Menikah Dengan Kakak Angkat

Menikah Dengan Kakak Angkat

Pengenalan

Saat itu sang nenek sedang pura-pura sakit, ia duduk lemas di kursi roda. Hal itu ia lakukan hanya untuk menarik simpatik dari cucunya, agar rencananya berhasil dan permintaannya di setujui oleh mereka berdua.

"Nenek sudah tua, aku ingin melihat kalian menikah!" kata sang nenek dengan nada khas orang sakit.

"Tapi nek, kita ini kan sudah seperti saudara kandung! Bagaimana kita bisa menikah. Lagian kakak kan juga sudah punya pacar! Pokoknya Dinda gak mau menikah sama Kak Anton!" tolak Dinda dengan egois.

Dinda pun segera pergi masuk ke kamarnya dan menutup pintu dengan keras. Sedangkan Anton masih berdiri di depan sang nenek dengan menundukkan kepalanya. Di lihatnya raut wajah sang nenek berubah raut wajah sedih ketika Dinda menolak permintaanya. Anton yang melihatnya pun ikut bersedih, karena selama ini nenek sudah merawatnya dengan baik.

"Kalau kalian tidak mau menikah, lebih baik nenek pergi dari sini. Biarin nenek mati dalam keadaan menderita!" ancam sang nenek meyakinkan.

"Nenek jangan bilang begitu, Anton mau kok nikahin Dinda. Nanti biar Anton yang bicara sama Dinna agar dia mau menikah denganku," ujar Anton berlutut mensejajarkan tubuhnya dengan sang nenek.

Karena tak mau melihat sang nenek sedih, Anton pun beranjak pergi ke kamar Dinda untuk mendiskusikan atas permintaan sang nenek. Anton duduk di pinggir ranjang samping Dinda. Dengan detail ia mulai menjelaskan maksud ucapan dari sang nenek. Anton menjelaskan panjang lebar agar Dinda mau menikah dengannya. Walaupun, dia sendiri juga tidak menginginkan pernikahan itu terlaksana.

"Tapi Dinda sudah anggap Kak Anton sebagai kakak kandung Dinda, tidak mungkin kita menikah! Apalagi umur kakak jauh lebih tua dariku. Aku juga ingin menikah dengan orang yang aku cintai!" tolak Dinda memprotes.

"Dinda, walaupun kita menikah nanti, kamu masih bisa menikmati masa muda mu. Jika di depan nenek kita berpura-pura sebagai sepasang suami istri, tapi di belakang nenek kita sebagai adik dan kakak. Dinda mau kalau nenek sakit-sakitan karena memikirkan kita?" Kata Anton menjelaskan.

"Tapi, apa kita tidak keterlaluan, mempermainkan nenek dan juga pernikahan kak?" tanya Dinda dengan polos.

"Sebenarnya kakak juga ragu dengan hal itu, tapi Allah maha tahu kalau kita tidak ada niatan untuk mempermainkan pernikahan." jawab Anton bingung.

Setelah menjelaskan panjang lebar, akhirnya Dinda bersedia menikah dengan sang kakak. Walau hatinya berat, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut dengan sang nenek yang saat itu sedang sakit. Anton sendiri hanya bisa pasrah dengan perintah sang nenek.

Sebenarnya Dinda saat itu juga sedang dekat dengan laki-laki satu kelas dengannya, begitupun Anton yang memiliki kekasih yang ingin ia lamar tahun depan. Bahkan Anton sudah pernah bertemu dengan orangtua pacarnya.

*****

Dinda Kirana (18) adalah gadis polos yang baru saja lulus SMA. Perawakannya cukup tinggi sekitar 160cm dan berat badan yang ideal. Dia gadis yang menarik, ceria, dan manja sehingga banyak orang yang menyukainya.

Anton Kusuma (29) adalah kakak angkat dari Dinda. Dia laki-laki tampan dan mapan. Dia seorang CEO disalah satu perusahaan cukup ternama di salah satu ibu kota. Memiliki tinggi badan 180cm dan berkarisma.

Orangtua Dinda dan orangtua Anton kecelakaan mobil 10 tahun yang lalu. Atas insiden kecelakaan tersebut, membuat orangtua mereka meninggal dunia di tempat kejadian. Beritanya, kecelakaan itu telah di sengaja oleh pesaing bisnisnya, tapi karena tidak ada barang bukti, kasus itu pun akhirnya di tutup dan dianggap sebagai murni kecelakaan.

Setelah orangtua mereka meninggal dunia, Dinda dan Anton yang sudah yatim piatu pun di asuh oleh nenek dari keluarga Dinda. Saat itu Dinda masih umur 8 tahun, sedangkan Anton berumur 19 tahun.

Siapa yang sanggup menikah dengan orang yang sudah seperti saudara kandung. Dinda dan Anton sudah selayaknya saudara kandung, kadang berantem dan kadang juga saling bercanda. Tapi nyatanya sang nenek terus memaksa mereka untuk segera menikah.

*****

Dinda dan Anton keluar dari kamar, mereka berjalan menghampiri neneknya yang sudah berada di dalam kamarnya. Di lihatnya sang nenek tiduran dengan posisi meringkuk, memasang raut wajah yang teramat sedih. Sehingga orang yang melihatnya pun akan merasa kasihan.

Memang itu rencana sang nenek untuk terlihat menyedihkan, agar cucunya bersedia menikah. Berakting dengan sempurna, menarik simpatik dari cucu-cucunya. Dinda yang melihat neneknya bersedih pun ingin menangis. Ia merasa bersalah telah membuat sedih neneknya yang sudah merawatnya dari kecil. Karena memang Dinda sangat dekat dengan sang nenek. Lalu dia duduk di pinggir ranjang sambil memijit kaki sang nenek.

"Nenek, Dinda sama Kak Anton mau kok menikam! Nenek cepat sembuh ya dan jangan bersedih lagi!" kata Dinda sambil memeluk sang nenek.

Dalam batin sang nenek saat itu sedang tertawa penuh kemenangan, karena sudah berhasil membuat sang cucu mau menikah. Bukan tanpa alasan sang nenek menjodohkan mereka. Sebelum orangtua mereka meninggal, mereka sempat membicarakan tentang rencana untuk menjodohkan mereka berdua.

"Kamu yakin? Nenek tidak mau memaksa kalian." ucap sang nenek berpura-pura memasang wajah sakit.

"Dinda sudah yakin Nek! Nenek cepat sembuh ya, Dinda gak mau lihat nenek sakit seperti ini," sahut Dinda meyakinkan sang nenek.

"Nenek tenang saja ya, Anton akan mengurus semuanya. Kita akan mempersiapkan pernikahan kita segera mungkin," imbuh Anton sambil berlutut di lantai menghadap sang nenek.

"Nenek senang sekali mendengar kalian akan segera menikah. Tidak perlu yang mewah-mewah, asal kalian sah menjadi suami istri, nenek sudah bersyukur," ujar sang nenek menahan tawanya.

"Ternyata cucu-cucuku sangat mencintaiku. Aku pikir akan sulit membujuk mereka untuk menikah, tapi tidak butuh waktu lam, mereka sudah luluh. Pinter sekali aku berakting, kenapa dulu aku tidak jadi artis saja! Hehehe...." batin sang nenek yang sedang bahagia atas kemenangannya.

Setelah berbicara dengan sang nenek, mereka berdua keluar dari kamar, karena sang nenek ingin beristirahat. Tampak wajah Dinda yang lesu, begitupun dengan Anton. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Dinda pun masuk ke dalam kamarnya dan di ikuti Anton dari belakang.

"Kak, bagaimana dengan Kak Loren? Bukankah kakak berencana melamarnya tahun depan?" tanya menatap sang kakak.

"Saat ini aku juga memikirkan hal itu. Bagaimana aku menjelaskan hal ini kepadanya." jawab Anton berbalik tanya kepada Dinda.

"Mungkin sebaiknya kakak berbicara jujur kepada Kak Loren. Bilang saja kepadanya kalau kita menikah hanya sebagai syarat, tapi kita tetap bersikap seperti adik kakak, bukan suami istri." Terang Dinda.

"Kita juga gak perlu undang orang banyak. Cukup menikah dengan penghulu dan para saksi. Jadi tidak banyak orang tahu kalau kita menikah." Imbuh Dinda dengan idenya.

Sepertinya Anton setuju dengan idenya Dinda. Ia hanya mengangguk sambil memikirkan hal lain. Dia masih bingung dengan apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Bagaimana bisa ia menikahi gadis kecil yang ia sayangi sebagai adik kandungnya sendiri.

Lorenza adalah kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama 3 tahun. Saat ini Loren berusia 26 tahun, ia cantik dan juga sopan. Ia bekerja di perusahaannya sebagai sekertarisnya. Selain cantik, Anton juga sangat menyukai sifatnya yang baik dan sabar. Walaupun Anton tipe orang yang cuek, tetapi Loren selalu sabar menghadapinya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

mampir thor....

2022-06-15

0

Tanti Zahra

Tanti Zahra

walaupun bukan kakak Adik kandung, tapi kalau sudah tinggal bareng seperti saudara kandung apa tega nikahinnya. haduh... gak bisa ngebayangin dah..

2022-01-15

2

Qodhijah

Qodhijah

oh...maksudnya anton itu cuma kakak angkatnya yang di asuh sama neneknya dinda gitu ya.

2022-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan
2 Anton dan Loren
3 Tidak boleh kuliah
4 Dinda bersama Rizal
5 Mereka Menikah!
6 Tidak bisa tidur
7 Ada apa dengan Anton?
8 Tidak Boleh Keluar Tanpa Suami
9 Dinda Mengajak Rizal Bekerja
10 Mimpi tapi nyata
11 Dinda Yang Mesum
12 Nenek Sakit Lagi
13 Hubungan Suami Istri
14 Penyesalan
15 Dinda Yang Labil
16 Anton Mulai Ada Rasa
17 Sesuatu Yang Rumit
18 Tanda-tanda Kehamilan
19 Dinda dan Anton
20 Lembur
21 Salah Paham
22 Anak Siapa?
23 Nenek Meninggal
24 Semangat Dinda!
25 Anton Akan Menerima
26 Dinda Pergi Dari Rumah
27 Dinda Mencari Kontrakan
28 Penyesalan Anton
29 Jalani Hidup
30 Anton Canggih
31 Inah Galau
32 Loren Kecelakaan
33 Baca BAB sebelumnya Dulu
34 Takut Di Laknat Malaikat
35 Dinda Ulang Tahun
36 Rizal Melihat Mereka
37 Kemarahan Rizal
38 Kesedihan Dinda
39 Dinda dan Inah pulang
40 Periksa Ke Dokter
41 Minta Maaf dan Ungkapan Hati
42 Dinda Putus Dengan Rizal
43 Anton Putus Dengan Loren
44 Ternyata Dimas Suka Dengan Inah
45 Rizal Masih Ada Rasa
46 Pesan Dari Siapa?
47 Dinda Jatuh Dari Tangga
48 Anton Menuduh Rizal
49 Penasaran Siapa Pelakunya
50 Kekhawatiran Dinda
51 Curiga Kepada Loren dan Rizal
52 Anton Masak Untuk Dinda
53 Anton Curiga Dengannya
54 Yakin Pelakunya Adalah Loren
55 CT Scan
56 Dinda Koma
57 Dimas Ingin Melamar Inah
58 Dinda Masih Di Ruang ICU
59 Belum menemukan titik terang
60 Jika bukan Loren dan Rizal, lalu siapa?
61 Dinda Menggerakkan Tangannya
62 Dinda Sadar
63 Dinda Mengingat Rizal
64 Indah Pada Waktunya
65 Dinda Masih Bingung
66 Dinda Akan Pulang
67 Dinda Pulang
68 Kecurigaan Kepada Ketua Team
69 Dinda Menolak!
70 Anton dan Loren bernostalgia
71 Lisa Pelakunya
72 Dinda
73 Dinda Mencoba Menerima
74 Unbelivable
75 Dinda yang unpredictable
76 Yuki Kembali
77 Hasil Sidang
78 Ciuman Pertamanya Inah
79 Di Kantor Memacu adrenalin
80 Anton atau Rizal?
81 Dinda hampir tertabrak
82 Terror
83 Siapa Pelakunya?
84 Ada Apa dengan Loren dan Rizal
85 Tidak bertegur sapa
86 Anton Junior
87 Pergi ke dokter
88 Pergi Ke Dokter Part 2
89 Anton Lembur, Dinda kedatangan tamu
90 Kesalahan!
91 Hukuman Untuk Dinda
92 Mereka Baikan
93 Dinda Sensitif
94 Ada apa dengan Dinda
95 Keanehan Dinda
96 Keagresifan Dinda
97 Dua Garis Merah
98 Suami Protektif
99 Over protective
100 Amarahnya Anton
101 Beberapa Bulan Kemudian
102 Pulang kerumah
103 End this story
104 Pengumuman
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Pengenalan
2
Anton dan Loren
3
Tidak boleh kuliah
4
Dinda bersama Rizal
5
Mereka Menikah!
6
Tidak bisa tidur
7
Ada apa dengan Anton?
8
Tidak Boleh Keluar Tanpa Suami
9
Dinda Mengajak Rizal Bekerja
10
Mimpi tapi nyata
11
Dinda Yang Mesum
12
Nenek Sakit Lagi
13
Hubungan Suami Istri
14
Penyesalan
15
Dinda Yang Labil
16
Anton Mulai Ada Rasa
17
Sesuatu Yang Rumit
18
Tanda-tanda Kehamilan
19
Dinda dan Anton
20
Lembur
21
Salah Paham
22
Anak Siapa?
23
Nenek Meninggal
24
Semangat Dinda!
25
Anton Akan Menerima
26
Dinda Pergi Dari Rumah
27
Dinda Mencari Kontrakan
28
Penyesalan Anton
29
Jalani Hidup
30
Anton Canggih
31
Inah Galau
32
Loren Kecelakaan
33
Baca BAB sebelumnya Dulu
34
Takut Di Laknat Malaikat
35
Dinda Ulang Tahun
36
Rizal Melihat Mereka
37
Kemarahan Rizal
38
Kesedihan Dinda
39
Dinda dan Inah pulang
40
Periksa Ke Dokter
41
Minta Maaf dan Ungkapan Hati
42
Dinda Putus Dengan Rizal
43
Anton Putus Dengan Loren
44
Ternyata Dimas Suka Dengan Inah
45
Rizal Masih Ada Rasa
46
Pesan Dari Siapa?
47
Dinda Jatuh Dari Tangga
48
Anton Menuduh Rizal
49
Penasaran Siapa Pelakunya
50
Kekhawatiran Dinda
51
Curiga Kepada Loren dan Rizal
52
Anton Masak Untuk Dinda
53
Anton Curiga Dengannya
54
Yakin Pelakunya Adalah Loren
55
CT Scan
56
Dinda Koma
57
Dimas Ingin Melamar Inah
58
Dinda Masih Di Ruang ICU
59
Belum menemukan titik terang
60
Jika bukan Loren dan Rizal, lalu siapa?
61
Dinda Menggerakkan Tangannya
62
Dinda Sadar
63
Dinda Mengingat Rizal
64
Indah Pada Waktunya
65
Dinda Masih Bingung
66
Dinda Akan Pulang
67
Dinda Pulang
68
Kecurigaan Kepada Ketua Team
69
Dinda Menolak!
70
Anton dan Loren bernostalgia
71
Lisa Pelakunya
72
Dinda
73
Dinda Mencoba Menerima
74
Unbelivable
75
Dinda yang unpredictable
76
Yuki Kembali
77
Hasil Sidang
78
Ciuman Pertamanya Inah
79
Di Kantor Memacu adrenalin
80
Anton atau Rizal?
81
Dinda hampir tertabrak
82
Terror
83
Siapa Pelakunya?
84
Ada Apa dengan Loren dan Rizal
85
Tidak bertegur sapa
86
Anton Junior
87
Pergi ke dokter
88
Pergi Ke Dokter Part 2
89
Anton Lembur, Dinda kedatangan tamu
90
Kesalahan!
91
Hukuman Untuk Dinda
92
Mereka Baikan
93
Dinda Sensitif
94
Ada apa dengan Dinda
95
Keanehan Dinda
96
Keagresifan Dinda
97
Dua Garis Merah
98
Suami Protektif
99
Over protective
100
Amarahnya Anton
101
Beberapa Bulan Kemudian
102
Pulang kerumah
103
End this story
104
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!