Anton dan Loren

Di jam makan siang, Loren masuk ke dalam ruangan Anton. Semua karyawan tahu kalau Loren sedang menjalin kasih dengan sang CEO, jadi tidak ada karyawan yang heran jika Loren keluar masuk ruangan sang CEO sesuka hatinya.

Seperti biasanya, Loren selalu membawa bekal makan siang untuk dirinya dan Anton. Ia dengan teliti mulai membuka bekal itu dan ia sodorkan di depan Anton. Sedangkan Anton menatap Loren dengan tatapan kasian. Loren yang menyadari tatapan itu pun segera menegurnya.

"Ada yang aneh ya di wajahku, sampai-sampai kamu melihatku gak berkedip?" Tanya Loren tersenyum.

"Habisnya kamu cantik, baik dan perhatian lagi! Aku merasa beruntung mempunyai kekasih sepertimu." Jawab Anton memuji.

Loren pun tersipu malu atas pujian yang terlontar dari sang kekasih. Tapi Loren menyadari kalau sikap Anton tidak seperti biasanya. Dari ekspresinya ia tersenyum tapi dari sorot matanya seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Hal itu pun membuat Loren mengerutkan dahinya, karena merasa heran.

Setelah selesai makan, Anton mulai bercerita tentang masalahnya yang akan segera menikahi Dinda, yang tak lain dan tak bukan adalah adiknya sendiri. Loren tahu kalau Dinda bukan adik kandungnya, karena sebelumnya Anton pernah bercerita tentang Dinda dan masa lalunya.

Bak di sambar petir di siang bolong, Loren seketika menangis mendengar perkataan Anton yang tiba-tiba akan segera menikah dengan adiknya sendiri. Dadanya terasa sesak tidak bisa berkata apa-apa. Yang membuat Loren semakin sakit, ia sudah memberitahu kepada orangtuanya bahwa Anton akan melamarnya tahun depan.

"Oren, walaupun aku menikah dengan Dinda, tetapi kita tidak akan melakukan sesuatu sebagai suami istri. Kamu yang sabar, nanti kalau waktunya sudah tepat, aku akan segera menikahi mu. Tapi untuk sekarang aku harus jaga hati nenek. Aku mohon kamu bisa mengerti." Kata Anton menjelaskan.

"Tapi tetap saja kamu sudah menikah dengan orang lain. Semua orang akan tahu kalau kamu menikah." Sahut Loren sambil menangis sesenggukan.

"Kita tidak mengundang orang banyak Ren, hanya penghulu dan saksi saja. Jadi orang kantor pun gak ada yang tahu." Imbuh Anton menjelaskan.

Kemudian Anton memeluk Loren yang masih menangis sesenggukan. Karena jam istirahat selesai, Loren pun segera pergi ke toilet yang ada ruangan Anton. Ia membasuh mukanya dan memakai make-up, agar karyawan yang lain tidak menyadari kalau dia habis nangis.

"Aku mau kita putus!" Ucap Loren yang baru saja keluar dari toilet.

"Enggak! Aku gak mau putus sama kamu. Aku pastikan tidak akan terjadi sesuatu antara aku dan Dinda. Aku mohon kamu jangan tinggalkan aku." Pinta Anton memohon.

Loren tidak mendengarkan perkataan Anton. Dia langsung pergi meninggalkan ruangan tanpa memperdulikan Anton yang saat itu sedang memohon.

Merasa usahanya gagal, Anton pun berdiri sambil menghela napas panjang. Ia tak ingin kehilangan wanita yang sangat ia cintai. Menurutnya, hanya Loren lah yang bisa mengerti dan perhatian kepada dirinya. Walaupun dirinya cuek, tetapi Loren mengerti Bakan hal itu.

*****

Waktu pulang kerja, Anton menunggu Loren di depan kantor. Ketika Loren keluar dari gedung, ia berpura-pura tidak melihat Anton. Loren berjalan melewati Anton yang berdiri di samping mobilnya. Karena Loren tidak berhenti, Anton pun menarik tangannya dan memaksanya untuk masuk ke mobil.

Hal itu membuat karyawan lain berfikir kalau Anton dan Loren sedang berantem. Kebetulan sore itu banyak karyawan yang melintas untuk pulang. Karena tidak mau menjadi bahan pergosipan, Loren pun hanya bisa diam duduk di jok depan. Biasanya Loren memang selalu di antar Anton pulang, karena arah rumah mereka yang sama.

"Apa kamu tidak dengar, kalau aku mau kita putus!" Tekan Loren.

"Tidak! aku tidak mau kita putus. Titik!" Sahut Anton sambil menyetir.

Loren yang paham dengan sifat Anton pun hanya bisa diam. Karena percuma saja dia mengatakan beribu-ribu kali, kalau Anton sudah bilang tidak itu artinya tidak akan pernah terjadi.

Sore itu Anton mengajak Loren pergi ke sebuah restoran untuk menemui Dinda. Sebenarnya, Anton meminta bantuan kepada Dinda untuk menjelaskan kepada Loren, agar Loren mengerti dan tidak memutuskan hubungan dengan Anton.

Sesampainya mereka di restoran, Dinda terlebih dahulu sampai di sana. Ia duduk di sudut restoran seorang diri sambil meminum jus jeruk yang ia pesan. Dengan raut wajah kesal, Loren mengikuti langkah Anton memasuki restoran tersebut.

"Eh kak Loren, Apa kabar?" Sapa Dinda dengan mengulurkan tangannya.

"Kabarku baik, kamu sendiri bagaimana?" Sahut Loren berjabat tangan dengan Dinda.

Sebelum membicarakan hal serius, mereka terlebih dahulu memesan makanan. Dinda bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Ia nampak ceria seperti biasanya dan dia dengan bersemangat memesan makanan kesukaannya.

Setelah mereka selesai makan. Anton mulai melirik ke arah Dinda dan menendang kakinya. Memberi isyarat agar memulai membicarakan tentang pernikahan mereka.

Ah!

Dinda tampak menahan rasa sakit karena Anton menendangnya pas di jempol kakinya yang sedang bengkak. Hal itu membuat Dinda memelototi Anton dengan kesal.

"Maaf kak Oren, pasti kak Oren sudah dengar dari kak Anton soal pernikahanku dengannya kan? Aku sebenarnya aku hanya ingin menjelaskan bahwa, pernikahan kami ini hanya keinginan nenek dan bukan keinginan kami. Aku harap kak Oren jangan berpisah dengan kak Anton. Karena pernikahan ini tidak akan menghasilkan apa-apa. Kak Oren bersabar dulu, tunggu situasi membaik, nanti Kak Anton pasti akan menikahi kak Oren." Kata Dinda menjelaskan panjang lebar kali tinggi.

"Tapi tetap saja kalian menikah dan harus bersikap selayaknya orang menikah." Sahut Loren bersedih.

"Kak Oren jangan khawatir, aku pastikan tidak akan terjadi apa-apa. Lagian aku dan kak Anton sudah seperti saudara kandung, tidak mungkin kita melakukan hal-hal yang aneh." Imbuh Dinda menjelaskan.

Akhirnya, setelah menjelaskan panjang lebar kali tinggi, Loren pun bisa menerima penjelasan dari Dinda. Dan dia tidak akan memutuskan hubungannya dengan Anton. Tapi tetap saja ada kecemasan di hati Loren, mengingat mereka berdua tinggal bersama neneknya. Itu artinya mereka akan lebih sering berakting menjadi suami istri.

Anton pun tampak senang mendengar keputusan Loren yang tidak akan meninggalkannya. Lalu mereka bertiga keluar dari restoran. Anton akan mengantar Loren pulang.

"Kak, aku naik ojek online saja ah!" Pinta Dinda dengan manja.

"Gak boleh! Ini sudah malam, ayo ikut kakak nganter Oren dulu." Anton melarang Dinda pulang sendiri.

Maksud Dinda ia ingin naik ojek online, agar sang kakak bisa berduaan dengan pacarnya, tapi malah sang kakak tidak mengijinkannya pulang sendiri.

Loren yang melihat ke arah Anton yang sangat perhatian dengan Dinda, hal itu membuatnya sedikit agak kesal. Padahal waktu itu baru jam tujuh malam dan jalanan masih ramai.

Anton pun melajukan mobilnya untuk mengantar Loren pulang. Di sepanjang jalan, mereka bertiga hanya diam saja. Dinda sibuk dengan ponselnya, sedangkan Loren melihat ke arah jendela. Ia sedang memikirkan hubungannya dengan Anton, dalam benaknya ada kekhawatiran jika kelak Anton dan Dinda saling jatuh cinta.

Sesampainya di depan rumah Loren, Anton pun menyuruh Dinda agar pindah duduk di depan. Lagi-lagi Loren merasa kesal karena rasa perhatian Anton ke Dinda yang tak pernah ia dapatkan dari Anton selama berpacaran dengannya.

"Sampai ketemu lagi kak!" Pamit Dinda sambil melambaikan tangannya.

"Hati-hati di jalan!" Sahut Loren yang juga melambaikan tangannya.

Anton hanya tersenyum melihat kekasihnya melambaikan tangannya. Memang Anton bukan pacar yang romantis, dia sangat cuek. Makanya, ketika Loren melihat Anton yang begitu perhatian kepada Dinda, membuatnya sedikit iri. Karena selama mereka pacaran, Anton tidak menunjukkan sikap agresif dan perhatiannya, malah Loren lah yang selalu perhatian kepadanya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Bogrex Yoben

Bogrex Yoben

kasi visual thor

2022-02-25

1

Anak kampung

Anak kampung

kalo Aku jadi loren pasti juga khawatir lah. secara mereka nanti selalu bareng, takutnya timbul rasa- rasa Suka. walaupun saat ini anton sangat mencintai loren.

2022-01-17

1

Tanti Zahra

Tanti Zahra

Lanjut terus.. sabar menunggu Aku mah...

2022-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan
2 Anton dan Loren
3 Tidak boleh kuliah
4 Dinda bersama Rizal
5 Mereka Menikah!
6 Tidak bisa tidur
7 Ada apa dengan Anton?
8 Tidak Boleh Keluar Tanpa Suami
9 Dinda Mengajak Rizal Bekerja
10 Mimpi tapi nyata
11 Dinda Yang Mesum
12 Nenek Sakit Lagi
13 Hubungan Suami Istri
14 Penyesalan
15 Dinda Yang Labil
16 Anton Mulai Ada Rasa
17 Sesuatu Yang Rumit
18 Tanda-tanda Kehamilan
19 Dinda dan Anton
20 Lembur
21 Salah Paham
22 Anak Siapa?
23 Nenek Meninggal
24 Semangat Dinda!
25 Anton Akan Menerima
26 Dinda Pergi Dari Rumah
27 Dinda Mencari Kontrakan
28 Penyesalan Anton
29 Jalani Hidup
30 Anton Canggih
31 Inah Galau
32 Loren Kecelakaan
33 Baca BAB sebelumnya Dulu
34 Takut Di Laknat Malaikat
35 Dinda Ulang Tahun
36 Rizal Melihat Mereka
37 Kemarahan Rizal
38 Kesedihan Dinda
39 Dinda dan Inah pulang
40 Periksa Ke Dokter
41 Minta Maaf dan Ungkapan Hati
42 Dinda Putus Dengan Rizal
43 Anton Putus Dengan Loren
44 Ternyata Dimas Suka Dengan Inah
45 Rizal Masih Ada Rasa
46 Pesan Dari Siapa?
47 Dinda Jatuh Dari Tangga
48 Anton Menuduh Rizal
49 Penasaran Siapa Pelakunya
50 Kekhawatiran Dinda
51 Curiga Kepada Loren dan Rizal
52 Anton Masak Untuk Dinda
53 Anton Curiga Dengannya
54 Yakin Pelakunya Adalah Loren
55 CT Scan
56 Dinda Koma
57 Dimas Ingin Melamar Inah
58 Dinda Masih Di Ruang ICU
59 Belum menemukan titik terang
60 Jika bukan Loren dan Rizal, lalu siapa?
61 Dinda Menggerakkan Tangannya
62 Dinda Sadar
63 Dinda Mengingat Rizal
64 Indah Pada Waktunya
65 Dinda Masih Bingung
66 Dinda Akan Pulang
67 Dinda Pulang
68 Kecurigaan Kepada Ketua Team
69 Dinda Menolak!
70 Anton dan Loren bernostalgia
71 Lisa Pelakunya
72 Dinda
73 Dinda Mencoba Menerima
74 Unbelivable
75 Dinda yang unpredictable
76 Yuki Kembali
77 Hasil Sidang
78 Ciuman Pertamanya Inah
79 Di Kantor Memacu adrenalin
80 Anton atau Rizal?
81 Dinda hampir tertabrak
82 Terror
83 Siapa Pelakunya?
84 Ada Apa dengan Loren dan Rizal
85 Tidak bertegur sapa
86 Anton Junior
87 Pergi ke dokter
88 Pergi Ke Dokter Part 2
89 Anton Lembur, Dinda kedatangan tamu
90 Kesalahan!
91 Hukuman Untuk Dinda
92 Mereka Baikan
93 Dinda Sensitif
94 Ada apa dengan Dinda
95 Keanehan Dinda
96 Keagresifan Dinda
97 Dua Garis Merah
98 Suami Protektif
99 Over protective
100 Amarahnya Anton
101 Beberapa Bulan Kemudian
102 Pulang kerumah
103 End this story
104 Pengumuman
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Pengenalan
2
Anton dan Loren
3
Tidak boleh kuliah
4
Dinda bersama Rizal
5
Mereka Menikah!
6
Tidak bisa tidur
7
Ada apa dengan Anton?
8
Tidak Boleh Keluar Tanpa Suami
9
Dinda Mengajak Rizal Bekerja
10
Mimpi tapi nyata
11
Dinda Yang Mesum
12
Nenek Sakit Lagi
13
Hubungan Suami Istri
14
Penyesalan
15
Dinda Yang Labil
16
Anton Mulai Ada Rasa
17
Sesuatu Yang Rumit
18
Tanda-tanda Kehamilan
19
Dinda dan Anton
20
Lembur
21
Salah Paham
22
Anak Siapa?
23
Nenek Meninggal
24
Semangat Dinda!
25
Anton Akan Menerima
26
Dinda Pergi Dari Rumah
27
Dinda Mencari Kontrakan
28
Penyesalan Anton
29
Jalani Hidup
30
Anton Canggih
31
Inah Galau
32
Loren Kecelakaan
33
Baca BAB sebelumnya Dulu
34
Takut Di Laknat Malaikat
35
Dinda Ulang Tahun
36
Rizal Melihat Mereka
37
Kemarahan Rizal
38
Kesedihan Dinda
39
Dinda dan Inah pulang
40
Periksa Ke Dokter
41
Minta Maaf dan Ungkapan Hati
42
Dinda Putus Dengan Rizal
43
Anton Putus Dengan Loren
44
Ternyata Dimas Suka Dengan Inah
45
Rizal Masih Ada Rasa
46
Pesan Dari Siapa?
47
Dinda Jatuh Dari Tangga
48
Anton Menuduh Rizal
49
Penasaran Siapa Pelakunya
50
Kekhawatiran Dinda
51
Curiga Kepada Loren dan Rizal
52
Anton Masak Untuk Dinda
53
Anton Curiga Dengannya
54
Yakin Pelakunya Adalah Loren
55
CT Scan
56
Dinda Koma
57
Dimas Ingin Melamar Inah
58
Dinda Masih Di Ruang ICU
59
Belum menemukan titik terang
60
Jika bukan Loren dan Rizal, lalu siapa?
61
Dinda Menggerakkan Tangannya
62
Dinda Sadar
63
Dinda Mengingat Rizal
64
Indah Pada Waktunya
65
Dinda Masih Bingung
66
Dinda Akan Pulang
67
Dinda Pulang
68
Kecurigaan Kepada Ketua Team
69
Dinda Menolak!
70
Anton dan Loren bernostalgia
71
Lisa Pelakunya
72
Dinda
73
Dinda Mencoba Menerima
74
Unbelivable
75
Dinda yang unpredictable
76
Yuki Kembali
77
Hasil Sidang
78
Ciuman Pertamanya Inah
79
Di Kantor Memacu adrenalin
80
Anton atau Rizal?
81
Dinda hampir tertabrak
82
Terror
83
Siapa Pelakunya?
84
Ada Apa dengan Loren dan Rizal
85
Tidak bertegur sapa
86
Anton Junior
87
Pergi ke dokter
88
Pergi Ke Dokter Part 2
89
Anton Lembur, Dinda kedatangan tamu
90
Kesalahan!
91
Hukuman Untuk Dinda
92
Mereka Baikan
93
Dinda Sensitif
94
Ada apa dengan Dinda
95
Keanehan Dinda
96
Keagresifan Dinda
97
Dua Garis Merah
98
Suami Protektif
99
Over protective
100
Amarahnya Anton
101
Beberapa Bulan Kemudian
102
Pulang kerumah
103
End this story
104
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!