BAB 3 SEKOLAH BARU

"Kamu mau bawa bekal, Na?" tanya Ayudya. Hubungan Nana dengan ibu sambungnya memang belum terlalu dekat, meski Nana sudah menerima keberadaannya.

"Boleh, ma." Nana mengangguk. Bibi dirumah, juga selalu membuatkan bekal sekolah atas perintah mamanya. Jajanan kantin yang kadang kurang menyehatkan membuat Nana terbiasa membawa bekal, terlebih mama Salma adalah seorang dokter. Tentu ia memperhatikan pola makan anaknya.

"Kamu diantar mama, sekalian mama mau antar Syakiel kesekolah baru." Ucap Hadi setelah sarapan.

"Yeeee!!! Sama kakak." Syakiel mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Kakinya juga bergerak karena kesenangan.

Semenjak Nana tinggal disini Syakiel terlihat bahagia. Bocah laki-laki itu merasa punya teman meskipun usia mereka jauh berbeda.

Nana tersenyum melihat balita itu bersorak. "Yang lengkap dong sayang."

"Ka-kak can-" Nana sengaja menggantung kalimatnya.

"Can-, can," ucap Syakil diulang-ulang. Bocah itu tampak berfikir. "Cantiiiiikkk" soraknya saat mengetahui maksud Nana.

"Anak pintar!" Nana mengusak rambutnya gemas.

"No... no... no... Syakiel harus rapi dan ganteng!" Bocah itu menggerakkan telunjukknya kekanan dan kiri di depan wajah Nana.

Nana tertawa puas. "Kamu masih kecil, jangan ganteng-ganteng entar banyak cewek yang suka."

Nana gemas, ia mengendong bocah itu ke depan. "Pergi dulu pa." Nana menyalami Hadi, dan Syakiel yang dalam gendongan Nana juga ikut menyalami papanya.

"Da papa." Teriak bocah laki-laki itu melambaikan tangan ke kanan dan kekiri.

"Itu papanya kakak." Goda Nana pada Syakiel.

"Papa Syakiel juga kak." Bocah itu cemberut karena Nana mengatakan itu papanya.

"Tapi kakak lebih gede. Jadi papanya banyakan untuk Kakak. Syakiel cuma dapet segini." Nana membuat jarak antara ibu jari dan telunjukknya menandakan jumlah yang sedikit.

Syakiel tampak berpikir. "Papanya kalau pagi untuk kakak, kalau malam untuk Syakiel. Oke?"

"Ih, masa kakak cuma dapet pagi doang?"

"Iya dong. Kalau malam kan papa boboknya sama Syakiel. Jadi kalau malam jadi papanya Syakiel."

Nana mencium pipinya berulang-ulang. "Pinter banget sih kamu. Adiknya siapa sih kamu?"

Syakiel tertawa keras merasa geli saat Nana terus menghujani pipinya dengan ciuman.

Keduanya masuk dalam mobil. Supir sudah standby dan mama Ayudya juga masuk dalam mobil. Ketiganya duduk di kursi belakang.

"Nanti siang, mama jemput, Na," ucap Ayudya pada anak sambungnya itu. Berbeda dengan mama Salma, mama Ayu justru tidak bekerja dan full di rumah. Mengurus rumah dan anak-anak.

Nana sadar, mungkin sosok seperti ini yang papanya butuhkan. Sosok istri yang menunggu suami pulang bekerja, menjaga dan mengurus anak. Tidak sibuk dengan pekerjaan dan urusannya sendiri.

Empat hari tinggal di rumah itu, Nana mulai memahami arti kebahagiaan dalam pernikahan. Contoh yang tak pernah dia lihat dari pernikahan orang tuanya dulu.

Sholat bersama, makan bersama dan yang pasti menonton tv dan bercerita kegiatan hari itu bersama-sama. Sesuatu yang hampir tak pernah ia dapatkan di rumahnya dulu.

Dibanding tinggal dengan mamanya, Nana merasa lebih hidup di sini. Tak perlu khawatir makan sendirian, tak perlu khawatir menunggu orang tua pulang bekerja hingga larut.

Pantas saja papanya makin terlihat bugar dan wajahnya berseri setiap hari. Ternyata kebahagiaan sederhana yang ia rasakan.

Nana tiba di sekolah yang lumayan luas ini. Ia langsung masuk kedalam dan diminta untuk menunggu diruang guru. Ia menunggu wali kelas membawanya ke dalam kelas.

Nana berjalan di belakang wanita bernama Ibu Gina seorang guru fisika yang menjadi wali kelasnya.

Di kelas XI IPA 1 Nana diminta memperkenalkan diri. "Perkenalkan diri kamu kepada teman-temanmu."

"Selamat pagi semuanya." Nana menatap seluruh murid yang duduk di bangku mereka masing-masing.

Ini kelas IPA apa kelas model? Isinya cowok ganteng sama cewek cantik semua. Ini sih pemandangan yang mengandung vitamin A. Bagus untuk mata. Hahaha. Batin Nana.

"Nama Saya Selena Kinara Wirya. Kalian bisa panggil Selena atau Nana."

"Pindahan dari SMA Harapan. Senang bisa bergabung di kelas ini. Semoga kedepannya kita bisa berteman dengan baik." Nana menatap semua teman barunya dengan senyum termanis yang ia punya.

"Ada yang mau ditanyakan?" Tanya Bu Gina.

Seorang cowok mengangkat tangannya. "Punya pacar belum?"

"Huuuuuu!!!" Seisi kelas bersorak. Dialah Calvin, si kapten futsal, cowok tampan yang suka tebar pesona.

"Calvin! Tanyanya privat dong, jangan di depan kelas. Entar yang di pojokan cemburu." Canda bu Gina, guru muda berusia 27 tahun yang menjadi salah satu guru favorit di sekolah ini.

"Hahahah... yang dipojokan siapa buk?" Tanyanya sambil tertawa dan melihat kearah pojok kelas.

"Tuh, sapu ijuk." Tunjuk Bu Gina pada sudut ruangan dimana sapu dan alat kebersihan ada disana.

"Hahahahah... " Seisi kelas kembali tertawa.

"Masih ada yang mau bertanya?"

Karena sudah tidak ada yang ingin bertanya, Bu Gina menyuruh Nana untuk duduk dibangkunya.

"Selena, kamu duduk di ujung ya. Cuma itu bangku kosong di kelas ini."

"Iya bu."

Nana duduk di bangku paling belakang, di sudut kanan kelas bersama seorang murid laki-laki.

Nana duduk dan menatap cowok berpakaian rapi itu. Dan matanya membulat sempurna membaca name tagnya. Sambara Dharmawan.

"Elo!" Seru Nana menyita perhatian beberapa orang.

Gue berhari-hari mikir gimana bisa deket sama nih cowok. Dan sekarang Tuhan buka jalan lebar banget. Dia ada di depan gue dengan sendirinya! Oh thanks God! Batin Nana.

"Ck!" Sambara berdecak. "Lihat depan."

Mata lo hampir keluar pas lihat gue! Emang gue setan! Batin Sambara.

"Kita lanjut pemilihan ketua kelas, wakil, sekertaris sama bendahara, Ya!"

"Iya bu."

"Atau kita pakai jabatan tahun lalu aja?" Tanya buk guru lagi.

Seorang siswa mengacungkan tangan. "Saya gak bisa jadi ketua kelas lagi, Buk."

"Kenapa Dimas?"

"Saya mau nyalon jadi ketua OSIS bu." Jawab siswa bernama Dimas.

Bu Gina mengangguk faham. "Oke, kita naikkan Putra sebagai ketua kelas dan wakilnya kira-kira siapa yang cocok?" Sebelumnya Putra menjabat sebagai wakil ketua kelas.

Semua orang menunjuk gadis di depan Nana. "Sherly..!"

"Jangan Bu!" Tolaknya. "Nih Zahra aja!" Tunjuk gadis itu pada teman sebangkunya.

"Sherly... Sherly... Sherly..." teriak seisi kelas.

Sherly mengangkat tangannya. "Oke... oke... gue bisa apa kalau kalian maksa, guys!"

"Yeee, ada papa Putra sama mama Sherly, di jamin kelas aman, Buk." Cowok di meja sebelah kiri Nana mengundang gelak tawa. Nana ikut senyum-senyum sendiri.

"Oke, Putra, Sherly, jaga anak-anak jangn sampai keluar kelas di jam kosong, ya."

"Siip. Buk!"

"Bendahara kelas dan wakilnya tetap Alma dan Sasa, Ya."

"Iya Bu." Sahut dua murid wanita yang duduk tepat di depan meja guru.

"Sekertaris dan wakilnya, masih Kiki sama Fikha juga, kan?"

Seisi kelas setuju. Nana takjub melihat cara mereka menentukan perangkat kelas. Diskusi singkat tanpa perdebatan.

Gue makin penasaran dengan murid di kelas ini. Batin Nana

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

iissssss berasa muda lg Aqu nih..
Aliyah sih bukan SMA...

2023-01-23

1

Isabella

Isabella

baru baca seru kak
berada muda kembali
ingat waktu Aliyah hehehehe

2022-02-13

0

SIFA Official

SIFA Official

lanjut lagi kak

2022-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA
2 BAB 2 DIANTAR PULANG
3 BAB 3 SEKOLAH BARU
4 BAB 4 GAME
5 BAB 5 PENOLAKAN
6 BAB 6 DEMI PULANG BERSAMA
7 BAB 7 BENGKEL
8 BAB 8 FANS BERAT
9 BAB 9 JANGAN LIHAT!
10 BAB 10 TUGAS KELOMPOK
11 BAB 11 MAKAN MALAM
12 BAB 12 KEMARAHAN BARA
13 BAB 13 KEDATANGAN DILLARA
14 BAB 14 TIDAK NYAMAN
15 BAB 15 CERITA BARA
16 BAB 16 PENAGIH HUTANG
17 BAB 17 PENAGIH HUTANG 2
18 BAB 18 RENCANA JAHAT
19 BAB 19 MENCARI BARA
20 BAB 20 BARA
21 BAB 21 TERJEBAK
22 BAB 22 MELAWAN
23 BAB 23 BERHASIL SELAMAT
24 BAB 24 LOVE
25 BAB 25 HARUS LEPAS
26 BAB 26 JUJUR
27 BAB 27 DILLARA
28 BAB 28 DILLARA SAKIT
29 BAB 29 MENOLAK DAMAI
30 BAB 30 JALAN
31 BAB 31 DILLARA BEBAS
32 BAB 32 DOUBLE DATE
33 BAB 33 AKU DAN KAMU
34 BAB 34 MENGAKUI
35 BAB 35 KUMPUL KELUARGA
36 BAB 36 BICARA
37 BAB 37 NASEHAT PUTRA
38 BAB 38 BARA GELISAH
39 Bab 39 Cemburu Lagi
40 Bab 40 Berakhir
41 Bab 41 Bertemu lagi
42 Bab 42 Dimas dan Bara
43 Bab 43 Kulkas Dua Pintu
44 Bab 44 Evan dan Bara
45 Bab 45 Balikan
46 Bab 46 Pulang
47 Bab 47 Cemburu
48 Bab 48 Perjalanan
49 Bab 49 Menghindar
50 Bab 50 Perdebatan
51 Bab 51 Dodit dan Bara
52 Bab 52 Wedding Putra-Sherly
53 Bab 53 Wedding Putra-Sherly (2)
54 Bab 54 Wedding Putra-Sherly (3)
55 Bab 55 Chat
56 Bab 56 Modal Nikah
57 Bab 57 Makan Siang
58 Bab 58 Grand Opening
59 Bab 59 Panas
60 Bab 60 Calon Nyonya
61 Bab 61 Rencana
62 Bab 62 Melamar
63 Bab 63 Persiapan
64 Bab 64 Acara Pertunangan
65 Bab 65 Sahabat Jadi Cinta
66 Bab 66 Dia....
67 Bab 67 Salah Faham
68 Bab 68 Diskusi
69 Bab 69 Wedding Day
70 Bab 70 Wedding Day (2)
71 Bab 71 Wedding Day (3)
72 Bab 72 Gagal
73 Bab 73 Usil
74 Bab 74 Hampir Gagal
75 Bab 75 Selamat Datang!
76 Bab 76 Bahagia
77 Bab 77 Kerja
78 Bab 78 Bertemu
79 Bab 79 Memaafkan
80 Bab 80 Tiga Bulan Kemudian
81 Bab 81 Khawatir
82 Bab 82 Hamil?
83 Bab 83 Bara Junior
84 Bab 84 Drama Pagi Hari
85 Bab 85 Dijenguk
86 Bab 86 Dua Minggu Penuh Kejutan
87 Bab 87 Suami Siaga
88 Bab 88 Sagara Dharmawan
89 Bab 89 End
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA
2
BAB 2 DIANTAR PULANG
3
BAB 3 SEKOLAH BARU
4
BAB 4 GAME
5
BAB 5 PENOLAKAN
6
BAB 6 DEMI PULANG BERSAMA
7
BAB 7 BENGKEL
8
BAB 8 FANS BERAT
9
BAB 9 JANGAN LIHAT!
10
BAB 10 TUGAS KELOMPOK
11
BAB 11 MAKAN MALAM
12
BAB 12 KEMARAHAN BARA
13
BAB 13 KEDATANGAN DILLARA
14
BAB 14 TIDAK NYAMAN
15
BAB 15 CERITA BARA
16
BAB 16 PENAGIH HUTANG
17
BAB 17 PENAGIH HUTANG 2
18
BAB 18 RENCANA JAHAT
19
BAB 19 MENCARI BARA
20
BAB 20 BARA
21
BAB 21 TERJEBAK
22
BAB 22 MELAWAN
23
BAB 23 BERHASIL SELAMAT
24
BAB 24 LOVE
25
BAB 25 HARUS LEPAS
26
BAB 26 JUJUR
27
BAB 27 DILLARA
28
BAB 28 DILLARA SAKIT
29
BAB 29 MENOLAK DAMAI
30
BAB 30 JALAN
31
BAB 31 DILLARA BEBAS
32
BAB 32 DOUBLE DATE
33
BAB 33 AKU DAN KAMU
34
BAB 34 MENGAKUI
35
BAB 35 KUMPUL KELUARGA
36
BAB 36 BICARA
37
BAB 37 NASEHAT PUTRA
38
BAB 38 BARA GELISAH
39
Bab 39 Cemburu Lagi
40
Bab 40 Berakhir
41
Bab 41 Bertemu lagi
42
Bab 42 Dimas dan Bara
43
Bab 43 Kulkas Dua Pintu
44
Bab 44 Evan dan Bara
45
Bab 45 Balikan
46
Bab 46 Pulang
47
Bab 47 Cemburu
48
Bab 48 Perjalanan
49
Bab 49 Menghindar
50
Bab 50 Perdebatan
51
Bab 51 Dodit dan Bara
52
Bab 52 Wedding Putra-Sherly
53
Bab 53 Wedding Putra-Sherly (2)
54
Bab 54 Wedding Putra-Sherly (3)
55
Bab 55 Chat
56
Bab 56 Modal Nikah
57
Bab 57 Makan Siang
58
Bab 58 Grand Opening
59
Bab 59 Panas
60
Bab 60 Calon Nyonya
61
Bab 61 Rencana
62
Bab 62 Melamar
63
Bab 63 Persiapan
64
Bab 64 Acara Pertunangan
65
Bab 65 Sahabat Jadi Cinta
66
Bab 66 Dia....
67
Bab 67 Salah Faham
68
Bab 68 Diskusi
69
Bab 69 Wedding Day
70
Bab 70 Wedding Day (2)
71
Bab 71 Wedding Day (3)
72
Bab 72 Gagal
73
Bab 73 Usil
74
Bab 74 Hampir Gagal
75
Bab 75 Selamat Datang!
76
Bab 76 Bahagia
77
Bab 77 Kerja
78
Bab 78 Bertemu
79
Bab 79 Memaafkan
80
Bab 80 Tiga Bulan Kemudian
81
Bab 81 Khawatir
82
Bab 82 Hamil?
83
Bab 83 Bara Junior
84
Bab 84 Drama Pagi Hari
85
Bab 85 Dijenguk
86
Bab 86 Dua Minggu Penuh Kejutan
87
Bab 87 Suami Siaga
88
Bab 88 Sagara Dharmawan
89
Bab 89 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!