bel istirahat berbunyi.
Dimas berjalan mendekati Beverly, mengajaknya ke kantin seperti biasanya. Hari ini Catherine tidak masuk sekolah karena ada acara keluarganya.
"Hei, Keenan.Masih ingat aku." Dimas menyapa siswa baru yeng ternyata bernama Keenan.
"Dimas ...." ucapnya.
"Ya, ternyata kamu masih ingat. Aku kira udah lupa." Dimas menjabat tangan Keenan.
"Kamu mau ikut ke kantin," ajak Dimas lagi.
"Boleh ...."
"Bie, ayo ke kantin. Nanti keburu rame banget."
"Aku bawa bekal."
"Buat nanti aja." Dimas menarik tangan Beverly.
Sebenarnya Beverly tidak enak hati setiap hari selama dua tahun lebih persahabatan mereka Dimas dan Catherine yang selalu membayarkan jajanan yang dimakan Beverly.
Ia sering menolak saat diajak ke kantin. Tapi Dimas dan Catherine selalu mengancam tidak akan mau bersahabat lagi jika Beverly menolak.
Bersama Keenan mereka bertiga menuju kantin. Ketika memasuki kantin banyak mata memandang ke arah mereka. Keenan yang sangat tampan menarik perhatian mereka.
Dimas memesan tiga mangkuk bakso. Keenan tadi mengatakan terserah Dimas pesan apa, ia ngikut saja.
Ketika makan mata Beverly diam-diam memperhatikan Keenan. Cowok itu menyadari jika Beverly terus mencuri pandang padanya.
"Di mangkuk bakso Lo ada kecoak," ucap Keenan. Ia ingin mengerjain Beverly.
Mendengar kata kecoa, Beverly langsung berdiri dan berteriak. Tanpa sengaja ia menyentuh bakso dan tumpah membasahi roknya.
" Aww ... panas. Mana kecoanya?" ucap Beverly panik.
"Nggak tau, mungkin di tong sampah," ucap Keenan tanpa rasa bersalah.
"Kamu ya ...." ucap Beverly geram.
Dimas yang melihat rok Beverly basah karena kuah bakso menjadi kuatir.
"Kaki Lo tak apa?" ucap Dimas dengan penuh kuatir.
"Nggak apa, kuah baksonya udah nggak panas lagi."
"Tapi rok Lo basah."
"Kalian pacaran?" tanya Keenan.
"Bukan urusan kamu," ucap Beverly dan berlalu meninggalkan kantin menuju kamar mandi untuk membersihkan roknya.
Sepulang sekolah Dimas mengantar Beverly pulang. Dari kejauhan tampak Keenan memperhatikan.
Gadis itu sangat menarik. Entah pesona apa yang ada pada dirinya. Dari awal bertemu tadi hatiku berkata, ingin mengenalnya lebih dekat lagi.
...................
Keesokan harinya Catherine telah kembali ke sekolah. Ia datang sendiri, sengaja tak meminta Dimas menjemputnya.
Keenan yang masuk ke kelas dan menuju bangku tempat ia duduk menarik perhatian Catherine. Ia memandangi Keenan hingga ia duduk di sebelah bangku Beverly.
"Lo kenapa? Sampai ngences gitu lihat gue," ujar Keenan, membuat Catherine malu dan memalingkan wajahnya. Ia menghapus sudut bibirnya.
Sialan, gue kira emang benaran ngences tadi. Tapi cowok itu emang tampan banget.
Beverly dan Dimas masuk ke kelas sambil tertawa. Entah apa yang mereka obrolkan.
"Hai, Sayangku. Udah masuk ...." ucap Beverly begitu melihat Catherine. Ia memeluk sahabatnya itu. Catherine mengajak Beverly duduk didekatnya.
"Siapa nama siswa baru itu," bisiknya.
"Keenan, kenapa?" bisik Beverly lagi.
"Ganteng bet," ucapnya sambil tersenyum.
"Gue kira ada apa? Takutnya ia ngerjain Lo."
Beverly kembali ke meja tempat duduknya. Pelajaran akan di mulai. Guru mata pelajaran Fisika telah masuk ke kelas.
Selama pelajaran berlangsung hanya Beverly yang bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan guru.
Keenan selalu mencuri pandang setiap Beverly menjelaskan apa yang ditanyakan guru. Tampak kekaguman dari pandangan matanya.
........
Hari-hari berlalu tidak terasa telah satu bulan Keenan menjadi siswa baru di sekolah itu. Hubungan mereka sudah semakin dekat. Saat antara Keenan, Beverly, Dimas dan Catherine sudah menjadi sahabat. Kemanapun selalu bersama.
Hingga suatu sore Keenan datang ke panti asuhan sendirian. Ia ingin mengajak Beverly jalan-jalan.
"Selamat sore, Bunda. Aku boleh bertemu Beverly." Keenan menyalami tangan Bunda.
"Tentu saja boleh. Duduklah. Biar Bunda panggilkan."
Bunda memanggil Beverly dan mengatakan jika Keenan ingin bertemu. Beverly langsung menemui Keenan tanpa menyadari pakaian yang ia kenakan, hanya memakai kaos gombrong dan celana hotpants yang panjangnya hanya sejengkal.
Beverly tampak seksi dengan pakaiannya itu. Keenan memandang tanpa kedip.
"Ada apa, tumben Lo datang sendiri." Beverly masih belum menyadari pakaiannya. Kaos gombrong itu menutupi celana pendeknya seolah ia hanya memakai kaos saja.
"Lo cantik dan seksi kalau pakai baju kayak ini," gumam Keenan. Beverly memandangi tubuhnya dan baru menyadari pakaiannya. Ia mengambil bantal kursi dan menutupi pahanya yang tadi terekspos.
"Lo mau apa? Jangan berpikir mesum,ya."
"Mau ajak Lo jalan. Kalau gue berpikiran mesum melihat cewek seksi itu tandanya gue masih normal."
"Jalan kemana?"
"Nonton ,tapi berdua saja."
"Lo traktir ...."
"Apa aja yang Lo minta gue bayar."
"Sombong amat. Gue minta izin bunda dulu. Setelah itu mandi. Lo mau menunggu."
"Oke, demi Lo gue rela menunggu."
"Gombal banget."
Beverly masuk ke dalam ruang di mana Bunda berada meninggalkan Keenan sendiri.
Bersambung.
*****************
Terima kasih
Visual
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Pisces97
alay percakapan Kenan sama Beverly
masih suka Yasmin dan Daniel natural banget
terkesan daniel yang bucin abis 🤭😂😂
2024-02-29
0
Rina S
tdk cocok visual nya, ke Korea sekali
2023-04-29
1
Kylinee Nara
bohongnya jelas bngt, bilang aja pen liat lagi
2023-04-11
0