Ada yang aneh dihatiku

Aku tak tahu dimana Rinduku berada. Wanita yang paling ku cinta kini mungkin tengah berada di dunia luar. Kejadian penculikan yang ia alami mungkin saja membuat dirinya trauma dan enggan bertemu orang asing dihadapannya.

"Sekarang kau tidur dulu. Besok bantu aku carikan gadis yang kau sebutkan tadi. Aku mohon kau bantu aku untuk menemukan Rindu" ku memohon dihadapan Liyani.

Senyumnya yang menawan terkihat jelas didepanku. Segera ia menganggukan kepala.

"iya tuan , saya akan membantu tuan untuk menemukan gadis yang dulu diculik bersama saya. Saya pasti mengenalinya sebab dia memiliki gaya bicara yang berbeda dan dia pun pasti akan mengenaliku"

Kuanggukan kepala dan tersenyum kearah liyani. Tak terasa wktu sudah menunjukan tengah malam. Kutatap langit langit kamar dan berfikir apakah mungkin Liyani dapat menemukan Rindu yang dia maksud padahal sudah lama tak bertemu.

Pagi telah menyapa, mentari menyorotkan cahayanya yang silau kearah mataku. Kubuka mata ini dengan malas seraya mulai berjalan menuju kamar mandi. Kupakai kaos berwarna biru dengan setelan celan jeans yang senada. Kupatut diriku dicermin, tak ada janggut yang tumbuh ataupun kumis yang melambai dibawah hidungku. Tampan, kupuji diriku sendiri sebab tak ada yang mau memberikan pujian padaku karna mungkin mereka segaan.

Aku pun bersiap mengambil dompet dan juga kunci mobil diatas laci dikamarku, seraya mulai berjalan keluar kamar. Tak terasa saat aku melewati kamar yang dipakai Liyani, pintu kamarnya sedikit terbuka dan memperlihatkan dirinya yang sedang memakai handuk saja. Rambutnya yang basah dan harum sabun menyeruak hingga keluar kamar membuatku menjadi salah tingkah. Dia terlihat sangat menggoda saat ini.

Kuintip dirinya dari luar secara diam diam, hingga saat dia mulai membuka handuknya, segera kupalingkan wajah kerah lain seraya mulai mengatur nafas dan detak jantung yang bergerak lebih cepat. Perlahan tapi pasti kututup pintu kamar Liyani dengan mata tertutup.

"uhhhh, untung saja " gumamku.

Kuberjalan menurunni anak tangga untuk pergi sarapan. Terlihat para pelayan berjejer bawah tangga. Ditundukannya kepala saat aku mulai melewati satu persatu pelayan dihadapanku. Aku sama sekali tak pernah menyuruhnya untuk melakukan hal demikian, hanya saja terkadang Paman Arjun suka sekali memarahi semua pelayan disini jika tak menunduk apabila berhadapan denganku, mungkin itulah penyebab mereka sangat menghormatiku disini.

Beberapa pelayan wanita mulai menyendokan makanan keatas piringku tak lupa mereka juga menuangkan minum kedalam gelasku. Aku yang hanya diam menatap semua pelayananan yang dilakukan mereka. Tak berselang lama , Liyani datang menuruni anak tangga. Baju yang dia gunakan adalah baju milik almarhumah ibuku. Aku sengaja menyuruh Bi Darmi menyiapkan pakaian yang masih layak dipakai untuk Liyani. Aku yang memang sibuk dikantor bulum sempat mengajaknya pergi ke mall untuk membeli perlengkapan sehari hari Liyani.

Kini dia menatapku dan berjejer bersama semua pelayan dirumah ini. Aku yang memang dingin dan acuh mulai sedikit tergerak ketika melihat Liyani menelan ludah dan memegang perutnya, mungkin karena merasa lapar.

"Kalian bisa duduk disini, ikut makan bersamaku" kuucapkan kalimat ampuh yang membuat mereka semua keheranan.

"Kau Liyani, sini duduk disampingku" kulanjutkan makan dan mulai menarik kursi disampingku.

"Ta..tapi tuan aku nanti saja bersama yang lain " jawabnya pelan.

Aku tersenyum melihat dirinya yang semakin terlihat menelan ludah tak kala aku mengingit seputong daging ayam ditanganku.

"Aku menyuhmu untuk duduk disampingku, dan semua pelayan juga bisa makan dimeja yang aku tempati. Tak ada pengecualian, paham! oh ya, jika kursinya tak muat maka, maaf sebagian paling bisa duduk di sofa ruang tamu"

Mata mereka mulai berbinar, semua orang mulai mengambil piring dari dapur lalu mengantri untuk mengambil nasi serta lauk pauk diatas meja makan. Terlihat mereka begitu antusias serta bahagia. Mungkin baru kali ini aku memberikan kebahagiaan yang amat kecil untuk mereka.

"Terimakasih tuan " ucapan yang keluar dari mulut mereka secara serempak.

Aku yang memang tak punya hati bahkan terbilang bersikap dingin , baru kali ini merasakan ada perasaan berbeda dilubuk hati paling dalam. Apakah ini yang namanya rasa empati atau simpati? entahlah, yang jelas saat ini aku sangat senang melihat mereka ikut merasakan apa yang aku punya.

Tak berselang lama aku yang sudah menyelesaikan makan akhirnya bangkit dari kursi seraya berpamitan pada semua orang.

"Jika kalian sudah makan, jangan lupa bereskan piring dan cuci sampai bersih. Aku akan pergi keluar. Jangan lupa siapkan aku makanan nanti malam"

Semua pelayan menghentikan makan dan mulai berdiri seraya menundukan kepala.

"Baik tuan" hanya itu yang mereka ucapkan. Setelah itu merekapun kembali menyantap makanan yang tersisa diatas piring masing masing.

Ku lihat Liyani pun sudah menyelesaikan makannya dan berdiri mengekor di belakangku. Gaun merah yang dia pakai begitu nampak indah menampilkan lekuk tubuhnya yang putih. Beberapa garis merah dikaki dan tangannya pun mulai memudar. Namun saat aku melihat kearah kakinya, astaga aku lupa. Dia tak pernah ku berikan sepatu hak tinggi ataupun spatu flat.

"Dara ,cepat kau ambilkan sepatu milik almarhumah ibu dikamar!" kuperintahkan salah satu pelayan untuk segera mengambil sepatu milik ibu.

Tak berselang lama dia pun datang dengan sepatu warna merah senada dengan pakaian yang Liyani gunakan. Ku ambil sepatu dari tangan Dara dan mulai membungkuk dihadapan Liyani .

Rasa canggung mungkin saat ini tengah ia rasakan. Liyani memegang erat rok bawah gaunnya agar tak memperlihatkan bagian kakinya saat aku membungkuk.

"Tu..tuan mau ngapain?" tanyanya gugup.

"Lepaskan sendal jepitmu dan gunakan ini. Aku akan memasangnya"

Kaki indah Liyani kini telah terpasang disepatu merah milik ibu. Terlihat begitu cantik kini saat Liyani memakainya. Rambut yang disanggul ala ala artis korea membuat aura kecantikannya semakin terlihat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!