Setelah pemilihan ketua kelas dan lainnya Bu Gina memberikan daftar absen murid-murid sesuai abjadnya. Karena ada tambahan Selena sebagai murid baru, nomor urut murid-murid dari S- Z berubah. Dan murid dikelas ini yang awalnya berjumlah 39 orang, kini menjadi 40 orang.
Bu Gina pergi meninggalkan ruang kelas karena ada rapat guru. "Putra, Sherly, pastikan tidak ada yang keluar ruangan, ya."
"Ashiap Bu!" Jawab keduanya kompak.
Sesaat setelah Bu Gina keluar ruangan, murid-murid di kelas bak cacing kepanasan. Semua bergerak dari kursinya. Ada yang berkumpul, ada yang duduk di pojokan sambil memetik ukulele dan ada yang diam menenggelamkan kepala diatas meja, siapa lagi jika bukan Bara.
Zahra dan Sherly berbalik kebelakang menatap Nana. "Hai, Na. Gue Zahra." Gadis berambut sebahu dengan poni ala korea itu mengulurkan tangannya.
Nana menyambutnya dengan senyum lebar. "Hai juga. Gue Nana." Nana menyebut namanya.
"Hai, gue Sherly." Gadis itu juga mengulurkan tangannya. Gadis berambut hitam, lurus dan dan tebal yang kucir kuda itu mengembangkan senyum di wajahnya.
"Hai juga, Sherly. Gue Nana." Ia ikut tersenyum.
Zahara menarik rambut Bara. "Udah kenalan belum, Bar?"
Bara tak bergerak sedikitpun. "Udah!"
"Udah?" Zahara dan Sherly saling tatap. "Beneran Na?" tanya mereka pada Nana.
Nana mengangguk.
"Main game yuk, guys!" Suara Calvin di depan kelas mencuri perhatian semua murid.
"Udah lama kita gak main game Truth and dare. Mumpung jam bebas nih."
"Ayo!" Beberapa orang bersorak.
"Putra? Boleh kan?" tanyanya meminta persetujuan ketua kelas.
Putra mengangguk. "Boleh. Tapi jangan terlalu berisik ya... " Nana melihat cowok bernama putra itu terlihat humble dan penuh karisma tapi dari wajahnya terlihat ia adalah orang yang tegas. Terlihat seisi kelas seperti menghormatinya.
"Sher, atur dong!" pinta Calvin pad Sherly dan gadis itu segera maju ke depan meja guru.
Sherly memegang daftar absen baru. "Karena ada Selena sebagai murid baru maka, absen kita ada yang bergeser satu angka nih."
Nana masih bingung, apa hubungan game dan nomor absen.
"Wah, Na... kamu menggeser nomor absenku." Sherly tertawa saat nomor absennya digantikan dengan Selena. Nana juga ikut tertawa dengan menutup mulutnya.
"Dengar ya. Sambara Dharmawan tetap di nomor absen 30. 31 - Selena Kirana Wirya. 32 - Sherly Andara. 33 - Syahputra Alkatiri. 34 dan seterusnya udah ngertikan?"
Murid-murid mengangguk mengerti. Sherly mengambil dua buah cup bekas air mineral. Yang satu berisi gulungan kertas. Dan yang satu masih kosong.
"Sekarang tulis pertanyaan atau tantangan kalian. Semua wajib ikut. Dan aku udah buat nomor absen 40 dan aku masukan di cup ini." Sherly memasukkan kertas yang ia gulung kecil ke dalam cup berisi gulungan kertas lainnya.
Nana celingukan tanda ia tak mengerti. Ia melihat Bara yang dengan malas menulis sesuatu di kertas yang sudah sobek kecil. Dan semua murid melakukan hal yang sama.
"Bara .... maksudnya gimana? Gue gak ngerti," bisik Nana pelan.
Bara meliriknya sekilas, lalu membuat potongan kertas berukuran kecil dengan buku tulisnya. "Nih, tulis pertanyaan atau tantangan dari kamu." Bara memberikan potongan kertas itu pada Nana.
"Contohnya kayak apa?" Nana masih bingung tantangan yang seperti apa.
Zahra berbalik ke belakang karena mendengar Nana masih kebingungan. "Kayak begini boleh, Na." Zahra menyerahkan kertasnya pada Nana.
"Tembak cowok/cewek yang lo suka." Nana mendelik tak percaya saat membaca tantangan dari Zahra.
"I- ini boleh? Ma-maksudku boleh begini?" tanya Nana gugup. Bukan apa-apa, pertanyaan itu terlalu aneh kedengarannya. Bukankah itu terlalu memalukan jika dilakukan di depan kelas?
Zahra mengangguk. "Boleh. Buat seunik dan selucu mungkin."
Nana bingung harus menulis apa.
"Udah guys?" tanya Sherly membuat terkesiap. Ia bahkan belum menulis satu huruf pun.
"Vin, tolong kumpulin kertas mereka," pinta Sherly pada Calvin.
Akhirnya Nana menulis apa yang terlintas di fikirannya. Calvin mengumpulkan semua kertas teman-temannya di cup air mineral lainnya dan memberikan pada Sherly.
"Oke kita mulai. Bersiap ya..." Sherly mengambil satu gulungan kertas di cup berisi nomor absen mereka.
"Aku ambil satu ya." Sherly membuka gulungan kertas itu dan "Hahahah... beruntung banget nih yang dapat nomor absen baru."
Semua murid dari urutan 31-40 mulai bersiap. Berjaga-jaga jika nomor mereka yang disebut.
"33."
"Aaiiihhh." Seorang cowok yang Nana tau adalah ketua kelas baru, menepuk keningnya.
"Hahahahahh... papa Putra, ayo Pa. Pasti bisa!" Beberapa orang menyemangatinya.
"Maju... maju... maju..." teriak mereka kompak.
Putra maju ke depan. Berdiri di sisi kiri Sherly. Sherly langsung menyodorkan cup berisi gulungan kertas berisi tantangan. Nana memperhatikannya dengan baik, tak melewatkan setiap momen sedetikpun.
Putra mengambil gulungan kertas dan memberinya pada Sherly. "Aku nih yang baca?"
Putra mengangguk. "He'em. Bacain."
"Wuiit... wiiit... Dunia milik berduaaa..." teriak Calvin memancing tawa semua orang.
"Wah, nih tantangan parah banget," ucap Sherly semakin membuat yang lain penasaran.
"Gandeng seseorang disisi kananmu selama game berlangsung."
Shely meletakkan kertas itu di meja guru. Dan putra tiba-tiba menggandeng tangan kiri Sherly.
Semua murid bersiul menggoda. "Loh.... " Sherly kaget.
"Benerkan? Kanan?" Putra mengangkat tangan kanannya yang menggandeng tangan kiri Sherly.
Semua murid bersorak. Terlebih Alma dan Sasa yang duduk dimeja depan. "Wooo.... papa aji mumpung ya, Pa."
"Papa dapat rejeki nomplok nih."
"Ma, Pa, mau nyeberang ya?"
Riuh suara murid murid membuat Sherly dan Putra tertawa.
"Bingung, Na?" tanya Zahra dan Nana mengangguk.
"Mereka pacaran, udah 2 tahun."
Nana terkejut. Pantas saja mereka semua bersorak dan menggoda keduanya. Dan pantas saja mereka menyebut keduanya mama dan papa.
Duh, manisnya. Nana tanpa sadar senyum senyum sendiri melihat Putra dan Sherly yang tanpa canggung saling berpegang tangan.
"Put, ambil nomor berikutnya," pinta Sherly.
Putra mengambil satu gulungan kertas dan memberikannya pada Sherly. "9."
"Woooo...." semua murid bersorak saat Calvin maju ke depan dengan melambaikan tangan serta memberikan ciuman dengan menempelkan jemarinya pada bibir dan kemudian mengangkatnya keatas.
Menggelikan. Batin Nana.
Calvin mengambil satu gulungan kertas dan memberikan pada Sherly. "Are you ready capten Calvin?"
"Yes, i'm ready," jawabnya dengan gaya cool yang ia buat-buat.
"Buahahahahah..." Sherly dan Putra kompak tertawa. "Foto selfie dengan ugly face dan post ke IG mu."
"Ahhhh!" Calvin menendang udara. "Fansku bisa kabur, Sher!" Semua murid tertawa melihat tingkahnya yang seperti mendapat tantangan paling sulit.
Followersnya memang banyak dan ia tak tahu apa jadinya dirinya harus mempost foto dengan wajah jeleknya.
Nana melihat Bara yang duduk melipat tangannya di meja. Ia tidak terlihat antusias tapi juga tidak terlihat acuh.
"Lo pernah kena?" pertanyaan Nana membuat Bara menatapnya sekilas. "Enggak."
Nana kembali menatap ke depan melihat Calvin yang tengah foto selfie.
"Jangan senyum, Vin."
"Mata agak juling dong." Nana tertawa mendengar permintaan teman-temannya.
"Vin, keluarin giginya."
Dan herannya Calvin menurut saja. "Nih... udah aku post. No caption ya."
"Yang mau lihat bisa di IG Calvin01."
"Huuuuu.... promo terus." Putra pura-pura akan menendang Calvin, tapi cowok itu langsung lari ke kursinya sambil terbahak.
"Lumayan Put, siapa tahu Selena mau follow." Calvin mengedipkan sebelah matanya membuat Nana bergidik ngeri dan mengusap tengkuknya. Hal itu tak luput dari penglihatan Bara.
"Lanjut?" tanya Sherly.
"Lanjuuuut?" semua murid kompak menjawab.
"Satu kertas, Vin!"
"Lo aja yang ambil. Mewakili gue!" ucap Calvin.
Sherly mengambil dan mengangkat satu gulungan kertas.
"Wah, nomorku." Semua murid bernafas lega. Termasuk Nana. "Tapi dulu, sekrang nomornya Selena. Hahahah. 31." Sherly menunjukkan kertas itu ke depan murid-murid.
Nana membulatkan matanya. What?
"Ayo, maju, Na!" perintah Sherly.
"Nana, semangat." Zahra mengepalkan tangannya dan mengangkatnya keatas untuk menyemangati Nana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
abdan syakura
TOD???
seronok nyaaaaa....
Sambara.... Nana....😍
2023-01-23
1
Isabella
seru pingin ngulangin sekolah lagi
2022-02-13
0
Umi Zareal
nostalgia ms2 sekolah, semangat sekolah karena ada si dia, curi2 pandang,kerja kelompok bareng dia, surat2an rasanya bahagia bnget😆
2022-01-30
0