BAB 4 GAME

Setelah pemilihan ketua kelas dan lainnya Bu Gina memberikan daftar absen murid-murid sesuai abjadnya. Karena ada tambahan Selena sebagai murid baru, nomor urut murid-murid dari S- Z berubah. Dan murid dikelas ini yang awalnya berjumlah 39 orang, kini menjadi 40 orang.

Bu Gina pergi meninggalkan ruang kelas karena ada rapat guru. "Putra, Sherly, pastikan tidak ada yang keluar ruangan, ya."

"Ashiap Bu!" Jawab keduanya kompak.

Sesaat setelah Bu Gina keluar ruangan, murid-murid di kelas bak cacing kepanasan. Semua bergerak dari kursinya. Ada yang berkumpul, ada yang duduk di pojokan sambil memetik ukulele dan ada yang diam menenggelamkan kepala diatas meja, siapa lagi jika bukan Bara.

Zahra dan Sherly berbalik kebelakang menatap Nana. "Hai, Na. Gue Zahra." Gadis berambut sebahu dengan poni ala korea itu mengulurkan tangannya.

Nana menyambutnya dengan senyum lebar. "Hai juga. Gue Nana." Nana menyebut namanya.

"Hai, gue Sherly." Gadis itu juga mengulurkan tangannya. Gadis berambut hitam, lurus dan dan tebal yang kucir kuda itu mengembangkan senyum di wajahnya.

"Hai juga, Sherly. Gue Nana." Ia ikut tersenyum.

Zahara menarik rambut Bara. "Udah kenalan belum, Bar?"

Bara tak bergerak sedikitpun. "Udah!"

"Udah?" Zahara dan Sherly saling tatap. "Beneran Na?" tanya mereka pada Nana.

Nana mengangguk.

"Main game yuk, guys!" Suara Calvin di depan kelas mencuri perhatian semua murid.

"Udah lama kita gak main game Truth and dare. Mumpung jam bebas nih."

"Ayo!" Beberapa orang bersorak.

"Putra? Boleh kan?" tanyanya meminta persetujuan ketua kelas.

Putra mengangguk. "Boleh. Tapi jangan terlalu berisik ya... " Nana melihat cowok bernama putra itu terlihat humble dan penuh karisma tapi dari wajahnya terlihat ia adalah orang yang tegas. Terlihat seisi kelas seperti menghormatinya.

"Sher, atur dong!" pinta Calvin pad Sherly dan gadis itu segera maju ke depan meja guru.

Sherly memegang daftar absen baru. "Karena ada Selena sebagai murid baru maka, absen kita ada yang bergeser satu angka nih."

Nana masih bingung, apa hubungan game dan nomor absen.

"Wah, Na... kamu menggeser nomor absenku." Sherly tertawa saat nomor absennya digantikan dengan Selena. Nana juga ikut tertawa dengan menutup mulutnya.

"Dengar ya. Sambara Dharmawan tetap di nomor absen 30. 31 - Selena Kirana Wirya. 32 - Sherly Andara. 33 - Syahputra Alkatiri. 34 dan seterusnya udah ngertikan?"

Murid-murid mengangguk mengerti. Sherly mengambil dua buah cup bekas air mineral. Yang satu berisi gulungan kertas. Dan yang satu masih kosong.

"Sekarang tulis pertanyaan atau tantangan kalian. Semua wajib ikut. Dan aku udah buat nomor absen 40 dan aku masukan di cup ini." Sherly memasukkan kertas yang ia gulung kecil ke dalam cup berisi gulungan kertas lainnya.

Nana celingukan tanda ia tak mengerti. Ia melihat Bara yang dengan malas menulis sesuatu di kertas yang sudah sobek kecil. Dan semua murid melakukan hal yang sama.

"Bara .... maksudnya gimana? Gue gak ngerti," bisik Nana pelan.

Bara meliriknya sekilas, lalu membuat potongan kertas berukuran kecil dengan buku tulisnya. "Nih, tulis pertanyaan atau tantangan dari kamu." Bara memberikan potongan kertas itu pada Nana.

"Contohnya kayak apa?" Nana masih bingung tantangan yang seperti apa.

Zahra berbalik ke belakang karena mendengar Nana masih kebingungan. "Kayak begini boleh, Na." Zahra menyerahkan kertasnya pada Nana.

"Tembak cowok/cewek yang lo suka." Nana mendelik tak percaya saat membaca tantangan dari Zahra.

"I- ini boleh? Ma-maksudku boleh begini?" tanya Nana gugup. Bukan apa-apa, pertanyaan itu terlalu aneh kedengarannya. Bukankah itu terlalu memalukan jika dilakukan di depan kelas?

Zahra mengangguk. "Boleh. Buat seunik dan selucu mungkin."

Nana bingung harus menulis apa.

"Udah guys?" tanya Sherly membuat terkesiap. Ia bahkan belum menulis satu huruf pun.

"Vin, tolong kumpulin kertas mereka," pinta Sherly pada Calvin.

Akhirnya Nana menulis apa yang terlintas di fikirannya. Calvin mengumpulkan semua kertas teman-temannya di cup air mineral lainnya dan memberikan pada Sherly.

"Oke kita mulai. Bersiap ya..." Sherly mengambil satu gulungan kertas di cup berisi nomor absen mereka.

"Aku ambil satu ya." Sherly membuka gulungan kertas itu dan "Hahahah... beruntung banget nih yang dapat nomor absen baru."

Semua murid dari urutan 31-40 mulai bersiap. Berjaga-jaga jika nomor mereka yang disebut.

"33."

"Aaiiihhh." Seorang cowok yang Nana tau adalah ketua kelas baru, menepuk keningnya.

"Hahahahahh... papa Putra, ayo Pa. Pasti bisa!" Beberapa orang menyemangatinya.

"Maju... maju... maju..." teriak mereka kompak.

Putra maju ke depan. Berdiri di sisi kiri Sherly. Sherly langsung menyodorkan cup berisi gulungan kertas berisi tantangan. Nana memperhatikannya dengan baik, tak melewatkan setiap momen sedetikpun.

Putra mengambil gulungan kertas dan memberinya pada Sherly. "Aku nih yang baca?"

Putra mengangguk. "He'em. Bacain."

"Wuiit... wiiit... Dunia milik berduaaa..." teriak Calvin memancing tawa semua orang.

"Wah, nih tantangan parah banget," ucap Sherly semakin membuat yang lain penasaran.

"Gandeng seseorang disisi kananmu selama game berlangsung."

Shely meletakkan kertas itu di meja guru. Dan putra tiba-tiba menggandeng tangan kiri Sherly.

Semua murid bersiul menggoda. "Loh.... " Sherly kaget.

"Benerkan? Kanan?" Putra mengangkat tangan kanannya yang menggandeng tangan kiri Sherly.

Semua murid bersorak. Terlebih Alma dan Sasa yang duduk dimeja depan. "Wooo.... papa aji mumpung ya, Pa."

"Papa dapat rejeki nomplok nih."

"Ma, Pa, mau nyeberang ya?"

Riuh suara murid murid membuat Sherly dan Putra tertawa.

"Bingung, Na?" tanya Zahra dan Nana mengangguk.

"Mereka pacaran, udah 2 tahun."

Nana terkejut. Pantas saja mereka semua bersorak dan menggoda keduanya. Dan pantas saja mereka menyebut keduanya mama dan papa.

Duh, manisnya. Nana tanpa sadar senyum senyum sendiri melihat Putra dan Sherly yang tanpa canggung saling berpegang tangan.

"Put, ambil nomor berikutnya," pinta Sherly.

Putra mengambil satu gulungan kertas dan memberikannya pada Sherly. "9."

"Woooo...." semua murid bersorak saat Calvin maju ke depan dengan melambaikan tangan serta memberikan ciuman dengan menempelkan jemarinya pada bibir dan kemudian mengangkatnya keatas.

Menggelikan. Batin Nana.

Calvin mengambil satu gulungan kertas dan memberikan pada Sherly. "Are you ready capten Calvin?"

"Yes, i'm ready," jawabnya dengan gaya cool yang ia buat-buat.

"Buahahahahah..." Sherly dan Putra kompak tertawa. "Foto selfie dengan ugly face dan post ke IG mu."

"Ahhhh!" Calvin menendang udara. "Fansku bisa kabur, Sher!" Semua murid tertawa melihat tingkahnya yang seperti mendapat tantangan paling sulit.

Followersnya memang banyak dan ia tak tahu apa jadinya dirinya harus mempost foto dengan wajah jeleknya.

Nana melihat Bara yang duduk melipat tangannya di meja. Ia tidak terlihat antusias tapi juga tidak terlihat acuh.

"Lo pernah kena?" pertanyaan Nana membuat Bara menatapnya sekilas. "Enggak."

Nana kembali menatap ke depan melihat Calvin yang tengah foto selfie.

"Jangan senyum, Vin."

"Mata agak juling dong." Nana tertawa mendengar permintaan teman-temannya.

"Vin, keluarin giginya."

Dan herannya Calvin menurut saja. "Nih... udah aku post. No caption ya."

"Yang mau lihat bisa di IG Calvin01."

"Huuuuu.... promo terus." Putra pura-pura akan menendang Calvin, tapi cowok itu langsung lari ke kursinya sambil terbahak.

"Lumayan Put, siapa tahu Selena mau follow." Calvin mengedipkan sebelah matanya membuat Nana bergidik ngeri dan mengusap tengkuknya. Hal itu tak luput dari penglihatan Bara.

"Lanjut?" tanya Sherly.

"Lanjuuuut?" semua murid kompak menjawab.

"Satu kertas, Vin!"

"Lo aja yang ambil. Mewakili gue!" ucap Calvin.

Sherly mengambil dan mengangkat satu gulungan kertas.

"Wah, nomorku." Semua murid bernafas lega. Termasuk Nana. "Tapi dulu, sekrang nomornya Selena. Hahahah. 31." Sherly menunjukkan kertas itu ke depan murid-murid.

Nana membulatkan matanya. What?

"Ayo, maju, Na!" perintah Sherly.

"Nana, semangat." Zahra mengepalkan tangannya dan mengangkatnya keatas untuk menyemangati Nana.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

TOD???
seronok nyaaaaa....
Sambara.... Nana....😍

2023-01-23

1

Isabella

Isabella

seru pingin ngulangin sekolah lagi

2022-02-13

0

Umi Zareal

Umi Zareal

nostalgia ms2 sekolah, semangat sekolah karena ada si dia, curi2 pandang,kerja kelompok bareng dia, surat2an rasanya bahagia bnget😆

2022-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA
2 BAB 2 DIANTAR PULANG
3 BAB 3 SEKOLAH BARU
4 BAB 4 GAME
5 BAB 5 PENOLAKAN
6 BAB 6 DEMI PULANG BERSAMA
7 BAB 7 BENGKEL
8 BAB 8 FANS BERAT
9 BAB 9 JANGAN LIHAT!
10 BAB 10 TUGAS KELOMPOK
11 BAB 11 MAKAN MALAM
12 BAB 12 KEMARAHAN BARA
13 BAB 13 KEDATANGAN DILLARA
14 BAB 14 TIDAK NYAMAN
15 BAB 15 CERITA BARA
16 BAB 16 PENAGIH HUTANG
17 BAB 17 PENAGIH HUTANG 2
18 BAB 18 RENCANA JAHAT
19 BAB 19 MENCARI BARA
20 BAB 20 BARA
21 BAB 21 TERJEBAK
22 BAB 22 MELAWAN
23 BAB 23 BERHASIL SELAMAT
24 BAB 24 LOVE
25 BAB 25 HARUS LEPAS
26 BAB 26 JUJUR
27 BAB 27 DILLARA
28 BAB 28 DILLARA SAKIT
29 BAB 29 MENOLAK DAMAI
30 BAB 30 JALAN
31 BAB 31 DILLARA BEBAS
32 BAB 32 DOUBLE DATE
33 BAB 33 AKU DAN KAMU
34 BAB 34 MENGAKUI
35 BAB 35 KUMPUL KELUARGA
36 BAB 36 BICARA
37 BAB 37 NASEHAT PUTRA
38 BAB 38 BARA GELISAH
39 Bab 39 Cemburu Lagi
40 Bab 40 Berakhir
41 Bab 41 Bertemu lagi
42 Bab 42 Dimas dan Bara
43 Bab 43 Kulkas Dua Pintu
44 Bab 44 Evan dan Bara
45 Bab 45 Balikan
46 Bab 46 Pulang
47 Bab 47 Cemburu
48 Bab 48 Perjalanan
49 Bab 49 Menghindar
50 Bab 50 Perdebatan
51 Bab 51 Dodit dan Bara
52 Bab 52 Wedding Putra-Sherly
53 Bab 53 Wedding Putra-Sherly (2)
54 Bab 54 Wedding Putra-Sherly (3)
55 Bab 55 Chat
56 Bab 56 Modal Nikah
57 Bab 57 Makan Siang
58 Bab 58 Grand Opening
59 Bab 59 Panas
60 Bab 60 Calon Nyonya
61 Bab 61 Rencana
62 Bab 62 Melamar
63 Bab 63 Persiapan
64 Bab 64 Acara Pertunangan
65 Bab 65 Sahabat Jadi Cinta
66 Bab 66 Dia....
67 Bab 67 Salah Faham
68 Bab 68 Diskusi
69 Bab 69 Wedding Day
70 Bab 70 Wedding Day (2)
71 Bab 71 Wedding Day (3)
72 Bab 72 Gagal
73 Bab 73 Usil
74 Bab 74 Hampir Gagal
75 Bab 75 Selamat Datang!
76 Bab 76 Bahagia
77 Bab 77 Kerja
78 Bab 78 Bertemu
79 Bab 79 Memaafkan
80 Bab 80 Tiga Bulan Kemudian
81 Bab 81 Khawatir
82 Bab 82 Hamil?
83 Bab 83 Bara Junior
84 Bab 84 Drama Pagi Hari
85 Bab 85 Dijenguk
86 Bab 86 Dua Minggu Penuh Kejutan
87 Bab 87 Suami Siaga
88 Bab 88 Sagara Dharmawan
89 Bab 89 End
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA
2
BAB 2 DIANTAR PULANG
3
BAB 3 SEKOLAH BARU
4
BAB 4 GAME
5
BAB 5 PENOLAKAN
6
BAB 6 DEMI PULANG BERSAMA
7
BAB 7 BENGKEL
8
BAB 8 FANS BERAT
9
BAB 9 JANGAN LIHAT!
10
BAB 10 TUGAS KELOMPOK
11
BAB 11 MAKAN MALAM
12
BAB 12 KEMARAHAN BARA
13
BAB 13 KEDATANGAN DILLARA
14
BAB 14 TIDAK NYAMAN
15
BAB 15 CERITA BARA
16
BAB 16 PENAGIH HUTANG
17
BAB 17 PENAGIH HUTANG 2
18
BAB 18 RENCANA JAHAT
19
BAB 19 MENCARI BARA
20
BAB 20 BARA
21
BAB 21 TERJEBAK
22
BAB 22 MELAWAN
23
BAB 23 BERHASIL SELAMAT
24
BAB 24 LOVE
25
BAB 25 HARUS LEPAS
26
BAB 26 JUJUR
27
BAB 27 DILLARA
28
BAB 28 DILLARA SAKIT
29
BAB 29 MENOLAK DAMAI
30
BAB 30 JALAN
31
BAB 31 DILLARA BEBAS
32
BAB 32 DOUBLE DATE
33
BAB 33 AKU DAN KAMU
34
BAB 34 MENGAKUI
35
BAB 35 KUMPUL KELUARGA
36
BAB 36 BICARA
37
BAB 37 NASEHAT PUTRA
38
BAB 38 BARA GELISAH
39
Bab 39 Cemburu Lagi
40
Bab 40 Berakhir
41
Bab 41 Bertemu lagi
42
Bab 42 Dimas dan Bara
43
Bab 43 Kulkas Dua Pintu
44
Bab 44 Evan dan Bara
45
Bab 45 Balikan
46
Bab 46 Pulang
47
Bab 47 Cemburu
48
Bab 48 Perjalanan
49
Bab 49 Menghindar
50
Bab 50 Perdebatan
51
Bab 51 Dodit dan Bara
52
Bab 52 Wedding Putra-Sherly
53
Bab 53 Wedding Putra-Sherly (2)
54
Bab 54 Wedding Putra-Sherly (3)
55
Bab 55 Chat
56
Bab 56 Modal Nikah
57
Bab 57 Makan Siang
58
Bab 58 Grand Opening
59
Bab 59 Panas
60
Bab 60 Calon Nyonya
61
Bab 61 Rencana
62
Bab 62 Melamar
63
Bab 63 Persiapan
64
Bab 64 Acara Pertunangan
65
Bab 65 Sahabat Jadi Cinta
66
Bab 66 Dia....
67
Bab 67 Salah Faham
68
Bab 68 Diskusi
69
Bab 69 Wedding Day
70
Bab 70 Wedding Day (2)
71
Bab 71 Wedding Day (3)
72
Bab 72 Gagal
73
Bab 73 Usil
74
Bab 74 Hampir Gagal
75
Bab 75 Selamat Datang!
76
Bab 76 Bahagia
77
Bab 77 Kerja
78
Bab 78 Bertemu
79
Bab 79 Memaafkan
80
Bab 80 Tiga Bulan Kemudian
81
Bab 81 Khawatir
82
Bab 82 Hamil?
83
Bab 83 Bara Junior
84
Bab 84 Drama Pagi Hari
85
Bab 85 Dijenguk
86
Bab 86 Dua Minggu Penuh Kejutan
87
Bab 87 Suami Siaga
88
Bab 88 Sagara Dharmawan
89
Bab 89 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!