BAB 5 PENOLAKAN

Nana maju ke depan dan mengambil kertas berisi tantangan. "Satu nih?" tanyanya pada Sherly sambil tertawa. Berusaha mengurangi rasa gugup karena seisi kelas tengah fokus menatapnya.

"Dua boleh." Sherly membalasnya sambil tawa. "Asal sanggup."

"Satu aja deh, isi kertasnya serem-serem kayaknya." Ia memancing tawa Sherly dan yang lain.

Nana memberikan kertas itu pada Sherly. "Aku yang baca?" tanya Sherly.

Nana mengangguk. "Iya dong."

Sherly membuka gulungan kertas itu. "Wah, ini agak rumit, Na." Nana langsung mengerutkan keningnya.

"Siap, Na?" Nana mengangguk pelan.

"Pilih angka antara 1, 10, 20 atau 30." Tanya Sherly. Nana bingung. Semudah ini?

"30." jawab Nana cepat.

"Pilih antar 0 sampai 10."

"0."

"Jumlahkan dengan pilihan pertama."

"30 tambah 0?" tanyanya. Sherly mengangguk.

"30." Sangat mudah.

"Ini dia tantangannya. Peluk nomor absen tersebut selama 15 detik."

Nana membulatkan matanya. Siapa nomor absen 30?

Semua orang bersorak. "Wuhuuuu! Menang banyak."

"Kenapa gak 0 sama 9 Na." teriak Calvin frustasi dan Nana tertawa pelan dengan menutup mulutnya.

"Bara! Come here!" Sherly melambaikan tangannya meminta Bara maju ke depan.

30 nomor absen Bara? Oh my God. Ini keberuntungan atau apa? Batin Nana bersorak. Ia hampir melebarkan senyumnya tapi ia berusaha menahannya.

Oke Na, harus stay cool demi gak membuat Bara illfeel. Batinnya lagi.

Dengan malas Bara maju ke depan. Ia berdiri di sebelah Nana. Cowok dengan pakaian rapi dan rambut yang juga tersisir rapi itu kini mulai berdiri berhadapan dengan Nana.

"Na, are you okey? Gak apa-apa tantangannya begini?" tanya Sherly tak enak hati pada Nana karena tantangan ini sepertinya terlalu berlebihan untuk Nana yang notabene adalah murid baru yang belum faham akan kegilaan murid di kelas ini.

"Ya, coba profesional aja. Bukan peluk yang int*m banget kan Sher?" tanya Nana. "Just a hug, right?" tanyanya lagi.

Sherly mengangguk. "Oke kalau kamu gak keberatan."

"Dia gak ditanya, Sher?" tanya seseorang dibangku depan sambil menunjuk Bara.

"Gak perlu. Dia gak akan nolak kok." Putra yang menyahut. Bara langsung meliriknya tajam. Putra malah membalas dengan seringainya.

"Oke guys, kita hitung. Bara, jangan tegang!" ucap Putra lagi sambil terkekeh pelan.

"Lo gak gigit kan, Na?" tanya Sherly sambil tertawa pelan. Disusul teman yang lain.

Nana tertawa menutup mulutnya. "Justru gue yang takut digigit." Nana melirik Bara yang menatapnya tajam.

"Dia udah jinak, Na." Sahut Putra. Dia seperti mengenal Bara dengan baik.

"Kita mulai." Bara perlahan mendekat kearah Nana.

"Yaaaa."

"Sekarang." Nana dan Bara berpelukan, tidak terlalu int*m tapi cukup dekat karena saat ini tangan Nana ada dipinggang Bara. Meremas bajunya.

"Satu ...." teman-teman mereka mulai menghitung.

"Setelah ini gue harus siap-siap dilabrak pacar lo," bisik Nana di dada Bara karena tinggi mereka yang jauh berbeda.

"Dua ...."

"Gak akan ada," balas Bara pelan. Cowok yang saat ini berhasil membuat hati Nana berdebar hebat juga tengah melingkarkan tangannya di pinggang Nana.

"Tiga ...."

"Empat ...."

"Lo deg-degan?" tanya Nana.

"Gue manusia, punya jantung."

"Lima ...."

"Jangan lupa nafas, Na." Sherly menggoda Nana.

"Wanginya cowok banget, Sher." Bara tersenyum mendengar ucapan Nana yang terlalu jujur.

"Padahal gak mandi tadi pagi," bisik Bara pelan.

Nana menjauhkan wajahnya. "Jorok."

"Sembilan...."

"Yang penting wangi," sahut Bara tak peduli.

"Kambing juga bakalan wangi kalau diparfumin."

"Dua belas ...."

"Emang pernah makein perfum ke kambing."

"Kurang kerjaan." gumam Nana pelan.

"Lima belas ...."

"Udah, woiii." Putra menarik Bara. "Pake nambah 2 detik."

Bara menyeringai. "Udahkan?"

Bara berjalan kembali ke bangkunya. Bertepatan dengan jam istirahat yang berbunyi.

Tiara duduk di sebelah Bara. Sherly dan Zahra duduk menghadap ke belakang saat melihat Nana mengeluarkan kotak bekalnya.

Keduanya meletakkan bekal mereka. "Bawa bekal juga?" Nana takjub melihat kedua teman barunya.

"Iya...."

"Yank, sini!" Nana melihat siapa yang Sherly panggil. Ternyata Putra.

Putra langsung duduk dan menarik kursi yang lain. "Bawa bekal juga, Na."

"Iya, udah biasa begini."

Mereka berbagi bekal, Nana memberikan Bara sepotong sandwich yang ia ambil dari kotak bekalnya. "Mau?" tawarnya saat Bara sedang fokus pada game di ponselnya.

Bara melihat sandwich yang Nana pegang. "Masih nge-game."

"Suapi, Na!" Perintah Putra yang membuatnya mendapat lirikan tajam dari Bara.

"Lama!" Nana langsung memasukkan Sandwich di tangannya ke mulut Bara.

Bara menggigit sedikit dan meletakkan ponselnya. Mengambil sisa gigitannya di tangan Nana.

"Nih bisa pegang," ucap Nana saat sandwich itu sudah berpindah ke tangan Bara.

"Udah game over!" Sahut Bara cepat.

Calvin dan Putra tertawa mendengar jawaban sarkas dari Bara. "Jangan galak-galak, Bar! Entar jatuh cinta!" Ejek Putra.

Mereka terus bercerita sampai akhirnya Nana tahu bahwa Zahra adalah sepupu jauh Bara. Sherly dan Putra temannya sejak SMP. Dan Calvin tetangga satu komplek dengannya.

"Hai, Na." Bel pulang sudah berbunyi dan tiga orang cewek menyapa Nana. Salah satunya terlihat seperti ratu dan yang dua seperti dayangnya.

"Hai..."

"Gue Bellatrix. Dia Sonya, dan dia Nadin." Bella memperkenalkan kedua temannya.

Bella menyandarkan bok*ngnya di sisi meja Nana. Melipat tangannya di dada dan menatap Nana dengan senyum kecil.

"Gue mau kasih lo penawaran?"

"Memangnya lo jualan apa?" tanya Nana tanpa pikir panjang membuat Bara mengulum senyum dibalik wajah yang terlihat santai itu.

Bara belum pulang karena ia baru saja membalas pesan dari karyawan bengkel yang menitip sesuatu untuk dibeli.

Bella mendelik tak percaya mendengar pertanyaan Nana yang cenderung mengoyak harga dirinya.

Dia kaya, cantik, dan populer. Tidak mungkin ia berjualan. Hal yang bisa saja membuat harga dirinya turun drastis.

"Kenapa mata, lo?"

"Lo mau kasih penawaran, kan?"

"Lo jual apa?" Cecar Nana karena Bella masih diam.

Nana memakain tasnya dan bersiap meninggalkan kelas. Ia berdiri dari kursinya dan kedua teman Bella menahan bahu Nana membuat gadis itu kembali terduduk.

"Bar! Pulang sana!" Usir Bella. Ia tak mau cowok cupu itu mengacaukan rencananya.

"Ngomong aja! Gak ngaruh sama gue!"

Nana menatap Bara yang masih mengetikkan pesan di ponselnya.

"Oke. Lo anak baru, gue mau kasih penawaran untuk masuk dalam geng gue."

"Lo lumayan." Bella memegang dagu Nana dengan ibu jari dan telunjuknya. Mengerakkan wajah Nana ke kanan dan ke kiri. Bella memindai seluruh wajah Nana.

"Cantik, dan sepertinya bukan rakyat jelata."

Nana menatapnya jengah.

"Keuntungan apa yang gue dapet?" tanya Nana setelah memegang tangan Bella dan melepaskan dari dagunya. Bara melihat Nana tidak takut sedikitpun.

"Keuntungan?"

"Gak ada yang berani nindas lo!"

"Disegani murid lain."

"Diincar banyak cowok."

"Dikenal guru."

"Dan yang pasti. Lo akan jadi cewek populer di sekolah ini."

Nana menyeringai. Semua hal yang Bella janjikan sudah pernah ia dapatkan di sekolahnya dulu.

"Gimana?" tanya Bella yakin. Ia yakin Nana akan tergiur.

Pembicaraan dua arah ini di saksikan oleh kedua teman Bella dan Bara yang duduk bersandar di dinding menunggu jawaban Nana.

Nana berdiri. "Sorry, gue gak berminat!"

Ekspresi wajah Bella berubah drastis. Ia kesal pada Nana karena menolak penawarannya. Sonya dan Nadin menahan tangan Nana.

"Gue mau pulang."

"Kasih alasan kenapa lo nolak. Gue jarang-jarang kasih penawaran seperti ini."

"Gue gak pengen terkenal. Gue juga gak pengen jadi incaran para cowok."

"Dan satu lagi. Gue yakin lo bakal nyesel setelah lihat rumah gubuk milik orang tua gue."

"Tolong lepasin." Nadin dan Sonya melepaskan Nana atas perintah Bella.

Nana meninggalkan kelas dengan berjalan cepat karena sebuah pesan ia terima beberapa menit lalu.

📨 Mama Ayu

Mama sudah di depan, Na.

Bara juga keluar dari kelas, berjalan di belakang Nana. Gadis aneh. Istana om Hadi dibilang gubuk.

Terpopuler

Comments

Isabella

Isabella

bara Nana
zeen Nana
Zidan Nayla
Agam baby
tita boy
nofel jodoh yg keren

2022-02-13

0

Andi Syafaat

Andi Syafaat

lanjut

2022-01-24

0

Andi Muh.taufik Andi sayyid

Andi Muh.taufik Andi sayyid

lanjut...

2022-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA
2 BAB 2 DIANTAR PULANG
3 BAB 3 SEKOLAH BARU
4 BAB 4 GAME
5 BAB 5 PENOLAKAN
6 BAB 6 DEMI PULANG BERSAMA
7 BAB 7 BENGKEL
8 BAB 8 FANS BERAT
9 BAB 9 JANGAN LIHAT!
10 BAB 10 TUGAS KELOMPOK
11 BAB 11 MAKAN MALAM
12 BAB 12 KEMARAHAN BARA
13 BAB 13 KEDATANGAN DILLARA
14 BAB 14 TIDAK NYAMAN
15 BAB 15 CERITA BARA
16 BAB 16 PENAGIH HUTANG
17 BAB 17 PENAGIH HUTANG 2
18 BAB 18 RENCANA JAHAT
19 BAB 19 MENCARI BARA
20 BAB 20 BARA
21 BAB 21 TERJEBAK
22 BAB 22 MELAWAN
23 BAB 23 BERHASIL SELAMAT
24 BAB 24 LOVE
25 BAB 25 HARUS LEPAS
26 BAB 26 JUJUR
27 BAB 27 DILLARA
28 BAB 28 DILLARA SAKIT
29 BAB 29 MENOLAK DAMAI
30 BAB 30 JALAN
31 BAB 31 DILLARA BEBAS
32 BAB 32 DOUBLE DATE
33 BAB 33 AKU DAN KAMU
34 BAB 34 MENGAKUI
35 BAB 35 KUMPUL KELUARGA
36 BAB 36 BICARA
37 BAB 37 NASEHAT PUTRA
38 BAB 38 BARA GELISAH
39 Bab 39 Cemburu Lagi
40 Bab 40 Berakhir
41 Bab 41 Bertemu lagi
42 Bab 42 Dimas dan Bara
43 Bab 43 Kulkas Dua Pintu
44 Bab 44 Evan dan Bara
45 Bab 45 Balikan
46 Bab 46 Pulang
47 Bab 47 Cemburu
48 Bab 48 Perjalanan
49 Bab 49 Menghindar
50 Bab 50 Perdebatan
51 Bab 51 Dodit dan Bara
52 Bab 52 Wedding Putra-Sherly
53 Bab 53 Wedding Putra-Sherly (2)
54 Bab 54 Wedding Putra-Sherly (3)
55 Bab 55 Chat
56 Bab 56 Modal Nikah
57 Bab 57 Makan Siang
58 Bab 58 Grand Opening
59 Bab 59 Panas
60 Bab 60 Calon Nyonya
61 Bab 61 Rencana
62 Bab 62 Melamar
63 Bab 63 Persiapan
64 Bab 64 Acara Pertunangan
65 Bab 65 Sahabat Jadi Cinta
66 Bab 66 Dia....
67 Bab 67 Salah Faham
68 Bab 68 Diskusi
69 Bab 69 Wedding Day
70 Bab 70 Wedding Day (2)
71 Bab 71 Wedding Day (3)
72 Bab 72 Gagal
73 Bab 73 Usil
74 Bab 74 Hampir Gagal
75 Bab 75 Selamat Datang!
76 Bab 76 Bahagia
77 Bab 77 Kerja
78 Bab 78 Bertemu
79 Bab 79 Memaafkan
80 Bab 80 Tiga Bulan Kemudian
81 Bab 81 Khawatir
82 Bab 82 Hamil?
83 Bab 83 Bara Junior
84 Bab 84 Drama Pagi Hari
85 Bab 85 Dijenguk
86 Bab 86 Dua Minggu Penuh Kejutan
87 Bab 87 Suami Siaga
88 Bab 88 Sagara Dharmawan
89 Bab 89 End
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA
2
BAB 2 DIANTAR PULANG
3
BAB 3 SEKOLAH BARU
4
BAB 4 GAME
5
BAB 5 PENOLAKAN
6
BAB 6 DEMI PULANG BERSAMA
7
BAB 7 BENGKEL
8
BAB 8 FANS BERAT
9
BAB 9 JANGAN LIHAT!
10
BAB 10 TUGAS KELOMPOK
11
BAB 11 MAKAN MALAM
12
BAB 12 KEMARAHAN BARA
13
BAB 13 KEDATANGAN DILLARA
14
BAB 14 TIDAK NYAMAN
15
BAB 15 CERITA BARA
16
BAB 16 PENAGIH HUTANG
17
BAB 17 PENAGIH HUTANG 2
18
BAB 18 RENCANA JAHAT
19
BAB 19 MENCARI BARA
20
BAB 20 BARA
21
BAB 21 TERJEBAK
22
BAB 22 MELAWAN
23
BAB 23 BERHASIL SELAMAT
24
BAB 24 LOVE
25
BAB 25 HARUS LEPAS
26
BAB 26 JUJUR
27
BAB 27 DILLARA
28
BAB 28 DILLARA SAKIT
29
BAB 29 MENOLAK DAMAI
30
BAB 30 JALAN
31
BAB 31 DILLARA BEBAS
32
BAB 32 DOUBLE DATE
33
BAB 33 AKU DAN KAMU
34
BAB 34 MENGAKUI
35
BAB 35 KUMPUL KELUARGA
36
BAB 36 BICARA
37
BAB 37 NASEHAT PUTRA
38
BAB 38 BARA GELISAH
39
Bab 39 Cemburu Lagi
40
Bab 40 Berakhir
41
Bab 41 Bertemu lagi
42
Bab 42 Dimas dan Bara
43
Bab 43 Kulkas Dua Pintu
44
Bab 44 Evan dan Bara
45
Bab 45 Balikan
46
Bab 46 Pulang
47
Bab 47 Cemburu
48
Bab 48 Perjalanan
49
Bab 49 Menghindar
50
Bab 50 Perdebatan
51
Bab 51 Dodit dan Bara
52
Bab 52 Wedding Putra-Sherly
53
Bab 53 Wedding Putra-Sherly (2)
54
Bab 54 Wedding Putra-Sherly (3)
55
Bab 55 Chat
56
Bab 56 Modal Nikah
57
Bab 57 Makan Siang
58
Bab 58 Grand Opening
59
Bab 59 Panas
60
Bab 60 Calon Nyonya
61
Bab 61 Rencana
62
Bab 62 Melamar
63
Bab 63 Persiapan
64
Bab 64 Acara Pertunangan
65
Bab 65 Sahabat Jadi Cinta
66
Bab 66 Dia....
67
Bab 67 Salah Faham
68
Bab 68 Diskusi
69
Bab 69 Wedding Day
70
Bab 70 Wedding Day (2)
71
Bab 71 Wedding Day (3)
72
Bab 72 Gagal
73
Bab 73 Usil
74
Bab 74 Hampir Gagal
75
Bab 75 Selamat Datang!
76
Bab 76 Bahagia
77
Bab 77 Kerja
78
Bab 78 Bertemu
79
Bab 79 Memaafkan
80
Bab 80 Tiga Bulan Kemudian
81
Bab 81 Khawatir
82
Bab 82 Hamil?
83
Bab 83 Bara Junior
84
Bab 84 Drama Pagi Hari
85
Bab 85 Dijenguk
86
Bab 86 Dua Minggu Penuh Kejutan
87
Bab 87 Suami Siaga
88
Bab 88 Sagara Dharmawan
89
Bab 89 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!