Bab 3

*

*

"Kamu nanti tidurnya di kamarku aja." sahut Erlang.

Mutiara kembali mengangguk.

"Kayla tolong edit isi surat perjanjian yang sudah papa buat, tambahkan persyaratan yang tadi! Setelah itu bawa kemari." perintah Yusuf pada putrinya.

Kayla beranjak dari sofa kemudian berjalan menuju ruang kerja papanya.

Tak butuh waktu lama Kayla sudah kembali beserta beberapa lembar kertas dan bolpoin di tangannya kemudian menaruhnya di atas meja. "Ini pah." kata Kayla kemudian duduk kembali di tempatnya.

"Silahkan di baca dulu!" ujar Yusuf, kemudian mereka semua bergantian membaca isi surat perjanjian tersebut.

Setelah semua sudah membaca surat tersebut kini giliran Erlang dan Mutiara menandatangani surat tersebut.

Mutiara menatap Erlang dan kebetulan Erlang juga menatap dirinya dan tatapan mereka saling bertemu sesaat kemudian mereka saling menunduk untuk menandatangani surat masing-masing.

Setelah selesai Erlang dan Mutiara menggeser surat tersebut kemudian menumpuknya menjadi satu.

Surat perjanjian sudah di tandatangani oleh Erlang dan Mutiara kemudian di simpan oleh Yusuf.

Surat perjanjian itu tidak tertera tanggal kapan pernikahan mereka akan berakhir, pernikahan mereka akan berakhir jika anak mereka sudah lahir.

Jadi semakin cepat Mutiara hamil maka semakin cepat pula perjanjian itu berakhir.

***

Setelah kepulangan Erlang dan keluarga Elmira, Mutiara masih di rumah Yusuf.

Kayla dan Mutiara memang dekat dan saat ini mereka masih di ruang tengah.

"Tiara mulai sekarang kamu tinggal disini ya?" pinta Niar.

"Tidak usah bu." tolak Mutiara.

"Nggak apa-apa terima aja Tiara. Eh, kak Tiara..." canda Kayla.

"Meskipun kelak kamu berpisah dengan Erlang, tapi kamu boleh tetep tinggal di rumah kami, dan selamanya kamu akan menjadi bagian dari keluarga kami, karena kamu kelak akan menjadi ibu dari cucu kami." ujar Niar dan di balas senyum tipis oleh Mutiara.

"Terima kasih banyak bu, Tiara akan tinggal di rumah ini setelah Tiara dan kak Erlang menikah." jawab Mutiara kemudian ia beranjak dari sofa. "Tiara pulang dulu bu."

"Aku anter lagi." ujar Kayla dan di angguki oleh Mutiara.

Mutiara menyalami Niar kemudian berjalan beriringan dengan Kayla keluar dari rumah Yusuf.

*

🌴🌴🌴

*

Mutiara sedang duduk di kursi ruang kerjanya, tatapannya lurus ke layar laptop di depannya namun tatapan itu adalah tatapan kosong.

Ya, Mutiara sedang memikirkan pernikahannya dengan Erlang yang tinggal menghitung hari, status lajangnya akan ia lepas di hari itu.

"Tiara.." suara Erlang dari ambang pintu membawa Mutiara ke alam sadarnya kemudian menoleh ke arah sumber suara. "Kak Erlang?"

Erlang menunjuk jam di pergelangan tangannya mengisyaratkan bahwa saat ini sudah jam makan siang.

"Iya kak." jawab Mutiara.

Erlang belum merubah posisinya dia masih setia di ambang pintu sembari mengedarkan pandangannya mencari sosok adiknya, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan adiknya di ruangan tersebut.

"Kayla sedang bertemu dengan supplier kita yang baru kak, tapi sudah lama kok mungkin sebentar lagi Kayla kembali." ujar Mutiara seolah tau apa yang ada di pikiran Erlang saat ini.

"Oh.." Erlang berjalan mendekati meja kerjanya Mutiara kemudian duduk di kursi berseberangan meja dengan Mutiara. "Kamu tadi sedang melamun?"

"Oh, eng-- enggak kak." Mutiara mencoba mengelak dugaan Erlang.

"Kamu sedang memikirkan pernikahan kita kan?" tebak Erlang tepat sasaran.

Mutiara bungkam kemudian menunduk tidak berani menatap mata Erlang.

Erlang sendiri juga ragu untuk menatap mata Mutiara, dirinya juga menjadi agak canggung semenjak tau bahwa calon istrinya adalah Mutiara. Padahal sikap Erlang yang dulu biasa saja sama seperti sikapnya terhadap Kayla adiknya.

"Jika kamu berubah pikiran tidak apa-apa, kamu masih bisa membatalkannya." ujar Erlang tanpa menatap mata Mutiara, tatapan matanya fokus ke layar handphonenya.

Mutiara mengangkat kepalanya, memberanikan diri menatap Erlang. "Tiara bersedia kak."

Erlang mengalihkan pandangannya dari layar handphone beralih menatap Mutiara dan saat itu juga tatapan mereka langsung bertemu.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Erlang segera membuang muka asal, asal tidak bertemu dengan mata Mutiara lagi.

Sedangkan Mutiara kembali menunduk.

Pintu terbuka membuat mereka berdua bernapas lega, Erlang menoleh ke arah pintu kemudian munculah Kayla dan mamanya dari balik pintu lalu mereka berjalan mendekati dirinya.

Erlang beranjak dari kursi memberi tempat mamanya untuk duduk. "Tumben mama ke kantor?"

"Mau makan siang sama papa, tadinya mama nunggu di bawah tapi kebetulan Kayla datang dan mengajak mama kesini." jawab Niar kemudian duduk di kursi tempat Erlang duduk barusan.

Tak berselang waktu lama Yusuf juga masuk kedalam ruangan tersebut.

Yusuf hari ini memang datang ke kantor untuk menghadiri meeting dan untuk tanda tangan kontrak dengan pihak perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaannya.

"Kenapa semua masuk ke ruang kerjaku?" batin Mutiara.

Yusuf berjalan mendekati istrinya. "Ayo sayang."

"Anak papa yang cantik ini nggak di ajak?" tanya Kayla di sertai cengiran konyol dan menaik-turunkan alisnya.

"Jangan ngaco kamu! Cantik dari mana? Masih cantikkan mama kamu kemana-mana lah.." canda Yusuf kemudian beralih menatap istrinya. "Iya kan mah?" tanya Yusuf dan di balas acungan jempol oleh Niar.

Bibir Kayla langsung mencebik maju, dia tidak terima atas hinaan papanya. "Kok papa nyebelin sih!!! Dimana-mana orang tua itu pasti muji anaknya, ini malah di jelek-jelekin!!" protesnya.

"Sukurin!!" Erlang ikut menggoda adiknya.

"Tau ah!!" Kayla membuang muka membuat semua yang ada di ruangan itu tergelak.

"Iya ya kalian semua boleh ikut." ujar Yusuf.

"Asikk.." Kayla berseru senang.

"Okey."

"Mama setuju."

Erlang dan Kayla sudah bersuara namun tidak dengan Mutiara, Mutiara tidak merespon ajakkan Yusuf membuat Yusuf mengernyit. "Kamu ikut kan Tiara?"

"Tidak usah." jawab Mutiara.

"Kamu itu lulusan S1 loh Tiara, bisa nggak sih cari jawaban lain selain 'tidak usah'? Perasaan, kamu kalau di tawari sesuatu jawabannya 'tidak usah' terus." canda Yusuf membuat semua yang berada di ruangan itu kembali tergelak.

"Baiklah." jawab Mutiara pasrah, kemudian mereka semua keluar dari ruangan Mutiara menuju restoran untuk makan siang bersama.

Akhirnya hari ini mereka makan siang berlima, padahal awalnya Yusuf hanya ingin makan siang berdua dengan istrinya tapi sekarang malah berlima membuat kebahagiaan Yusuf dan Niar bertambah.

Yusuf dan Niar sudah sangat bahagia saat ini, rasa syukur kepada sang pencipta selalu mereka ucapkan.

Apalagi jika suatu saat nanti akan hadirnya seorang cucu di keluarga mereka pasti akan semakin melengkapi kebahagiaan mereka dan saat ini mereka sedang menunggu waktu itu tiba.

*

*

Maaf ya Author tidak bisa rajin update seperti dulu. 🙏🙏🙏

Karena Author tidak hanya update cerita disini, tapi akan Author usahakan sering update. Okay? 😉😉😉

Terpopuler

Comments

♣Ayick➿Junlioᵉᶜ✿☕✅

♣Ayick➿Junlioᵉᶜ✿☕✅

tiara memang bukanlah orang biasa.
semangat ya thor

2022-01-10

0

jeli

jeli

maaf yah maaf jangan dibully yah 🤣🤣kok aku lebih senang kalau dengar Erlang dan Tiara yah 🤣🤣maaf Lo jangan dibully 🤣🤣

2021-08-07

0

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

erlangga tkut bucin dia sm tiara

2021-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!