Titik Terang

Apakah benar dia Rinduku.

Detak jantungku tak beraturan, kala wanita didepanku mulai menatap dalam mata ini.

Banyak tanya yang singgah dihati, membuatku menjadi tertantang untuk tahu siapa wanita didepanku ini.

"Tasmu ada di ruang kerja saya. Nanti biar pelayan ambilkan. Sekarang kau masuklah kekamar dan istirahatlah, kau masih sakit" ucapku datar.

Sikap dinginku entah menguap kemana jika berhadapan dengan wanita ini. Dia adalah wanita cantik, meskipun banyak luka tangan dan kakinya yang kutahu itu bekas pukulan atau cambukan.

"Maaf tuan saya merepotkanmu"

"Itu sudah kewajiban saya untuk bertanggung jawab atas kejadian yang meimpamu tadi siang. Sekarang kau istirahatlah dan jangan lupa makan terlebih dahulu. Makanan sudah ada didapur, jika kau tak suka makanannya suruh saja pelayan untuk menyiapkan hidangan yang kau mau"

Senyuman manis yang terukir dibibirnya, membuatku seolah mabuk dan masuk kedalam sebuah kenangan masa lalu kala tak sengaja kucium pipi Rindu saat bola mengenai kepalaku disekolah.

Rindu yang dulu adalah wanita yang tomboy dan juga galak. Dia tak segan untuk memukul segerombol anak yang menggangguku hingga membuatku menangis.

Dia adalah cahaya ku dikegelapan. Penerang bagi jalan yang harus kutempuh.

Malam telah menunjukan pukul satu dini hari. Aku yang sedari tadi tak bisa tidur, kini berinisiatif pergi menuju ruang kerja dan membuka tas milik Liyani untuk melihat kartu identitas dan barang yang ia yakini akan membawanya ke orang tua kandungnya.

Terpampang jelas kartu identitas bernama Liyani Rindu Pratiwi dan sebuah name tag kain yang telah sobek sebagian berwarna merah, persis seperti punyaku dulu sewaktu sekolah dasar.

Terdapat pula Kertas bertulisakan alamat lengkap sebuah perumahan didaerah Jakarta Timur yang ditulis tangan yang menurutku tulisannya pun tak begitu asing. Seprtinya pernah kulihat disalah satu berkas perjanjian kontrak. Ku harus mencari tahu siapa sebenarnya gadis ini.

Pagi menjelang dan tiupan angin berbisik lembut ditelingaku. Kubuka mata dengan sangat bersemangat, padahal jam menunjukan waktu masih pukul 6 pagi. Senyum tak henti hentinya terukir dibibirku. Kulangkahkan kaki menuju pintu kamar ibu dan melihat seorang wanita tengah terlelap dengan wajah cantik dan polos. Matanya yang indah kini tertutup rapat. Hingga saat tanganku akan mengusap lembut kepalanya dia meracau tak jelas.

"Kumohon aku ingin pulang, antarkan aku pulang om. Jangan lukai aku om. Aku janji tak akan pernah nakal lagi. Ku mohon antarkan aku pulang, ibu pasti menungguku dirumah. kumohon om, kumohon......Jangan!!"

"Hei nona bangun! bangun nona " kutepuk pelan pipinya beberapa kali.

Sampai akhirnya dia terbangun dan memelukku dengan sangat erat seraya menangis.

"Kumohon antarkan aku pulang, jangan sakiti saya"

Kuusap lembut kepalanya beberapa kali, debaran jantungku tak pernah berhenti kala kumelihat ataupun menyentuk wanita ini. Kubiarkan dia memelukku, sampai akhirnya dia mulai tenang dan melepaskan pelukannya dariku.

" Sebenarnya kau kenapa" tanyaku heran.

"aaaa..aku sering bermimpi berada diruangan yang sangat gelap dan pengap. Disana terdapat sosok pria yang mengikat tangan serta kakiku dikursi kayu kotor. Dia berbicara akan melenyapkanku dan semua keluargaku. Ku ingat dia memiliki tato elang ditangan kanannya sebab aku tak sengaja bajunya dengan sangat kencang hingga membuat sebagian baju ditangannya robek dan ia pun membenturkan lagi kepalaku ketembok. aku tak tahu siapa dia dan apa yang inginkan dariku. Aku yakin dia adalah musuh ayah dan ibuku, sebab dia terus saja berkata bahwa ayah adalah alasan mengapa dia hancur" jelasnya padaku.

"Jadi kau ingat beberapa kejadian masalalumu?"

" Ya, aku ingat sebagian. Sebelumnya aku hanya ingat saat didalam sebuah mobil kepalaku sakit dan berdarah tapi ketika aku menangis dua pria membekap mulutku dan menutup kepalaku menggunakan sebuah kain. Hingga aku terbangun lagu disuatu ruangan yang gelap dan pengap dengan baju yang sudah putih yang sudah kotor dan tangan yang masih terikat. Setelahnya aku hanya ingat saat dirumah Ayah Malik dan Ibu Asih. Orang tua angkatku dikampung"

Sebenarnya 95% aku yakin bahwa dia memang benar Rindu kekasih kecilku dulu. Namun aku tak boleh gegabah, mempercayai orang asing karna parasnya yang serupa dengan Cinta pertamaku.

"Bangunlah, ini sudah pagi kau harus bersiap siap untuk makan dan akan ku bantu kau pergi mencari orang tua kandungmu" ucapku seraya berlalu.

Tanda tanya besar kini muncul di pikiranku. Jika benar dia memang Rindu, kemungkinan besar sebagian ingatannya hilang sesaat sebelum ia masuk kedalam mobil karna mendapat benturan kearas dikepalanya ,ditambah benturan kedua kalinya saat ia berada disebuah temoat gelap. Trauma yang mendalam juga bisa membuatnya terus bermimpi hal yang sama berulang kali sepertiku. Walaupun dia lupa semua kejadian didunia nyata , tapi dalam mimpi ia bisa dengan jelas merasakan apa yang ia alami dulu.

Pria bertato elang yang menculik Liyani mungkinkah pria yang sama dengan pelaku pembunuhan ayah dan ibuku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!