BAB 2 DIANTAR PULANG

Akhirnya Nana menelpon papanya. "Coba tanya nama mereka, Na. Papa mau bicara."

"Sebentar pa."

"Nama kalian siapa?"

"Sambara," ucap pria yang berhasil membuat hati Nana jedag-jedug.

"Fahri," jawab pria yang lain.

"Papa mau bicara sama Sambara, Na," ucap papanya di seberang telpon.

"Nih, papa mau bicara." Nana memberikan ponsel keluaran terbaru miliknya kepada Sambara.

Sambara menerima ponsel Nana dan meletakkannya ditelinganya. Mulai mendengarkan suara lawan bicaranya.

"Baik, om."

"Iya, om."

"Iya. Sip om."

Haya itu yang keluar dari mulut pria berkaos hitam itu. Nana sampai mengerutkan keningnya.

Om? Dia kenal papa?

"Ri, tunggu disini. Kamu nanti ikut mobil derek dari bengkel." Perintah Sambara pada temannya. Sambara segera menghubungi temannya untuk membawa mobil derek dari bengkel.

"Loe! Ikut gue!" Sambara berbicara pada Nana setelah memasukkan ponselnya ke saku celananya.

Nana hanya bisa melongo. Dia ngajak gue?

Sambara sudah naik di atas motor dan memakai jaket serta helmnya. "Mau pulang gak?" Tanyanya dingin.

"Eh... mau lah." Nana langsung mendekat dan naik ke motor.

"Nih, pakai helmnya!" Perintahnya tanpa ekspresi.

Nana memakai helm itu dikepalanya. Baru dua menit sepeda motor yang membawanya itu melaju, Nana sudah menepuk-nepuk bahu Sambara.

"Berhenti.... berhenti sebentar." Pintanya dengan suara tak jelas.

"Kenapa?" Tanya Sambara dingin.

Nana langsung turun dan membuka helmnya.

"Hooekkk ... hooeek ...." Nana muntah-muntah di pinggir jalan. Ia bahkan sampai berjongkok di rerumputan.

"Lo hamil?" Tanya Bara to the poin.

Bukan menjawab, Nana malah terus berjongkok dan tak ada niat untuk berdiri.

Bara mau tak mau turun dari motornya dan memijat tengkuk Nana. "Hoekk ... hoekk.." Yang keluar hanya sedikit karena Nana hanya sarapan roti dan susu pagi ini.

Nana berdiri dan membersihkan mulutnya dengan tissu basah yang ia ambil di tasnya. Ia masih berpegangan pada motor dan memberikan helm itu pada Bara yang sudah lebih dulu naik ke atas motonya.

"Sumpah! Nih helm temen lo bau ******! Bisa mati gue pake itu lama-lama."

Sambara menatap gadis di depannya yang berbicara tanpa jaim dan tidak dibuat-buat.

"Kenapa gitu banget lihatin gue!" Nana mendelik. "Gak percaya?"

"Cium noh!" Nana kembali memegang helm itu dan mengarahkan ke wajah Sambara. Namun percuma, Sambara kan juga pakai helm.

Tapi Sambara tau, helm temannya itu memang sedikit berbau tak sedap akibat tak pernah dicuci.

"Udah, buruan naik!" Perintahnya dingin.

"Gak pake helm nih?"

"Gak perlu. Kalo ada razia, lo gue serahin sama polisi buat jaminan."

Nana naik ke motor dengan susah payah karena tingginya tak lebih dari 158 cm. "Sekalian aja lo gade'in gue di sono!" Tunjuknya pada sebuah gedung besar yang merupakan pusat perbelanjaan.

"Buat beliin temen lo helm baru!" Nana masih menggerutu dan Sambara segera melajukan motornya membuat Nana yang belum siap hampir terjengkang kebelakang.

"Tok!" Nana memukul helm pria di depannya.

Lo ganteng! Tapi ternyata ngeselin juga! Dan gue sukaaaa!

Nana adalah tipe gadis yang punya tekad kuat dan yang pasti memiliki rasa penasaran yang tinggi. Jika selama ini pria agresif yang mendekatinya, justru sekarang dia yang berusaha mendekati seonggok tugu perbatasan bernama Sambara.

Tugu perbatasan? Yes, lihat sendiri seberapa kakunya tuh cowok.

Motor sport itu berbelok ke sebuah rumah mewah. Rumah yang dua hari ini ditinggali Nana. Kediaman Hadi Wirya.

"Lo cenanyang?" Ucap Nana sebelum turun. Karena merasa heran Sambara tau rumahya tanpa dia mengarahkan.

"Ck!" Pria tampan itu hanya berdecak.

"Iya... iya... Mau mampir gak!" Nana menawari.

"Gak perlu." Sahut si tugu perbatasan.

Dan ia langsung melajukan sepeda motornya meninggalkan rumah orang tua Nana.

Sambara Dharmawan, pria 17 tahun, putra dari pasangan Wawan Dharmawan dan Tamara Lestari. Dialah bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya sudah menikah dan tinggal bersama suaminya.

Bara, seorang siswa kelas XI di SMA Cahaya Bangsa. Ia adalah pribadi yang cuek, dingin dan terkadang menyebalkan.

Bengkel D'Servis adalah milik papanya. Ia lebih senang menghabiskan waktu di sana bersama Fahri, Dadang, manager bengkel- Om Galuh, serta karyawan bengkel lainnya.

Kehidupan rumah tangga kedua orang tuanya tidak harmonis. Tinggal bersama tapi terasa seperti orang asing. Papanya sering keluar kota meninjau pabrik teh yang sudah 5 tahun dirintisnya. Sementara mamanya sibuk bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai sekretaris senior.

Pria berhidung mancung dengan bibir bawah sedikit tebal itu memiliki prinsip lebih baik kualitas dari pada kuantitas. Seperti lingkaran pertemanannya, ia lebih baik punya sedikit teman tapi yang benar benar mengerti dirinya.

Sambara, ia pintar dan berfisik nyaris sempurna tapi tak ingin menonjol di antara teman-temannya. Baginya, dikenal berarti diekspose. Dia tak ingin siapapun tahu kehidupannya, tentang hubungan orang tuanya, dan sisi dirinya yang berusaha ia sembunyikan.

Dia tetap irit bicara, tak ada bedanya antara di sekolah atau di luar. Tapi dari segi penampilan, ia berbeda. Ia berusaha berpakaian rapi ala goodboy, rambut tersisir rapi dan tali pinggang yang selalu setia melekat di tubuhnya.

Dia tak ingin terlihat keren di sekolah. Dia tak ingin merebut perhatian para gadis, dan dia benci jatuh cinta. Buat apa jatuh cinta kalau ditengah jalan saling meninggalkan, seperti orang tuanya.

Tapi semua berubah ketika ia bertemu Selena. Hatinya terketuk dengan rasa penasaran, karena gadis bernama Selena itu terlihat berbeda dari kebanyakan gadis yang ia kenal.

Gadis yang berbicara apa adanya. Ia juga terlihat tidak suka bersandiwara. Seperti tadi, saat ia tanpa malu, tanpa risih muntah-muntah karena bau helm yang tak sedap.

****

Kediaman Hadi Wirya.

Sudah dua hari Nana mencari cara untuk bisa kembali bertemu dengan pria bernama Sambara itu. Langsung datang ke bengkel adalah kesalahan besar.

Menaklukan pria sedingin dan sekaku Sambara harus dengan cara yang tepat, tidak agresif dan harus elegan. Tidak boleh terlalu berlebihan dan justru harus bersikap agak misterius untuk menarik rasa penasaranya. Itu hal yang Nana pelajari dari artikel yang ia cari di mesin pencarian di ponselnya.

"Hari pertama di sekolah baru. Sudah siap?" Tanya Hadi semangat saat mereka selesai sarapan.

"Siap dong pa!" Sahut Nana tak kalah semangat.

"Siap dong pa!" Suara anak kecil berusia 4 tahun mengikuti kata-kata Nana. Dialah Syakiel Kavindra Wirya, adiknya dari pernikahan kedua papanya.

"Semangat banget sayang." Wanita lembut itu, dia yang berhasil menggeser posisi mamanya di hati papanya. Dialah Ayudya, wanita berusia 32 yang sudah hampir 5 tahun diperistri oleh papanya.

"Harus dong, ma."

Nana tersenyum melihat bocah laki-laki yang tak akan mungkin hadir dalam rumah mamanya. Ya, alasan klasik yang membuat orang tuanya bercerai. Mama Salma tak lagi bisa punya anak karena suatu penyakit. Tapi syukurlah, ada sosok papa Haris yang mau menerimanya.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

masing2 sdh punya pasangan

2024-06-26

0

martina melati

martina melati

sampe dikira hamil krn muntah2

2024-06-26

0

martina melati

martina melati

hahaha....

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA
2 BAB 2 DIANTAR PULANG
3 BAB 3 SEKOLAH BARU
4 BAB 4 GAME
5 BAB 5 PENOLAKAN
6 BAB 6 DEMI PULANG BERSAMA
7 BAB 7 BENGKEL
8 BAB 8 FANS BERAT
9 BAB 9 JANGAN LIHAT!
10 BAB 10 TUGAS KELOMPOK
11 BAB 11 MAKAN MALAM
12 BAB 12 KEMARAHAN BARA
13 BAB 13 KEDATANGAN DILLARA
14 BAB 14 TIDAK NYAMAN
15 BAB 15 CERITA BARA
16 BAB 16 PENAGIH HUTANG
17 BAB 17 PENAGIH HUTANG 2
18 BAB 18 RENCANA JAHAT
19 BAB 19 MENCARI BARA
20 BAB 20 BARA
21 BAB 21 TERJEBAK
22 BAB 22 MELAWAN
23 BAB 23 BERHASIL SELAMAT
24 BAB 24 LOVE
25 BAB 25 HARUS LEPAS
26 BAB 26 JUJUR
27 BAB 27 DILLARA
28 BAB 28 DILLARA SAKIT
29 BAB 29 MENOLAK DAMAI
30 BAB 30 JALAN
31 BAB 31 DILLARA BEBAS
32 BAB 32 DOUBLE DATE
33 BAB 33 AKU DAN KAMU
34 BAB 34 MENGAKUI
35 BAB 35 KUMPUL KELUARGA
36 BAB 36 BICARA
37 BAB 37 NASEHAT PUTRA
38 BAB 38 BARA GELISAH
39 Bab 39 Cemburu Lagi
40 Bab 40 Berakhir
41 Bab 41 Bertemu lagi
42 Bab 42 Dimas dan Bara
43 Bab 43 Kulkas Dua Pintu
44 Bab 44 Evan dan Bara
45 Bab 45 Balikan
46 Bab 46 Pulang
47 Bab 47 Cemburu
48 Bab 48 Perjalanan
49 Bab 49 Menghindar
50 Bab 50 Perdebatan
51 Bab 51 Dodit dan Bara
52 Bab 52 Wedding Putra-Sherly
53 Bab 53 Wedding Putra-Sherly (2)
54 Bab 54 Wedding Putra-Sherly (3)
55 Bab 55 Chat
56 Bab 56 Modal Nikah
57 Bab 57 Makan Siang
58 Bab 58 Grand Opening
59 Bab 59 Panas
60 Bab 60 Calon Nyonya
61 Bab 61 Rencana
62 Bab 62 Melamar
63 Bab 63 Persiapan
64 Bab 64 Acara Pertunangan
65 Bab 65 Sahabat Jadi Cinta
66 Bab 66 Dia....
67 Bab 67 Salah Faham
68 Bab 68 Diskusi
69 Bab 69 Wedding Day
70 Bab 70 Wedding Day (2)
71 Bab 71 Wedding Day (3)
72 Bab 72 Gagal
73 Bab 73 Usil
74 Bab 74 Hampir Gagal
75 Bab 75 Selamat Datang!
76 Bab 76 Bahagia
77 Bab 77 Kerja
78 Bab 78 Bertemu
79 Bab 79 Memaafkan
80 Bab 80 Tiga Bulan Kemudian
81 Bab 81 Khawatir
82 Bab 82 Hamil?
83 Bab 83 Bara Junior
84 Bab 84 Drama Pagi Hari
85 Bab 85 Dijenguk
86 Bab 86 Dua Minggu Penuh Kejutan
87 Bab 87 Suami Siaga
88 Bab 88 Sagara Dharmawan
89 Bab 89 End
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 1 PERTEMUAN PERTAMA
2
BAB 2 DIANTAR PULANG
3
BAB 3 SEKOLAH BARU
4
BAB 4 GAME
5
BAB 5 PENOLAKAN
6
BAB 6 DEMI PULANG BERSAMA
7
BAB 7 BENGKEL
8
BAB 8 FANS BERAT
9
BAB 9 JANGAN LIHAT!
10
BAB 10 TUGAS KELOMPOK
11
BAB 11 MAKAN MALAM
12
BAB 12 KEMARAHAN BARA
13
BAB 13 KEDATANGAN DILLARA
14
BAB 14 TIDAK NYAMAN
15
BAB 15 CERITA BARA
16
BAB 16 PENAGIH HUTANG
17
BAB 17 PENAGIH HUTANG 2
18
BAB 18 RENCANA JAHAT
19
BAB 19 MENCARI BARA
20
BAB 20 BARA
21
BAB 21 TERJEBAK
22
BAB 22 MELAWAN
23
BAB 23 BERHASIL SELAMAT
24
BAB 24 LOVE
25
BAB 25 HARUS LEPAS
26
BAB 26 JUJUR
27
BAB 27 DILLARA
28
BAB 28 DILLARA SAKIT
29
BAB 29 MENOLAK DAMAI
30
BAB 30 JALAN
31
BAB 31 DILLARA BEBAS
32
BAB 32 DOUBLE DATE
33
BAB 33 AKU DAN KAMU
34
BAB 34 MENGAKUI
35
BAB 35 KUMPUL KELUARGA
36
BAB 36 BICARA
37
BAB 37 NASEHAT PUTRA
38
BAB 38 BARA GELISAH
39
Bab 39 Cemburu Lagi
40
Bab 40 Berakhir
41
Bab 41 Bertemu lagi
42
Bab 42 Dimas dan Bara
43
Bab 43 Kulkas Dua Pintu
44
Bab 44 Evan dan Bara
45
Bab 45 Balikan
46
Bab 46 Pulang
47
Bab 47 Cemburu
48
Bab 48 Perjalanan
49
Bab 49 Menghindar
50
Bab 50 Perdebatan
51
Bab 51 Dodit dan Bara
52
Bab 52 Wedding Putra-Sherly
53
Bab 53 Wedding Putra-Sherly (2)
54
Bab 54 Wedding Putra-Sherly (3)
55
Bab 55 Chat
56
Bab 56 Modal Nikah
57
Bab 57 Makan Siang
58
Bab 58 Grand Opening
59
Bab 59 Panas
60
Bab 60 Calon Nyonya
61
Bab 61 Rencana
62
Bab 62 Melamar
63
Bab 63 Persiapan
64
Bab 64 Acara Pertunangan
65
Bab 65 Sahabat Jadi Cinta
66
Bab 66 Dia....
67
Bab 67 Salah Faham
68
Bab 68 Diskusi
69
Bab 69 Wedding Day
70
Bab 70 Wedding Day (2)
71
Bab 71 Wedding Day (3)
72
Bab 72 Gagal
73
Bab 73 Usil
74
Bab 74 Hampir Gagal
75
Bab 75 Selamat Datang!
76
Bab 76 Bahagia
77
Bab 77 Kerja
78
Bab 78 Bertemu
79
Bab 79 Memaafkan
80
Bab 80 Tiga Bulan Kemudian
81
Bab 81 Khawatir
82
Bab 82 Hamil?
83
Bab 83 Bara Junior
84
Bab 84 Drama Pagi Hari
85
Bab 85 Dijenguk
86
Bab 86 Dua Minggu Penuh Kejutan
87
Bab 87 Suami Siaga
88
Bab 88 Sagara Dharmawan
89
Bab 89 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!