Bab 4

*

*

🌴🌴🌴

*

Erlang menepikan mobilnya di depan panti, tangan Mutiara bergerak untuk melepas seatbelt nya.

"Kamu beneran nggak akan berubah pikiran?" tanya Erlang membuat Mutiara menghentikan gerakannya kemudian menoleh ke kanan dimana Erlang berada.

"Kak Erlang nggak suka kalau Tiara yang menjadi ibu dari anaknya kak Erlang?" Mutiara tidak menjawab pertanyaan Erlang namun malah mengajukan pertanyaan lain.

Erlang menyandarkan tubuhnya di punggung jok kemudi mobilnya kemudian menghela napas pelan. "Bukannya aku tidak suka kalau kamu yang menjadi ibu dari anakku, tapi aku tidak ingin merusak masa depanmu."

Mutiara memberanikan diri menatap mata Erlang mencoba meyakinkan Erlang lewat tatapan matanya. "Tiara yakin kak, asalkan Tiara boleh bertemu dengan anak Tiara kelak."

"Tentu boleh." jawab Erlang kemudian tangannya terangkat untuk mengusap rambut Mutiara, dari dulu Erlang memang sudah menganggap Mutiara seperti adiknya sendiri. "Maafkan aku Tiara, kamu harus mengorbankan masa depanmu hanya demi kelangsungan hidupku."

"Tiara seneng kok bisa membantu keluarga kak Erlang, keluarga kak Erlang sudah banyak membantu Tiara dan adik-adik Tiara di panti."

Usapan Erlang berhenti dan berakhir mengacak rambut Mutiara. "Makasih." ujar Erlang kemudian menurunkan tangannya.

"Makasih kak, Tiara sudah di anter sampai sini." kata terakhir Mutiara kemudian ia turun dari mobil Erlang, dan Erlang segera melajukan mobilnya kembali menuju rumahnya.

*

🌴🌴🌴

*

Mutiara berdiri di dekat jendela kamarnya, tatapannya lurus kedepan dan tatapan itu juga kosong, banyak yang hal yang bersarang di dalam pikirannya saat ini.

Pernikahannya dengan Erlang dan tentang siapa jati dirinya.

Mutiara menunduk untuk menatap gelang mutiara di tangannya, gelang mutiara berjenis Abalone yang di tinggalkan orang tuanya semasa masih bayi.

Ya, orang tuanya dulu hanya meninggalkan secarik kertas bertuliskan namanya dan sebuah gelang mutiara tersebut.

Bibir Mutiara bergetar menahan isak tangis dan pandangannya mengabur karena air mata yang menggenang di pelupuk matanya. "Tuhan... siapa aku sebenarnya? Dimana kedua orang tuaku?" tanyanya dalam hati.

Usapan lembut di bahu Mutiara membuatnya mengerjab beberapa kali untuk menghalau air matanya supaya tidak tumpah dan sedikit berkurang, setelah dirasa air matanya sudah berkurang, kemudian Mutiara menoleh. "Bunda?"

Dewi tersenyum saat melihat anak asuhnya yang selalu berusaha menutupi kesedihannya. "Jangan bersedih nak, Tuhan itu adil. Bunda yakin suatu saat kamu pasti akan bertemu dengan kedua orang tuamu." ucapnya sembari terus mengusap lembut bahu Mutiara.

Mutiara segera memeluk ibu asuhnya dan menumpahkan air matanya yang sedari tadi ia tahan. "Bunda... Tiara hanya berfikir apakah Tiara ini anak haram, sehingga orang tua Tiara menitipkan Tiara di panti ini."

Dewi beralih mengusap punggung Mutiara. "Jangan berfikir seperti itu Tiara, orang tuamu pasti memiliki alasan lain kenapa kamu di titipkan disini dan bunda yakin orang tuamu bukan orang sembarangan, buktinya dia meninggalkan gelang semahal ini untukmu. Teruslah berdo'a semoga suatu saat orang tuamu akan kesini untuk menjemputmu."

"Sampai kapan bunda?" tanya Mutiara di sertai isak tangisnya. "Tiara bahkan sudah dewasa dan orang tua Tiara belum kesini juga."

"Yang sabar." ujar Dewi kemudian melepas pelukannya. "Sudah malam, lebih baik kamu istirahat besok kerja."

"Iya bun." jawab Mutiara kemudian berjalan menuju ranjang.

Dewi segera berjalan menuju pintu kamar Mutiara lalu menutupnya.

Mutiara membaringkan tubuhnya di ranjang.

Cukup lama namun matanya masih enggan terpejam, pikirannya melayang kemana-mana.

Membayangkan hari esok ketika ia sudah menjadi istri Erlang dan selanjutnya dirinya akan menjadi janda muda. "Apakah aku bisa melewati hari-hari itu?" tanyanya dalam hati.

Sebuah senyuman tipis terbit di sudut bibir Mutiara di sertai mengalirnya air mata saat ia membayangkan suatu saat nanti bisa bertemu dengan kedua orang tuanya, pasti akan sangat membahagiakan untuk dirinya. "Tuhan... kapan hari itu bisa terwujud?" tanyanya dalam hati lagi.

Cukup lama Mutiara memikirkan itu semua hingga matanya terasa mulai berat dan perlahan terpejam.

*

🌴🌴🌴

*

Elmira Abalone istri Erlang adalah seorang wanita yang cantik dan fashionable, semua yang melekat pada tubuhnya barang branded, bahkan pakaian dalam dan baju rumahan nya sudah pasti harganya selangit.

***

Erlang memakirkan mobilnya di garasi kemudian memasuki rumahnya.

"Sayang..." panggil Erlang pada istrinya setelah membuka pintu kamarnya.

Elmira tersentak kaget lalu segera memasukkan sesuatu yang sedari tadi ia pegang dan ia pandangi kedalam laci meja riasnya kemudian menoleh. "Kok baru pulang?' tanyanya sembari beranjak dari tempatnya kemudian berjalan mendekati suaminya.

"Biasa, kerjaan sedang numpuk." jawab Erang setelah melepas jas nya lalu memberikannya pada Elmira, kemudian duduk di tepi ranjang sembari melepas kancing kemejanya.

Elmira menaruh jas Erlang di ranjang keranjang pakaian kotor kemudian kembali berjalan serta meraih handphonenya di atas meja rias dan menyusul Erlang yang sudah lebih dulu duduk di tepi ranjang, Elmira membuka layar handphonenya kemudian memperlihatkannya pada Erlang. "Aku mau beli ini ya?" tanyanya sembari menunjuk tas Gucci keluaran terbaru.

Erlang menghentikan gerakan tangannya yang sedang melepas kancing kemejanya kemudian menatap Elmira. "Bukannya dalam satu bulan ini kamu sudah beli tiga kali?"

"Tapi ini beda, ini keluaran terbaru."

Erlang mengehela napas pelan. "Terserah kamu, asal jangan keseringan. Sayangkan uangnya, diluar sana masih banyak orang yang kekurangan tapi kita malah menghambur-hamburkan uang."

Elmira langsung melingkarkan kedua tangannya di leher Erlang kemudian mengecup singkat pipinya. "Makasih." ucapnya kegirangan.

Erlang hanya tersenyum tipis kemudian beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sementara menunggu Erlang mandi, Elmira mengotak-atik handphonenya kembali untuk memesan tas yang ia inginkan barusan.

Setelah beberapa saat Erlang telah selesai dengan ritualnya di kamar mandi dan Elmira juga telah selesai memesan tasnya.

Dan sekarang mereka sedang makan malam, bukan mereka tapi hanya Erlang saja, Elmira hanya menemani karena dia sedang diet.

"Kenapa harus diet sih? Badan kamu udah langsing gitu?" tanya Erlang setelah menelan makanannya.

"Nanti kalau aku gendut gimana?"

Erlang terkekeh. "Kamu gendut juga bakalan tetep cantik."

"Enggak ah, nanti kalau aku gendut kamu berpaling dari aku terus jatuh cinta pada wanita yang akan memberimu anak."

Erlang terdiam sejenak saat mendengar ucapan istrinya, dia menjadi teringat dengan Mutiara dan pernikahan mereka yang tinggal menghitung hari, bagaimana kehidupannya selanjutnya setelah pernikahan itu terjadi?

Apakah dirinya bisa menyentuh Mutiara? sedangkan hatinya hanya milik istrinya.

Apakah dirinya tega menyakiti Mutiara? Biar bagaimanapun yang akan paling tersakiti dalam perjanjian pernikahan itu adalah Mutiara.

Semoga semua berjalan sesuai rencana, itulah harapan Erlang saat ini

*

*

Klik jempol setelah membaca ya. 😘😘😘

Kalau jempol nya makin banyak automatis jempol Author makin semangat buat ngetik. 😉😉😉

Terpopuler

Comments

jeli

jeli

wah wah menurut penerawangan mama lemon , pernikahan mutiara pasti keset dan mengkilap dengan Erlang 🤣🤣🤣noda lemak pasti hilang

2021-08-07

0

🍭ͪ ͩ𝐀𝐢𝐬𝐲𝐚𝐡👙B⃠ikini

🍭ͪ ͩ𝐀𝐢𝐬𝐲𝐚𝐡👙B⃠ikini

aku curiga.ma si Elmira🤔🤔🤔🤔

2021-06-25

0

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

ad ap y sm elmira kya ad d tutup tutupi dehh

2021-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!